Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah senantiasa
memberikan saya kesehatan serta rahmat-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW. yang telah
memberikan nikmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan dan memenuhi tugas karya
tulis ini yang berjudul “pengaruh gerhana matahari total terhadap tingkah laku hewan”
yang pastinya dalam menyelesaikan karya tulis ini tentu ada masalah tetapi saya bisa
menyelesaikannya dengan baik.
Saya berterima kasih kepada guru Bahasa Indonesia selaku pembimbing saya
Dra.Sri Sulastri S.Pd yang sudah memberikan arahannya secara detail sehingga saya
bisa menyelesaikan karya tulis ini. Serta Orang tua dan teman- teman saya yang sudah
membantu saya menghadapi setiap masalah atau kekurangan untuk menyelesaikan
makalah ini, saya mengaku bahwa saya masih memiliki kekurangan tetapi dalam
membuat karya tulis ini saya berusaha menyelesaikannya dengan maksimal dari setiap
kemampuan saya yang saya miliki.
Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak – banyaknya karena dari kalian untuk saya
bisa menjadi lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................................2
D. METODE PENELITIAN.........................................................................................2
E. SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4
A. SEJARAH GERHANA MATAHARI......................................................................4
B. PENGERTIAN GERHANA MATAHARI..............................................................5
C. JENIS – JENIS GERHANA MATAHARI..................................................................6
D. PROSES TERJADINYA GERHANA MATAHARI...............................................8
1.PERHITUNGAN TERJADINYA MATAHARI.....................................................10
2. MELIHAT GERHANA MATAHARI....................................................................12
3. YANG DILAKUKAN PARA AHLI.......................................................................13
4. PENGARUH GERHANA MATAHARI TERHADAP TINGKAH LAKU
HEWAN......................................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. Kesimpulan.............................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
BIODATA PENULIS......................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya semua makhluk hidup mulai dari hewan,tumbuhan,dan manusia
itu hidup di bumi yang merupakan salah satu bagian dari alam semesta ini,dan seluruh
makhluk hidup yang hidup di dunia ini pasti memperlukan sumber energi seperti cahaya
dari matahari yang dimana matahari adalah pusat dari tata surya yang dikelilingi oleh
banyak planet. Matahari menjadi bintang di pusat tata surya ini menyinari seluruh alam
semesta dengan cahaya nya sendiri. Matahari merupakan sumber kehidupan untuk kita
semua,dengan cahaya nya yang dapat memanfaatkan berbagai hal.Jika tanpa adanya
matahari maka seluruh alam semesta ini akan sangat gelap karena tidak ada cahayanya.
Matahari juga memeliki beberapa kejadian yang luar biasa yang telah memberi kita
kesempatan untuk melakukan pengamatan,melihat kejadiannya, serta memahami
keistimewaan matahari yang selalu menampilkan kilauan cahayanya. Salah satu
kejadiannya yaitu gerhana matahari total yang menampilkan matahari yang tertutup
sepenuhnya oleh bulan dan posisi dari bumi,bulan,dan matahari itu lurus atau sejajar.
Pada saat kejadian itu merupakan suatu kejadian alamiah yang sangat menakjubkan
walaupun pada prisipnya gerhana matahari total dapat terjadi pada 4 sampai 5 kali
dalam setahun tetapi pada kenyataanya gerhana matahari total hanya dapat dilihat setiap
300 tahun sekali. Kejadian ini dinilai sangat langka dan istimewa, tetapi pada saat
berlangsungnya gerhana matahari total juga hanya dapat dilihat dari beberapa titik atau
tidak bisa dilihat dari seluruh dunia, dan hanya berlangsung sebentar tidak lebih dari 8
menit. Kejadiannya gerhana matahari total juga memiliki dampak – dampak bagi
makhluk hidup. Para ahli pun menyatakan peringatan bahwa pada saat terjadinya
gerhana matahari tidak boleh atau melarangnya dengan melakukan kontak langsung
dengan mata karena akan mengakibatkan dampak yang sangat parah.Selain itu juga
pada saat terjadinya gerhana matahari total memiliki pengaruh yang aneh terhadap
tingkah laku hewan
1
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menentukan terjadinya gerhana matahari?
2. Bagaimana seharusnya melihat gerhana matahari?
3. Apa saja yang dilakukan para ahli pada saat kejadian gerhana matahari total ?
4. Apa pengaruh gerhana matahari total terhadap tingkah laku hewan ?
C.TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat menentukan tujuannya yaitu
pengaruh gerhana matahari total terhadap tingkah laku hewan.
D.METODE PENELITIAN
Dalam karya tulis ilmiah ini saya menggunakan metode deksriptif.
E.SISTEMATIKA PENULISAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2
D. Proses kejadian Gerhana Matahari
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Lain lagi dengan cerita dari daratan Eropa terutama orang Eropa utara yang dulu
mengira bahwa hilangnya matahari disebabkan karena matahari sedang ditelan oleh
seekor serigala raksasa yang sedang marah. Tak ketinggalan pula di negeri kita. Nenek
moyang kita yang tinggal di Jawa dan Bali mengira bahwa gerhana matahari itu
disebabkan karena ulah Batara Kala yang sedang mencoba menelan matahari,maka dari
itu nenek moyang kita memukul kentongan atau apa saja yang dapat mengeluarkan
bunyi nyaring.
Dalam sejarah astronomi,tercatat bahwa bangsa Cina sudah sejak dulu kala
dikenal sebagai pengamat yang baik dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
langit,termasuk gerhana matahari. Orang Yunani kuno tidak mempercayai bahwa
gerhana matahari terjadi karena ulah sang naga atau serigala,tetapi mereka juga tidak
bisa menerangkan mengapa peristiwa tersebut terjadi.
Antara tahun 611 – 546 sM,seorang bangsa Yunani yang bernama Anaximander
mencoba menerangkan bahwa menurut beliau matahari berupa sebuah gerobak yang
penuh dengan muatan api dan bergerak dalam sebuah selokan. Apabila gerobak ini
masuk ke dalam sebuah terowongan yang terdapat dalam selokan tersebut maka akan
terjadi gerhana matahari. Tahun – tahun berikutnya orang Yunani telah berfikir secara
4
realistis mereka telah mengira bahwa bulan lah penyebab terjadinya gerhana matahari.
Baru pada tahun 585 sM seorang filosof Yunani yang bernama Thales berhasil untuk
pertama kalinya meramalkan terjadinya gerhana matahari berdasarkan metode Saros.
Baru ada akhir abad ke-16 gerhana matahari sudah tidak ditakuti oleh orang lagi,dan
bahkan pada saat kejadiannya orang-orang berbondong-bondong menyaksikan peristiwa
yang spektakuler itu.
Sesudah tahum 1900, Indonesia baru 5 kali dilewati gerhana matahari total.
Dalam table dibawah dapat dilihat kapan dan dimana saja lima gerhana matahari total
tersebut terjadi.
Jalur totalitas, karena Bulan adalah benda yang relative kecil,bayangan yang
dibentuknya di bumi hanya dapat menutupi area yang kecil. Itulah sebabnya mengapa
5
gerhana matahari selalu terpusat pada lokasi tertentu. Gerhana hanya dapat dilihat
secara penuh sepanjang “Jalur totalitas” yang lebarnya tidak penuh dari 270 km.
TOTALITAS berlangsung tidak lebih dari beberapa menit pada sembarang tempat
(terlama adalah 7,5 menit). Pada sisi yang lain jalur Totalitas hanya gerhana sebagian
yang terlihat dengan bulan yang tidak sepenuhnya menutup matahari.
Meskipun gerhana matahari ini terjadi pada pasi hari, sing hari atau sore hari,
namun kondisi bumi akan seperti malam hari karena tidak adanya cahaya matahari yang
menyinari bumi. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri ketika terjadinya gerhana
matahari. Namun terjadinya matahari ini biasanya hanya di beberapa wilayah tertentu
dan kondisi bulan menutupi matahari ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
Meskipun hanya beberapa menit saja, namun momen berharga ini sering kali
disambut meriah oleh banyak orang. Hal ini karena orang-orang hanya akan
menemukan gerhana matahari ini sekitar puluhan bahkan ratusan tahun mendatang.
Gerhana matahari merupakan momen langka yang selalu disambut meriah oleh siapa
saja yang akan melihatnya.
Momen gerhana bulan meskipun hanya berlangsung beberapa menit saja namun
kedatangannya sangat menakjubkan dan banyak dinanti-nantikan semu masyarakat di
suatu negara yang akan terjadi gerhana matahari tersebut. Bahkan ratusan bahkan
ribuanmasyarakat mau menunggu saat-saat datangnya gerhana matahari ini hingga
berjam-jam lamanya.
Tidak hanya cukup itu, banyak warga yang rela berangkat lebih dahulu ke
tempat yang strategis demi mendapatkan tempat untuk melihat secara jelas dan secara
nyata prosesi berlangsungnya gerhana matahari. Bahkan ada pula turis-turis asing yang
rela datang dari negara yang letaknya jauh ke negara yang mengalami gerhana matahari
tersebut hanya demi melihat proses tertutupnya matahari oleh bulan ini. Hal ini sesuatu
yang menandakan bahwa gerhana matahari ini sungguhlah istimewa.
6
saling berkaitan atau bersambung antara satu dengan yang lainnya. Berikut adalah jenis-
jenis gerhana matahari yang terbagi menjadi empat:
Gerhana matahari total ini terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan matahari
ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Pada saat itu piringan bulan terlihat sama besar
atau bahkan lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan juga
piringan bulan sendiri berubah-ubah. Hal ini tergantung pada masing-masing jarak bumi
dengan bulan dan juga jarak bumi dengan matahari.
Gerhana matahari sebagian ini terjadi apabila piringan bulan di saat puncak
gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari saja. Pada fase gerhana ini
selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan.
Gerhana matahari cincin ialah gerhana matahari yang terjadi apabila piringan
bulan pada saat puncak gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari.
Gerhana jenis ini terjadi apabila ukuran piringan bulan lebih kecil daripada piringan
matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari, tidak
semua piringan matahari akan tertutup oleh piringan dari bulan. Dan bagian dari
piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan ini berada di sekeliling
piringan bulan sehingga terlihat menyerupai cincin yang bercahaya. Itu sebabnya
gerhana ini dinamakan gerhana matahari cincin.
Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang bergeser antara gerhana
matahari total dan juga gerhana matahari cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi,
gerhana ini muncul sebagai gerhana matahari total, sementara pada titik-titik lain
muncul sebagai gerhana matahari cincin. Gerhana hibrida ini relatif jarang terjadi.
7
D.PROSES TERJADINYA GERHANA MATAHARI
Dalam SYZYGY gerhana terjadi karena ketidaksengajaan yang terjadi pada
geometri langit. Matahari 400 kali lebih jauh dari Bumi dibanding dengan Bulan, tetapi
diameternya juga 400 kali lebih besar terlihat berukuran hampir sama pada langit bumi.
Juga Bulan mengitari Bumi pada bidang yang hampir sama dengan bumi mengitari
Matahari. Itulah sebabnya kita melihat fase yang teratur setiap bulan. Kita hanya
mendapatkan gerhana apabila Matahari, Bulan, dan Bumi ketiganya berada di garis
yang sama atau dalam SYZYGY (kata yang baik untuk bermain Scrabble, dari bahasa
Yunani yang artinya “diikat bersama”) dan hal itu tidak sering terjadi.
Pada saat cahaya matahari tertutup oleh bulan bayangan yang terjadi terdiri dari
dua bagian daerah yang paling gelap disebut umbra sedangkan daerah yang agak terang
disebut panumbra. Apabila jarak matahari ke bumi dan jarak bulan ke bumi selalu tetap,
maka bagian yang sampai ke bumi akan selalu sama. Tetapi dalam kenyatannya tidak
akan selalu sama. Tetapi dalam kenyatannya tidak demikian,karena jarak matahari –
bumi dan jarak bulan – bumi selalu berubah-ubah. Perubahan jarak ini disebabkan
karena lintasan bumi mengelilingi matahari dan lintasan bulan mengelilingi matahari
dan lintasan bulan mengelilingi bumi berupa lintasan elips (ellipse). Akibat perubahan
jarak ini,terdapat tiga kemungkinan bagi seorang pengamat yang berada di bumi.
8
kedua pengamat berada di dalam umbra dan meihat gerhana matahari sebagai gerhana
matahari total dan kemungkinan yang ketiga pengamat berada dalam penumbra
yangmelihat gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari sebagian dapat terlihat juga
di daerah – daerah yang dilalui panumbra pada waktu terjadi gerhana matahari total
atau cincin.
Sekarang yang tampak hanyalah sebuah bola gelap dengan dikelilingi cahaya
terang yang berasal dari korona matahari. Sebelum fase gerhana total ini terjadi, tepi
timur piringan bulan akan menyentuh tepi timur piringan matahari. Kontak ketiga
terjadi pada waktu tepi barat piringan bulan meninggalkan tepi barat piringan matahari.
Sedangkan kontak keempat terjadi ketika tepi barat piringan bulan meninggalkan tepi
timur piringan matahari dan matahari mulai bersinar kembali seperti semula
9
BAB III
PEMBAHASAN
Dari kedua periode diatas, kita akan dapatkan bahwa 233 periode sinodik bulan
sama dengan 19 periode revolusi titik simpul atau sama dengan 18 tahun 11,3 hari
karena :
Periode 18 tahun 11,3 hari ini dinamai periode ‘Saros’ yang memberitahukan
bahwa setiap 18 tahun 11,3 hari sekali, kedudukan matahari bulan dan bumi akan persis
sama. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa dalam satu periode Saros, akan terjadi
gerhana yang sama. Meskipun di sini disebut sama, tetapi belum tentu terlihat pada
daerah yang sama, karena yang sama disini adalah kedudukan matahari,bulan, dan
bumi. Sebagai contoh, pada tanggal 9 mei 1929 telah terjadi gerhana matahari total yang
10
lamanya 5,1 menit dan terlihat di Sumatra,Malasia, dan Philipina. Gerhana semacam itu
berulang pada table dibawah ini :
Dan selanjutnya akan terlihat lagi pada tanggal 11 juni 1983 nanti di Jawa
Tengah,Jawa Timur,Sulawesi Selatan dan Irian Jaya yang lamanya 5 menit 11 detik
Selain mempergunakan periode Saros, dapat dipakai beberapa cara lain untuk
meramal terjadinya gerhana. Tetapi hanya sebagi pengetahuan bahwa para astronom
sekarang telah dapat meramalkan gerhana untuk 100 tahun mendatang dengan ketelitian
sampai satu detik.
Untuk mengetahui kapan akan terjadi gerhana lagi, di bawah ini dimuat tabel
jadal terjadinya gerhana matahari lengkap dengan macam,lama,lebar daerah yang
dilaluinya dan wilayah yang dilalui.
11
3 Oktober
Total/cincin - - Antartika
1986
29 Maret 1987 Total/cincin - - AS,Afrika
23 September 3 menit 45 RRC,Kep.Samoa
Cincin -
1987 detik
17 – 18 Maret
Total 3 menit 4 detik 177 km Sumatra,Malaysia
1968
11 September Afrika,samudra
Cincin 6 menit 5 detik -
1988 Hindia
26 Januari
Cincin - - Antartika
1990
2 menit 33
22 Juli 1990 Total 212 km Finlandia,Rusia
detik
Mengecilnya pupil matahari ini, membuat cahaya inframerah yang berasal dari
matahari hanya sedikit saja yang sampai ke retina mata kita. Dan cahaya inframerah
inilah yang sebenarnya berbahaya bagi mata kita. Sedangkan pada waktu terjadi gerhana
matahari, cahaya akan tampak berkurang sehingga mata kita tidak menjadi silau. Kalau
pada waktu itu kita melihat langsung gerhana matahari,maka pupil mata kita tidak
mengecil. Akibatnya,cahaya inframerah akan lebih banyak sampai ke retina mata kita
meskipun cahaya inframerah ini intensitasnya sudah menurun karena matahari terhalang
12
oleh bulan,tetapi masih cukup kuat untuk merusak retina mata kita. Kalau ini sampai
terjadi, maka akan berakibat kerusakan pada mata,malahan kalau terlalu parah akan
menyebabkan kebutaan yang sukar diobati.
Cara yang paling sederhana untuk melihat gerhana matahari adalah dengan
melihat bayangan gerhana yang dipantulkan oleh permukaan air yang tenang. Hal ini
bisa dilakukan di tepi kolam atau danau,dan bisa juga pada air dalam ember dengan
syarat embernya harus disimpan pada udara terbuka, sehingga bayangan matahari
tampak pada air. Tetapi ada cara lain yang lebih aman daripada melihat gerhana pada
permukaan air yaitu dengan menggunakan filter gelap yang berupa kaca yang
dihitamkan,filemnegatip yang overexposed dan overdeveloped filter netral density yang
khusus dibuat untuk melihat gerhana matahari.
Saat itu, adalah saat yang paling dinanti –nantikan oleh para astronom. Dengan
tertutupnya piringan matahari,maka korona matahari akan jelas tampak. Dengan
demikian para astronom akan dengan mudah menyelidiki korona tersebut yang pada
hari biasa sangat sukar diamati karena cahayanya tenggelam dalam cahanya matahari.
13
Selain pengamatan korona, masih banyak pengamatan lain yang dilakukan oleh para
astronom, di antaranya :
Selain para astronom,juga para amatir astronomi sangat menanti – nantikan sekali
terjadinya gerhana matahari. Mereka juga sangat tertarik untuk mengadakan
pengamatan. Di antaranya yang banyak dilakukan oleh para amatir adalah mencari
komet – komet baru yang ada di sekitar matahari. Sebab biasanya komet yang berada di
sekitar matahari, sangat sukar untuk diketemukan pada hari – hari biasa. Sinar matahari
terlalu cemerlang, sehingga mengalahkan cahaya komet sendiri. Sedangkan pada waktu
gerhana,sumber utama cahaya matahari terhalang oleh bulan,sehingga kalau ada komet
yang berada di sekitar matahari,dengan mudah akan ditemukan.
14
Pengamatan lain yang dilakukan selama gerhana matahari total,bukan terbatas
pada matahari saja, tetapi juga pada efek gerhana terhadap atmosfir bumi dan terhadap
semua kehidupan di bumi. Jadi yang mengadakan pengamatan selama gerhana matahari
total bukan saja para astronom atau amatir tetapi juga ahli disiplin lain,seperti ahli
meteorlogi,ahli biologi dan lain – lainnya.
Dibawah ini merupakan beberapa contoh pengamatan yang dikerjakan oleh para ahli
meteorlogi dan biologi :
A.Pengamatan Meteorlogi
B.Pengamatan Biologi
15
burung peliharaan. Mereka cenderung masuk ke sarangnya pada saat gerhana matahari,
terjadi, sedangkan ada catatan mengenai ayam berkokok pada saat gerhana selesai.
16
ITB (Institut Teknologi Bandung) terutama akan mempelajari sejauh mana pengaruh
gerhana matahari total terhadap dampak biologis yang mungkin berubah karena
perubahan mendadak cahaya matahari. Msialnya pada tingkatan sel, sejauh mana
perubahan terhadap proses pernafasan,pertumbuhan dan orientasi. Sedangkan mengenai
organismenya ditunjukan kepada hewan ber-sel satu atau mikroba.
Ahli –ahli sependapat bahwa manusia hanya sedikit terpengaruh oleh gerhana
matahari dan kegelapan yang diakibatkan gerhana itu pada waktu siang. Tetapi,
berbagai jenis binatang dan burung juga mengadakan reaksi aneh dan menarik.
Kesempatan mempelajari burung adalah pada saat gerhana Meksiko tahun 1970. Ayam
betina dan ayam jago di sebuah perusahaan pertanian tidak bersuara sama sekali dan
tidak kedengaran apa – apa, sampai hingga 10 menit sebelum kegelapan total. Dengan
semakin gelapnya daerah keliling,reaksi ayam – ayam itu dapat didengar dari jarak yang
jauh. Bunyi “toktok-tok” ayam – ayam itu kedengaran sangat aneh dan
membingungkan.
Selama gerhana matahari tahun 1979 di daerah barat daya Amerika dua ekor
burung saling bertubrukan karena gejala langka pada siang hari. Selama gerhana yang
sama itu seorang anggota Ekspedisi Kousbough-piini mencatat sekelompok burung di
beberapa pohon yang berdekatan. Burung –burung itu ramai berkicau sampai 3 menit
sebelum kegelapan total. Kemudian mereka diam sama sekali sampai tepat 3 menit
setelah kegelapan total. Saat itu burung - burung kembali berkicau secara normal.
Gerhana matahari di Kenya pada tahun 1980 memberikan kesempatan yang baik
untuk mempelajari burung maupun binatang di lingkungan yang asli. Fauna di Kenya
melimpah banyaknya. Dipergunakan alat pencatat yang sangat sensitive yang disebut
Parabolic Microphone Recording System yang dapat dipindah pindahkan. Alat itu
dapat mencatat bunyi dan suara binatang, burung maupun manusia pada jarak paling
17
sedikit 750 meter. Lama pencatatan kira – kira 3menit. Informasi melalui kelakuan
burung, binatang dan juga manusia direkam pada sebuah pita magnetik.
Binatang : Tidak kedengaran apa – apa dari binatang – binatang yang berdekatan. Singa
– singa tidak bersuara karenabiasanya tidur di waktu siang dan mungkin juga tidur pada
saat kegelapan total. Binatang – binatang gazelle dan zebra yang berdekatan lebih rapat
mengelompok selama kegelapan total seperti halnya mereka lakukan bila malam tiba
sebagai pertahanan terhadap binatang buas.
Burung : Alat perekam dioperasikan beberapa saat sebelum kegelapan total. Setidak –
tidaknya ada beberapa losin burung pada jarak 2000 kaki jauhnya. Menjelang kegelapan
total burung – burung lain ikut bergerombol sehingga kicau burung bertambah ramai.
Kicau burung berkurang satu menit lebih sedikit sebelum kegelapan total. Selama
kegelapan total burung diam. Hanya kadang – kadang terdengar bunyi aneh dan panjang
seperti suara jangkrik. Memerlukan waktu paling tidak 3 menit sebelum burung –
burung kembali bersikap seperti biasa.
Kodok dan jangkrik : Binatang – binatang ini biasanya di waktu siang tidak
bersuara, sampai tibanya malam. Pada saat terjadinya gerhana matahari, kodok dan
jangkrik serentak mulai bersuara dengan datangnya kegelapan total. Binatang –
binatang itu diam dan ramai lagi pada saat malam tiba. Sedangkan gerhana
matahari yang terjadi di wilayah Indonesia, Rabu (9/3/2016). Berdasarkan hasil
penelitian Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di
penangkaran hewan Cibinong Science Center (CSC), Cibinong, Jawa Barat, beberapa
hewan menunjukkan perilaku abnormal seperti terkena tipuan malam.
Jenis-jenis hewan diamati dalam penelitian ini adalah binatang dari kategori
nokturnal, atau yang aktif pada malam hari, dan diurnal, atau yang aktif pada siang hari.
Pengamatan perilaku satwa ini berlangsung mulai pukul 05:00 hingga 09:00 WIB
dengan penurunan suhu 1 derajat pada saat terjadi gerhana dari 25 derajat celsius ke 24
derajat celsius dan kelembaban udara yang naik dari 80 persen menjadi 91 persen.
"Satwa-satwa yang kami amati di antaranya kelompok mamalia kecil, kelompok burung
paruh bengkok, serta binatang melata atau herpetofauna" ujar Hari Sutrisno, Kepala
Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, pada laman resmi lembaga tersebut.
18
Hewan nokturnal jenis kukang ternyata menjadi yang paling terpengaruh saat
gerhana matahari. Pada pengamatan pukul 05:00 WIB, kukang masih beraktivitas.
Memasuki pukul 05.30 WIB, saat cahaya matahari mulai muncul, kukang mulai
berhenti beraktivitas dan pukul 06.00 WIB, kukang masuk ke sarangnya untuk
beristirahat. Namun, pada saat fenomena gerhana matahari mulai terjadi, kukang
bereaksi kembali."Pukul 07.30, di sini terlihat kukang kembali bangun dan terlihat
terjaga menoleh kanan kiri, diduga karena adanya pengaruh pengurangan cahaya," ujar
peneliti LIPI Bidang Laboratorium Nutrisi dan Penangkaran Satwa Liar Pusat Penelitian
Biologi LIPI, Spesies burung juga mengalami perubahan perilaku. Mereka tampak
mencari perlindungan ketika gerhana matahari terjadi.
Landak dan reptil tak terpengaruh. Wartika menjelaskan lebih lanjut bahwa ada
beberapa hewan mamalia yang tidak terpengaruh gerhana matahari, salah satunya
landak.Ada dua jenis landak yang diteliti yaitu Landak raya, Landak jawa, dan Landak
sumatera. Dari ketiganya, kata Wartika, tidak ada perubahan perilaku tertentu yang
terlihat selama terjadinya GMT.Bajing besar juga menjadi salah satu mamalia yang
tidak terpengaruh ketika GMT. Bajing besar memang pola hidupnya di sarang dan terus
berada di tempat tidurnya sejak sebelum hingga sesudah GMT, sehingga tidak
terpengaruh dengan perubahan intensitas cahaya dan cuaca.
Wartika berasumsi, untuk beberapa golongan hewan yang aktif di siang hari
tidak semuanya terpengaruh. Hal ini terjadi karena hewan tersebut hanya terpengaruh
dengan perubahan suhu yang signifikan.Begitupun golongan reptil seperti Kura-kura
19
brazil, Kura-kura ambon, Kura-kura sulawesi, Kura-kura papua, biawak, Phyton timor,
serta Viper hijau.Suhu lingkungan memang biasanya menjadi faktor yang
mempengaruhi kelompok reptil. Karena tidak ada perubahan respon yang signifikan
selama GMT, LIPI berasumsi reptil tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan cahaya
karena perubahan cahaya yang terjadi juga tidak terlalu drastis.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa
bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Gerhana dibedakan menjadi
dua, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari terjadi ketika bulan
melintas diantara Bumi dan Matahari. Bumi yang berada di daerah umbra akan
mengalami gerhana matahari total,sedangkan Bumi yang berada di daerah panumbra
akan mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Gerhana matahari terjadi pada
waktu siang hari.
Dan perilaku hewan pada saat terjadi gerhana matahari yaitu bereaksi seperti
layaknya waktu senja hingga menuju malam hari dimana pada waktu senja ketika
sebelum gerhana berlangsung hewan akan masuk kedalam kandangya dan malam
hewan akan tidur pada saat gerhana matahari berlangsung dan ketika akan berakhirnya
gerhana matahari hewan akan terbangun layaknya bangun di pagi hari.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan bahwa saya menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih ada kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik atau saran dari
pembaca untuk pengetahuan yang lebih baik lagi dan saya berharap makalah ini
bermanfaat untuk saya dan pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dawanas N, Djoni. 1983 . GERHANA MATAHARI TOTAL 11 JUNI 1983. Jakarta :
Gramedia
Hidayat, Bambang. 1983 . Gerhana Matahari Total Proses dan Pengaruhnya. Jakarta :
Sinar Harapan
ilmugeografi.com
21
BIODATA PENULIS
Pendidikan : TK Al-Muhajirin
SMPN 5 Cirebon
SMAN 6 Cirebon
22