Anda di halaman 1dari 36

TATA SURYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kapita Selekta Fisika

Dosen Pengampu: Devi Solehat, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 4

Pendidikan Biologi 6A

1. Tri Windayani (11150161000007)

2. Indri Andriyatno (11150161000037)

3. Galuh Shelladevi Prastiti (11150161000061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat
rahmat Allah SWT. dan kesempatan yang diberikan, saya dapat menyelesaikan suatu
makalah pada mata kuliah Kapita Selekta Fisika yang berjudul Tata Surya sebagai salah satu
tugas kelompok pada mata kuliah ini.
Tak lupa pula shalawat bertangkaian salam selalu seiring sejalan kita sanjung sajikan
pada Nabi Besar Muhammad SAW. Karena berkat beliaulah kita dapat mengenal dan
mengetahui pentingnya ilmu pengetahuan untuk kita tuntut dan kita amalkan di dunia
maupun diakhirat kelak.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata pelajaran Ibu Devi
Solehat, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam proses
penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Baik isi maupun penyusunan kalimatnya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik atau saran yang membangun dari semua pihak deni kesempurnaan
makalah ini.
kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan juga semua
pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing kita kejalan yang benar.

Tangerang Selatan, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... .................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... ................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... ................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... ................... 2
C. Tujuan .......................................................................... ................... 2
BAB II TATA SURYA
A. Sistem Tata Surya ........................................................ ...................
B. Karakteristik Anggota Tata Surya ............................... ................... 6
1. Matahari. .................................................................. ................... 6
2. Planet Dalam ............................................................ ................... 8
3. Planet Luar ............................................................... ................... 8
4. Komet ....................................................................... ................... 8
5. Meteroid ................................................................... ................... 8
6. Asteroid .................................................................... ................... 8
7. Satelit........................................................................ ................... 8
C. Teknik Sampling ......................................................... ................... 12
1. Teknik Sampling Random (Probability Sampling).. ................... 12
a. Simple Random Sampling .................................... ................... 12
b. Stratified Random Sampling ................................ ................... 16
c. Cluster Sampling (Area Sampling)....................... ................... 19
d. Systematic Random Sampling .............................. ................... 20
2. Teknik Sampling Non Random (Non Probability
Sampling) ................................................................. ................... 21
a. Accidental/ Insidental Sampling ......................... ................... 22
b. Quota Sampling ................................................... ................... 22
c. Purposive Sampling ............................................. ................... 22
d. Sampling Jenuh ................................................... ................... 23
e. Snowball Sampling .............................................. ................... 23
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...................................................................... ................... 24
B. Saran ............................................................................ ................... 24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat kita menengadahkan pandangan, kita melihat bentangan warna
biru yang tak jarang dihiasi gumpalan-gumpalan berwarna putih. Waktu yang bergulir
pun menggeser keindahan biru pada tenangnya lembayung di sore hari. Waktu tak
berhenti hingga warnanya menjadi menghitam. Namun, keindahannya tak jua pudar.
Saat warnanya hitam, muncul kelap-kelip dan bulatan kecil yang seolah menerangi.
Ya, itulah bentangan langit yang tak akan kita temukan ujungnya, ditemani matahari
di siang hari, dan bertaburkan bintang serta sebuah bulan di malam hari.
Peristiwa tersebut telah dijelaskan oleh firman Allah SWT. dalam Q.S Al-
An’am: 97 :

Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu


menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah
menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.”
(Q.S Al-An’am: 97).
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini telah berkembang dengan sangat
pesat. Umat manusia dengan kurioritasnya, selalu berusaha untuk menjawab berbagai
pertanyaan tentang alam sekitar agar memperoleh jawaban yang memuaskan. Dahulu,
alam semesta merupakan hal yang sulit untuk dipahami dan penuh hal yang misterius.
Namun dengan terciptanya perkembangan teknologi, manusia mampu memecahkan
pertanyaan-pertanyaan yang dahulu hanya dijawab dengan jawaban yang kurang
memuaskan. Seiring dengan perkembangan kemampuan manusia, serangkaian
penelitian terus dikembangkan untuk mengetahui apa saja yang ada di luar bumi dan
bagaimana pengaturan yang ada di dalamnya. Dengan akal dan pikiran yang cerdas,
manusia menemukan bahwa selain matahari, bulan, dan bintang, terdapat benda-
benda lain seperti komet, meteor, asteroid, serta planet selain bumi yang teratur dan

1
tersusun dengan baik. Susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, planet-
planet yang berputar mengelilingi matahari,komet, asteroid, serta benda-benda langit
lainnya disebut tata surya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan memaparkan mengenai
“Tata Surya” dalam bentuk makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem tata surya?
2. Bagaimanakah karakteristik anggota dari tata surya ?
3. Apakah yang dimaksud dengan matahari sebagai bintang ?
4. Bagaimana dampak rotasi dan revolusi bumi bagi kehidupan dibumi ?
5. Apakah yang dimaksud dengan gerhana bulan dan gerhana matahari
6. Bagaimanakah terjadinya pasang surut air laut ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem tata surya.
2. Mengetahui karakteristik dari anggota tata surya.
3. Mengetahui pengertian matahari sebagai bintang .
4. Mengetahui dampak dari rotasi dan revolusi bumi bagi kehidupan dibumi.
5. Mengetahui pengertian dari gerhana bulan dan gerhana matahari.
6. Mengetahui proses terjadinya pasang surut air laut.

2
BAB II
TATA SURYA

A. Sistem Tata Surya


Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, manusia sudah melakukan banyak
penelitian tentang langit dan jagad raya. Sebelum ditemukan teleskop oleh Galileo
Galilei (1564-1642), Ptolomeus mengajarkan bahwa bumi sebagai pusat alam semesta
atau paham geosentris. Galileo Galilei dengan teleskopnya menemukan fakta bahwa
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus sabit atau Venus purnama
sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap matahari ketika beredar mengitari
matahari. Fakta tersebut memperkuat teori heliosentris dari Nicolas Copernicus
(1473-1543), yaitu matahari sebagai pusat alam semesta. Para ilmuwan juga
menemukan fakta bahwa bintang terdekat dengan bumi adalah matahari. Sebagai
bintang, matahari dikelilingi oleh planet-planet yang berada didekatnya membentuk
suatu sistem bernama Tata Surya.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Tata surya terletak di dalam
satu galaksi. Galaksi yang kita tempati adalah galaksi Bimasakti. Galaksi Bimasakti
disebut juga Milky Way.1 Referensi lain menyebutkan bahwa tata merupakan susunan
benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet,
komet, meteoroid, dan asteroid yang mengelilingi matahari. Pada awal tahun 1600an,
Johannes kepler seorang ahli matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planet-
planet. Ia menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi sedikit offset.
Kepler juga menemukan bahwa planet bergerak dengan kecepatan yang berbeda
dalam orbitnya di sekitar matahari. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut ini.2
Tabel 1. Rata-rata kecepatan orbital planet dalam tata surya
No. Planet Rata-rata Kecepatan Orbital (km/s)
1. Merkurius 48
2. Venus 35

1
Siti Zubaidah, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014), hlm. 137
2
Wahono Widodo, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017), hlm. 150

3
3. Bumi 30
4. Mars 24
5. Jupiter 13
6. Saturnus 9,7
7. Uranus 6,8
8. Neptunus 5,4

Tabel tersebut menunjukkan bahwa planet yang dekat dengan matahari


bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari matahari. Bidang edar planet-
planet dalam mengelilingi matahari disebut bidang edar dan bidang edar bumi dalam
mengelilingi matahari disebut bidang ekliptika.

Gambar 1. Sistem Tata Surya


Sumber: Wahono Widodo, dkk., 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII,
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

B. Karakteristik Anggota Tata Surya


Tata surya terdiri atas delapan planet yang mengelilingi matahari. Matahari
merupakan pusat tata surya. Selain delapan planet tersebut juga terdapat anggota tata
surya yang lain, yaitu komet, asteroid, satelit, dan meteorid.
1. Matahari
Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan bercahaya yang
menjadi pusat sistem tata surya.3 Sebagaimana bintang yang lain, matahari
merupakan bola raksasa yang terbentuk oleh gas hidrogen. Atom-atom gas
hidrogen kemudian bersatu membentuk gas helium, yang dikenal dengan reaksi

3
Ibid., hlm. 151

4
penggabungan inti (reaksi fusi). Proses ini menghasilkan energi yang sangat besar
dalam bentuk energi panas, energi cahaya, dan energi gelombang. Matahari
berjarak kira-kira 150 juta kilometer dari bumi. Jarak dari bumi ke matahari
ditetapkan sebagai 1 satuan astronomi (1 SA). Jarak matahari ini sama dengan
1/546.000 kali jarak bintang yang paling terang, yaitu Sirius. Meskipun matahari
kita tergolong bintang yang ukurannya sedang, tetapi ukuran ini sudah sama
dengan 109 kali diameter bumi (diameter bumi 12.756 km).4
Tanpa energi intens dan panas matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi.
Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.5
a) Inti matahari, memiliki suhu sekitar 1,5 x 107oC yang cukup untuk
mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi sebagai sumber energi
matahari. Energi dari inti akan diradiasikan ke lapisan luar matahari dan
kemudian sampai ke ruang angkasa.
b) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6.000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300
km. Melalui fotosfer, sebagian besar radiasi matahari ke luar dan terdeteksi
sebagai sinar matahari yang kita amati di bumi. Di dalam fotosfer terdapat
bintik matahari, yaitu daerah dengan medan magnet yang kuat dan dingin
serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya.
c) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km.
Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling Bulan pada waktu
terjadi gerhana matahari total.
d) Korona, merupakan lapisan terluar matahari dengan suhu sekitar 1.000.000
Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000 km. Memiliki warna keabu-abuan
yang dihasilkan dari ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona
terlihat seperti mahkota dengan warna keabu-abuan yang mengelilingi Bulan
pada waktu terjadi gerhana Matahari total.

Di antara inti dan fotosfer terdapat daerah radiasi dan daerah konveksi. Di
daerah tersebut energi berpindah secara radiasi dan konveksi.

4
Nur Kuswanti, dkk., Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas IX, (Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 238
5
Wahono Widodo, dkk., loc.cit.

5
Gambar 2. Bagian-Bagian Matahari
Sumber: Wahono Widodo, dkk., 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII,
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Planet Dalam
Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri.
Planet hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari bintang. Planet dalam
disebut juga dengan planet terrestrial. Planet terrestrial adalah planet yang
letaknya dekat dengan matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit satelit atau
tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas mineral tahan api,
seperti silikat yang membentuk kerak dan mantelnya, serta logam seperti besi dan
nikel yang membentuk intinya. Selain itu, planet dalam juga memiliki atmosfer
yang cukup besar untuk menghasilkan cuaca, memiliki kawah dan fitur
permukaan tektonik. Seperti lembah retakan dan gunung berapi. 6 Planet dalam
terdiri atas beberapa planet, yaitu sebagai berikut.
a) Merkurius
Merkurius merupakan planet yang ditemukan oleh Mariner (1975).
Merkurius adalah planet terdekat dari matahari dan merupakan planet terkecil.
Jaraknya yang hanya 57.900.000 km atau 0,39 satuan astronomi (SA) dari
matahari membuat merkurius memiliki suhu permukaan yang sangat tinggi
yaitu 467oC.7 Permukaannya penuh barut akibat lubang-lubang yang
dihasilkan meteroit. Meteorit adalah muntahan batu-batu yang jatuh dari langit
saat asteroid meledak. Sama dengan venus, merkurius juga tidak memiliki

6
Ibid., hlm. 152
7
Siti Zubaidah, dkk., op.cit., hlm. 140

6
satelit. Merkurius memiliki perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan
malam.8

b) Venus
Venus memiliki ukuran, massa, komposisi, dan jarak ke matahari yang
sama dengan bumi. Namun venus tidak memiliki lautan dan hanya ditutupi
atmosfer karbondioksida (CO2) yang tipis. Sifat gas karbondioksida sebagai
pemicu efek rumah kaca mengakibatkan venus memiliki suhu permukaan
450oC – 475oC, suhu yang mampu untuk melelehkan timbal. Selain itu, titik-
titik asam sulfat (H2SO4) yang ada pada atmosfer membuat venus tampak
sebagai planet yang berwarna kuning. Venus dikenal dengan bintang pagi atau
bintang timur atau bintang kejora. Venus juga tidak memiliki satelit.9
c) Bumi
Bumi adalah satu-satunya planet di tata surya yang dapat dihuni.
Atmosfernya terdiri atas nitrogen (N2) dan oksigen (O2) mampu melindungi
manusia dari bahaya radiasi sinar matahari dan membakar meteor yang jatuh
ke bumi. Bumi berjarak 149.600.000 km atau 1 satuan astronomi (SA) dari
matahari. Suhu di permukaan bumi memungkinkan air berada dalam wujud
padat, cair maupun gas. Bumi memiliki satu satelit, yaitu bulan.10
d) Mars
Permukaan mars bersuhu 125oC – 35oC banyak mengandung besi oksida
(FeO) membuat mars tampak sebagai planet merah. Atmosfer mars terdiri atas
karbondioksida (CO2), nitrogen (N2), dan argon (Ar). Mars memiliki dua
satelit kecil yang bernama Phobos dan Deimos. Meskipun mars dicurigai
sebagai planet yang berpenghuni, namun belum ada bukti yang mampu
menjelaskan kebenaran hipotesis tersebut.11

8
Nur Kuswanti, dkk., op.cit., hlm. 243
9
Siti Zubaidah, dkk., loc.cit.
10
Nur Kuswanti, dkk., op.cit., hlm. 242
11
Siti Zubaidah, dkk., op.cit., hlm. 141

7
Gambar 3. Planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, Mars)
Sumber: www.universetoday.com
3. Planet Luar
Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet Jovian adalah
planet yang letaknya jauh dengan matahari, berukuran besar, memiliki banyak
satelit, dan sebagian besar tersusun dari bahan ringan. Seperti hidrogen,
helium, metana, dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh
sabuk asteroid.12 Planet luar terdiri atas beberapa planet, yaitu sebagai berikut.
a) Jupiter
Jupiter sebagai planet terbesar di tata surya memiliki jarak
778.300.000 km atau 5,20 satuan astronomi (SA) dari matahari. Atmosfer
jupiter banyak mengandung hidrogen (H2) dan helium (He). Hampir
setiap waktu di permukaan jupiter selalu terjadi badai, terutama di titik
besar yang tampak berwarna merah. Jupiter memiliki 4 satelit besar dan
63 satelit kecil. Io merupakan satelit jupiter yang memiliki banyak
gunung berapi aktif. Ganymede merupakan satelit terbesar Jupiter yang
memiliki medan magnetiknya sendiri. Europa dan Calisto merupakan dua
satelit Jupiter yang memiliki lautan es beku.13
b) Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua di tata surya yang
terkenal karena keindahan cincin es yang melingkarinya. Cincin saturnus
tersusun atas es dan batuan yang sangat besar. Saturnus memiliki lebih
dari 47 satelit alami. Salah satu yang terbesar (lebih besar daripada
merkurius) adalah Titan.14 Hasil analisis spektroskopi menunjukkan

12
Wahono Widodo, dkk., op.cit., hlm. 153
13
Siti Zubaidah, dkk., loc.cit.
14
Ibid.

8
bahwa atmosfer saturnus cukup tebal. Unsur penyusun atmosfer saturnus
dapat dikatakan mirip dengan unsur penyusun atmosfer jupiter, terutama
mengandung hidrogen dan helium. Seperti halnya jupiter, pada atmotfer
saturnus terkandung amoniak maupun gas metana. Tetapi jika pada
atmosfer jupiter amoniak lebih banyak dari metana, sebaliknya pada
atmosfer saturnus lebih banyak metana dari amoniak.15
c) Uranus
Uranus merupakan planet gas yang berwarna biru kehijauan
dengan awan tebal yang menutupinya. Periode revolusi uranus terhadap
matahari mencapai 84 tahun.16 massa jenis Uranus sekitar 1270 kg/m3.
Massa jenis Uranus yang sangat rendah menunjukkan bahwa uranus
terbentuk dari unsur-unsur ringan, yaitu 15% hidrogen, 60% bahan es
yaitu air, metana dan amoniak, dan 25% bahan-bahan yang terdapat di
bumi seperti silikat dan besi.17
d) Neptunus
Neptunus merupakan planet gas raksasa yang berwarna biru karena
atmosfernya banyak mengandung hidrogen (H2), helium (He), dan metana
(CH4). Neptunus yang ditemukan pada tahun 1846 ini memiliki 13 satelit
alami, diantaranya Triton dan Nereid. Neptunus merupakan planet terjauh
dari matahari. Jaraknya 4.497.000.000 km atau 30,06 satuan astronomi
(SA).18

Gambar 4. Planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, Saturnus)


Sumber: www.universetoday.com

15
Andi Suhandi, dkk., Konsep Dasar Bumi Antariksa, (Bandung: UPI Press, 2008), hlm. 245
16
Siti Zubaidah, dkk., loc.cit.
17
Andi Suhandi, dkk., op.cit., hlm. 246
18
Siti Zubaidah, dkk., op.cit., hlm. 142

9
Berikut merupakan tabel perbandingan antar planet.19
Tabel 2. Perbandingan antar planet
Nama Planet Jarak dari Diameter Kala Kala
Matahari (m) (km) rotasi revolusi

Merkurius 5.790 x 1010 4.879.000 59 hari 88 hari


Venus 1.082 x 1011 12.100 .000 243 hari 225 hari

Bumi 1.496 x 1011 12.700.000 23,9 jam 365,25 hari

Mars 2.279 x 1011 6.800.000 24,6 jam 687 hari


Jupiter 7.783 x 1011 142.980.000 9,8 jam 11,9 tahun
Saturnus 4.497 x 1012 120.540.000 10,2 jam 29,5 tahun
Uranus 1.427 x 1012 51.120.000 17,2 jam 84 tahun
Neptunus 2.870 x 1012 49.530.000 15,8 jam 164,8 tahun

4. Komet
Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kometes artinya berambut
panjang. Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit
yang sangat lonjong. Komet ini terdiri atas debu, partikel batu yang bercampur
dengan es, metana, dan amonia. Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.20
a) Inti komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih kecil, padat,
tersusun dari debu dan gas.
b) Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.
c) Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih panjang. Arah ekor
komet selalu menjauhi matahari dikarenakan dorongan yang berasal dari
angin dan radiasi matahari.

Komet yang paling sering mendekati matahari adalah komet Enche. Hal
ini terjadi karena lintasan dari komet ini merupakan lintasan terpendek
daripada lintasan komet lainnya, yaitu hanya 3,3 km. Komet memiliki periode

19
Nenden Fauziah, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs Kelas IX, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 107
20
Wahono Widodo, dkk., op.cit., hlm. 153-154

10
kemunculan yang beragam. Komet yang paling terkenal adalah komet yang
memiliki periode kemunculan 76 tahun sekali, yaitu komet Halley. Komet ini
terakhir nampak pada tahun 1986. Komet yang paling lama periode
kemunculannya adalah komet Kohontek. Komet ini beredar di luar Pluto
dengan periode kemunculan setiap 75.000 tahun sekali. Komet ini terakhir
melintasi bumi pada tahun 1974.21

Gambar 5. Bagian-Bagian Komet


Sumber: Glenco Science Level Blue

5. Meteoroid
Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing logam (yang
mengandung unsur besi dan logam) yang bergerak di luar angkasa. Meteorid
mengelilingi matahari dengan orbit tertentu dan kecepatan yang bervariasi.
Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42 km/detik. Ketika meteoroid tertarik
oleh gravitasi bumi, maka sebelum sampai di bumi, meteorid akan bergesekan
dengan atmosfer bumi. Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan
membakar meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh atmosfer
bumi disebut meteor. Apabila Meteoroid tidak habis terbakar oleh atmosfer
bumi dan jatuh ke bumi disebut meteorit.22
6. Asteroid
Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip dengan materi
penyusun planet. Asteroid merupakan batuan yang berukuran lebih kecil dari
planet. Sebagian besar asteroid terletak di daerah antara orbit mars dan jupiter

21
Diana Puspita, dkk., Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas IX, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 182
22
Wahono Widodo, dkk., op.cit., hlm. 155

11
yang disebut sabuk Asteroid. Sabuk Asteroid inilah yang kemudian membagi
planet-planet dalam sistem tata surya menjadi kelompok planet dalam dan
planet luar.23 Asteroid terbesar berdiameter 770 km. Asteroid yang pertama
kali diteliti diberi nama ceres. Penelitian ini dilakukan pada 1801 oleh seorang
astronom Italia bernama Guiseppa Piazzi.24

Gambar 6. Sabuk Asteroid yang terletak antara orbit Mars dan Jupiter
Sumber: Glenco Science Level Blue
7. Satelit

Satelit adalah benda langit anggota tata surya yang selalu mengiringi
planet. Karenanya, satelit akan berevolusi bersama planetnya mengelilingi
matahari. Selain gerakan ini, satelit pun akan berotasi dan berevolusi
mengelilingi planet yang diiringinya.
Berdasarkan keberadaannya, satelit terbagi menjadi dua jenis, yaitu
satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami adalah satelit satelit yang telah
ada dan merupakan ciptaan Tuhan sehingga dapat bergerak dengan sendirinya
tanpa campur tangan manusia. Contohnya bulan yang selalu kita lihat di
malam hari. Sementara, satelit buatan adalah benda langit yang mengelilingi
planet dan merupakan buatan manusia sehingga pergerakannya harus diatur
oleh manusia. Tujuan dibuatnya satelit ini adalah untuk penelitian planet.
Salah satu satelit buatan adalah satelit palapa yang merupakan satelit
komunikasi domestik Indonesia. Selain itu, beberapa jenis satelit berdasarkan
tujuannya adalah sebagai berikut.25

23
Ibid.
24
Diana Puspita, dkk., op.cit., hlm. 181
25
Ibid., hlm. 180

12
a) Satelit komunikasi, berfungsi sebagai relai stasiun pemancar yang
berada di angkasa. Contohnya adalah Echostar 3 yang beroperasi di
sekitar Amerika dan satelit Palapa yang ada di Indonesia.
b) Satelit cuaca, berfungsi untuk memonitor cuaca di permukaan bumi.
Contoh satelit cuaca adalah TIROS yang dioperasikan di NOAA.
c) Satelit Pencitraan Sumber Daya Alam yang berfungsi untuk
memetakan permukaan bumi. Contohnya adalah LANDSAT dan
Vanguard milik Amerika.
d) Satelit penentu posisi (Global positioning System, GPS). Satelit ini
berfungsi untuk menentukan posisi garis bujur, garis lintang, dan
ketinggian suatu tempat di permukaan bumi yang secara akurat.
e) Satelit penelitian yang diluncurkan pada orbit yang sesuai dengan
objek penelitiannya. Contohnya adalah satelit SOHO yang diluncurkan
untuk meneliti matahari.

C. Matahari sebagai Bintang


Matahari yang terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari adalah sebuah
bintang. Matahari nampak begitu besar dan panas dibanding bintang lainnya karena
jaraknya yang begitu dekat dengan Bumi. Kita tidak melihat bintang lain disiang
hari, karena pancaran cahayanya tersilaukan tertutupi sinar matahari.
Matahari berbeda dengan planet yang mengelilinginya, karena planet tidak
dapat memancarkan cahaya sendiri.(Gambar 3.1) Begitu pula satelit seperti Bulan,
tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Cahaya yang tampak datang dari planet
dan satelit sebenarnya adalah cahaya Matahari yang dipantulkan oleh planet atau
satelit tersebut.

13
Gambar 7. Matahari Sebagai Bintang
Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Matahari sering kita lihat sebagai bola yang tidak terlalu besar
dibandingkan dengan bulan, namun sebenarnya Matahari sangat besar sekitar satu
juta kali ukuran bumi. Kalau kita buat perbandingan Matahari sebesar bola basket
maka bumi hanya sebesar titik hitam saja. Diameter bumi sekitar 13 000 kilometer,
sedangkan Matahari sekitar 1,4 juta kilometer. Namun, Matahari tampak kecil
karena Matahari terletak sekitar 150 juta kilometer dari bumi. Sehingga jika kita
mengendarai kendaraan dengan kecepatan 80 km/jam, maka kita akan sampai ke
matahari 186 tahun kemudian.

1. Matahari sebagai Salah Satu Bintang dalam Bimasakti

Gambar 8. Letak Matahari dalam galaksi Bimasakti


Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

14
Matahari sebenarnya bukan bintang yang besar. Di alam ini masih ada
benda-benda langit yang berukuran lebih besar dan saling berkelompok yang
disebut bintang. Kumpulan berjuta-juta bintang membentuk suatu galaksi. Galaksi
tempat tata surya kita berada disebut galaksi Bimasakti. Di dalam galaksi ini,
terdapat kurang lebih 100 juta bintang.
Matahari yang kita kenal merupakan satu di antara jutaan bintang di dalam
galaksi Bimasakti. Jarak antara Matahari dan pusat galaksi mencapai 30.000 tahun
cahaya, sedangkan satu tahun cahaya sama dengan 9,5 x 1012 km. Oleh sebab itu,
Matahari terletak pada salah satu ujung galaksi. Matahari seperti bintang yang
lainnya terbuat dari gas yang panas, mengandung beberapa material yang terdapat
di bumi. Unsur-unsur tersebut antara lain hidrogen, helium, kalsium, natrium,
magnesium, dan besi.
Energi panas Matahari yang sampai ke bumi ini dapat berupa pancaran
gelombang elektromagnetik atau sinar Matahari, pancaran kosmik, pancaran
neutron, dan angin atau aurora. Pada bab ini, kita akan membatasi pembahasan
tentang gelombang elektromagnetik atau sinar matahari saja. Sinar Matahari yang
berbentuk gelombang elektromagnetik ini biasanya terlihat berwarna putih. Jika
warna putih ini kita uraikan, akan diperoleh tujuh warna lain yang berbeda
frekuensinya. Deretan warna hasil penguraian itu disebut spektrum warna.
Menurutmu warna apa saja yang termasuk spektrum warna? Spektrum warna yang
terdapat pada sinar Matahari disebut spektrum Matahari. Setiap warna pada
spektrum Matahari mempunyai frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda.
2. Sumber Energi Matahari

Gambar 9. Pancaran Cahaya Matahari


Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

15
Seperti bintang-bintang lainnya matahari memancarkan cahaya sendiri.
(Gambar 5.7) Pancaran panasnya mencapai 10 juta derajat pada bagian dalam
Matahari, sedangkan bagian luarnya 5800 derajat. Spektrum Matahari
menunjukkan sebagian besar bahan pembentuk energi Matahari adalah unsur
hidrogen. Matahari memancarkan energi karena di dalamnya terjadi reaksi fusi atau
pengga-bungan atom hidrogen.

Reaksi berantai yang mengubah atom-atom hidrogen menjadi helium ini


terjadi di Matahari karena suhunya yang sangat besar. Reaksi diawali dari
pengabungan dua atom hidrogen menjadi deuterium. Deuterium bergabung
kembali dengan hidrogen yang ada dan menghasilkan atom helium yang belum
stabil. Ketidakstabilannya membuat atom helium tersebut berreaksi kembali
dengan atom helium lain yang belum stabil dan menghasilkan helium stabil. Reaksi
seutuhnya yang terjadi tampaksebagai berikut :

Reaksi penggabungan dua inti atom yang ringan menjadi inti atom lain
yang lebih berat disebut reaksi fusi. Reaksi fusi ini hanya akan terjadi pada suhu
yang tinggi sehingga disebut reaksi fusi termonuklir. Reaksi fusi ini juga akan
menghasilkan energi yang sangat besar.
Energi tersebut timbul akibat terdapatnya selisih massa sebelum dan
sesudah reaksi. Selisih massa pembentukkan helium yang memiliki massa 4,0038
sma dari 4 buah hidrogen yang bermassa 1,00812 sma , maka akan tampak selisih:
Massa atom hidrogen = 4 x 1,00812 sma = 4,03248 sma
Massa 1 atom helium = 4,00388 sma
Selisih massa = 4,00388 sma – 4,03248 sma = 0,02860 sma

16
Pengurangan massa ini diubah menjadi energi sesuai dengan persamaan
yang dikemukakan oleh Albert Einstein.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa ternyata energi


Matahari besarnya 2,7 MeV atau 5,5 x 1027 kalori/menit. Energi pancaran Matahari
1
yang diterima Bumi sebesar 2 𝑥 109 energi totalnya. Reaksi fusi buatan dapat terjadi

pada bom hidrogen. Energi pancaran Matahari selama berjuta-juta tahun jumlahnya
selalu tetap. Keadaan yang tetap inilah yang menyebabkan manusia dapat bertahan
hidup. Jika suatu ketika energi pancaran Matahari itu berkurang, semua air dan
Bumi akan membeku. Sebaliknya jika energi pancaran Matahari bertambah, semua
air di Bumi akan menguap. Akibatnya Bumi sendiri akan menjadi padat dan panas
sekali. Pada saat itulah mungkin kehidupan di Bumi akan berakhir. Dengan
demikian, semakin jelaslah bahwa Matahari merupakan sumber segala kehidupan
bagi manusia, terutama untuk air dan tumbuhan.

3. Lapisan-Lapisan Matahari
Matahari adalah benda langit yang bentuknya menyerupai bola besar
yang terdiri dari gas pijar dan aktif. Diameternya sekitar 1.400.00 km. Jika kita
memandang Matahari, tampak seakan-akan permukaan Matahari halus dan licin.
Sebenarnya tidaklah demikian. Pada permukaan Matahari terjadi loncatan-
loncatan api setiap saat. Matahari terdiri dari beberapa lapisan di antaranya
fotosfer, kromosfer dan korona.26

26
Nenden Fauziah, dkk, op.cit.,hlm.108

17
Gambar 10. Bagian Matahari
Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Fotosfer ialah lapisan permukaan Matahari yang dapat mengeluarkan sinar.


Lapisan ini menyerupai piringan yang berwarna emas. Selain itu, sinar yang
dikeluarkannya merupakan spektrum warna yang lengkap, baik warna tampak
maupun tidak tampak. Diantaranya sinar ultraviolet dan sinar inframerah. Fotosfer
merupakan lapisan gas panas tebalnya ± 320 km. Mengingat Matahari adalah gas,
batas-batas lapisan ini tidak diketahui dengan jelas. Makin jauh dari pusat
Matahari, batas lapisannya makin kabur dan suhunya makin rendah. Pada akhirnya,
lapisan ini bercampur dengan lapisan berikutnya yaitu kromosfer. Suhu rata-rata
lapisan fotosfer adalah 5.700 Kelvin.
Kromosfer adalah lapisan terbawah dari atmosfer Matahari dan
mengeluarkan cahaya merah lemah. Cahayanya berbentuk gelang merah dari gas-
gas hidrogen. Apabila terjadi gerhana Matahari total, Bulan akan menutupi seluruh
permukaan fotosfer sehingga lapisan kromosfernya akan tampak jelas. Kromosfer
adalah lapisan Matahari yang mengandung partikel-partikel inti, seperti proton 6),
neutron 7), dan elektron 8). Tebal lapisan kromosfer ± 16.000 km. Suhu rata-
ratanya antara 6.000 sampai dengan 20.000 Kelvin. Dalam lapisan kromosfer ini
terjadi loncatan gas panas ke arah luar, kemudian jatuh kembali ke Matahari.
Loncatan gas ini disebut prominences. Selain itu dipancarkan pula gelombang radio
yang disebut radio bintang.

18
Gambar 11. Korona saat Gerhana Matahari total
Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Korona adalah lapisan terluar Matahari yang melingkupi kedua lapisan di


atas dengan batas yang sulit ditentukan. Bentuk korona tidak teratur karena
mempunyai kerapatan yang sangat rendah. Bagian dalam korona berwarna kuning,
sedangkan bagian luarnya berwarna putih. Kita sering melihat korona sebagai
warna keabu-abuan saat gerhana Matahari total. Korona merupakan lapisan
Matahari yang banyak mengandung atom besi, nikel, zat kapur dan argon 9). Tebal
korona ± 2,5 juta km. Suhu rataratanya adalah 1 juta Kelvin.

4. Aktivitas Matahari
Penemuan spectroheliograph dengan daya amat yang kuat pada tahun 1892,
membuat apa yang terjadi pada Matahari dapat diamati. Reaksi fusi di Matahari
menyebabkan energi pancaran Matahari bergerak lebih hebat dan menimbulkan
berbagai aktivitas Matahari. Aktivitas Matahari dapat berupa granula, sunspots,
dan prominences.
Gas panas Matahari selalu aktif dan bergerak. Gas tersebut bergerak dengan
hebat berupa gumpalan gumpalan nyala-nyala api besar pada fotosfer. Gumpalan
atau granula ini membuat permukaan fotosfer seperti golakan api yang meletup-
letup.

19
Gambar 12. Granula
Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suhu dan tekanan yang tinggi pada fotosfer menyebabkan nyala api itu
berlompatan jatuh ke dalam korona yang suhu dan tekanannya lebih rendah.
Perbedaan suhu dan tekanan antara loncatan api dan daerah sekitarnya, membuat
loncatan api yang jatuh dalam korona menjadi lebih dingin dan mengendap.
Pendinginan ini menyebabkan cahaya kemilaunya menghilang, sehingga terdapat
perbedaan menyolok antara panas loncatan api dan daerah sekitarnya. Perbedaan
tersebut tampak seperti daerah yang gelap.
Daerah gelap pada Matahari berbentuk titik atau bulatan yang disebut noda
hitam atau sunspot (Gambar 5.11). Jadi pada dasarnya sunspot adalah daerah yang
lebih dingin dalam Matahari. Diameter sunspots antara 800 sampai dengan 80.000
km.

Gambar 13. Sunspot


Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

20
Saat terjadi ledakan gumpalan api yang dihasilkan dapat menjulur dari
fotosfer keluar dan jatuh lagi dalam Matahari. Loncatan api yang berupa juluran
tersebut disebut dengan lidah api atau prominences. Bagian ini terang sekali.
Bahannya terdiri dari proton dan elektron yang berasal dari atom hidrogen. Bentuk
lidah api berubah-ubah, demikian juga warnanya dari kehijau-hijauan sampai
merah tua. Panjang lidah api dapat mencapai ribuan kilometer.27

Gambar 14. Lidah Api


Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Di dalam noda hitam terdapat pula gas-gas panas yang bergerak sangat
cepat. Partikel-partikel gas tersebut akan dilontarkan dari noda hitam keluar
Matahari dan menghasilkan angin Matahari. Hentakan angin Matahari bisa
mencapai Bumi dalam waktu beberapa jam, sedangkan partikel-partikelnya sampai
dalam beberapa hari.
Partikel dalam angin matahari yang sampai ke Bumi akan terhambat oleh
Sabuk Radiasi Van Allen. (Gambar 5.13). Sabuk ini menyebabkan kecepatan
partikel-partikel yang sampai ke Bumi menjadi sangat berkurang. Namun tetap saja
partikel ini dapat menyebabkan badai geomagnetik yang dapat merusak peralatan
elektronik dan memadam-kan aliran listrik.

27
Wariyono, Sukis, dkk., Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3. ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 232-234

21
Gambar 15. Sabuk radiasi Van Allen
Sumber: Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sabuk radiasi Van Allen terdiri dari partikel partikel berupa elektron, proton
dan ion-ion dari atom yang lebih berat. Partikel terebut terjebak dalam bentuk
sabuk karena adanya medan magnet Bumi. Partikel dalam sabuk ini sangat
berbahaya bagi manusia, binatang tumbuhan juga menganggu peralatan elektronik.
Masuknya partikel-partikel Matahari ke dalam atmosfer Bumi akan
diarahkan ke kutub Bumi sehingga menimbulkan cahaya yang disebut aurora.
Kecepatan aurora mencapai ratusan kilometer tiap detik. Sebagian proton dan
elektron mencapai Bumi dalam waktu 13 – 16 jam. Hamburan lidah api dapat
mengganggu ionosfer dan dapat mengganggu komunikasi radio. Hal ini
menyebabkan fungsi ionosfer sebagai pemantul gelombang pendek pada
gelombang radio berkurang. Akibatnya pada radio terdengar suara bergemericik.

D. Dampak Rotasi, Revolusi Bumi Bagi Kehidupan di Bumi


Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya. Seperti planet-
planet yang lain, bumi juga bergerak baik bergerak pada porosnya maupun bergerak
mengelilingi matahari. Coba ingat kembali, istilah rotasi dan revolusi. Berapa kala
rotasi dan revolusi bumi? Peristiwa apa saja yang diakibatkan oleh rotasi dan
revolusi?
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari.
Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan
arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari. Sudut ini diukur dari garis
imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut sumbu
rotasi. Selain peredaran bumi mengelilingi matahari, bumi juga berputar pada
porosnya yang disebut rotasi bumi. Gerak bumi pada porosnya, yaitu dari arah barat

22
ke timur. Waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan satu kali rotasi dengan
menempuh 3600 bujur adalah 24 jam atau persisnya 23 jam 56 menit 4 detik. Selang
waktu yang diperlukan satu kali rotasi bumi disebut satu hari bumi. Coba cari
informasi berapa hari ‘bumi’ yang diperlukan Yupiter untuk berotasi? Ada beberapa
peristiwa yang diakibatkan oleh rotasi dan revolusi bumi diantaranya yaitu, a) gerak
semu harian matahari, b) pergantian siang dan malam, c) perbedaan waktu berbagai
tempat di muka bumi, d) perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi, serta e)
fotoperiode.28
1. Gerak Semu Harian Matahari
Bagaimanakah gerakan matahari jika dilihat dari bumi? Matahari selalu terbit
di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Seperti halnya ketika kamu naik
kendaraan baik mobil maupun kereta api, seolah-olah benda-benda di tepi jalan yang
bergerak. Padahal yang bergerak adalah kendaraan yang kamu naiki. Hal, seperti
itulah gambaran gerak semu benda-benda langit. Maksudnya, gerakan itu bukan
disebabkan oleh gerak matahari, tetapi disebabkan oleh rotasi bumi. Gerak yang tidak
sebenarnya ini dinamakan gerak semu harian matahari. Mengapa disebut gerak semu
harian? Karena kamu dapat mengamatinya setiap hari atau setiap saat. Gerak semu
harian matahari ini disebabkan oleh rotasi bumi terhadap sumbunya.
2. Pergantian Siang dan Malam
Coba kamu pikirkan, mengapa saudara-saudaramu di wilayah Merauke
mengalami siang lebih dulu dibandingkan dengan saudaramu yang berada di Sabang?
Akibat rotasi, bumi mengalami pergantian siang dan malam. Bagian bumi yang
menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan mengalami siang.
Sebaliknya, bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami malam.
Peristiwa ini terjadi secara bergantian, inilah peristiwa siang dan malam. Kamu telah
memahami bahwa kala rotasi bumi 24 jam. Coba pikirkan berapa rata-rata panjang
siang atau malam berlangsung? Panjang periode siang atau malam hari di khatulistiwa
hampir sama sepanjang tahun, yaitu 12 jam. Namun, kadang-kadang ada sedikit
perbedaan yaitu panjang siang tidak sama dengan panjang malam. Bila suatu waktu
panjang siang lebih panjang dari 12 jam, maka panjang malam hari kurang dari 12

28
Siti Zubaidah, dkk, op.cit, hlm. 88-89

23
jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi lebih besar pada tempat-tempat
yang jauh dari khatulistiwa.

3. Perbedaan Waktu Berbagai Tempat di Muka Bumi


Kala rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam. Satu kali rotasi semua tempat di
permukaan bumi putarannya 360° bujur. Berarti setiap derajat bujur ditempuh dalam
waktu Hal ini berarti bahwa setiap wilayah yang memiliki perbedaan bujur 15o akan
mengalami perbedaan waktu sekitar 1 jam. Jika jaraknya 30°, maka perbedaan
waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal dari pembagian sudut tempuh
dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°).
Garis bujur 0° melalui kota Greenwich, sehingga waktu pangkal ditetapkan di
Greenwich. Jika waktu standar di sebelah barat bujur 0° waktunya dikurangi,
sebaliknya di sebelah timur 0° waktunya ditambah. Bujur 180o telah ditetapkan
sebagai batas penanggalan internasional (International Date Line). Wilayah bumi
bagian timur, dari 0o sampai 180o BT, 1 hari lebih awal daripada tanggal di belahan
bumi bagian barat, dari 0o sampai 180o BB. Letak batas penanggalan internasional
berada di Samudera Pasifik.
Mengapa di Indonesia dikenal ada waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu
Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Barat (WIB)? Waktu Indonesia
bagian Barat (WIB) meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA) meliputi Sulawesi,
Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur; serta Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang meliputi kepulauan
Maluku dan Papua.
Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141° BT. Artinya, panjang wilayah
Indonesia adalah 46°. Jika setiap jarak 15° selisih waktunya satu jam, maka Indonesia
memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu tersebut, yaitu Waktu Indonesia Barat
(WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur )
Orang-orang yang berada di sebelah timur akan mengalami matahari terbit dan
terbenam lebih dahulu. Hal ini dikarenakan bumi berputar dari arah barat ke timur.
Daerah yang berada pada sudut 15 derajat lebih ke timur akan melihat matahari terbit
1 jam lebih awal. Dengan demikian, jika kamu berada di Nusa Tenggara Barat
matahari telah terbit, maka teman kamu yang berada di Jakarta baru melihat matahari

24
terbit satu jam kemudian. Jelasnya, bila di Nusa Tenggara Barat pukul 06.00 WITA,
maka di Jakarta baru pukul 05.00 WIB.

Gambar 16. Pemabagian Waktu di Wilayah Indonesia


Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Perubahan Musim dan Dampaknya bagi Kehidupan di Bumi


Mengapa musim panas di belahan bumi utara tidak bersamaan dengan musim
panas di belahan bumi selatan? Apa yang dimasud dengan musim? Faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi perbedaan musim di berbagi belaham bumi? Bagaimana
dampak perubahan musim bagi kehidupan yang ada di bumi?
Musim merupakan akibat kemiringan tetap sumbu bumi yang menyebabkan
kutub berganti-ganti menghadap matahari. Jika ditinjau dari bumi, perbedaan musim
diberbagai belahan bumi terjadi akibat efek dari gerak semu tahunan matahari.
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah
musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.

Gambar 17. Pemandangan Musim Panas dan Salju

25
Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada saat matahari tepat berada di atas suatu daerah, maka daerah tersebut
akan mengalami musim panas. Namun, jika matahari berada jauh dari suatu daerah,
maka daerah tersebut akan mengalami musim dingin. Letak matahari pada tanggal 21
Maret sampai 21 Juni bergerak menuju belahan Bumi Bagian Utara (BBU). Hal ini
mengakibatkan belahan bumi utara mengalami musim semi dan siang hari yang lebih
lama. Belahan bumi selatan mengalami musim gugur dan siang hari yang lebih
pendek daripada malam hari. Pada tanggal 23 September sampai 22 Desember,
Matahari bergerak menuju belahan bumi bagian selatan (BBS). Belahan bumi utara
mengalami musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam hari.
Belahan bumi selatan mengalami musim semi dan siang hari lebih lama.
Tanggal 22 Desember sampai 21 Maret belahan bumi bagian utara mengalami musim
dingin, sedangkan belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas. Bagian
bumi yang terletak antara 23,5o lintang utara dan 23,5o lintang selatan (daerah tropis)
tidak mengalami pergantian musim. Daerah tropis, seperti Indonesia, mendapatkan
cahaya matahari di sepanjang tahun.

5. Fotoperiode
Periodisitas radiasi Matahari merupakan lamanya matahari memancarkan
sinarnya ke permukaan bumi dalam kurun waktu 24 jam. Adanya rotasi dan revolusi
bumi akan mempengaruhi lamanya periode siang dan malam di berbagai tempat di
bumi. Panjang hari dapat berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang. Daerah di
dekat equator, panjang hari antara siang dan malam sekitar 12 jam per harinya.
Namun, untuk daerah yang semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau
kurang dari 12 jam sesuai dengan pergerakan matahari.
Salah satu dampak perbedaan panjang siang dan malam dalam kehidupan
sehari-hari dapat kamu lihat pada tumbuhan di sekitarmu. Apakah kamu setiap saat
sepanjang tahun dapat menikmati buah kesukaan? Tidak semua buah dan bunga dapat
kamu temukan sepanjang tahun, bukan? Hal tersebut dapat terjadi karena lamanya
periode penyinaran matahari (fotoperiode) dapat mempengaruhi lamanya fase-fase
suatu perkembangan tanaman tertentu.

26
Di Indonesia, panjang hari tidak banyak berbeda dari bulan ke bulan selama
satu tahun, perbedaan hari terpanjang dan terpendek hanya 50 menit. Semakin jauh
dari equator perbedaan panjang hari akan semakin besar. Dengan demikian pengaruh
panjang hari terhadap tanaman juga jarang ditemui di daerah tropis.
Fase-fase perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh fotoperiode diantaranya
adalah perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan fase perbungaan. Respon
fisiologis tanaman terhadap panjang siang relatif dan panjang malam relatif disebut
fotoperiodisme. Berdasarkan fenomena tersebut, beberapa tanaman membutuhkan
lama penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase-fase perkembangannya.
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap fotoperiode tersebut, tumbuhan dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.29
1) Tumbuhan Hari Panjang
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang menunjukkan respon berbunga lebih
cepat, apabila siang hari lebih panjang. Batas waktu kritis penyinaran tumbuhan
harinya panjang adalah sekitar 12-14 jam. Contoh, bayam berbunga jika siang hari
berlangsung selama 14 jam atau lebih. Lobak, selada, dan kebanyakan tumbuhan
sereal merupakan contoh tumbuhan hari panjang.
2) Tumbuhan Hari Pendek
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang menunjukkan respon berbunga lebih
cepat, apabila siang hari lebih pendek. Batas waktu kritis penyinaran tumbuhanhari
pendek sekitar 11-15 jam. Contoh tumbuhan hari pendek antara lain krisanteum, dan
beberapa varietas kedelai.
3) Tumbuhan Hari Netral
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang respon berbunganya tidak
dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman-tanaman yang ada di daerah tropis yang
mengalami 12 jam siang dan 12 jam malam dapat berbunga terus-menerus sepanjang
tahun. Misalnya, tomat, padi, dan delion tidak terpengaruh oleh adanya fotoperiode
dan berbunga ketika tanaman mencapai tahap kematangan tertentu, dan tidak peduli
seberapa panjang siang harinya tersebut.
E. Gerhana
Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi menghalangi sinar Matahari,
sehingga Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar Matahari. sinar Matahari yang

29
Tim penyusun. Ilmu Pengetahuan Alam. (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). 2014. hlm.124

27
menuju Bumi akan terhalangi. Terkadang sinar yang menuju Bulan pun terhalangi
oleh Bumi yang tepat berada di antara Bulan dan Matahari. Kejadian seperti ini
disebut Gerhana. Gerhana juga merupakan akibat dari pergerakan Bulan. Ada dua
jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
1. Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan bergerak menutupi
permukaan Bumi. Dimana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan
ketiganya terletak dalam satu garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan
baru. Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi atau Matahari, maka
terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu sebagai berikut.
a. Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah yang berada di bayangan
inti, sehingga cahaya Matahari tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari
total terjadi hanya sekitar 6 menit. Gerhana Matahari total akan terlihat oleh
orang-orang yang berada di daerah umbra Bulan.
b. Gerhana Matahari cincin, terjadi pada daerah yang terkena lanjutan , sehingga
Matahari kelihatan seperti cincin.
c. Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang terletak di antara
dan (bayangan kabur), sehingga Matahari kelihatan sebagian. Gerhana
Matahari sebagian akan terlihat oleh orang-orang yang berada di daerah
punumbra Bulan. Umbra adalah bayangan gelap yang terbentuk selama
terjadinya gerhana. Penumbra adalah bayangan kabur (remang-remang) yang
terbentuk selama terjadinya gerhana.

Gambar 18. Gerhana Matahari

28
Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar 19. Gerhana Matahari


Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi.
Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Gerhana Bulan
terjadi apabila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh
bagian Bulan masuk dalam daerah Bumi, maka terjadi gerhana Bulan total.
Proses Bulan berada dalam dapat mencapai 6 jam, dan dalam hanya sekitar 40
menit30.

Gambar 20. Gerhana Bulan


Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

F. Pasang Surut Air Laut

30
Wahono Widodo, dkk., op.cit., hlm. 161-163

29
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangkan surut adalah
peristiwa turunnya permukaan air laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh
gravitasi Matahari dan gravitasi Bulan. Pasang naik dan pasang surut air laut terjadi
karena pengaruh gaya gravitasi oleh matahari dan bulan terhadap bumi. Perhatikan
Gambar 21. Air laut di suatu permukaan bumi mengalami pasang naik bila
permukaan bumi tersebut segaris atau berhadapan langsung dengan bulan atau
matahari. Meskipun jarak bumi-matahari sekitar 375 kali jarak bumi-bulan, namun
karena massa matahari sekitar 27 juta massa bulan, karena itu pengaruh gaya gravitasi
oleh matahari terhadap air laut tetap terlihat, yakni sekitar setengah gaya gravitasi
oleh bulan. Pasang naik air laut ada yang hanya beberapa sentimeter, namun ada yang
mencapai sekitar 20 meter (setinggi gedung berlantai 6), contohnya di Kanada. Di
Indonesia pasang naik paling tinggi sekitar 2-3 meter.

Gambar 20. Pasang Surut Air Laut


Sumber: Kuswanti, Nur. dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Akibat Bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang
surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air laut, yaitu pasang
purnama dan pasang perbani.
1) Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan terjadi ketika Bulan
purnama. Pasang ini menjadi maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini
karena dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang mempunyai arah yang
sama atau searah.

30
2) Pasang Perbani, yaitu ketika permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang
ini terjadi pada saat Bulan kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang perbani
dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang saling tegak lurus.31

31
Nur Kuswanti, dkk., op.cit., hlm. 252

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengetahuan yang telah disajikan pada BAB II, maka dapat
disimpulkan :
1. Sistem Tata surya adalah suatu sistem kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya.
2. Setiap anggota dari Tata Surya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tata surya
terdiri atas delapan planet yang mengelilingi matahari. Matahari merupakan pusat tata
surya, dan juga terdapat anggota tata surya yang lain, yaitu komet, asteroid, satelit, dan
meteorid.
3. Matahari yang kita kenal merupakan satu di antara jutaan bintang di dalam galaksi
Bimasakti. Matahari seperti bintang yang lainnya terbuat dari gas yang panas,
mengandung beberapa material yang terdapat di bumi. Unsur-unsur tersebut antara lain
hidrogen, helium, kalsium, natrium, magnesium, dan besi.
4. Dampak – dampak dari rotasi bumi diantaranya terjadinya perubahan waktu,
pergantian siang dan malam dan lain-lain. Sedangkan dampak dari revolusi bumi
adalah pergantian musim, gerak semu matahari dan perbedaan lamanya siang dan
malam.
5. Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan bergerak menutupi permukaan Bumi.
Dimana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak
dalam satu garis . Gerhana Bulan ketika Bulan memasuki bayangan Bumi. Gerhana
Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila
Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.
6. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi Matahari dan gravitasi Bulan.
Pasang naik dan pasang surut air laut terjadi karena pengaruh gaya gravitasi oleh
matahari dan bulan terhadap bumi.
B. Saran
Pembaca disarankan untuk membaca beberapa sumber yang lain selain dari
makalah yang kami sajikan, hal ini akan memperkuat pemahaman konsep dari materi
Tata Surya ini sehingga diharapkan peserta didik dapat dengan mudah mengerti materi
Tata Surya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Nenden. dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kuswanti, Nur. dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam:
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Puspita, Diana. dkk. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tim penyusun. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Widodo, Wahono. dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wariyono, Sukis, dkk. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Zubaidah, Siti. dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

iv

Anda mungkin juga menyukai