Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MANDIRI

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

Dosen : Dr. Asep.D, M.Pd,.MM.,M.Pd

Disusun oleh:
NAMA : SAADAH
NPM : 178610456
PROGRAM STUDI : S1-PGSD
POKJAR : JATIASIH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP ARRAHMANIYAH DEPOK
KELOMPOK BELAJAR (POKJAR) JATIASIH
KOTA BEKASI
1441 H/2019 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Kami telah
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada teman-teman atas masukkannya, dorongan dan saran yang telah diberikan
kepada kami. Dan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Slamet Wibowo, M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yang telah
memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya
Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terima kasih pula kepada
rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbangan pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya.

Bekasi, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Pengertian Tata Surya............................................................................. 3
B. Matahari ...................................................................................... 3
C. Macam-macam Tata Surya
1. Tata Surya Bagian Dalam................................................................... 4
2. Tata Surya Bagian Luar...................................................................... 6
D. Sejarah Terjadinya Tata Surya................................................................ 8
1. Teori Keadaan Tetap.......................................................................... 8
2. Teori Dentuman Besar ....................................................................... 9
E. Benda-benda Langit dalam Tata Surya................................................... 9
1. Asroid ...................................................................................... 9
2. Komet ...................................................................................... 9
3. Meteor ...................................................................................... 10
F. Asal Mula Tata Surya............................................................................. 10
1. Teori Nebula ...................................................................................... 11
2. Teori Planetisimal............................................................................... 12
3. Teori Pasang Surut Bintang................................................................. 13
4. Teori Kondensasi................................................................................ 14
5. Teori Bintang Kembar........................................................................ 14
6. Teori Big Bang................................................................................... 15
G. Model Skala Tata Surya......................................................................... 18
1. Model Geosentris................................................................................ 18
2. Model Heliosentris............................................................................. 18
H. Model Skala Planet................................................................................. 20
I. Fakta Masing-masing Planet................................................................... 23
BAB III PENUTUP........................................................................................ 29
A. Kesimpulan.......................................................................................... 29
B. Saran..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTKA........................................................................................ 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah beribu ribu tahun manusia tinggal dan hidup dibumi dengan selalu
dinaungi langit. Di langit yang cerah kita dapat melihat benda-benda langit
berupa planet, matahari, bulan, bintang, meteor dan pada waktu-waktu tertentu
meteor. Kemunculan benda-benda langit dan berbagai fenomena alam lainnya
yang berulang secara teratur, menyebabkan kita dapat mengenal dimensiwaktu.
Selanjutnya dimensi waktu ini menjadi penting sekali dalam pengamatan
fenomena alam secara umum.
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-
benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet,nebula, gugus bintang,
atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di
luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)).
Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit —
seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana
pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskanpembentukan dan
perkembangan alam semesta.
Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana
diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah;
misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang
berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal
semacam Babilonia, Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah
melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi
meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang
menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.
Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai
bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat
beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional,

1
sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski demikian, dewasa ini
astronomi profesional dianggap identik dengan astrofisika
Astronomi sebagian bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal
dalam peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum
jaman Babilonia kuno. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-
gejala alam dengan mengamati perubahan yang terjadi di langityang kemudian
banyak melahirkan mitos mitos dan muncul ilmu astrology yang mempelajari
tentang pergerakan benda-benda langit seperti matahri, bulan, planet-planet dan
bintang-bintangyang dipercaya mempunyai dampak atau pengaruh terhadap
kehidupan seseorang. Orang-orang Romawi mempunyai andil yang sangat
besar dalam perkembangan ilmu astronomi maupun astrologi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada materi ini adalah
1.1.1 Asal mula tata surya
1.1.2 Sejarah terjadinya tata surya
1.1.3 Iptek mengurangi kusasa Tuhan

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah pada materi ini adalah
1.1.4 Asal mula tata surya
1.1.5 Bagaimana Serjarah terjadinya tatasurya
1.1.6 Apakah Iptek mengurangi kuasa Tuhan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Surya


Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit
alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,
komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk
asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper
dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang
berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya
dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km),
Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779
juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus
(4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang
diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres,
berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415
juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima),
Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan),
Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta
km). Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu
dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh
cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

B. Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen
utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi.
Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi

3
yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam
bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik. Matahari
dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran
tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena
dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti,
Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan
dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang
menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu
permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang.
Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret
utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-
bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari adalah langka,
sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.
Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan
"puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang
tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang.
Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen
dari kecermelangan sekarang.

C. Macam-macam Tata Surya


1. Tata Surya bagian dalam
Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet
kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari
Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari, radius dari
seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.

a) Merkurius
Merkurius adalah planet terkecil di dalam tata surya dan juga
yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari dan kala
rotasi 59 hari. Kecerahan planet ini berkisar di antara -2 sampai 5,5
dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut
pandangnya dengan Matahari kecil (dengan rentangan paling jauh

4
sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh
atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius
karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu
Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil
memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.

b) Venus
Venus atau Bintang Kejora adalah planet terdekat kedua dari
matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km,
diameter 12.104 km. Atmosfer Venus mengandung 97%
karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak
mungkin terdapat kehidupan. Venus mengorbit selama 224,7 hari
Bumi. Planet ini dinamai dewi cinta Romawi dan keindahan. Setelah
Bulan, ini merupakan obyek alami terang di langit malam, mencapai
magnitudo tampak dari -4.6, cukup terang untuk melemparkan
bayangan. Karena Venus merupakan planet rendah dari Bumi, ia tidak
pernah muncul untuk usaha jauh dari Matahari : elongasi maksimum
mencapai 47,8 °. Venus mencapai kecerahan maksimum sesaat
sebelum matahari terbit atau segera setelah matahari terbenam, yang
untuk alasan ini telah disebut oleh budaya kuno sebagai Bintang Fajar
atau Bintang Sore.

c) Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi
dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris:
Astronomical Unit). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik.
Sedangkan kala revolusinya adalah 365,25 hari. Bumi mempunyai
lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut
(magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin surya,
sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan

5
udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer
dan Eksosfer

d) Mars
Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya
diambil dari dewa perang Romawi, Mars. Planet ini sering dijuluki
sebagai "planet merah" karena tampak dari jauh berwarna kemerah-
kemerahan. Ini disebabkan oleh keberadaan besi(III) oksida di
permukaan planet Mars. Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer
yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi,
lembah, gurun, dan lapisan es. Periode rotasi dan siklus musim Mars
mirip dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi
di Tata Surya, dan Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya.
Selain itu, di belahan utara terdapat cekungan Borealis yang meliputi
40% permukaan Mars.

2. Tata Surya bagian luar


Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan
satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek
termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat
di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang
sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi
dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.

a) Yupiter
Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari
setelah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Jarak rata-rata antara
Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet
terbesar dan terberat dengan diameter 149.980 km dan memiliki massa
318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9 jam 55 menit,
sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun. Di permukaan planet
ini terdapat bintik merah raksasa yang disebut Badai Besar Abadi.

6
Atmosfer Yupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana
(CH4) dan amonia (NH3). Lapisan atas atmosfer Yupiter terdiri dari
88 - 92% hidrogen dan 8 - 12% helium. Suhu di permukaan planet ini
berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Yupiter
tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 68
satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons).

b) Saturnus
Saturnus adalah sebuah planet di tata surya yang dikenal juga
sebagai planet bercincin, dan merupakan planet terbesar kedua di tata
surya setelah Jupiter. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari, karena
itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi. Saturnus
berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus
dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi,
Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam
40 menit 24 detik.

c) Uranus
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari dan planet yang
terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya. Ia dinamai
dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari
Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus (Jupiter). Meskipun Uranus
terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet klasik, ia tidak
pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena
redupnya dan orbitnya yang lambat. Sir William Herschel
mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781,
menambah batas yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama
kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet pertama
yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.

7
d) Neptunus
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau
dari Matahari. Planet ini dinamai dari dewa lautan Romawi. Neptunus
merupakan planet terbesar keempat berdasarkan diameter (49.530 km)
dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa Neptunus tercatat 17
kali lebih besar daripada Bumi, dan sedikit lebih besar daripada
Uranus. Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30,1 SA atau sekitar
4.450 juta km. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan
periode revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah
♆, yang merupakan trident dewa Neptunus.

D. Sejarah Terjadinya Tata Surya


1. Teori Keadaan Tetap (Steady-Statet Theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan
bahwa alam semesta dimanapun dan bagaimanapun selalau sama.
Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu
yang telah lalu dan segalah sesuatu di alam semesta selalu tetap sama
walaupun galaksi-galaksi yang saling bergerak menjauhi satu sama lain.
Dengan demikian teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap
galaksi berbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati.
Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya. (tanpa awal dan tanpa akhir).
Dengan diketahuinya kecepatan radikal galaksi-galaksi menjauhi bumi
yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi dari
hasil pemotretan satelit maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi
terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal
ini sesuai dengan garis spectra yang menuju kepanjang gelombang yang
lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan
pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam
semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan
demikian harus ada” ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya
pengembangan.

8
2. Teori Dentuman Besar (Big-Bang Theory)
Teori ini berlandaskan dari asumsi masa yang sangat besar dan
mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti
kemudian meledak dengan hebat. Masa tersebut kemudian mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya
alam semesta yaitu :
 Masa radiasi, yaitu masa alam berumur satu detik sampai satu juta
kemudian pada saat terbentuknya fusi hydrogen menjadi helium
mempunyai suhu 10 derajat Kelvin.
 Masa pembentukan galaksi, yaitu pada usia alam semesta. Pada saat
usia ini galaksi masih berupa kabut pilin yang berputar membentuk
piring raksasa.

E. Benda-Benda Langit dalam Tata Surya


1. Asroida
Asroida atau juga disebut planetoida diketemukan oleh piazzi seorang
astromom dari italia pada tahun 1801 yang diameter 500 mil. Beberapa
tahun kemudian ditemukan astroida yang lain yang beredar mengelilingi
matahari pada jarak antara mars dan Jupiter.

2. Komet
Komet juga sering dikenal dengan nama bintang berekor. Komet ini
juga beredar mengelilingi matahari yang berarti merupakan bagian dari tata
surya. Komet merupakan gas pijar seperti pada matahari atau bintang lain.
Garis edarnya mempunyai jarak yang dekat dan mempunyai jarak yang
terjauh dari matahari. Jarak terdekat terletak antara bumi dan venus,
sedangkan jarak terjauh lebih jauh dari orbit atau garis edar neptunus, komet
mempunyai keanehan ekornya selalu menjauhi matahari.

9
3. Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang tidak mengeluarkan cahaya
sendiri. Jika meteor beredar dekat bumi, maka akan terpengaruh oleh
gravitasi bumi. Karna gesekan dengan atmosfer bumi, maka meteor menjadi
panas dan ada kemungkinan terbakar habis atau tidak terbkar habis sehingga
sisanya jatuh di bumi yang dikenal dengan batuan meteorit.

F. Asal Mula Tata Surya


Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua
objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, aasteroid, komet, planet-
planet kerdil/katai dan satelit-satelit alami. Tata surya dipercaya terbentuk
semenjak 4,6 miliyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas
dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet
yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi bima sakti dengan jarak sekitar 2,6 x
1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari
pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima sakti dengan
kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225-250 juta tahun untuk sekali
mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 miliyar
tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-25
kali semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem
yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya,
ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat
awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai
awan Oort dalam. Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan
kedudukan matahari berubah mengikuti kedudukan planet di orbit.
Diduga kelahiran planet dari wujud yang sama dengan matahari atau planet
lahir dari matahari. Fakta menunjukkan bahwa planet-planet terletak pada
bidang yang mendekati datar. Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya
telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah:

10
1. Teori Nebula

Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg


(1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-
1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre
Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini,
yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan
bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini
terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang
sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan
kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari
raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas
dan es terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas
tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk
planet dalam dan planet luar.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari
planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori
Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :
 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang
begitu pekat dan besar
 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan
terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada
saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang

11
lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari
 Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang
tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Kelebihan teori nebula/teori kabut :
Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips
planet mengelilingi matahari hampir datar.
Kelemahan teori nebula/teori kabut :
 James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa
bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan
gravitasi sehingga memadat menjadi planet.
 F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi
syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah
planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari
yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang
paling besar.
Berbagai Modifikasi Teori Nebula
Astronom Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis
nebulanya pada tahun 1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan
materi bersifat gas pernah muncul dan keluar sampai jauh sekali dari garis
khatulistiwa matahari di jaman purba. Sebagian besar lapisan ini terdiri
dari unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya, tekanan panas dan
radiasi matahari menghilangkan sebagian besar hidrogen dan helium serta
meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih berat
itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang
berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan lain yang
terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet.

2. Teori Planetisimal
Sekitar tahun 1900 seorang astronom yang bernama Forest Ray
Moulton dan seorang ahli geologi yang bernama T.C. Chamberlin ( dari

12
Universitas Chicago ), mengemukakan suatu teori baru yang mereka
namakan hipotesis planetesimal. Planetesimal adalah benda padat kecil
yang mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Menurut Moulton dan
Chamberlin, sebuah bintang yang menembus ruang angkasa dengan cepat
berada dekat sekali dengan matahari kita. Daya tarik yang makin meninggi
antara kedua bintang itu menyebabkan bintang yang satu menaikkan
pasang besar di bagian gas panas bintang yang lain. Pada saat pasang
matahari yang disebabkan oleh tarikan bintang yang lewat menjadi
bertambah besar, massa gas terlempar dari matahari dan mulai mengorbit.
Beberapa diantaranya mengikuti bintang lain ketika bintang itu meluncur
ke ruang angkasa, sedangkan yang lain tertahan oleh daya tarik matahari
yang mulai bergerak mengelilingi benda alam itu. Pasang matahari
menurun kembali bila bintang lain itu mulai mejauh. Massa gas yang
terlempar dari matahari maupun dari suatu jalan yang teratur dari
sekeliling matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, gas itu berubah
bentuknya menjadi cairan yang lama-kelamaan menjadi massa pada kecil.
Pecahan-pecahan yang disebut planetesimal tarik-menarik dan akhirnya
membentuk planet.

3. Teori Pasang Surut Bintang

Sir James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya
ilmuwan dari Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya
sebuah bintang yang besarnya hampir sama dengan matahari melintas
mendekati matahari, sehingga mengakibatkan terjadinya pasang gas
(terlepasnya sebagian massa matahari berbentuk seperti cerutu) karena
daya tarik bintang yang melintas dan massa tersebut bergerak mengelilingi

13
matahari. Dalam proses mengelilingi matahari massa tersebut mengalami
perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran besar dapat menarik
butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di sekitar matahari.
Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota tata surya

4. Teori Kondensasi
Teori Hipotesis kondensasi ini dikemukan oleh GP. Kuiper (seorang
astronom Belanda) pada tahun 1950. Dalam teori ini menyatakan bahwa
sistem tata surya itu ternyata pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Dan
di dalam Kabut itu terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini selanjutnya
berotasi sehingga bagian yang ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya. Lama-kelamaan bola kabut ini
membentuk sebuah cakram, perputarannya pun semakin cepat, dan
suhunya pun semakin bertambah. Akhirnya, cakram itu kembali berbentuk
bola gas yang cukup solid hingga terbentuklah Matahari. Bagian tepi
cakram yang berupa gas dan debu mulai bertarikan dan membentuk suatu
gumpalan. Selanjutnya, gumpalan tersebut terlepas dari Matahari dan
menyebar ke sekitarnya. Gumpalan-gumpalan itu disebut protoplanet.
Protoplanet lambat laun makin dingin dan padat sehingga membentuk
planet. Protoplanet tetap berotasi di orbitnya dan sambil berotasi dia juga
berevolusi mengelilingi Matahari.

5. Teori Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada


tahun 1956. Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya

14
berupa dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan.
Dari kedua bintang tersebut, dengan salah satunya belum stabil. Pada
bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi yang sangat cepat
sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan akhirnya bintang tersebut
meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut
terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang
letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya
membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.

6. Teori Big Bang

Gagasan big bang didasarkan atas alam semesta yang berasal dari
keadaan panas dan padat yang mengalami ledakan dahsyat dan
mengembang. Semua galaksi di alam semesta akan memuai dan menjauhi
pusat ledakan. Pada model Big Bang, alam semesta berasal dari ledakan
sebuah konsentrasi materi tunggal beberapa 1010 tahun yang lalu secara
terus menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih dingin
(pergeseran merah galaksi) seperti sekarang. Beberapa helium yang
ditemui dalam bintang-bintang sekarang kemungkinan berasal dari reaksi
nuklir dalam bola api kosmik yang padat. George Gamow (fisikawan)
mengkaji model asal alam semesta ini dan menghitung ledakan yang
menghasilkan sejumlah besar letupan foton-foton. Ia memprediksi foton
ini, tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang
sebagai foton-foton radio dan temperatur 3 K merupakan penjelasan yang
baik sebagai radiasi latar (background radiation) yang ditemukan oleh
Arno Penzias dan Robert Wilson di Amerika tahun 1965.

15
Radiasi latar gelombang mikro dari berbagai arah diantariksa juga
diukur oleh para ilmuwan lain yang memperoleh 2,9 K yaitu temperatur
terendah yang mungkin terjadi radiasi termal suatu benda. Fakta
menunjukkan bahwa alam semesta mengembang pada kecepatan yang
meningkat dengan jarak. Karena cahaya galaksi yang lebih jauh tergeser
merah lebih besar maka ia terlihat pada bumi kurang energik dari pada jika
ia tidak tergeser merah (foton merah kurang energik daripada foton biru).
Dengan memakai konstanta Hubble 100 km/s per megaparsek, diperoleh
bahwa pada jarak 3.000 megaparsek, kecepatan resesi (pergeseran merah)
adalah 3 x 105 kilometer per sekon, sama dengan kecepatan cahaya. Jadi
galaksi yang berjarak lebih dari 3.000 megaparsek (horison alam semesta
yang dapat diamati) tidak pernah terlihat.
Galaksi mengandung hidrogen sekitar tiga kali lebih banyak
daripada Helium. Pengamatan ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari
pendinginan alam semesta setelah dentuman besar. Diatas temperatur 10
milyar (1010) derajat, netron dan proton terlepas bebas dari intinya. Begitu
alam semesta menjadi dingin, neutron dan proton bergabung membentuk
inti helium pada 10 milyar derajat, menyisakan kelebihan proton sebagai
inti hidrogren, bersesuaian dengan rasio massa hidrogen terhadap helium
sebesar tiga berbanding satu.
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal
dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar
dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu
saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa
yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka
waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,
kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk

16
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-
gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet bumi.
Tapi tahun 1948, George Gamov muncul dengan gagasan lain
tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam
semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar
merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada’ ini
pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno
Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar
dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan
dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses
secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap
dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum
mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar dan kerak bumi.

7. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)


Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H.
Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori
ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta
selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang
membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi

17
baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam
ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang.
Dalam teori ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu
berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima
bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai
galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah
hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk
menggambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita
sekarang tentang suatu hal pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi
setelah itu akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah
yang terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah
puas. Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali,
yang akhirnya membuat hati kita kagum, heran, takzim, sampai pada suatu
perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam semesta ini.

G. Model Skala Tata Surya


1. Model Geosentris
Lebih dari 2000 tahun yang lalu telah diterima model sistem matahari
geosentris yang dikemukakan oleh ahli astronomi Yunani kuno, Hipparchus
pada tahun 140 SM (sebelum masehi). Dalam model geosentris
dikemukakan bahwa Matahari, bintang, planet dan bulan bergerak
mengelilingi bumi. Teori ini kemudian dikembangnkan oleh Claudius
Ptolemaeus sekitar tahun 150 SM yang disebut teori Ptolemaeus.

2. Model Heliosentris
Ahli astronomi Yunani, Aristarchus (310 - 230 SM), pernah
menyarankan bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta dan
bumi mengitarinya. Konsep heliosentris ini belum mendapat tempat dalam
bidang astronomi. Baru pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah besar-

18
besaran karena Copernicus (1473 - 1543) mengganti model Geosentris
dengan model Heliosentris yang lebih sederhana.
Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan dikemukakan oleh astronom
Polandia, Nicolaus Copernicus. Copernicus mempertanyakan apakah Bumi
berotasi dan berevolusi? Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan dari teori geosentris, maka ia mengemukakan teori heliosentris,
bahwa Matahari merupakan pusat alam semesta. Pada zaman itu, alam
semesta dan tata surya masih belum mendapatkan perbandingan jelas hingga
zaman modern. Teori menjadi bahan ejekan karena bila Bumi berputar,
mengapa manusia tidak jatuh dari Bumi? Jawabannya ditemukan oleh
Galileo dan Newton. Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan
dikemukakan oleh astronom Polandia, Nicolaus Copernicus. Copernicus
mempertanyakan apakah Bumi berotasi dan berevolusi? Karena ia tidak
mendapatkan jawaban yang memuaskan dari teori geosentris, maka ia
mengemukakan teori heliosentris, bahwa Matahari merupakan pusat alam
semesta. Pada zaman itu, alam semesta dan tata surya masih belum
mendapatkan perbandingan jelas hingga zaman modern. Teori menjadi
bahan ejekan karena bila Bumi berputar, mengapa manusia tidak jatuh dari
Bumi? Jawabannya ditemukan oleh Galileo dan Newton yang terkenal
dengan gaya gravitasi Bumi.
Hukum Bode
Untuk menentukan jarak planet dari Matahari, ada sebuah metode
sederhana yang dikenal dengan hukum Titius – Bode. Metode ini ditemukan
oleh seorang astronom Jerman yang bernama Johann Daniel Titius pada
tahun 1766 dan diperkenalkan oleh rekannya pada tahun 1772, yaitu Johann
Elert Bode. Tuliskan sebuah deret 0,3,6,12,24, dan seterusnya, kemudian
tambahkan setiap bilangan dengan 4. Hasilnya bagikan dengan 10. Secara
matematis, hukum Titius – Bode ini dapat kita tuliskan dengan persamaan
sebagai berikut:
r = (n+4)/10 ; n = 0,3,6,12,24, dengan
n = deret bilangan
r = jarak planet dari Matahari dalam satuan AU

19
matahari-dan-planet-planet-yang-mengelilinginya-beserta-lintasan-
orbit. Jika kita perhatikan, 7 angka pertama dari deret Titius – Bode , akan
menghasilkan nilai yang hampir mendekati (0,4; 0,7; 1,0; 1,6; 2,8; 5,2; 10,0)
dengan nilai sesungguhnya jarak Planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter, dan Saturnus dari Matahari (0,39; 0,72; 1,0; 1,52; 5,20; 9,54). Pada
nilai 2,8, dikemudian hari, para astronom menemukan sabuk asteroid yang
jarak sebenarnya adalah antara 2,2 sampai 3,3 AU dari Matahari.

H. Model Skala Planet

Planet dalam bahasa Yunani artinya pengembara, karena kedudukan


planet selalu berubah-ubah, tidak bisa menetap. Planet merupakan benda langit
yang tidak memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan
cahaya dari matahari.
Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang,
2. mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar
dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut
mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat),
3. tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap
deuterium di intinya; dan telah "membersihkan lingkungan" (clearing
the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-
benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri)
di daerah sekitar orbitnya.

20
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat
delapan planet. Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai
yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan
bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah)
dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada
masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari.
Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris,
planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang
dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan,
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus
Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku
sekarang.
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional), terdapat delapan
planet dalam sistem Tata Surya:
1. Merkurius
2. Venus
3. Bumi
4. Mars
5. Yupiter
6. Saturnus
7. Uranus
8. Neptunus
Urutan planet-planet tersebut dimulai dari yang paling dekat terhadap
matahari. Garis edar anggota tata surya mengelilingi matahari disebut orbit.
Anggota tata surya selain mengelilingi matahari, juga berotasi pada sumbunya
masing-masing. Di antara orbit Mars dan Yupiter terdapat planet-planet kecil
yang sangat banyak, yang dinamakan asteroid dan planetoid. Daerah lintasan
utama asteroid dinamakan sabuk asteroid atau asteroid belt.
Klasifikasi Planet
Planet-planet anggota tata surya dapat dikelompokkan berdasarkan orbitnya
serta ukuran dan massanya.

21
1. Berdasarkan letak peredarannya dengan bumi sebagai acuan, planet-planet
dibedakan sebagai berikut.
a) Planet Inferior
Yaitu planet yang peredarannya terletak diantara matahari dan
bumi. Yang termasuk planet inferior adalah Merkurius dan Venus.
b) Planet Superior
Yaitu planet yang peredarannya terletak di luar peredaran bumi.
Yang termasuk planet superior adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus dan Pluto.
2. Berdasarkan letak peredaran asteroid, planet-planet dibedakan sebagai
berikut:
a) Planet Dalam (inner planet)
Yaitu planet yang peredarannya antara matahari dan asteroid. Yang
termasuk planet golongan ini adalah : markurius, venus, Bumi, dan Mars.
b) Planet luar (outer planet)
Yaitu planet yang peredarannya di luar asteroid. Yang termasuk
planet golongan ini adalah: Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan
Pluto.
3. Berdasarkan ukuran dan massa planet jika di banding dengan Bumi, planet
dikelompokan menjadi:
a) Planet terestrial
Yaitu planet yang memiliki ukuran dan masa lebih kecil atau sama
dengan bumi. Masa jenisnya rata-rata 3,8-5,5 g/cm3. Yang termasuk
planet ini adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan Pluto.
b) Planet Jovian
Yaitu planet yang ukuran dan massanya jauh lebih besar dari pada
bumi dengan massa 13-320 kali massa bumi. Massa jenis rata-ratanya
0,7-2,2 g/cm3. Atmosfer produksinya adalah H2, CH4, dan NH3. Yang
termasuk planet jovian adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

22
I. Fakta Masing-Masing Planet
1. Merkurius
Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang
terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini
berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak
mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan
rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat
pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang
Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya
yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil
memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga
tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti
besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari
kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar
antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat selsius).

2. Venus
Pada awalnya Venus pernah diduga sebagai salah satu bintang. Orang-
orang Yunani purba melihat planet terang yang indah, dan mereka
menamakannya Venus atau dewi cinta. Setelah bulan, Venus adalah benda
angkasa paling terang di langit malam. Karena ukurannya hampir sama
dengan bumi, sampai abad XX para astronom memperkirakan bahwa planet
ini serupa dengan bumi. Hasil penyelidikan bahwa atmosfir di Venus terdiri
atas campuran karbon dioksida dan asam sulfat yang mematikan sehingga
tidak memungkinkan adanya kehidupan di planet Venus.
Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius.
Planet ini memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu
225 hari. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3%
nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan.
Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet planet lain.
Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu

23
revolusinya dalam mengelilingi matahari. Kandungan atmosfernya yang
pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat
efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan.
Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus
termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.

3. Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan
matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit).
Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut
(magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar
ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti
bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan
mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu
permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 55°C bergantung pada iklim
setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan
365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500
kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis
planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi
Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain,
dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami
yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari
78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi
nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula
oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula
oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan

24
akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85
kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer.
Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui
pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan
gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest
setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra
Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau
Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah
Laut Kaspia dengan luas 394.299 Km2.

4. Mars
Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil
dari nama Dewa Yunani kuno untuk perang. Namun planet ini juga dikenal
sebagai planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan.
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan
Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia.
Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah
dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan
manusia harus menggunakan alat bantu pernafasan jika ingin tinggal di
sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum
menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana. Planet
ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit
selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala
rotasinya 24,62 jam.
Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu
Aries, putra dari Zeus dan Hera. Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik
di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila
dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang
menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama
musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut
hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.

25
5. Yupiter
Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari
setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Yupiter merupakan planet
terbesar dalam sistem tata surya kita. Strukturnya sebagian besar terdiri atas
gas, terutama hydrogen dan helium. Di bawah kumpulan awan tekanannya
sangat besar, sehingga hidrogen dimampatkan dalam bentuk cairan dan ke
bawah menjadi hydrogen logam. Planet ini menyebarkan lebih banyak
radiasi panas daripada menerima radiasi dari matahari. Jarak rata-rata antara
Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar
dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa
bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan periode revolusi
adalah 11,86 tahun.
Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer
Jupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4), dan amonia
(NH3). Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan
21oC. Seperti planet lain, Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat
lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede,
Callisto (Galilean moons).

6. Saturnus
Saturnus adalah sebuah planet yang terletak di tata surya dimana
planet ini terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari
Matahari. Karena itulah, Saturnus tampak tidak terlalu cerah dari Bumi.
Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi,
Saturnus, dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain
berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu
10 jam 14 menit. Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian
besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan
terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus tersusun atas gas amonia dan
metana. Hal ini tentu tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik.

26
Terdapat beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan
pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat,
cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur
oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair
karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi,
sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu
adalah bongkahan-bongkahan es meteorit. Hingga 2006, Saturnus diketahui
memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh diantaranya cukup masif untuk dapat
runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah
Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan
ukuran lebih besar dari planet Merkurius), dan Iapetus.

7. Uranus
Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari Matahari setelah Saturnus,
ditemukan pada 1781 oleh William Herschel (1738-1822). Perhitungan
cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu.
Kemudian Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus
ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Uranus memiliki
jarak dengan Matahari sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter
mencapai 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa Bumi. Periode rotasi
planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan periode revolusi adalah 84 tahun.
Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan berwarna hijau
dan biru. Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya Ariel, Umbriel,
Miranda, Titania, dan Oberon.

8. Neptunus
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari
Matahari Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450
juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki
massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam.,
sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip
dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi

27
penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus
memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa.

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua
objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, aasteroid, komet, planet-
planet kerdil/katai dan satelit-satelit alami. Tata surya dipercaya terbentuk
semenjak 4,6 miliyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas
dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet
yang mengelilinginya.
Ada beberapa teori mengenai asal usul tata surya diantaranya yaitu teori
nebula, teoriplanetisimal, teori pasang surut bintang, teori kondensasi, teori
bintang kembar, teori big bang, teori keadaan tetap.

B. Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini banyak memberikan manfaat
dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Makalah ini tak luput dari
kesalahan, oleh sebab itu kritk dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dyayadi, Alam Semesta Bertawaf, Yogyakarta: Lingkaran, 2008

Tjaksyono, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2009
Kerrod, Robin, Bengkel Ilmu Astronomi, Jakarta: Erlangga, 1999
Makalah Tata Surya. Syina Rustilani.
(http://www.academia.edu/6657820/Makalah_TATA_SURYA).
Diakses tanggal 14 Oktober 2014.
Teori Asal Usul tata Surya. Begard Mada Sagaling.
(http://begardmadasagaling.blogspot.com/2013/02/teori-asal-usul-tata-surya.html).
Diakses tanggal 14 Oktober 2014.
Sistem Tata Surya. Muthoharoh.
(http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/2013/12/sistem-tata-
surya.html). Diakses tanggal 14 Oktober 2014.

30

Anda mungkin juga menyukai