Anda di halaman 1dari 65

IRMA RIZKI HIDAYATI

1310211103
1

TORCH
(Toxoplasmosis, Others, Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes Simplex)
TOKSOPLASMOSIS
DEFINISI
 Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan
oleh Toxoplasma gondii

 Toksoplasmosis pada kehamilan dapat menyebabkan


infeksi janin kongenital.

 Janin yang terinfeksi kongenital tsb mengalami


kerusakan organ/struktur  hidrosefalus, korioretinitis
dan kalsifikasi serebralis.
EPIDEMIOLOGI
 Dapat dijumpai hampir di seluruh dunia.
 Menurut data WHO, diketahui sekitar
300 juta orang menderita toxoplasmosis.
ETIOLOGI

 Toxoplasma gondii

Domain:Eukaryota
Superphylum:Alveolata
Phylum:Apicomplexa
Class:Conoidasida
Order:Eucoccidiorida
Family:Sarcocystidae
Subfamily:Toxoplasmatinae
Genus:Toxoplasma
Binomial Name: Toxoplasma gondii
Penularan
 Pd toksoplasmosis kongenital  mll plasenta
 Pd infeksi akuisita  makan daging mentah
atau kurang matang
 Transplantasi organ atau transfusi darah dari
donor yg menderita toksoplasmosis
MANIFESTASI KLINIS
 Pada bayi:
 Sekuele ringan
○ sikatriks/ scar korioretinal tanpa gangguan visus
○ kalsifikasi serebral tanpa diikuti kelainan neurologik.
 Sekuele berat
○ kematian janin intra uterin atau neonatal
○ scar korioretinal dengan gangguan visus berat
○ kelainan neurologik berat
○ BBLR, anemia, hepatosplenomegali

 Pada ibu hamil dpt terjadi abortus spontan, bayi lahir mati,
atau bayi menderita toksoplasmosis bawaan.

 Pd toksoplasmosis bawaan (dewasa)  kelainan mata & telinga,


retardasi mental, kejang2, ensefalitis
DIAGNOSIS
 Diagnosis pranatal
 Kordosentesis/Amniosentesis dgn panduan ultrasonografi
 Selanjutnya dilakukan PCR
 Kehamilan dengan seropositif  ditemukan adanya
antibodi IgG anti toksoplasma dengan titer 1/20-1/1000.

 Kehamilan dengan antibodi IgG atau IgM spesifik titer tinggi


 ibu hamil seropositif memperoleh ulangan infeksi
(reinfeksi).

 Kehamilan dengan seronegatif  darah ibu tidak


mengandung antibodi spesifik  mengulangi uji serologik
tiap trimester (3 bulan) sekali.
TERAPI
 Spiramycin 1-3 g/hari diberikan selama 3
minggu diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g
sulfadiazine/hari selama 3 minggu juga
sampai kelahiran
RUBELLA (German Measles)
DEFINISI
 Merupakan infeksi pada kehamilan yg
disebabkan virus Rubella

 Infeksi ini juga dikenal dengan campak


Jerman
EPIDEMIOLOGI
 Sering terjadi pada anak2
ETIOLOGI
 Virus Rubella
Penularan
 Virus ditularkan mll pernapasan dan
bereplikasi di nasofaring & KGB
 Virus dpt ditemukan di darah 5-7 hari dan
menyebar ke seluruh tubuh
 Memiliki sifat teratogenik
 Dpt melewati plasenta & menginfeksi janin
MANIFESTASI KLINIS
 Asimtomatik
 Demam
 Ruam pd kulit
 Batuk
 Nyeri sendi
 Nyeri kepala
 Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung
kematian janin, dan sindrom rubella kongenital
Sindrom Rubella Kongenital
 Lesi mata, termasuk katarak, glaukoma
 Penyakit jantung, termasuk duktus arteriosus paten, defek septum.
 Tuli sensorineural
 Defek susunan saraf pusat  microcephaly
 Hambatan pertumbuhan janin
 Hepatosplenomegali dan ikterus
 Perubahan tulang
DIAGNOSIS
 Px anti rubella Ig-G dan Ig-M  utk infeksi
kehamilan <18 minggu dan resiko infeksi
rubella bawaan
 Ig-G: utk deteksi adanya kekebalan saat sebelum
hamil
 Ig-M dlm darah janin: utk deteksi infeksi janin pd
usia 22 minggu
TATALAKSANA
 Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama
pada wanita berusia subur.
 Bayi yang lahir dengan rubella kongenital
menyebarkan virus sehingga merupakan
ancaman bagi bayi lain, serta orang dewasa
rentan yang berkontak dengan bayi tersebut.
CYTOMEGALOVIRUS
DEFINISI
 Infeksi pada kehamilan yg disebabkan oleh
sitomegalovirus.

 Tjd pembesaran sel (sitomegali) dan tampak


sebagai gambaran owl’s eye.
EPIDEMIOLOGI
 Penyakit ini termasuk penyakit yg mewabah di
seluruh negara dan menyebar mll kontak
manusia
 Hampir 4 dari 5 orang yg berumur 35 tahun
pernah mengalami CMV
ETIOLOGI
 Cytomegalovirus

•Termasuk dalam keluarga besar


virus Herpes
•Termasuk virus DNA dan sensitif
eter
Penularan
 Transmisi horisontal dpt terjadi vertikal atau horizontal

 Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan pertama kali atas


individu  infeksi primer.

 Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun asimtomatis


serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam waktu
yang tak terbatas  infeksi laten.

 Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama


kehamilan

 Infeksi pada umur kehamilan < 16 minggu menyebabkan


kerusakan serius.
MANIFESTASI KLINIS
 Demam tinggi yg tdk teratur selama 3 minggu
atau lebih
 Infeksi virus CMV pd bayi usia 3-6 bulan:
 Asimtomatis
 Disfungsi hepatik
 Hepatosplenomegali
 Angioma
 Pneumonitis
DIAGNOSIS
 Diagnosis prenatal
 Pada umur kehamilan sampai 20 minggu.
 Diagnosis prenatal  metode PCR dan isolasi
virus pada cairan ketuban yang diperoleh setelah
amniosentesis.

 Metode serologis  perubahan dari seronegatif


menjadi seropositif (tampak adanya IgM dan IgG anti
CMV)
TERAPI
 Saat ini terminasi kehamilan merupakan
satu-satunya terapi intervensi karena
pengobatan dengan anti virus (gancyclovir)
tidak memberi hasil yang efektif serta
memuaskan.
HERPES
DEFINISI
 Infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes
EPIDEMIOLOGI
 80persen wanita yang terjangkit infeksi
herpes genitalis mengalami kekambuhan
simtomatik sebanyak 2-4 kali selama hamil
ETIOLOGI
 Herpes Simplex Virus
Group:Group I (dsDNA)
Order:Herpesvirales
Family:Herpesviridae
Subfamily:Alphaherpesvirinae
Genus:Simplexvirus
Species:
Herpes simplex virus 1 (HSV-1)
Herpes simplex virus 2 (HSV-2)
Berdasarkan perbedaan imunologi
dapat dikenali 2 jenis herpes
simpleks virus (HSV)
HSV tipe 1 (Non genital)
HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan
melalui hubungan seksual.
MANIFESTASI KLINIS
 Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus dari serviks atau
saluran genital bawah.
 Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah
atau berkontak dengan janin saat persalinan.
 Diseminata  keterlibatan organ-organ dalam mayor
 Lokalisata  Keterlibatan terbatas pada mata, kulit atau
mukosa
 Asimtomatik
DIAGNOSIS
 Penemuan virus dengan biakan jaringan
merupakan konfirmasi paling optimal untuk
membuktikan infeksi klinis.
TATALAKSANA
 Seksio sesarea diindikasikan pada
wanita dengan lesi genital aktif (apabila
tampak lesi primer atau rekuren saat
mejelang persalinan)
2

MALARIA
DEFINISI
 Malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang masuk ke dalam tubuh manusia,
ditularkan oleh nyamuk anopheles
betina (WHO 1981)
EPIDEMIOLOGI
 (WHO) melaporkan tiga juta anak manusia meninggal
setiap tahun karena menderita malaria.

 Laporan dari berbagai negara menunjukan insidens


malaria pada wanita hamil umumnya cukup tinggi, dari
El vador 55,75% yaitu 63 kasus dari 113 wanita hamil;
dari berbagai tempat bervariasi antara 2-76%
ETIOLOGI
 Empat spesies Plasmodium penyebab malaria pada
manusia adalah : Kingdom:Protista
 Plasmodium falciparum (P. falciparum) Phylum:Apicomplexa
 Plasmodium vivax (P. vivax) Class:Aconoidasida
Order:Haemosporida
 Plasmodium ovale (P. ovale) Family:Plasmodiidae
 Plasmodium malariae (P. malariae) Genus:Plasmodium
Species:P. falciparum

 Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia


adalah P. falciparum dan P.vivax

 P. malariae hanya ditemukan di Nusa Tenggara Timur


dan P. ovale ditemukan di Papua.
MANIFESTASI KLINIS
 Pada ibu hamil dengan malaria:
 Non imun: ringan sampai berat
 Imun: berat
 Pada bayi:
 Kematian janin dalam kandungan
 Abortus
 Kelahiran prematur
 Berat badan lahir rendah
Malaria Ringan
 Anamnesis
 Berasal dr daerah endemis
 Riwayat perjalanan ke daerah endemis 2 mgg terakhir
 Pernah mendapat pengobatan malaria
 Gejala klasik malaria yang khas terdiri dari 3 stadium
yang berurutan, yaitu menggigil (15 – 60 menit),
demam (2-6 jam), berkeringat (2-4 jam)

 Px fisik
 Suhu > 37,5c
 Pembesaran limpa
 Anemia
Malaria Berat
 Gangguan keadaran sampai koma (m.
serebral)
 Anemia berat
 Hipoglikemi
 Udem paru
 Syok
 Gagal ginjal akut
 Jaundice
 Kejang berulang
 Asidosis metabolik
 Kelemahan yang sangat berat
 Hiperpireksi (>40c)
DIAGNOSIS
 Malaria pada kehamilan dipastikan
dengan ditemukannya parasit malaria di
dalam : - Darah maternal - Darah
plasenta / melalui biopsi.

 Px sediaan darah  ELISA


TERAPI
 Kebijakan pengobatan malaria (P.Falciparum dan P.Vivax) di
Indonesia
 klorokuin untuk pengobatan dosis terapeutik dalam kehamilan
 kinin untuk pengobatan malaria berat
 Kemoprofilaksis  klorokuin
 Profilaksis mulai diberikan 1-2 minggu sebelum mengunjungi daerah
endemis
 klorokuin (300 mg basa) diberikan seminggu sekali dan dilanjutkan
sampai 4 minggu setelah kembali kedaerah non endemis
 Ibu hamil dengan status nonimun sebaiknya dihindarkan
memasuki daerah endemis malaria
 Berat
 Tindakan umum / simptomatik
 Pemberian obat anti malaria  Kina HCl 25%, 1 ampul 500 mg/2 ml
 Pengobatan komplikasi
3

HEPATITIS B
DEFINISI
 Peradangan pada sel2 hati karena toxin,
seperti zat kimia, obat, ataupun agen
penyebab infeksi seperti virus.
EPIDEMIOLOGI
 Prevalensi pengidap VHB pd ibu hamil
berkisar antara 1-5%
ETIOLOGI
 Infeksi virus hepatitis yg sering
menimbulkan masalah yg berhubungan
dgn kehamilan  VHB dan VHE
FAKTOR RESIKO
 Kontak dengan sumber penularan, meliputi:
 Darah
 Saliva
 Kontak dgn mukosa penderita virus
 Feses dan urin
 Pisau cukur
 Selimut
 Alat makan
 Alat medis yg terkontaminasi
MANIFESTASI KLINIS
 Pada pengidap kronik VHB, kehamilan tdk akan
memperberat infeksi virus hepatitis
 Infeksi virus akut pd kehamilan  dpt
menimbulkan hepatitis fulminan
 Ibu:
 Abortus
 Perdarahan pasca persalinan
 Bayi:
 mengidap kronik VHB
 kemungkinan dpt tjd kanker hati atau sirosis hati 40 thn
kemudian
Px lab
 Titer DNA VHB yang tinggi, HbsAG +,
HbeAg + pada ibu
 Makin tinggi jumlah VHB makin besar
kemungkinan bayi tertular
TATALAKSANA
 Persalinan pd ibu hamil dgn titer VHB tinggi (>3,5
pg/mL) atau HbeAg +  sectio sesarea
 Vaksinasi diberikan stlh lahir akan mencegah
penularan dr ibu ke bayi ketika menyusui
 Pd infeksi akut persalinan pervaginam
 usahakan trauma sesedikit mungkin
 rawat bersama dgn Ahli Penyakit Dalam (Hepatolog)
4

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


DEFINISI
Pada wanita hamil dikenal 2 keadaan infeksi
saluran kemih :
 Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteriuria
asimptomatik).
 bakteri dalam urine lebih dari 100.000/ml urine
 Atau jumlah bakteri antara 10.000 sampai dengan
100.000 bila urine diambil dengan cara kateter
urethra
 Pada urinalisis dapat ditemukan adanya leukosit.
 Infeksi saluran kemih dengan gejala
(simptomatik).
a. Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis)
○ Disuria, hematuria, nyeri daerah suprasimpisis,
urgency, nokturia
○ jarang sampai menyebabkan demam dan menggigil.
○ Pada urinalisis dapat dijumpai leukosit dan eritrosit
b. Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis)
○ nyeri dan tegang pada daerah sudut “costovertebral”
atau daerah pinggang
○ demam, mual dan muntah.
○ disuria, urgensi dan polakisuria, nokturia
○ Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai kadar
ureum dan kreatinin yang meningkat
○ pada pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit
○ Pada pemeriksaan imunologi didapatkan bakteriuria
yang diselubungi antibodi.
EPIDEMIOLOGI
 Infeksi saluran kemih yang asimptomatik
dalam kehamilan di Indonesia berkisar antara
20-25% dan sekitar 10-20% diantaranya
dapat menyebabkan partus prematurus
ETIOLOGI
 Escherichia coli
 Proteus mirabilis
 Klebsiella pneumoniae
 Streptococcus grup B
 Staphylococcus aureus
FAKTOR RESIKO
 Perubahan morfologi pada kehamilan
 Dilatasi pelvis renal dan ureter
 Vesika urinaria terdesak ke anterior dan
superior
 Kebiasaan menahan kemih
MANIFESTASI KLINIS
 Disuria
 Polakisuria
 Urgency
 Stranguria
 Nokturia
 bila berat dapat dijumpai demam, menggigil,
mual, muntah serta nyeri pinggang pada
pielonefritis
DIAGNOSIS
 Px biakan kuman  Px langsung
sediaan apus
 Px leukosit urin  Piuria terjadi bila
dijumpai lebih dari 5 lekosit / LPB
TATALAKSANA
 Pengobatan 3-7 hari:
 nitrofurantoin 100 mg / 4 x sehari
 sulfisoxazole 500 mg / 4 x sehari
 Cephalexin 250-500 mg / 4 x sehari
 Pengobatan tunggal:
 nitrofurantoin 200mg / kali/hari
 Amoxillin 3 gram / kali/hari
 Cephalexin 2 gram / kali/hari
 sulfisoxazole 2 gram / kali/hari
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai