Anda di halaman 1dari 48

Aleksitimia, tidak mengerti

Skizofrenia

 Gejala Karakteristik : ≥ 2 poin, selama periode 1 bulan (kurang bila telah berhasil
diobati) :
o Waham, Halusinasi, Bicara kacau, Perilaku kacau atau katatonik (stupor), gejala
negative (Afek mendatar, alogia, kehilangan minat)
 Hanya butuh 1 poin, jika wahamnya bizar atau halusinasi (suara terus-
menerus memberikan komentar terhadap perilaku atau pikiran pasien/ ≥ 2
suara saling bercakap-cakap)
 Disfungsi social/okupasional Sudah tidak sama, berada jauh di bawah sebelum awitan
 Durasi : Gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan, terdiri dari gejala fase aktif,
gejala prodromal atau residual (Gejala negative saja / Gejala karakteristik yang lebih
lemah)
 Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif :
o Tidak adanya episode depresif, manik, atau campuran yang bersamaan
dengan gejala fase aktif
o Adanya episode mood selama gejala fase aktif, namun durasi totalnya relative
singkat dibanding durasi periode aktif dan residual.
 Eksklusi kondisi medis umum/zat
 Klasifikasi perjalanan penyakit ditetapkan setelah sekurangnya 1 tahun berlalu sejak
awal awitan fase aktif.
o Episode tunggal remisi sempurna
o Episode tunggal remisi parsial
o Episodik dengan gejala residual antar episode
o Episodik tanpa gejala residual antar episode (Bedanya dengan kontinu?)
o Kontinu
o Pola lain

Subtipe Skizofrenia

Paranoid
 Preokupasi terhadap ≥ 1 waham atau halusinasi auditorik yang sering.
 Tidak prominen : Bicara kacau, Perilaku kacau atau katatonik; afek datar atau tidak
sesuai;

Hebefrenik (Disorganized)

 Prominen : Bicara kacau, Perilaku kacau atau katatonik; afek datar atau tidak sesuai
 Tidak memenuhi kriteria Katatonik

Katatonik, setidaknya didominasi oleh 2 hal ini :

 Imobilitas motoric (Katalepsi, termasuk fleksibilitas serea; atau Stupor)


 Aktivitas motoric berlebihan tanpa stimulus eksternal dan tanpa tujuan
 Negativisme ekstrim atau mutisme
 Keanehan gerakan volunteer (pembentukan postur yang tidak sesuai atau bizar, gerakan
stereotipik, manerisme prominen, menyeringai secara prominen)
 Ekolalia atau Ekopraksia

Residual,

 Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku kacau


 Terdapat bukti kontinyu adanya gangguan, ditandai oleh gejala negative atau ≥ 2 gejala
karakteristik yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah.

Tak terdiferensiasi

Skizofrenia Simpleks (Deterioratif Simpleks)

 Timbul progresif dalam waktu 1 tahun semua hal ini :


o Penurunyan nyata fungsi okupasional atau akademik
o Kemunculan berkala serta pendalaman gejala negative
o Hubungan interpersonal buruk, isolasi atau penarikan diri secara social.
 Tidak pernah terpenuhi gejala karakteristik Skizofrenia
Schizophreniform disorder

 Sama dengan Skizofrenia


 Durasi : sekurang-kurangnya 1 bulan tetapi kurang dari 6 bulan.

Gangguan Psikotik Sementara (Rule of 1)

 ≥ 1 gejala berikut : Waham, Halusinasi, Bicara kacau, Perilaku kacau


 Durasi : 1 hari sampai <1 bulan, kemudian kembali ke fungsi sebelum sakit.
 Tidak disebabkan oleh efek fisiologik zat, kondisi medik umum, gangguan psikotik lain,
gangguan mood dengan gambaran psikotik.
Tentukan apakah :
o Dengan Stresor nyata
o Tanpa Stresor nyata
o Dengan onset post partum ( onset dalam 1 bulan post partum)

Skizoafektif disorder

 Periode penyakit yang tidak terputus (uninterrupted), berupa MDE, manik atau
campuran pada suatu waktu yang terjadi bersamaan dengan gejala karakteristik
Skizofrenia.
 Kriteria untuk episode mood timbul dalam jumlah yang bermakna pada durasi total
periode aktif dan residual penyakit. (Untuk membedakan gangguan mood atau
skizofrenia )
 Pada periode penyakit yang sama terdapat waham atau halusinasi selama minimal 2
minggu tanpa gejala mood yang menonjol. (Untuk membedakan gangguan mood
dengan ciri psikotik; adanya skizofrenia)
 Tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan kesehatan umum.

Gangguan Psikotik Akibat Kondisi Medis Umum

Gangguan Psikotik Akibat Zat

Gangguan Psikotik YTT


Waham

Suatu keyakinan yang salah, karena didasarkan pada kesimpulan yang salah mengenai realita
eksternal yang sangat kuat bertahan meskipun (1) hampir semua orang percaya dan meskipun
(2) isi waham tersebut membuktikan bahwa kenyataan terbukti berbeda dengan yang dipercaya.
Keyakinan yang secara umum tidak diterima anggota lain dalam budaya atau subkultur
seseorang.

 Bizar : Budaya seseorang dianggap tidak masuk akal.


 Cemburu : Pasangan seksual seseorang tidak setia
 Erotomania : Orang laing biasanya dengan status lebih tinggi jatuh cinta kepadanya
 Kebesaran : Waham identitas, pengetahuan, kekuatan, penghargaan yang berlebihan atau
hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
 Kongruen-Mood :
 Tidak kongruen-mood
 Kendali : Perasaan, impuls, pikiran atau tindakannya dibawah control kekuatan eksternal
bukan dirinya sendiri.
 Rujukan :
 Kejar :
 Somatik :
 Siar pikiran
 Insersi pikiran

Gangguan Waham

 Waham tidak bizar (melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata) sekurang-
kurangnya 1 bulan. (Jika waham biza, maka didiagnosis dengan Psikotik)
 Fungsi tidak terganggu secara nyata atau perilaku tidak secara jelas aneh.
 Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medis umum
 Gejala karakteristik Skizofrenia tidak pernah terpenuhi
 Jika episode mood terjadi bersamaan dengan waham, durasi totalnya singkat
dibandingkan dengan durasi periode waham. (Untuk membedakan gangguan mood
dengan ciri psikotik)
Gangguan Waham Terinduksi

 Waham berkembang pada seseorang yang mempunyai hubungan dekat dengan orang
lain yang sebelumnya telah mempunyai waham.
 Isi waham sama seperti orang yang telah mempunyai waham
 Tidak disebabkan oleh efek fisiologik zat, kondisi medik umum, gangguan psikotik lain,
gangguan mood dengan gambaran psikotik.
Episode Depresif Berat

 ≥ 5 gejala telah ada selama 2 minggu dan menunjukkan perubahan fungsi dari
sebelumnya; setidaknya satu gejalanya (1) mood menurun atau (2) kehilangan minat atau
kesenangan. (SIG E CAPS – Sleep, Interest, Guilt, Energy, Concentration, Appetite,
Psychomotor agitation or retardation, Suicidality)
o Mood menurun hampir sepanjang hari, hampir setiap hari.
o Menurunnya minat atau kesenangan yang nyata pada semua atau hampir semua
aktivitas sepanjang hari, hampir setiap hari.
o Penurunan berat badan bermakna walaupun tidak diet ATAU berat badan
bertambah ATAU menurun atau meningkatnya nafsu makan hampir setiap hari.
(Berat badan dan nafsu makan)
o Insomnia atau Hypersomnia hampir setiap hari
o Lelah atau hilang energy hampir setiap hari
o Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
o Perasaan tidak berarti atau rasa bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan.
o Menurunnya kemampuan berpikir atau berkonsentrasi atau keragu-raguan
hampir setiap hari
o Pikiran berulang mengenai kematian, gagasan atau upaya bunuh diri.
 Gejala menyebabkan penderitaan yang secara klinik bermakna atau hendaya di dalam
fungsi.
 Gejala tidak disebabkan penggunaan zat atau kondisi medis umum
 Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran
 Gejala sebaiknya tidak sebabkan berkabung. Gejala berlanjut >2 bulan atau ditandai
hendaya fungsi yang nyata, preokupasi patologis mengenai ketidak berartian, gagasan
bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.

Keparahan/Psikotik/Remisi Episode Depresif Berat Kini

 Ringan : Gejala Sedikit lebih banyak daripada gejala yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis, menimbulkan hendaya ringan fungsi pekerjaan atau aktivitas
social atau hubungan dengan orang lain.
 Sedang : Gejala atau hendaya di antara Ringan dan Berat.
 Berat tanpa ciri psikotik : Sejumlah gejala lebih banyak dari gejala yang dibutuhkan
untuk menegakkan diagnosis dan secara nyata mengganggu fungsi pekerjaan atau
aktivitas social atau hubungan dengan orang lain.
 Berat dengan ciri psikotik : Terdapat waham atau halusinasi (kongruan atau tidak
kongruen mood)
 Remisi parsial : Gejala episode depresi berat ada tetapi kriteria tidak terpenuhi secara
lengkap ATAU terdapat periode tanpa gejala episode depresi berat yang bermakna
dan bertahan <2 bulan setelah akhir episode depresif berat (Jika tumpang tindih
dengan distimik, tegakkan diagnosis distimik jika semua kriteria episode depresif berat
tidak terpenuhi)
 Remisi penuh : Tidak ada tanda atau gejala gangguan selama 2 bulan terakhir.
 Tidak tergolongkan

Gangguan Depresif Berat Episode Tunggal

 Adanya 1 episode depresif berat


 Bukan merupakan gangguan psikiatrik yang lain
 Tidak pernah ada episode manik, hipomanik, campuran

Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa/dengan ciri psikotik, remisi parsial/ penuh,
kronik, ciri katatonik, ciri melankolik, ciri atipikal, onset pascamelahirkan.

Gangguan Depresif Berat Epsiode Berulang

 Adanya ≥2 episode depresif berat (Episode berbeda berarti terdapat interval 2 bulan
berturut-turut yang tidak memenuhi kriteria episode tersebut)
 Bukan merupakan gangguan psikiatrik yang lain
 Tidak ada episode manik, hipomanik, campuran

Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa/dengan ciri psikotik, remisi parsial/ penuh,
kronik, ciri katatonik, ciri melankolik, ciri atipikal, onset pascamelahirkan, pola musiman,
perjalanan longitudinal (dengan atau tanpa pemulihan antarepisode).
Gangguan depresif yang tidak tergolongkan

Gangguan yang tidak memenuhi kriteria MDE, distimik, gangguan penyesuaian dengan mood
depresi, gangguan penyesuaian dengan campuran ansietas dan mood depresi. Kadang-kadang
gejala depresif dapat timbul sebagai bagian dari gangguan ansietas yang tidak tergolongkan.

 Gangguan disforik pramenstruasi : pada sebagian besar siklus menstruasi tahun


sebelumnya, gejala depresi secara teratur terjadi selama onset dari menses. Gejala
harus cukup berat untuk mengganggu pekerjaan, sekolah, atau aktivitas biasa secara
bermakna, dan dapat hilang seluruhnya sedikitnya 1 minggu pascamenstruasi.
Kriteria harus dikonfirmasi dengan pengukuran prospektif setiap hari selama
sedikitnya 2 siklus simtomatik (diagnosis dapat ditegakkan sementara sebelum
konfirmasi)
 Minor depressive disorder : Sama dengan Major DE, hanya terdapat sedikitnya 2 dari 5
gejala.
 Gangguan depresif singkat berulang : MDE yang bertahan selama 2 hari-2minggu,
terjadi sedikitnya 1 kali per bulan selama 12 bulan (tidak berhubungan dengan siklus
menstruasi)
 Gangguan depresif pascapsikotik pada skizofrenia : Episode depresif berat yang
terjadi selama fase residual skizofrenia.
 MDE superimposed dengan gangguan waham, gangguan psikotik yang tidak
tergolongkan, atau fase aktif skizofrenia.
 Seorang klinisi tidak dapat menentukan apakah gangguan depresif tersebut primer, akibat
keadaan medis umum, atau diinduksi zat.

Episode Manik

 Periode yang terpisah dari mood yang abnormal dan persisten meningkat, ekspansif atau
iritabel, yang berlangsung setidaknya 1 minggu (atau berapapun lama waktunya jika
memerlukan rawat inap)
 Selama periode di atas, terdapat ≥3 gejala dan signifikan (4 gejala jika mood hanya
iritabel)  DIG FAST (Distractibility, Irresponsibility, Grandiosity, Flight of ideas,
Activity increase, Sleep deficit, Talkactiveness)
o Harga diri menumbung atau rasa kebesaran
o Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau tekanan untuk terus berbicara
o Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya saling berlomba
o Perhatian mudah teralih (perhatian terlalu mudah ditarik ke stimulus eksternal
yang tidak penting dan tidak relevan)
o Meningkatnya goal-directed activity atau agitasi psikomotor
o Keterlibatan berlebihan di dalam aktivitas yang menyenangkan dan berpotensi
tinggi memiliki akibat menyakitkan.
o Berkurangnya kebutuhan tidur
 Gejala menyebabkan memerlukan rawat inap untuk mencegah mencelakakan diri
sendiri atau orang lain atau hendaya di dalam fungsi atau terdapat ciri psikotik.
 Gejala tidak disebabkan penggunaan zat atau kondisi medis umum
 Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran

Keparahan/Psikotik/Remisi Episode Manik Kini

 Ringan : Kriteria minimum gejala episode manik terpenuhi


 Sedang : Peningkatan drastic aktivitas atau hendaya.
 Berat tanpa ciri psikotik : Dibutuhkan supervisi agar tidak mencederai diri sendiri
atau orang lain
 Berat dengan ciri psikotik : Waham atau halusinasi (kongruen atau tidak kongruen mood)
 Remisi Parsial : Gejala episode manik ada tetapi kriteria tidak terpenuhi secara
lengkap ATAU terdapat periode tanpa gejala manik yang bermakna dan bertahan
<2 bulan setelah akhir episode manik.
 Remisi penuh : Tidak ada tanda atau gejala gangguan selama 2 bulan terakhir.
 Tidak tergolongkan

Hipomanik

Sama dengan manik, namun berlangsung hingga setidaknya 4 hari.


Episode Campuran

 Kriteria episode manik dan MDE (kecuali lamanya) terpenuhi hampir setiap hari
selama periode setidaknya 1 minggu.
 Gejala menyebabkan memerlukan rawat inap untuk mencegah mencelakakan diri
sendiri atau orang lain atau hendaya di dalam fungsi atau terdapat ciri psikotik.
 Gejala tidak disebabkan penggunaan zat atau kondisi medis umum

Keparahan/Psikotik/Remisi Episode Campuran Kini (Mirip dengan Manik)

 Ringan : Kriteria gejala minimum terpenuhi untuk episode manik atau MDE.
 Sedang :Gejala atau hendaya di antara ringan atau berat.
 Berat : Dibutuhkan supervisi untuk mencegah mencederai diri sendiri atau orang lain.
 Berat dengan ciri psikotik : Terdapat waham atau halusinasi (Mood kongruen atau tidak
kongruen)
 Dalam remisi parsial : Gejala episode campuran ada tetapi kriteria tidak terpenuhi
secara lengkap ATAU terdapat periode tanpa gejala campuran yang bermakna dan
bertahan <2 bulan setelah akhir episode campuran
 Remisi penuh : Tidak ada tanda atau gejala gangguan selama 2 bulan terakhir.
 Tidak tergolongkan
Gangguan Bipolar I, Episode Manik Tunggal

 Hanya ada 1 episode manik TANPA episode depresif berat sebelumnya.


Rekurensi didefinisikan sebagai perubahan polaritas dari depresi atau interval
setidaknya 2 bulan tanpa gejala manik
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain.

Spesifikasi : Campuran, Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik/dengan ciri psikotik, ciri
katatonik, onset pascamelahirkan, remisi parsial, remisi penuh.

Gangguan Bipolar I, Episode Terkini Hipomanik

 Akhir-akhir ini (termasuk saat ini) berada dalam episode hipomanik


 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode manik atau campuran.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain
 Gejala mood menimbulkan penderitaan bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan,
atau fungsi penting lain.

Spesifikasi : Poin penentu perjalanan longitudinal, Pola musiman, siklus cepat.

Gangguan Bipolar I, Episode Terkini Manik

 Saat ini berada dalam episode manik.


 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode depresif berat, manik, atau campuran.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain.

Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa/dengan ciri psikotik, remisi parsial/ penuh, ciri
katatonik, onset pascamelahirkan, pola musiman, perjalanan longitudinal (dengan atau
tanpa pemulihan antarepisode)dengan siklus cepat.

Gangguan Bipolar I, Episode Terkini Depresi

 Saat ini berada dalam episode depresif berat.


 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode manik atau campuran.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain.
Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa/dengan ciri psikotik, remisi parsial/ penuh, ciri
katatonik, melankolik, atipikal, onset pascamelahirkan, pola musiman, perjalanan
longitudinal (dengan atau tanpa pemulihan antarepisode)dengan siklus cepat.

Gangguan Bipolar I, Episode Terkini Campuran

 Saat ini berada dalam episode campuran


 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode depresif berat, manik atau campuran.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain.

Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa/dengan ciri psikotik, remisi parsial/ penuh, ciri
katatonik, onset pascamelahirkan, pola musiman, perjalanan longitudinal (dengan atau
tanpa pemulihan antarepisode), siklus cepat.

Gangguan Bipolar I, Episode Terkini tidak tergolongkan.

 Saat ini memenuhi episode terkini manik, hipomanik, campuran atau episode depresif
berat, kecuali durasinya.
 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode manik atau campuran.
 Gejala mood secara klinis menimbulkan penderitaan bermakna atau hendaya fungsi
social, pekerjaan atau fungsi penting lain.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain
 Bukan disebabkan pengaruh fisiologis zat atau kondisi medis umum

Spesifikasi : Perjalanan longitudinal (dengan atau tanpa pemulihan antarepisode), siklus


cepat, pola musiman.

Gangguan Bipolar II

 Adanya ≥1 episode depresif berat dan setidaknya 1 episode hipomanik.


 Sebelumnya ada setidaknya 1 episode manik atau campuran.
 Bukan merupakan gangguan psikiatri yang lain.
 Gejala mood secara klinis menimbulkan penderitaan bermakna atau hendaya fungsi
social, pekerjaan atau fungsi penting lain.

Tentukan episode terkini : Episode Hipomanik atau Depresi.

Spesifikasi : Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik/dengan ciri psikotik, kronik,ciri katatonik,
ciri melankolik, ciri atipikal, onset pascamelahirkan, remisi parsial/penuh, poin penentu
perjalanan longitudinal, pola musiman, siklus cepat.
Ciri Melankolik (Ditetapkan dengan ciri Melankolik jika ada Depresi Berat)

 Salah satu di bawah ini terjadi selama periode terparah episode kini :
o Hilangnya kesenangan dalam semua atau hampir semua aktivitas.
o Tidak ada reaktivitas terhadap rangsang yang biasanya menyenangkan (tidak
merasa lebih baik saat sesuatu yang baik terjadi)
 ≥3 hal di bawah ini :
o Mood depresif
o Depresi memburuk di pagi hari secara teratur
o Bagun sangat dini hari (2 jam dari waktu bangun biasanya)
o Anoreksia atau penurunan berat badan secara bermakna
o Rasa bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan.
o Retardasi atau agitasi psikomotor yang nyata.

Ciri Atipikal (Ditetapkan jika mendominasi selama 2 minggu terakhir pada episode depresif
berat; mendominasi selama 2 tahun terakhir pada gangguan distimik; jika episode depresif
berat tidak terjadi saat ini, hal ini berlaku jika ciri mendominasi selama periode waktu 2 minggu)

 Reaktivitas Mood (mood brightens in response to actual or positive events)


 ≥2 ciri di bawah ini :
o Pertambahan berat badan atau meningkatnya nafsu makan secara bermakna
o Hipersomnia
o Paralisis lamban (Perasaan lamban dan berat di lengan atau tungkai)
o Pola sensitivitas yang bertahan lama terhadap penolakan interpersonal (tidak
terbatas pada episode gangguan mood) yang mengakibatkan hendaya social atau
pekerjaan yang bermakna.
 Tidak terpenuhi ciri katatonik atau melankolik

Ciri Katatonik (Epsiode depresif berat, manik, atau campuran di dalam gangguan depresif
berat, bipolar I, atau bipolar II)

Setidaknya didominasi 2 hal berikut :

 Imobilitas motoric (Katalepsi, termasuk fleksibilitas serea; atau Stupor)


 Aktivitas motoric berlebihan tanpa stimulus eksternal dan tanpa tujuan
 Negativisme ekstrim atau mutisme
 Keanehan gerakan volunteer (pembentukan postur yang tidak sesuai atau bizar, gerakan
stereotipik, manerisme prominen, menyeringai secara prominen)
 Ekolalia atau Ekopraksia

Kronik (Ditetapkan dengan ciri Melankolik jika ada Depresi Berat)

 Seluruh kriteria episode depresif berat telah terpenuhi selama setidaknya 2 tahun
terakhir.

Awitan Pascamelahirkan

 4 minggu pascamelahirkan

Siklus Cepat (Untuk gangguan bipolar I dan bipolar II)

 Sedikitnya 4 episode gangguan mood pada 12 bulan sebelumnya yang memenuhi


kriteria episode depresif berat, manik, hipomanik, atau campuran
 Episode dibatasi oleh remisi parsial atau penuh untuk sedikitnya 2 bulan ATAU
perubahan menjadi episode dengan polaritas yang berlawanan

Pola Musiman

 Hubungan waktu yang regular antara awitan MDE pada gangguan bipolar I atau
gangguan bipolar II atau gangguan depresif berat berulang, dengan waktu tertentu pada
tahun tersebut.
 Remisi penuh (atau perubahan dari depresi menjadi mania atau hipomania) juga terjadi
di waktu khas pada tahun tersebut
 Dalam 2 tahun terakhir, terjadi 2 MDE memenuhi kriteria A dan B, dan tidak ada MDE
bukan musiman selama periode waktu yang sama tersebut.
 Episode depresif berat musiman jauh lebih banyak dari episode depresif berat bukan
musiman yang dapat terjadi selama waktu hidup seseorang.
Gangguan Bipolar yang Tidak Tergolongkan (Tidak memenuhi kriteria gangguan bipolar
spesifik apapun)

 Pergantian yang sangat cepat (beberapa hari) antara gejala manik dan gejala depresif
yang memenuhi gejala kriteria ambang ?? tetapi bukan kriteria durasi minimal episode
manik, hipomanik, atau depresif berat.
 Episode hipomanik berulang tanpa disertai gejala depresif
 Episode manik atau campuran yang tumpang tindih dengan gangguan waham, skizofrenia
residual atau gangguan psikotik yang tidak tergolongkan
 Episode hipomanik, bersama dengan gejala depresif kronis, yang terlalu jarang untuk
memenuhi diagnosis gangguan siklotimik (Berapa banyak hingga dianggap
bermakna ?)
 Situasi yang telah disimpulkan klinisi bahwa gangguan bipolar ada tetapi tidak mampu
menentukan apakah primer, akibat keadaan medis umum, atau diinduksi zat. (Tidak
dapat menentukan penyebabnya)

Gangguan Mood yang diinduksi Zat

Gangguan Mood yang tidak tergolongkan  Gangguan dengan gejala mood yang tidak
memenuhi kriteria gangguan mood spesifik (Jika tidak spesifik, maka masuk ke katergori
tidak tergolongkan) DAN sulit memilih antara gangguan depresif yang tidak tergolongkan
dan gangguan bipolar yang tidak tergolongkan
Gangguan Distimik

 Mood depresi hampir sepanjang hari selama berhari-hari, lebih banyak depresi
daripada tidak, sebagaimana ditunjukkan secara subjektif atau melalui pengamatan yang
lain, untuk setidaknya 2 tahun.
 Saat depresi terdapat 2 hal berikut : GCS AEP
o Nafsu makan buruk atau makan berlebihanA
o Insomnia atau hypersomniaS
o Kurang tenaga atau lelahE
o Harga diri rendahG
o Konsentrasi buruk atau sulit mengambil keputusanC
o Rasa putus asa
 RISET ALTERNATIF : Saat depresi, terdapat ≥3 hal berikut :
o Hilang minat atau kesenangan menyeluruh
o Letih atau lelah kronis
o Rasa bersalah, terus-menerus memikirkan masa lalu
o Aktivitas,efektivitas atau produktivitas berkurang
o Sulit berpikir, dicerminkan dengan konsentrasi buruk, memori buruk atau keragu-
raguan.
o Rasa pesimis, hilang harapan atau putus asa
o Harga diri atau percaya diri rendah, atau rasa tidak adekuat
o Penarikan diri dari social
o Rasa iritabilitas atau marah berlebihan yang subjektif
 Selama periode 2 tahun, tidak pernah bebas gejala > 2 bulan.
 Tidak pernah ada MDE selama 2 tahun pertama (Untuk membedakan dengan MDE
Kronik atau MDE partial remission) Bisa superimposed atau MDE yang sudah full
remission.
 Tidak ada episode manik, hipomanik, campuran atau kriteria siklotimik tidak pernah
terpenuhi.
 Gangguan tidak hanya timbul selama perjalanan gangguan psikotik kronik (Seperti
skizofrenia atau waham)
 Gejala bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum
 Gejala secara klinis menyebabkan penderitaan atau hendaya bermakna fungsi social,
pekerjaan, atau area fungsi lain.
 Tentukan apakah :
o Awitan Dini : Sebelum usia 21 tahun
o Awitan lambat : Sesudah usia 21 tahun
 Tentukan : Dengan ciri atipikal atau tidak

Gangguan Siklotimik (Adik Bipolar II)

 Untuk sedikitnya 2 tahun, terdapat sejumlah periode dengan gejala hipomanik dan
sejumlah periode dengan gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria MDE.
 Selama periode 2 tahun, tidak pernah bebas gejala > 2 bulan.
 Tidak ada MDE, episode manik, atau episode campuran selama 2 tahun gangguan.
o Setelah 2 tahun pertama, bisa superimposed Manik atau Campuran Bipolar I
disorder dan Siklotimia
o Setelah 2 tahun pertama, bisa superimposed MDE Bipolar II disorder dan
Siklotimia ????
 Gejala bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum
 Gejala secara klinis menyebabkan penderitaan atau hendaya bermakna fungsi social,
pekerjaan, atau area fungsi lain.
 Tidak ada Gangguan psikotik lain
Gangguan Panik

 Periode rasa takut atau ketidaknyamanan yang intens, dengan tiba-tiba timbul ≥4
gejala ini dan mencapai puncaknya dalam 10 menit
o Pusing, kepala terasa ringan, tidak stabil, pingsan
o Menggigil atau rona merah di wajah
o Rasa napas pendek atau tercekik
o Rasa tersedak
o Palpitasi
o Nyeri atau tidak nyaman di dada
o Mual atau gangguan abdomen
o Berkeringat
o Gemetar
o Parestesi (kebas atau rasa kesemutan)
o Derealisasi atau depersonalisasi
o Rasa takut kehilangan kendali atau menjadi gila
o Rasa takut mati
1. Unexpected Panic Attacks : the individual doesn’t associate onset with an internal or
external situational trigger ( “The attack is perceived as occurring spontaneously – out of
the blue”)
2. Situational Panic Attacks : almost invariably occur immediately on exposure to, or in
anticipation of, the situational cue or trigger.
3. Situationally Predisposed Panic Attacks : similar so situationally bound panic attacks,
not invariably associated with the cue + do not necessarily occur immediately after
the exposure.

Gangguan Panik tanpa Agorafobia

 Mengalami serangan panik berulang yang tidak terduga (Unexpected Panic Attacks)
 Sedikitnya 1 serangan, diikuti oleh ≥1 hal berikut selama 1 bulan:
o Khawatir menetap akan mengalami serangan tambahan
o Khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan
o Perubahan perilaku bermakna terkait serangan
 Tidak ada agoraphobia
 Tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung zat atau keadaan medis umum
 Tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain (gangguan anxietas lain)

Gangguan Panik dengan Agorafobia

 Terdapat Agorafobia

Agorafobia

 Ansietas saat berada di tempat atau situasi yang jalan keluarnya sulit (memalukan)
ATAU tidak ada pertolongan saat mengalami unexpected OR situationally predisposed-
Panic Attack or Panic-like symptoms.
Catatan : Pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika penghindaran terbatas pada satu
atau hanya sedikit situasi spesifik, atau fobia social jika penghindaran terbatas pada
situasi social.
 Situasi tersebut dihindari atau dijalani dengan penderitaan yang jelas atau dengan
ansietas akan mengalami Panic Attack or Panic-like symptoms, atau membutuhkan
adanya teman.
 Tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain (gangguan anxietas lain)

Agorafobia Tanpa Riwayat Gangguan Panik

 Agorafobia terkait rasa takut mengalami Panic-like symptoms.


 Kriteria Gangguan Panik tidak pernah terpenuhi
 Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum
 Jika terdapat keadaan medis umum yang terkait, rasa takut yang dijelaskan pada
kriteria A dengan jelas melebihi rasa takut yang biasanya berkaitan dengan
keadaan medis tersebut.

Fobia Spesifik (Pajanan berlebihan dihindari karena fungsi/distress < 18 tahun)

 Takut berlebihan yang nyata, menetap dan tidak beralasan; dicetuskan oleh adanya
atau antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik.
 Pajanan terhadap stimulus fobik hamper selalu mencetuskan immediate anxiety
response, yang dapat berupa Situationally Bound atau Situationally Predisposed Panic
Attack.
 Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan atau tidak beralasan.
 Situasi Fobik dihindari atau dihadapi dengan ansietas maupun penderitaan yang intens
 Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distress pada situasi yang ditakuti akan
mengganggu fungsi rutin normal, pekerjaan, aktivitas dan hubungan social secara
bermakna ATAU distress yang nyata karena memiliki fobia ini.
 Jika seseorang < 18 tahun, durasinya sedikitnya 6 bulan.
 Tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain (gangguan anxietas lain)

Gangguan Fobia Sosial

 Rasa takut yang nyata dan menetap terhadap ≥1 situasi social atau penampilan dimana
seseorang terpajan dengan orang yang tidak dikenalnya atau terpajan dengan
kemungkinan akan diperhatikan secara seksama oleh orang lain. Individu ini takut
kalau ia akan bertindak sedemikian rupa (atau menunjukkan gejala ansietas) yang akan
membuatnya dipermalukan atau memalukan.
 Pajanan terhadap situasi sosial hamper selalu mencetuskan immediate anxiety response,
yang dapat berupa Situationally Bound atau Situationally Predisposed Panic Attack.
 Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan atau tidak beralasan.
 Situasi social atau penampilan social yang ditakuti dihindari atau dihadapi dengan
ansietas maupun penderitaan yang intens.
 Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distress pada situasi yang ditakuti akan
mengganggu fungsi rutin normal, pekerjaan, aktivitas dan hubungan social secara
bermakna ATAU distress yang nyata karena memiliki fobia ini.
 Jika seseorang < 18 tahun, durasinya sedikitnya 6 bulan.
 Tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan jiwa lain (gangguan anxietas lain)
Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum
 Jika terdapat keadaan medis umum yang terkait, rasa takut yang dijelaskan pada
kriteria A dengan jelas melebihi rasa takut yang biasanya berkaitan dengan
keadaan medis tersebut.
 Spesifikasi :
o Menyeluruh : Rasa takut mencakup sebagian besar situasi social.

Gangguan Obsesif-Kompulsif

 Obsesi : (Pikiran kehidupan nyata menghilangkan hasil piker sendiri)


o Pikiran, impuls atau bayangan yang berulang dan menetap yang dialami, pada
suatu waktu selama terjadi gangguan, sebagai sesuatu yang mengganggu dan
tidak sesuai serta dapat menimbulkan ansietas atau distress yang nyata.
o Pikiran,impuls atau bayangan bukanlah kekhawatiran berlebihan mengenai
masalah kehidupan nyata.
o Orang tersebut berupaya mengabaikan atau menekan pikiran, impuls atau
bayangan tersebut ATAU menghilangkannya dengan pikiran atau tindakan lain.
o Orang tersebut menyadari bahwa pikiran, impuls atau bayangan obsessional itu
adalah hasil pikir mereka sendiri (bukan dari luar seperti pada insersi pikiran)
 Kompulsif :
o Perilaku berulang atau tindakan mental yang membuat orang tersebut
terdorong untuk melakukannya sebagai respon terhadap obsesi atau menurut
aturan yang harus diterapkan dengan kaku.
o Perilalu atau tindakan mental tersebut ditujukan untuk mencegah atau
mengurangi penderitaan ATAU mencegah peristiwa atau situasi yang
menakutkan; meskipun demikian, perilaku atau tindakan mental ini benar-
benar berlebihan ATAU tidak berkaitan secara realistic dengan apa yang
awalnya hendak dihilangkan atau dicegah.
 Pada suatu titik selama perjalanan gangguan, penderita menyadari bahwa obsesi atau
kompulsi mereka berlebihan atau tidak beralasan.
 Obsesi atau kompulsi menyebabkan gangguan rutinitas normal, fungsi pekerjaan, atau
aktivitas maupun hubungan social secara signifikan; menyebabkan distress yang nyata,
memakan waktu (>1 jam per hari).
 Jika terdapat gangguan aksis I lain, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas pada hal
tersebut.
 Tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau kondisi medis umum.
 Tentukan jika :
o Dengan tilikan buruk : untuk sebagian besar waktu selama episode saat ini,
orang tersebut tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsinya berlebihan
atau tidak beralasan.

Gangguan Stress Pascatrauma

 Orang tersebut telah terpajan dengan peristiwa traumatic dan terdapat 2 hal ini:
o Orang tersebut mengalami (1), menyaksikan (2) atau dihadapkan (3) dengan
peristiwa atau sejumlah peristiwa yang melibatkan kematian atau cedera serius
yang aktual atau mengancam, ATAU ancaman terhadap integritas fisik dirinya
atau orang lain
o Respon orang tersebut melibatkan rasa takut yang intens (1), rasa tidak berdaya
(2), atau horror(3).
 Peristiwa traumatic secara terus-menerus dialami kembali (re-experienced) dengan ≥1
cara berikut :
o Mengingat kembali peristiwa (Pikiran, persepsi atau banyangan) yang
menimbulkan distress berulang dan mengganggu.
o Mimpi berulang mengenai peristiwa tersebut yang menimbulkan penderitaan
(distress).
o Bertindak atau merasakan seolah-olah peristiwa traumatic tersebut terjadi
kembali
o Penderitaan (distress) fisiologis yang intens saat terpajan sinyal internal atau
eksternal yang symbolize atau menyerupai aspek peristiwa traumatic.
o Reaktivitas fisiologis saat terpajan sinyal internal atau eksternal yang symbolize
atau menyerupai aspek peristiwa traumatic.
 Penghindaran persisten stimulus yang berkaitan dengan trauma serta membuat kebas
(numbing) responsivitas umum (tidak ada sebelum trauma), seperti yang ditunjukkan
dengan ≥ 3 hal berikut :
o Upaya menghindari pikiran, perasaan atau pembicaraan yang berkaitan dengan
trauma
o Upaya menghindari aktivitas, tempat atau orang yang membangkitkan ingatan
akan trauma
o Ketidakmampuan mengingat kembali aspek penting trauma

o Minat atau partisipasi berkurang nyata pada aktivitas yang signifikan


o Perasaan terlepas atau menjadi asing dari orang lain
o Kisaran afek yang terbatas
o Rasa masa depan yang memendek
 Menetapnya symptoms dari peningkatan keadaan terjaga( tidak ada sebelum
trauma), yang ditunjukkan dengan ≥ 3 hal berikut :
o Sulit tidur atau sulit tetap tidur
o Sulit berkonsentrasi
o Iritability atau ledakan kemarahan

o Hypervigillance (state of high alert/ increased alertness in order to be certain


danger is not near)
o Respon kaget yang berlebihan
 Durasi B,C,D > 1 bulan
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau
gangguan di dalam area fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain
 Tentukan jika :
o Akut : durasi gejala < 3 bulan
o Kronik : durasi gejala ≥ 3 bulan
 Tentukan jika :
o Dengan awitan tertunda : awitan gejala sedikitnya 6 bulan setelah stressor.

Gangguan Stres Akut (mirip dengan PTSD)

 Orang tersebut telah terpajan dengan peristiwa traumatic dan terdapat 2 hal ini:
o Orang tersebut mengalami (1), menyaksikan (2) atau dihadapkan (3) dengan
peristiwa atau sejumlah peristiwa yang melibatkan kematian atau cedera serius
yang aktual atau mengancam, ATAU ancaman terhadap integritas fisik dirinya
atau orang lain
o Respon orang tersebut melibatkan rasa takut yang intens (1), rasa tidak berdaya
(2), atau horror(3).
 Saat mengalami atau setelah mengalami peristiwa yang menimbulkan penderitaan,
orang tersebut memiliki ≥3 gejala disosiatif berikut :
o Menurunnya kesadaran akan sekeliling
o Amnesia disosiatif ( ketidakmampuan mengingat aspek penting trauma)
o Rasa kebas subjektif, lepas (detachment) atau tidak ada respon emosional
o Derealisasi
o Depersonalisasi
 Peristiwa traumatic secara terus-menerus dialami kembali (re-experienced) dengan ≥1
cara berikut : recurrent images, thoughts(1); dreams(2), illusions, flashback episodes,or a
sense of reliving the experience (3); OR distress on exposure to reminders of the
traumatic event(4).
 Penghindaran yang nyata terhadap stimuli yang dapat membangkitkan kembali trauma.
 Gejala ansietas/meningkatknya keterjagaan yang nyata
 Gangguan ini menimbulkan distress yang secara klinis bermakna ATAU hendaya dalam
area fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain ATAU mengganggu
kemampuan seseorang menjalankan tugas penting atau berbagai hal-hal yang
personal dengan bercerita pada anggota keluarga mengenai peristiwa traumatic.
 Gangguan ini minimum 2 hari maksimum 4 minggu dan terjadi dalam 4 minggu
setelah peristiwa traumatic.

Gangguan Anxietas Menyeluruh

 Anxietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan), terjadi hampir


setiap hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas.
 Orang tersebut merasa sulit untuk mengendalikan kekhawatirannya.
 Anxietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan ≥ 3 gejala berikut ( beberapa gejala
setidaknya muncul hamper setiap hari selama 6 bulan)
o Gangguan tidur (sulit tidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah dan tidak puas)
o Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
o Mudah merasa lelah
o Mudah marah

o Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok


o Otot tegang
 Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran gangguan
Aksis I
 Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisis menyebabkan distress secara klinis bermakna
atau hendaya social, pekerjaan, atau area penting fungsi lain.
 Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi
medis umum dan tidak terjadi hanya selama gangguan mood, gangguan psikotik, atau
gangguan perkembangan pervasive.

Gangguan campuran anxietas depresif

 Mood disforik berulang (dipisahkan berapa lama)atau menetap dan bertahan


sedikitnya 1 bulan
 Mood disforik disertai ≥ 4 gejala berikut sedikitnya 1 bulan :
o Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur atau gelisah,
tidur tidak puas)
o Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong
o Lelah atau energy rendah
o Iritabilitas
o Mudah menangis

o Hypervigillance
o Khawatir
o Antisipasi hal terburuk

o Tidak ada harapan mengenai masa depan


o Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
 Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam area
fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
 Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis
tertentu
 Semua hal berikut :
o Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik,
gangguan panic, gangguan anxietas menyeluruh
o Tidak memenuhi gangguan mood atau anxietas lain (termasuk gangguan mood
dalam remisi parsial)
o Gejala tidak disebabkan gangguan jiwa lain

Gangguan Anxietas akibat Keadaan Medis Umum (Serangan Panik/ Obsesif Kompulsif/
Anxietas menyeluruh)

Gangguan Anxietas yang Dicetuskan Zat (Serangan Panik/ Obsesif Kompulsif/ Anxietas
menyeluruh – Selama intoksikasi / Selama putus zat)

Gangguan Anxietas YTT

 Gangguan campuran anxietas depresif : Gejala anxietas dan depresi secara klinis
bermakna, tetapi tidak memenuhi kriteria gangguan mood spesifik atau gangguan
anxietas spesifik.
 Gejala fobia social yang secara klinis bermakna yang terkait dengan dampak social
karena memiliki keadaan medis umum atau gangguan jiwa.
 Situasi dengan gangguan cukup berat sehingga diperlukan diagnosis gangguan
anxietas, tapi orang tersebut gagal melaporkan cukup gejala guna memenuhi kriteria
lengkap gangguan ansietas spesifik apapun; contohnya, orang yang melaporkan semua
gambaran gangguan panic tanpa agoraphobia kecuali bahwa serangan panic semuanya
merupakan serangan yang terbatas gejala.
 Situasi saat klinisi telah menyimpulkan bahwa terdapat gangguan ansietas tetapi tidak
mampu membedakan apakah gangguan tersebut primer, akibat keadaan medis
umum atau dicetuskan zat.
Gangguan somatisasi

 Riwayat banyak keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama
suatu periode beberapa tahun dan menyebabkan pencarian terapi atau hendaya
fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain yang signifikan.
 Harus ada kriteria berikut dan terjadi pada waktu kapanpun selama perjalanan
gangguan :
o 4 gejala nyeri : Riwayat nyeri yang berkaitan dengan minimal 4 tempat atau
fungsi yang berbeda.
o 2 gejala gastrointestinal : Riwayat minimal 2 gejala gastrointestinal selain nyeri
o 1 gejala seksual : Riwayat minimal 1 gejala seksual selain nyeri
o 1 gejala pseudoneurologi : Riwayat minimal 1 gejala atau deficit yang
mengesankan keadaan neurologis tidak terbatas pada nyeri
 Salah satu dari di bawah ini:
o Setelah dilakukan appropriate investigation, setiap gejala di atas tidak dapat
dijelaskan secara utuh oleh keadaan medis umum atau efek langsung suatu zat
o Pada saat terdapat keadaan medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau
hendaya social atau pekerjaan sebagai akibat dari keluhan fisik, ternyata jauh
melebihi yang diperkirakan dari anamnesis, pemeriksaan fisik atau temuan
laboratorium.
 Gejala gejala ini dihasilkan tanpa disengaja atau dibuat-buat (seperti pada factitious
disorder atau malingering)

Gangguan Konversi

 ≥ 1 gejala atau deficit yang mempengaruhi fungsi sensorik atau motoric volunteer
yang mengesankan adanya keadaan neurologis atau keadaan medis umum lain.
 Faktor psikologis dinilai terkait dengan gejala maupun deficit, karena awal atau
perburukan gejala atau deficit didahului konflik atau stressor lain.
 Gejala atau deficit dihasilkan tanpa disengaja atau dibuat-buat (seperti pada factitious
disorder atau malingering)
 Gejala atau deficit menyebabkan distress yang bermakna secara klinis atau hendaya
dalam fungsi social, pekerjaan, atau area penting lain, atau memerlukan evaluasi medis.
 Tentukan tipe atau gejala deficit :
o Dengan gejala atau deficit motoric
o Dengan gejala atau deficit sensorik
o Dengan kejang
o Dengan tampilan campuran

Hipokondriasis

 Preokupasi dengan rasa takut atau gagasan bahwa seseorang memiliki penyakit serius
berdasarkan pada kesalahan interpretasi seseorang terhadap gejala tubuh.
 Durasi gangguan sedikitnya 6 bulan.
 Preokupasi tetap ada walaupun telah dilakukan evaluasi dan penjelasan medis yang
sesuai.
 Keyakinan pada kriteria 1 tidak memiliki intensitas waham dan tidak terbatas pada
kekhawatiran mengenai penampilan (untuk membedakan dengan gangguan waham tipe
somatic dan gangguan dismorfik tubuh)
 Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya di
dalam fungsi social, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.
 Preokupasi ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan ansietas menyeluruh,
gangguan obsesif kompulsif, gangguan panic, episode depresif berat, ansietas perpisahan
atau gangguan somatoform lain.
 Tentukan jika :
o Dengan tilikan buruk : Sebagian besar waktu selama episode ini, orang tersebut
tidak menyadari bahwa kekhawatiran memiliki penyakit serius adalah berlebihan
dan tidak beralasan.

Gangguan dismorfik tubuh

 Preokupasi mengenai defek khayalan terhadap penampilan. Jika terdapat sedikit


anomaly fisik, kepedulian orang tersebut sangat berlebihan.
 Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya di
dalam fungsi social, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.
 Preokupasi ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan jiwa lain.

Gangguan Nyeri

 Nyeri pada ≥1 tempat anatomis adalah focus dominan gambaran klinis dan cukup
parah sehingga memerlukan perhatian klinis.
 Faktor psikologis dinilai memiliki peranan penting dalam awitan, keparahan,
eksaserbasi atau menetapnya nyeri.
 Nyeri menimbulkan distress yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social,
pekerjaan dan area fungsi penting lain.
 Gejala atau deficit dihasilkan tanpa disengaja atau dibuat-buat (seperti pada factitious
disorder atau malingering)
 Nyeri sebaiknya tidak disebabkan gangguan mood, ansietas, atau gangguan psikotik dan
tidak memenuhi kriteria diagnostic dyspareunia.
 Tentukan jika :
o Akut : <6 bulan
o Kronik : ≥6 bulan
 Berikan kode :
o Gangguan nyeri terkait factor psikologis
o Gangguan nyeri terkait factor psikologis dan keadaan medis
o Gangguan nyeri terkait keadaan medis

Gangguan somatoform yang tidak terinci : ≥ 1 keluhan fisik

Gangguan somatoform yang tidak tergolongkan : Durasinya < 6 bulan untuk hipokondriasis
dan gangguan somatoform yang tidak terinci + Pseudosiesis (keyakinan yang salah bahwa diri
seseorang hamil disertai tanda-tanda objektif kehamilan)

Gangguan Buatan (Factitious disorder)

 Pembentukan atau pembuatan tanda dan gejala fisik atau psikologis yang disengaja.
 Motivasi perilaku ini adalah untuk mengambil peran sakit
 Tidak ada dorongan eksternal untuk perilaku ini (untuk membedakan dengan
malingering)
 Tentukan jika :
o Dominan tanda dan gejala fisik
o Dominan tanda dan gejala psikologis
o Campuran tanda dan gejala fisik serta psikologis tapi tidak mendominasi.

Gangguan Buatan oleh Perwalian

 Pembentukan atau pembuatan tanda dan gejala fisik atau psikologis yang disengaja
pada orang lain yang berada di bawah asuhan seseorang.
 Motivasi perilaku ini adalah untuk mengambil peran sakit
 Tidak ada dorongan eksternal untuk perilaku ini (untuk membedakan dengan
malingering)
 Tidak disebabkan oleh gangguan jiwa lain.
Gangguan fugue disosiatif

 Gangguan yang dominan adalah bepergian jauh dari rumah atau tempat kerja yang biasa
secara mendadak dan tidak disangka, dengan ketidakmampuan mengingat kembali
masa lalu.
 Bingung mengenai identitas pribadi atau mengambil identitas baru (parsial atau utuh)
 Gangguan tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan identitas disosiatif DAN tidak
disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum
 Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social,
pekerjaan dan area fungsi penting lain.

Gangguan identitas disosiatif

 Adanya ≥2 identitas atau keadaan kepribadian yang berbeda (masing-masing dengan


pola penerimaan, berkaitan dengan, dan berpikir mengenai lingkungan dan diri sendiri)
 Sedikitnya 2 dari identitas atau keadaan kepribadian ini mengambil kendali perilaku
seseorang secara berulang.
 Ketidakmampuan mengingat kembali informasi pribadi yang penting dan terlalu luas
untuk dijelaskan dengan keadaan lupa yang biasa.
 Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum

Gangguan Depersonalisasi

 Pengalaman berulang atau menetap mengenai rasa terlepas dari, dan seolah-olah
seseorang adalah seorang pengamat luar, proses mental atau tubuh seseorang
 Selama pengalaman depersonalisasi, uji realitas tetap baik.
 Depersonalisasi menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya
fungsi social, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.
 Pengalaman depersonalisasi tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain +
tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum.

Gangguan Derealisasi (lingkungan bukan seseorang)

Gangguan Trance disosiatif


 Salah Satu
o Trance yakni perubahan sementara yang jelas pada keadaan kesadaran dan
hilangnya rasa identitas pribadi yang biasa tanpa penggantian oleh identitas
pengganti disertai sedikitnya salah 1 hal berikut :
 Penyempitan kesadaran akan sekeliling, ATAU focus selektif dan
sangat sempit yang tidak biasa terhadap stimulus lingkungan.
 Perilaku atau gerakan stereotipik yang dialami seolah-olah berada di
luar kendali seseorang.
o Trance “kemasukan”, perubahan tunggal atau episodic keadaan kesadaran
yang ditandai dengan pergantian rasa identitas pribadi biasa oleh identitas baru.
Hal ini dikaitkan dengan pengaruh roh, kekuatan, dewa, atau orang lain, seperti
yang dibuktikan ≥1 hal di bawah ini :
 Perilaku atau gerakan stereotipik dan ditentukan oleh budaya yang dialami
seolah-olah dikendalikan oleh agen yang memasuki.
 Amnesia penuh atau sebagian untuk peristiwa tersebut.
 Keadaan trance atau trance”kemasukan” tidak diterima sebagai bagian praktik budaya
kolektif atau praktik religious.
 Keadaan trance atau trance”kemasukan” menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.
 Keadaan trance atau trance”kemasukan” tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan-
psikotik (termasuk gangguan mood dengan ciri psikotik dan gangguan psikotik singkat)
atau gangguan identitas disosiatif dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung
suatu zat atau keadaan medis umum.

Gangguan disosiatif yang tidak tergolongkan


Gangguan Hasrat Seksual Hipoaktif

 Kurangnya (atau tidak adanya) fantasi seksual dan hasrat untuk aktivitas seksual yang
menetap atau berulang.
Penilaian mengenai hal ini dilakukan oleh klinisi, dengan mempertimbangkan factor
yang mempengaruhi fungsi seksual, seperti usia dan konteks kehidupan seseorang.
 Gangguan ini menyebabkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Disfungsi seksual sebaiknya tidak disebabkan gangguan Aksis I lain (kecuali disfungsi
seksual lain) dan tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat atau keadaan
medis umum.
 Tentukan tipenya :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan tipenya :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Gangguan Keengganan Seksual (Sexual aversion disorder)

 Extreme aversion dan Avoidance yang menetap atau berulang pada semua (atau hampir
semua) kontak seksual genital dengan pasangan seksual.
 Gangguan ini menyebabkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Disfungsi seksual tidak lebih mungkin disebabkan gangguan Aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain)
 Tentukan tipenya :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan tipenya :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Gangguan Ereksi pada laki-laki (Male erectile disorder)

 Ketidakmampuan berulang atau menetap untuk mencapai atau mempertahankan ereksi


yang adekuat sampai aktivitas seksual berakhir.
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Disfungsi ereksi tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan Aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain) dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau
keadaan medis umum.
 Tentukan tipenya :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan tipenya :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Gangguan orgasme pada perempuan (Female orgasmic disorder)

 Penundaan (delay) atau tidak adanya orgasme setelah normal sexual excitement phase
yang berulang atau menetap. Perempuan menunjukkan keberagaman luas jenis atau
intensitas stimulasi yang mencetuskan orgasme. Diagnosis gangguan orgasme pada
perempuan harus didasarkan pada penilaian klinisi bahwa kapasitas orgasme
perempuan tersebut kurang dari biasanya bagi usianya, pengalaman seksual, dan
stimulasi seksual adekuat yang dia terima.
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Disfungsi orgasme tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan Aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain) dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau
keadaan medis umum.
 Tentukan jika :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan jika :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Gangguan orgasme pada laki-laki

 Penundaan (delay) atau tidak adanya orgasme setelah normal sexual excitement phase
saat aktivitas seksual yang berulang atau menetap, yang oleh klinisi diperhitungkan
menurut usia orang (adekuat dalam focus, intensitas, dan durasi)
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Disfungsi orgasme tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan Aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain) dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau
keadaan medis umum.
 Tentukan jika :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan jika :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi
Ejakulasi Dini (Premature Ejaculation)

 Ejakulasi dengan stimulasi seksual yang minim sebelum, pada saat, atau segera setelah
penetrasi DAN sebelum orang tersebut menginginkannya. Klinisi harus
memperhitungkan factor yang mempengaruhi duration of excitement phase (usia,
pasangan seksual atau situasi yang baru/tidak berpengalaman, frekuensi aktivitas seksual
baru-baru ini)
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Ejakulasi dini tidak disebabkan efek langsung suatu zat
 Tentukan tipenya :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan jika :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Dispareunia

 Nyeri genital berulang atau menetap akibat hubungan seksual baik pada perempuan atau
laki-laki.
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Gangguan ini tidak disebabkan oleh vaginismus atau kurangnya lubrikasi, dan tidak lebih
mungkin disebabkan oleh gangguan Aksis I lain (kecuali disfungsi seksual lain) dan tidak
disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum.
 Tentukan jika :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan jika :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Vaginismus

 Spasme involunter pada otot-otot 1/3 luar vagina berulang atau menetap sehingga
mengganggu hubungan seksual.
 Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan Aksis I lain dan tidak hanya
disebabkan efek fisiologis langsung suatu keadaan medis umum.
 Tentukan tipenya :
o Tipe seumur hidup
o Tipe didapat
 Tentukan tipenya :
o Tipe menyeluruh
o Tipe situasional
 Tentukan :
o Akibat factor psikologis
o Akibat factor kombinasi

Disfungsi seksual akibat keadaan medis umum

Disfungsi seksual yang dicetuskan zat

Disfungsi seksual YTT (Yang tidak tergolongkan)


Ekshibisionisme

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
menunjukkan alat kelamin seseorang pada orang asing yang tidak menduganya.
 Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, ATAU dorongan atau khayalan
seksual menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.

Fetisisme

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
penggunaan objek yang tidak hidup.
 Fantasi, dorongan seksual atau perilaku menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
 Objek fetis tidak terbatas pada barang pakaian perempuan yang digunakan pada
cross-dressing (wear clothing typical of the opposite sex)  Membedakan dengan
Fetisisme transvestik ATAU alat yang dirancang dengan tujuan stimulasi taktil genital.

Fetisisme trasvestik

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
berpakaian berlawanan jenis kelamin.
 Fantasi, dorongan seksual atau perilaku menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.

Froteurisme

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
penyentuhan atau penggosokan alat kelamin pada orang yang tidak
menginginkannya.
 Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, ATAU dorongan atau khayalan
seksual menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.

Pedofilia

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
aktivitas seksual dengan anak prapuber atau anak-anak (umumnya berusia < 13
tahun)
 Orang ini berusia sedikitnya 16 tahun dan sedikitnya 5 tahun lebih tua dari anak atau
anak-anak pada kriteria A.
 Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, ATAU dorongan atau khayalan
seksual menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.
 Catatan : Jangan memasukkan seorang anak berusia remaja akhir yang terlibat di
dalam hubungan seksual yang sedang berlangsung dengan anak berusia 12 atau 13
tahun.
 Tentukan jika :
o Secara seksual tertarik pada laki-laki
o Secara seksual tertarik pada perempuan
o Secara seksual tertarik pada keduanya
 Tentukan jika :
o Terbatas pada inses
 Tentukan jika :
o Tipe eksklusif (hanya tertarik pada anak-anak)
o Tipe tidak eksklusif

Sadisme seksual

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
tindakan dimana penderitaan korban secara fisik atau psikologis merupakan sesuatu
yang menarik secara seksual bagi orang itu.
 Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, ATAU dorongan atau khayalan
seksual menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.

Masokisme seksual

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
tindakan dipermalukan, dipukuli, diikat atau dibuat menderita.
 Fantasi, dorongan seksual atau perilaku menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.

Voyeurisme

 Untuk periode waktu sedikitnya 6 bulan, terdapat khayalan yang merangsang secara
seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang, yang melibatkan
tindakan mengamati orang yang sedang telanjang; di dalam proses membuka pakaian
atau sedang melakukan hubungan seksual.
 Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, ATAU dorongan atau khayalan
seksual menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal.

Gangguan Seksual YTT

Parafilia YTT
Gangguan Identitas

Gangguan Identitas Gender YTT


Anorexia Nervosa

 Penolakan mempertahankan berat badan pada atau di atas, berat badan normal minimal
sesuai dengan usia dan tinggi badan.
(e.g., weight loss leading to maintenance of body weight less than 85% of that expected;
or failure to make expected weight gain during period of growth, leading to body weight
less than 85% of that expected).
 Rasa takut yang intens akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk meskipun
underweight
 Gangguan cara menghayati berat atau bentuk tubuhnya, pengaruh yang tidak
semestinya pada evaluasi diri mengenai berat badan atau bentuk tubuh, atau
penyangkalan betapa seriusnya berat badan saat ini yang rendah.
 Pada perempuan postmenarchal, amenorea yakni tidak adanya sikluas menstruasi
sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
 Menentukan tipe :
o Restricting type : selama periode anoreksia, orang tersebut tidak secara teratur
melakukan kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan kembali
makanannya (membuat diri sendiri muntah ATAU penyalahgunaan laksatif,
diuretic atau enema).
o Binge-eating / Purging type : selama periode anoreksia, orang tersebut secara
teratur melakukan kegiatan makan berlebihan atau perilaku mengeluarkan
kembali makanannya (membuat diri sendiri muntah ATAU penyalahgunaan
laksatif, diuretic atau enema).

Bulimia Nervosa

 Episode makan berlebihan berulang. Episode makan berlebihan ditandai dengan kedua
hal berikut ini :
o Makan, dalam periode waktu terpisah, jumlah makanan yang jelas lebih besar dari
yang dapat dimakan oleh sebagian besar orang selama periode waktu yang sama
dan dalam keadaan yang sama.
o Tidak ada kendali terhadap makan selama periode ini
 Perilaku kompensatorik berulang yang tidak tepat untuk mencegah kenaikan berat
badan, seperti muntah yang diinduksi sendiri; penyalahgunaan laksatif, diuretic, enema
atau obat lain; berpuasa; atau olah raga berlebihan.
 Makan berlebihan dan perilaku kompensatorik yang tidak tepat (poin A dan B) terjadi
rata-rata, setidaknya 2x seminggu selama 3 bulan.
 Evaluasi diri terlalu dipengaruhi berat dan bentuk badan.
 Gangguan ini tidak hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa. (untuk
membedakan dengan Anorexia Nervosa Binge Eating)
 Tentukan tipenya :
o Tipe mengeluarkan kembali makanan : selama episode bulimia nervosa saat ini,
orang tersebut secara teratur terlibat di dalam muntah terlibat dalam muntah yang
diinduksi diri sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretic atau enema.
o Tipe tidak mengeluarkan kembali makanan : selama episode bulimia nervosa saat
ini, orang tersebut menggunakan perilaku kompensatorik yang tidak tepat
lainnya seperti berpuasa atau orlahraga berlebihan, tetapi tidak secara teratur
muntah yang diinduksi oleh diri sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretic
atau enama.

Gangguan makan YTT

Gangguan makan berlebihan

 Episode makan berlebihan berulang. Episode makan berlebihan ditandai dengan kedua
hal berikut ini :
o Makan, dalam periode waktu terpisah, jumlah makanan yang jelas lebih besar dari
yang dapat dimakan oleh sebagian besar orang selama periode waktu yang sama
dan dalam keadaan yang sama.
o Tidak ada kendali terhadap makan selama periode ini
 Episode makan berlebihan disertai ≥3 hal berikut :
o Makan lebih cepat dari normal
o Makan sampai merasa sangat kenyang hingga terasa tidak nyaman
o Makan makanan dengan jumlah besar meskipun secara fisik tidak lapar.
o Makan sendirian karena malu akan banyaknya makanan yang dimakannya.
o Merasa jijik dengan dirinya sendiri, depresi atau sangat bersalah setelah makan
berlebihan.
 Distress nyata karena makan berlebihan
 Makan berlebihan terjadi rata-rata, sedikitnya 2x seminggu selama 6 bulan.
 Makan berlebihan tidak dikaitkan dengan perilaku kompensatorik yang tidak tepat secara
teratur (untuk membedakan dengan Bulimia Nervosa) dan tidak hanya terjadi selama
perjalanan gangguan anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.
Insomnia Primer

 Keluhan yang dominan adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur , ATAU
tidur yang tidak bersifat menyegarkan, selama sedikitnya 1 bulan.
 Gangguan tidur (atau kelelahan di siang hari yang terkait) menyebabkan penderitaan
yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan, atau area fungsi
penting lain.
 Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan narkolepsi, gangguan
tidur yang terkait dengan pernapasan, gangguan tidur irama sirkadian atau parasomnia.
 Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain.
 Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan
medis umum.

Hipersomnia Primer

 Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan untuk waktu sedikitnya 1
bulan (kurang jika berulang) yang membaik dengan episode tidur lama atau tidur siang
hari yang terjadi hampir setiap hari.
 Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna
atau hendaya fungsi social, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
 Rasa mengantuk tidak disebabkan oleh insomnia dan tidak hanya terjadi selama
perjalanan gangguan narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan,
gangguan tidur irama sirkadian atau parasomnia.
 Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain.
 Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan
medis umum.
 Tentukan jika :
o Berulang : terdapat periode mengantuk berlebihan yang berlangsung sedikitnya
selama 3 hari terjadi beberapa kali dalam setahun selama sedikitnya 2 tahun.

Narkolepsi
 Serangan tidur yang menyegarkan dan tidak dapat ditahan yang terjadi setiap hari
selama sedikitnya 3 bulan.
 Adanya satu atau kedua hal berikut :
o Katapleksi (episode singkat hilangnya tonus otot bilateral secara tiba-tiba, paling
sering berkaitan dengan emosi yang intens)
o Gangguan berulang unsur tidur REM ??? ke dalam transisi antara tidur dan
bangun, ditunjukkan dengan Halusinasi hipnagogik atau hipnopompik ATAU
paralisis tidur di awal atau akhir episode tidur.
 Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis
umum.

Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan

 Gangguan tidur yang menyebabkan insomnia atau rasa mengantuk berlebihan, yang
dinilai disebabkan oleh sleep-related breathing condition.
 Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan gangguan jiwa lain dan tidak disebabkan efek
fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum lain.

Gangguan tidur irama sirkadian

 Pola gangguan tidur yang berulang atau menetap sehingga menyebabkan insomnia atau
rasa mengantuk berlebihan, akibat ketidaksesuaian antara jadwal tidur-bangun yang
dibutuhkan oleh lingkungan seseorang dan pola-tidur-bangun sirkadiannya.
 Gangguan tidur menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya
fungsi social, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
 Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan tidur lain atau gangguan
jiwa lain.
 Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis
umum.
 Tentukan tipenya :
o Delayed sleep phase type : a persistent pattern of late sleep onset and late
awakening times, with an inability to fall asleep and awaken at a desired earlier
time.
o Jet lag type : rasa mengantuk dan sadar yang terjadi pada saat yang tidak tepat
dibandingkan dengan waktu setempat, terjadi setelah perjalanan berulang
melintasi lebih dari 1 zona waktu.
o Shift work type : Insomnia selama periode tidur utama atau rasa mengantuk yang
berlebihan selama periode bangun utama, karena pekerjaan dengan giliran malam
atau sering berubahnya jadwal bergiliran.
o Tidak tergolongkan

Anda mungkin juga menyukai