Anda di halaman 1dari 24

THE BODY OF KNOWLEDGE OF PHISICS

(KUMPULAN PENGETAHUAN FISIKA)

MAKALAH

OLEH:
NAMA : RIZKY AMELIA
NIM : 06111282227047
MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM FISIKA SMA
KELAS : A-INDRALAYA

DOSEN PENGAMPU:
SARDIANTO MARKOS SIAHAAN, M.Si., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillâh, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat serta ridha-Nya jualah makalah berjudul “The Body Of Knowledge Of
Phisics (Kumpulan Pengetahuan Fisika)” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini ditulis adalah dalam rangka menjadi salah satu tugas mata kuliah Profesi
Pendidikan dibawah bimbingan Bapak Sardianto Markos Siahaan, M.Si., M.Pd. selaku
Dosen Mata Kuliah Telaah Kurikulum pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya Tahun 2023.
Rampungnya penulisan makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan atau kontribusi
berbagai pihak. Karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan
terima kasih yang tulus khususnya kepada:
1. Segenap Pimpinan Universitas Sriwijaya: Bapak Rektor Universitas Sriwijaya, Bapak
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika;
2. Bapak Sardianto Markos Siahaan, M.Si., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Telaah
Kurikulum pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sriwijaya;
3. Kedua orang tua (Ayah dan Bunda) serta adik kecilku Omi Luthfia Rahman yang terus
men-support dan selalu menjadi inspirasi bagi penulis;
4. Teman-teman baik di kelas maupun di kampus Universitas Sriwijaya pada umumnya
serta yang ada di kontrakan yang selalu menjadi teman belajar bagi penulis.
Ibarat pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga tak ubahnya
dengan makalah ini, tentu di sana-sini ada kekurangannya. Karena itu kritik konstruktif,
saran, serta bimbingan dari berbagai pihak sangatlah penulis harapkan guna kesempurnaan
penulisan makalah ini ke arah yang lebih baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi penulis sendiri.

Rizky Amelia

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... . i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................... 2
1.4. Manfaat Makalah .............................................................. 2
1.5. Metode Penyusunan .......................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN
2.1. Kajian Teoritis .. ................................................................ 3
a. Definisi Fisika ............................................................. 3
b. Tujuan Utama Fisika .................................................. 4
c. Metodologi Fisika ...................................................... 4
d. Model, Teori, dan Hukum; Peran Eksperimen ............ 7
e. Model, Teori, dan Hukum .......................................... 8
f. Metode Ilmiah ............................................................. 9
g. Evolusi Filsafat Alam menjadi Fisika Modern ............ 10
h. Batasan Hukum Fisika Klasik ..................................... 10
2.2. Pembahasan ..................................................................... 12
a. Hakikat Fisika ............................................................ 13
1) Fisika sebagai Produk atau Kumpulan Pengetahuan
(A Body of Knowledge) ...................................... 14
2) Hakikat Ilmu Fisika Sebagai Proses
(a Way of Investigating) ..................................... 15
3) Fisika sebagai Sikap (a Way of Thinking) ............. 17
b. Cabang-Cabang Ilmu Fisika ......................................... 17
c. Ruang Lingkup Fisika .................................................. 19
BAB III PENUTUP/SIMPULAN
3.1. Kesimpulan ..................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Alam semesta fisik sangat rumit dalam detailnya. Setiap hari, kita masing-
masing mengamati berbagai macam objek dan fenomena. Selama berabad-abad,
keingintahuan umat manusia telah membawa kita secara kolektif untuk
mengeksplorasi dan mengatalogkan kekayaan informasi yang luar biasa. Dari
terbangnya burung hingga warna bunga, dari kilat hingga gravitasi, dari quark hingga
gugusan galaksi, dari aliran waktu hingga misteri penciptaan alam semesta, telah
diajukan pertanyaan dan dikumpulkan banyak sekali fakta oleh para ahli. Di hadapan
semua perincian ini, para ahli telah menemukan bahwa sekumpulan hukum fisika
yang sangat kecil dan terpadu dapat menjelaskan apa yang diamati. Sebagai
manusia, kita membuat generalisasi dan mencari keteraturan. Maka para ahli pun
telah menemukan bahwa alam sangat kooperatif—ia menunjukkan keteraturan dan
kesederhanaan mendasar.
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang sifatnya
fundamental bagi teknologi. Ilmu fisika juga memiliki makna utama atau hakikat
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut membuat ilmu
fisika mendasari berbagai teknologi modern manusia bersamaan dengan
perkembangan peradaban. Misalnya kelistrikan dan perangkat elektronik yang
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dilansir dari Lumen Learning,
fisika adalah ilmu alam yang mempelajari materi serta geraknya melalui ruang dan
waktu, bersama dengan konsep terkait energi dan gaya. Lebih luasnya fisika
mempelajari alam, mencakup bagaimana alam semesta berperilaku dan interaksi
yang terjadi di dalamnya.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/26/120000469/3-hakikat-ilmu-fisika-
dan-penerapannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas. yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
a. Apakah hakikat dari fisika itu?
b. Bagaimanakah fisika sebagai produk atau kumpulan pengetahuan?

1
c. Apa yang menjadi ruang lingkup fisika?
1.3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui hakikat dari fisika.
b. Untuk mengetahui dan memahami fisika sebagai produk atau kumpulan
pengetahuan.
c. Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup fisika.
1.4. Manfaat Penulisan
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hakikat dari fisika.
b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang fisika sebagai produk atau
kumpulan pengetahuan.
c. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ruang lingkup fisika.
1.5. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif (Maleong, 2007). Yaitu suatu cara
untuk menjabarkan permasalahan, kejadian, atau fenomena yang terjadi sehingga
penulis bisa mengetahui dan mendapatkan data serta fakta-fakta empirik terhadap
penulisan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam makalah ini.
Adapun sumber data dalam penulisan makalah ini adalah dengan telaah
dokumen yang diperoleh dari mengumpulkan sumber-sumber seperti buku, artikel,
jurnal, maupun makalah yang ada di internet yang berkaitan dengan topik
permasalahan yang menjadi objek pembahasan dalam makalah ini.
Setelah data diperoleh dan dipelajari, selanjutnya data disajikan dengan
terlebih dahulu data dianalisis/disimpulkan (Conclusing Drawing/Verification).

2
BAB III
KAJIAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teoritis


a. Definisi Fisika
Fisika merupakan ilmu yang berhubungan dengan struktur materi dan interaksi
antara konstituen dasar alam semesta yang dapat diamati. Dalam arti luas, fisika (dari
bahasa Yunani physikos ) berkaitan dengan semua aspek alam baik pada tingkat
makroskopis maupun submikroskopik. Lingkup studinya tidak
hanya mencakup perilaku objek di bawah aksi gaya tertentu, tetapi juga sifat dan asal
medan gaya gravitasi, elektromagnetik, dan nuklir. Tujuan utamanya adalah
perumusan beberapa prinsip komprehensif yang menyatukan dan menjelaskan semua
fenomena yang berbeda tersebut.
Singkatnya, Fisika adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan
struktur materi dan bagaimana konstituen dasar alam semesta berinteraksi. Ini
mempelajari objek mulai dari yang sangat kecil menggunakan mekanika
kuantum hingga seluruh alam semesta menggunakan relativitas umum.
Fisika adalah ilmu fisika dasar. Sampai saat ini fisika dan filsafat
alam digunakan secara bergantian untuk ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah
penemuan dan perumusan hukum dasar alam. Ketika ilmu pengetahuan modern
berkembang dan menjadi semakin terspesialisasi, fisika menunjukkan bagian dari ilmu
fisika yang tidak termasuk dalam astronomi, kimia, geologi, dan teknik.
Fisika memainkan peran penting dalam semua ilmu alam, bagaimanapun, dan
semua bidang tersebut memiliki cabang di mana hukum fisika dan pengukuran
mendapat penekanan khusus, menyandang nama
seperti astrofisika, geofisika, biofisika, dan bahkan psikofisika.
Fisika pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang materi, gerak,
dan energi. Hukumnya biasanya dinyatakan dengan ekonomi dan presisi dalam
bahasa matematika.
Eksperimen, pengamatan fenomena dalam kondisi yang dikendalikan setepat
mungkin, dan teori, perumusan kerangka konseptual terpadu, memainkan peran
penting dan saling melengkapi dalam kemajuan fisika. Eksperimen fisik menghasilkan
pengukuran, yang dibandingkan dengan hasil yang diprediksi oleh teori. Sebuah teori

3
yang secara andal memprediksi hasil percobaan yang dapat diterapkan dikatakan
mewujudkan hukum fisika. Namun, undang-undang selalu tunduk pada modifikasi,
penggantian, atau pembatasan pada domain yang lebih terbatas, jika diperlukan
percobaan selanjutnya.
b. Tujuan Utama Fisika
Tujuan utama fisika adalah untuk menemukan seperangkat hukum terpadu yang
mengatur materi, gerak, dan energi pada jarak subatomik kecil (mikroskopik), pada
skala manusia (makroskopik) kehidupan sehari-hari, dan hingga jarak terjauh (mis.
skala ekstragalaksi). Tujuan ambisius ini telah direalisasikan sampai batas
tertentu. Meskipun teori fenomena fisik yang sepenuhnya terpadu belum tercapai (dan
mungkin tidak akan pernah ada), seperangkat hukum fisika fundamental yang sangat
kecil tampaknya mampu menjelaskan semua fenomena yang diketahui. Tubuh fisika
yang berkembang hingga sekitar pergantian abad ke-20, yang dikenal sebagai fisika
klasik, sebagian besar dapat menjelaskan gerakan benda makroskopik yang bergerak
lambat terhadap kecepatan cahaya dan fenomena seperti panas, bunyi, listrik, magnet,
dan cahaya.
Perkembangan modern relativitas dan mekanika kuantum memodifikasi hukum-
hukum ini sejauh mereka berlaku untuk kecepatan yang lebih tinggi, objek yang
sangat masif, dan unsur dasar materi yang sangat kecil, seperti elektron, proton,
dan neutron.
Sains terdiri dari teori dan hukum yang merupakan kebenaran umum alam serta
tubuh pengetahuan yang dicakupnya. Ilmuwan terus-menerus mencoba memperluas
kumpulan pengetahuan ini dan menyempurnakan ekspresi hukum yang
menjelaskannya. Fisika berkaitan dengan menggambarkan interaksi energi, materi,
ruang, dan waktu, dan terutama tertarik pada mekanisme fundamental apa yang
mendasari setiap fenomena. Kepedulian untuk mendeskripsikan fenomena dasar di
alam pada dasarnya mendefinisikan ranah fisika.
Fisika bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi segala sesuatu di sekitar kita,
mulai dari pergerakan partikel bermuatan kecil hingga pergerakan manusia, mobil, dan
pesawat luar angkasa. Faktanya, hampir semua yang ada di sekitar Anda dapat
dijelaskan dengan cukup akurat oleh hukum fisika.
c. Metodologi Fisika
Fisika telah berkembang dan terus berkembang tanpa strategi tunggal. Pada
dasarnya ilmu eksperimental , pengukuran halus dapat mengungkapkan perilaku tak

4
terduga. Di sisi lain, ekstrapolasi matematis dari teori-teori yang ada ke dalam bidang
teoretis baru, pemeriksaan ulang kritis terhadap asumsi yang tampaknya jelas tetapi
belum teruji, argumen dengan simetri atau analogi, penilaian estetika, kebetulan
murni, dan firasat masing-masing memainkan peran (seperti dalam semua teori).
sains). Jadi, misalnya, hipotesis kuantum yang diajukan oleh fisikawan Jerman Max
Planck didasarkan pada penyimpangan karakter radiasi benda hitam yang diamati.
(radiasi yang dipancarkan oleh benda yang dipanaskan yang menyerap semua energi
radiasi yang terjadi padanya) dari yang diprediksi oleh elektromagnetisme klasik.
Fisikawan Inggris PAM Dirac meramalkan keberadaan positron dalam membuat
perpanjangan relativistik dari teori kuantum elektron. Neutrino yang sukar dipahami,
tanpa massa atau muatan, dihipotesiskan oleh fisikawan Jerman Wolfgang
Pauli sebagai alternatif untuk mengabaikan hukum kekekalan dalam proses peluruhan
beta. Maxwell menduga bahwa jika medan magnet yang berubah menciptakan medan
listrik (yang diketahui demikian), maka medan listrik yang berubah dapat menciptakan
medan magnet, membawanya ke teori cahaya elektromagnetik. Teori relativitas
khusus Albert Einstein didasarkan pada pemeriksaan ulang kritis terhadap makna
simultanitas, sementara teori relativitas umumnya bersandar pada kesetaraan massa
inersia dan gravitasi.
Meskipun taktik dapat bervariasi dari satu masalah ke masalah lain, fisikawan
selalu mencoba membuat masalah yang belum terpecahkan menjadi lebih mudah
ditelusuri dengan membangun serangkaian model ideal, dengan masing-masing model
berturut-turut menjadi representasi yang lebih realistis dari situasi fisik yang
sebenarnya. Jadi, dalam teori gas, molekul pada awalnya dibayangkan sebagai partikel
yang tidak berstruktur seperti bola bilyar dengan dimensi yang semakin
kecil. Gambaran ideal ini kemudian diperbaiki secara bertahap.
Itu prinsip korespondensi, prinsip panduan yang berguna untuk memperluas
interpretasi teoretis, dirumuskan oleh fisikawan Denmark Niels
Bohr dalam konteks teori kuantum. Ini menegaskan ketika teori yang valid
digeneralisasikan ke arena yang lebih luas, prediksi teori baru harus sesuai dengan
yang lama di wilayah yang tumpang tindih di mana keduanya berlaku. Sebagai contoh,
teori optik fisik yang lebih komprehensif harus menghasilkan hasil yang sama dengan
teori optik sinar yang lebih restriktif setiap kali efek gelombang sebanding dengan
panjang gelombang cahaya dapat diabaikan karena kecilnya panjang gelombang
itu. Begitu pula dengan mekanika kuantumharus menghasilkan hasil yang sama

5
seperti mekanika klasik dalam keadaan ketika konstanta Planck dapat dianggap sangat
kecil. Demikian pula, untuk kelajuan yang kecil dibandingkan dengan kelajuan
cahaya (seperti bola bisbol dalam permainan), mekanika relativistik harus sesuai
dengan mekanika klasik Newton.
Beberapa cara di mana fisikawan eksperimental dan teoretis menyerang masalah
mereka diilustrasikan dengan contoh berikut.
Studi eksperimental modern tentang partikel elementer dimulai dengan
pendeteksian jenis baru partikel tidak stabil yang dihasilkan di atmosfer oleh radiasi
primer, yang belakangan sebagian besar terdiri dari proton berenergi tinggi yang tiba
dari luar angkasa. Partikel baru terdeteksi di penghitung Geiger dan diidentifikasi oleh
jejak yang mereka tinggalkan di instrumen yang disebut ruang awan dan di pelat
fotografi. Setelah Perang Dunia II, fisika partikel, yang kemudian dikenal sebagai
fisika nuklir energi tinggi, menjadi bidang sains utama. Akselerator partikel berenergi
tinggi saat inipanjangnya bisa beberapa kilometer, menelan biaya ratusan (atau bahkan
ribuan) juta dolar, dan mempercepat partikel hingga energi yang sangat besar
(triliun elektron volt ). Tim eksperimental, seperti yang menemukan kuanta W + , W - ,
dan Z dari gaya lemah di Laboratorium Fisika Partikel Eropa (CERN ) di Jenewa,
yang didanai oleh 20 negara anggotanya di Eropa, dapat memiliki 100 atau lebih
fisikawan dari banyak negara, bersama dengan lebih banyak pekerja teknis yang
bertugas sebagai personel pendukung. Berbagai teknik visual dan elektronik
digunakan untuk menginterpretasikan dan menyortir sejumlah besar data yang
dihasilkan oleh upaya mereka, dan laboratorium fisika partikel adalah pengguna utama
teknologi paling canggih, baik itu magnet superkonduktif atau superkomputer.
Fisikawan teoretis menggunakan matematika baik sebagai alat logis untuk
pengembangan teori maupun untuk menghitung prediksi teori untuk dibandingkan
dengan eksperimen. Newton, misalnya, menemukan kalkulus integral untuk
memecahkan masalah berikut, yang penting untuk perumusannya tentang
hukum gravitasi universal: Dengan asumsi bahwa gaya tarik-menarik antara pasangan
partikel titik apa pun berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan
mereka, bagaimana distribusi bola partikel, seperti Bumi, menarik objek terdekat
lainnya? Kalkulus integral , sebuah prosedur untuk menjumlahkan banyak kontribusi
kecil, menghasilkan solusi sederhana bahwa Bumi itu sendiri bertindak sebagai
partikel titik dengan semua massanya terkonsentrasi di pusat. Dalam fisika modern,
Dirac meramalkan keberadaan elektron positif (atau positron) yang saat itu tidak

6
diketahui dengan menemukan persamaan untuk elektron yang menggabungkan
mekanika kuantum dan teori relativitas khusus.
d. Model, Teori, dan Hukum; Peran Eksperimen
Hukum alam adalah gambaran singkat tentang alam semesta di sekitar
kita; mereka adalah pernyataan manusia tentang hukum atau aturan mendasar yang
diikuti oleh semua proses alam. Hukum semacam itu bersifat intrinsik bagi alam
semesta; manusia tidak menciptakannya sehingga tidak dapat mengubahnya. Kita
hanya dapat menemukan dan memahaminya. Penemuan mereka adalah usaha yang
sangat manusiawi, dengan semua unsur misteri, imajinasi, perjuangan, kemenangan,
dan kekecewaan yang melekat dalam setiap usaha kreatif. (Lihat Gambar
1.8 dan Gambar 1.9 .) Landasan penemuan hukum alam adalah observasi; sains harus
menggambarkan alam semesta sebagaimana adanya, bukan seperti yang kita
bayangkan.
Kita semua penasaran sampai batas tertentu. Kami melihat sekeliling, membuat
generalisasi, dan mencoba memahami apa yang kami lihat—misalnya, kami melihat
ke atas dan bertanya-tanya apakah salah satu jenis awan menandakan badai yang akan
datang. Ketika kita semakin serius menjelajahi alam, kita menjadi lebih terorganisir
dan formal dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Kami berusaha lebih presisi,
melakukan eksperimen terkontrol (jika kami bisa), dan menuliskan ide tentang
bagaimana data dapat diatur dan disatukan. Kami kemudian merumuskan model, teori,
dan hukum berdasarkan data yang telah kami kumpulkan dan analisis untuk
menggeneralisasi dan mengkomunikasikan hasil eksperimen ini.
Model adalah representasi dari sesuatu yang seringkali terlalu sulit (atau tidak
mungkin) untuk ditampilkan secara langsung. Sementara model dibenarkan dengan
bukti eksperimental, itu hanya akurat dalam situasi terbatas. Contohnya adalah model
planet atom di mana elektron digambarkan mengorbit inti, analog dengan cara planet
mengorbit Matahari. (Lihat Gambar 1.10 .) Kita tidak dapat mengamati orbit elektron
secara langsung, tetapi gambaran mental membantu menjelaskan pengamatan yang
dapat kita lakukan, seperti pancaran cahaya dari gas panas (spektra atom). Fisikawan
menggunakan model untuk berbagai tujuan. Misalnya, model dapat membantu
fisikawan menganalisis skenario dan melakukan perhitungan, atau dapat digunakan
untuk mewakili situasi dalam bentuk simulasi komputer. Sebuah teoriadalah
penjelasan tentang pola di alam yang didukung oleh bukti ilmiah dan diverifikasi
berkali-kali oleh berbagai kelompok peneliti. Beberapa teori menyertakan model untuk

7
membantu memvisualisasikan fenomena, sedangkan yang lain tidak. Teori gravitasi
Newton, misalnya, tidak memerlukan model atau gambaran mental, karena kita dapat
mengamati objek secara langsung dengan indra kita sendiri. Teori kinetik gas, di sisi
lain, adalah model di mana gas dipandang terdiri dari atom dan molekul. Atom dan
molekul terlalu kecil untuk diamati secara langsung dengan indra kita—jadi, kita
menggambarkannya secara mental untuk memahami apa yang dikatakan instrumen
kita tentang perilaku gas.
Sebuah hukum menggunakan bahasa yang ringkas untuk menggambarkan pola
umum di alam yang didukung oleh bukti ilmiah dan eksperimen berulang. Seringkali,
suatu hukum dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika tunggal. Hukum
dan teori serupa karena keduanya merupakan pernyataan ilmiah yang dihasilkan dari
hipotesis yang diuji dan didukung oleh bukti ilmiah. Namun,
hukum penunjukan dicadangkan untuk pernyataan ringkas dan sangat umum yang
menggambarkan fenomena di alam, seperti hukum energi yang kekal selama proses
apapun, atau hukum kedua Newton tentang gerak, yang menghubungkan gaya, massa,
dan percepatan dengan sederhana. persamaan F = m a�=��.
Sebuah teori, sebaliknya, adalah pernyataan yang kurang ringkas dari fenomena
yang diamati. Misalnya, Teori Evolusi dan Teori Relativitas tidak dapat dinyatakan
dengan cukup ringkas untuk dianggap sebagai hukum. Perbedaan terbesar antara
hukum dan teori adalah bahwa teori jauh lebih kompleks dan dinamis. Sebuah hukum
menjelaskan satu tindakan, sedangkan teori menjelaskan seluruh kelompok fenomena
terkait. Dan, sementara hukum adalah dalil yang membentuk landasan metode ilmiah,
teori adalah hasil akhir dari proses itu.
Pernyataan yang kurang dapat diterapkan secara luas biasanya disebut prinsip
(seperti prinsip Pascal, yang hanya dapat diterapkan dalam cairan), tetapi perbedaan
antara hukum dan prinsip sering kali tidak dibuat dengan hati-hati.
e. Model, Teori, dan Hukum
Model, teori, dan hukum digunakan untuk membantu ilmuwan menganalisis data
yang telah mereka kumpulkan. Namun, seringkali setelah model, teori, atau hukum
dikembangkan, itu mengarahkan para ilmuwan ke arah penemuan baru yang tidak
akan mereka buat.
Model, teori, dan hukum yang kita rancang terkadang menyiratkan keberadaan
objek atau fenomena yang belum teramati. Prediksi ini adalah kemenangan luar biasa
dan penghormatan terhadap kekuatan sains. Ini adalah keteraturan mendasar di alam

8
semesta yang memungkinkan para ilmuwan membuat prediksi yang begitu
spektakuler. Namun, jika percobaantidak memverifikasi prediksi kami, maka teori
atau hukum itu salah, betapapun elegan atau nyamannya itu. Hukum tidak pernah
dapat diketahui dengan kepastian mutlak karena tidak mungkin melakukan setiap
percobaan yang dapat dibayangkan untuk memastikan hukum dalam setiap skenario
yang mungkin. Fisikawan beroperasi dengan asumsi bahwa semua hukum dan teori
ilmiah valid sampai contoh tandingan diamati. Jika eksperimen yang berkualitas baik
dan dapat diverifikasi bertentangan dengan undang-undang yang sudah mapan, maka
undang-undang tersebut harus diubah atau digulingkan sepenuhnya.
Studi sains pada umumnya dan fisika pada khususnya adalah sebuah
petualangan seperti penjelajahan samudra yang belum dipetakan. Penemuan
dibuat; model, teori, dan hukum dirumuskan; dan keindahan alam semesta fisik dibuat
lebih luhur untuk wawasan yang didapat.
f. Metode Ilmiah
Saat para ilmuwan menyelidiki dan mengumpulkan informasi tentang dunia,
mereka mengikuti proses yang disebut metode ilmiah . Proses ini biasanya dimulai
dengan pengamatan dan pertanyaan yang akan diteliti oleh ilmuwan. Selanjutnya,
ilmuwan biasanya melakukan beberapa penelitian tentang topik tersebut dan kemudian
menyusun hipotesis. Kemudian, ilmuwan akan menguji hipotesis tersebut dengan
melakukan percobaan. Akhirnya, ilmuwan menganalisis hasil percobaan dan menarik
kesimpulan. Perhatikan bahwa metode ilmiah dapat diterapkan pada banyak situasi
yang tidak terbatas pada sains, dan metode ini dapat dimodifikasi sesuai dengan
situasi.
Pertimbangkan sebuah contoh. Katakanlah Anda mencoba menyalakan mobil
Anda, tetapi tidak mau hidup. Anda pasti bertanya-tanya: Mengapa mobil tidak mau
hidup? Anda dapat mengikuti metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama,
Anda dapat melakukan penelitian untuk menentukan berbagai alasan mengapa mobil
tidak mau hidup. Selanjutnya, Anda akan menyatakan hipotesis. Misalnya, Anda
mungkin percaya bahwa mobil tidak mau hidup karena tidak ada oli mesin. Untuk
mengujinya, Anda membuka kap mobil dan memeriksa level oli. Anda mengamati
bahwa oli berada pada level yang dapat diterima, dan dengan demikian Anda
menyimpulkan bahwa level oli tidak berkontribusi pada masalah mobil Anda. Untuk
memecahkan masalah lebih lanjut, Anda dapat menyusun hipotesis baru untuk diuji
dan kemudian mengulangi prosesnya lagi.

9
g. Evolusi Filsafat Alam menjadi Fisika Modern
Fisika tidak selalu merupakan disiplin yang terpisah dan berbeda. Itu tetap
terhubung dengan ilmu-ilmu lain hingga hari ini. Kata fisika berasal dari bahasa
Yunani yang berarti alam. Studi tentang alam kemudian disebut "filsafat alam". Dari
zaman kuno hingga Renaisans, filsafat alam mencakup banyak bidang, termasuk
astronomi, biologi, kimia, fisika, matematika, dan kedokteran. Selama beberapa abad
terakhir, pertumbuhan pengetahuan telah menghasilkan spesialisasi dan percabangan
filsafat alam yang terus meningkat ke dalam bidang-bidang yang terpisah, dengan
fisika mempertahankan aspek paling dasar. (Lihat Gambar 1.11 , Gambar 1.12 ,
dan Gambar 1.13 .) Fisika yang berkembang dari Renaisans hingga akhir abad ke-19
disebutfisika klasik . Itu diubah menjadi fisika modern oleh penemuan revolusioner
yang dibuat mulai awal abad ke-20.
Fisika klasik bukanlah deskripsi yang tepat tentang alam semesta, tetapi
merupakan perkiraan yang sangat baik dalam kondisi berikut: Materi harus bergerak
dengan kecepatan kurang dari 1% kecepatan cahaya, objek yang ditangani harus cukup
besar untuk dapat dilihat dengan mikroskop, dan hanya medan gravitasi lemah, seperti
medan yang dihasilkan oleh Bumi, yang dapat terlibat. Karena manusia hidup dalam
keadaan seperti itu, fisika klasik tampaknya masuk akal secara intuitif, sementara
banyak aspek fisika modern tampak aneh. Inilah mengapa model sangat berguna
dalam fisika modern—model memungkinkan kita mengkonseptualisasikan fenomena
yang biasanya tidak kita alami. Kita dapat berhubungan dengan model dalam istilah
manusia dan memvisualisasikan apa yang terjadi ketika objek bergerak dengan
kecepatan tinggi atau membayangkan seperti apa objek yang terlalu kecil untuk
diamati dengan indera kita. Misalnya, kita dapat memahami sifat atom karena kita
dapat membayangkannya dalam pikiran kita, meskipun kita belum pernah melihat
atom dengan mata kita. Alat-alat baru, tentu saja, memungkinkan kita untuk
menggambarkan fenomena yang tidak dapat kita lihat dengan lebih baik. Nyatanya,
instrumentasi baru telah memungkinkan kita dalam beberapa tahun terakhir untuk
benar-benar “membayangkan” atom.
h. Batasan Hukum Fisika Klasik
Agar hukum fisika klasik berlaku, kriteria berikut harus dipenuhi: Materi harus
bergerak dengan kecepatan kurang dari 1% kecepatan cahaya, objek yang ditangani
harus cukup besar untuk dilihat dengan mikroskop, dan hanya medan gravitasi lemah
(seperti medan yang dihasilkan oleh Bumi) dapat dilibatkan.

10
Beberapa kemajuan paling spektakuler dalam ilmu pengetahuan telah dibuat
dalam fisika modern. Banyak hukum fisika klasik telah diubah atau ditolak, dan
menghasilkan perubahan revolusioner dalam teknologi, masyarakat, dan pandangan
kita tentang alam semesta. Seperti fiksi ilmiah, fisika modern dipenuhi dengan benda-
benda menarik di luar pengalaman normal kita, tetapi memiliki keunggulan
dibandingkan fiksi ilmiah karena sangat nyata. Lalu, mengapa sebagian besar teks ini
dikhususkan untuk topik fisika klasik? Ada dua alasan utama: Fisika klasik
memberikan deskripsi yang sangat akurat tentang alam semesta dalam berbagai
keadaan sehari-hari, dan pengetahuan fisika klasik diperlukan untuk memahami fisika
modern.
Fisika modern sendiri terdiri dari dua teori revolusioner, relativitas dan
mekanika kuantum. Teori-teori ini masing-masing menangani yang sangat cepat dan
yang sangat kecil. Relativitas harus digunakan setiap kali suatu benda bergerak dengan
kecepatan lebih dari 1% kecepatan cahaya atau mengalami medan gravitasi yang kuat
seperti di dekat Matahari. Mekanika kuantum harus digunakan untuk objek yang lebih
kecil dari yang dapat dilihat dengan mikroskop. Kombinasi kedua teori ini
adalah mekanika kuantum relativistik,dan itu menggambarkan perilaku benda kecil
yang bergerak dengan kecepatan tinggi atau mengalami medan gravitasi yang
kuat. Mekanika kuantum relativistik adalah teori terbaik yang dapat diterapkan secara
universal yang kita miliki. Karena kompleksitas matematisnya, ini digunakan hanya
jika diperlukan, dan teori-teori lain digunakan kapan pun mereka akan menghasilkan
hasil yang cukup akurat. Akan tetapi, kita akan menemukan bahwa kita dapat
melakukan banyak sekali fisika modern dengan aljabar dan trigonometri yang
digunakan dalam teks ini.

11
2.2. Pembahasan

Fisika merupakan ilmu yang berhubungan dengan struktur materi dan interaksi
antara konstituen dasar alam semesta yang dapat diamati . Dalam arti luas, fisika (dari
bahasa Yunani physikos ) berkaitan dengan semua aspek alam baik pada tingkat
makroskopis maupun submikroskopik. Lingkup studinya tidak hanya mencakup
perilaku objek di bawah aksi gaya tertentu, tetapi juga sifat dan asal medan gaya
gravitasi, elektromagnetik, dan nuklir. Tujuan utamanya adalah perumusan beberapa
prinsip komprehensif yang menyatukan dan menjelaskan semua fenomena yang
berbeda tersebut.
Fisika adalah ilmu fisika dasar. Sampai saat ini fisika dan filsafat
alam digunakan secara bergantian untuk ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah
penemuan dan perumusan hukum dasar alam. Ketika ilmu pengetahuan modern
berkembang dan menjadi semakin terspesialisasi, fisika menunjukkan bagian dari ilmu
fisika yang tidak termasuk dalam astronomi, kimia, geologi, dan teknik. Fisika
memainkan peran penting dalam semua ilmu alam, bagaimanapun, dan semua bidang
tersebut memiliki cabang di mana hukum fisika dan pengukuran mendapat penekanan
khusus, menyandang nama seperti astrofisika, geofisika, biofisika, dan
bahkan psikofisika. Fisika pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai ilmu
tentang materi, gerak, dan energi. Hukumnya biasanya dinyatakan dengan ekonomi
dan presisi dalam bahasa matematika.
Tujuan utama fisika adalah untuk menemukan seperangkat hukum terpadu
yang mengatur materi, gerak, dan energi pada jarak subatomik kecil (mikroskopik),
pada skala manusia (makroskopik) kehidupan sehari-hari, dan hingga jarak terjauh
(mis. skala ekstragalaksi). Tujuan ambisius ini telah direalisasikan sampai batas
tertentu. Meskipun teori fenomena fisik yang sepenuhnya terpadu belum tercapai (dan
mungkin tidak akan pernah ada), seperangkat hukum fisika fundamental yang sangat
kecil tampaknya mampu menjelaskan semua fenomena yang diketahui. Tubuh fisika
yang berkembang hingga sekitar pergantian abad ke-20, yang dikenal sebagai fisika
klasik, sebagian besar dapat menjelaskan gerakan benda makroskopik yang bergerak
lambat terhadap kecepatan cahaya dan fenomena seperti panas, bunyi, listrik, magnet,
dan cahaya. Perkembangan modern relativitas dan mekanika kuantum memodifikasi
hukum-hukum ini sejauh mereka berlaku untuk kecepatan yang lebih tinggi, objek

12
yang sangat masif, dan unsur dasar materi yang sangat kecil, seperti elektron, proton,
dan neutron.
Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui
pengamatan, eksperimen, dan analisis. Sains pada hakikatnya merupakan sebuah
kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of
thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating).
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA
sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan
pengetahuan (a body of knowledge), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan
IPA sebagai cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan IPA sebagai proses untuk
pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (a way of investigating).
Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap
ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakikat fisika adalah sama dengan hakekat
IPA atau sains, yakni hakikat fisika adalah sebagai produk atau kumpulan pengetahuan
(a body of knowledge), fisika sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika sebagai
proses (a way of investigating).
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang sifatnya
fundamental bagi teknologi. Ilmu fisika juga memiliki makna utama atau hakikat yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut membuat ilmu fisika
mendasari berbagai teknologi modern manusia bersamaan dengan perkembangan
peradaban.Misalnya kelistrikan dan perangkat elektronik yang digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Dilansir dari Lumen Learning, fisika adalah ilmu
alam yang mempelajari materi serta geraknya melalui ruang dan waktu, bersama
dengan konsep terkait energi dan gaya. Lebih luasnya fisika mempelajari alam,
mencakup bagaimana alam semesta berperilaku dan interaksi yang terjadi di
dalamnya.
a. Hakikat Fisika
Ilmu fisika memiliki hakikat yang mengikat sebagai dasar ilmunya. E. L.
Chiapetta dan T. R. Koballa dalam buku Science Instruction in the Middle and
Secondary Schools (1994) menyebutkan terdapat tiga hakikat ilmu fisika, yakni: 1)
sebagai kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), 2) fisika sebagai sikap (a way
of thinking), dan 3) fisika sebagai proses (a way of investigating).
Adapun ulasan dari ketiga hal yang menjadi hakikat fisika tersebut adalah
sebagai berikut.

13
1) Fisika sebagai Produk atau Kumpulan Pengetahuan (a body of knowledge)
Fisika sebagai kumpulan pengetahuan mempelajari peristiwa alam dan interaksi
yang terjadi antar alam dan manusia secara ilmiah. Hasil pembelajaran dan interaksi
tersebut kemudian dikumpulkan menjadi suatu produk ilmu pengatahuan.
Produk yang dimaksud dalam fisika adalah kumpulan pengetahuan yang dapat
berupa: fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model ilmiah. Kumpulan ilmu
pengatahuan tersebut kemudian digunakan untuk kebutuhan manusia. Contoh
penerapan fisika sebagai produk adalah studi tentang massa materi yang menghasilkan
hukum kekekalan massa sebagai produknya. Hukum kekekalan massa tersebut
kemudian digunakan untuk berbagai teknologi seperti pembangkit listrik, alat
otomotif, dan juga berbagai reaksi kimia untuk pembuatan materi juga obat-obatan.
a) Fakta.
Fakta ilmiah adalah deskripsi akurat tentang apa yang teramati, atau pernyataan
objektif yang dapat dikonfirmasikan kebenarannya (empiric) tentang sesuatu yang
benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Contoh:
• Magnet menarik benda-benda tertentu.
• Butiran zat cair air yang jatuh di udara berbentuk bulat.
• Pelangi terdiri atas beberapa warna.
b) Konsep.
Konsep sains adalah rumusan akal atau gagasan umum tentang objek atau kejadian
yang didasarkan pada sifat-sifat objek atau kejadian tersebut. Contoh:
• Kutub magnet adalah bagian pada magnet yang memiliki kekuatan paling tinggi.
• Jarak adalah panjang lintsan yang dilalui benda ketika bergerak.
c) Prinsip.
Prinsip sains adalah rumusan atau generalisasi hubungan fakta dengan konsep.
Prinsip lebih bersifat analitik, bukan sekedar empirik. Contoh:
• Udara yang dipanaskan memuai. Ini adalah contoh prinsip sains yang
menghubungkan konsep udara, panas, dan pemuaian.
• Air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Ada konsep
air, mengalir, serta tinggi dan rendah.
d) Hukum.
Hukum adalah prinsip-prinsip khusus yang diterima secara meluas setelah melalui
pengujian berulang. Contoh:

14
• Energi tak dapat diciptakan atau dimusnahkan melainkan hanya dapat
dialihbentukkan (hukum kekekalan energi).
• Benda yang dicelupkan ke dalam air akan menerima gaya ke atas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tadi (hukum Archimedes).
e) Teori.
Teori ilmiah adalah penjelasan umum atau model imaginatif tentang hubungan
antara fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Teori ilmiah berguna untuk memudahkan
memahami, memprediksi, atau mengendalikan fenomena alam. Contoh:
• Teori Big bang: Alam semesta, galaksi dan bintang serta tatasurya terbentuk
melalui peristiwa dentuman besar.
• Teori pemanasan global: “Akibat atmosfer dipenuhi oleh gas-gas pemerangkap
panas, maka suhu atmosfer bumi mengalami peningkatan.
• Teori atom: Atom terdiri atas inti (proton dan neutron) yang dikelilingi oleh
electron yang bergerak pada orbit tertentu.
f) Rumus.
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan
variablevariabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara
matematis.
g) Model.
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga
berguna untuk membantu memahami suatu teori. Contoh:
• Model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.

2) Hakikat Ilmu Fisika Sebagai Proses (a way of investigating)


Hakikat kedua ilmu fisika adalah fisika sebagai proses atau a way of
investigating. Ilmu fisika mengajarkan proses berupa langkah-langkah yang harus
diambil dalam suatu penelitian ilmiah. Mundiarto dalam buku berjudul Kapita Selekta
Pendidikan Fisika (2002) menyebutkan bahwa langkah-langkah tersebut disebut
sebagai keterampilan proses sains yang mencakup observasi, pengukuran, inferensi,
manipulasi variabel, perumusan hipotesis, penyususnan grafik dan tabel data, juga
mendefinisikan operasional dalam melaksanakan eksperimen. Penerapan fisika

15
sebagai proses dapat terlihat jelas dalam pembuatan makalah, jurnal, skripsi, tesis, dan
juga disertasi yang menggunakan metode ilmiah.
Fisika sebagai proses ilmiah berkaitan dengan cara kerja para ilmuwan untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang menyusun fisika. Dalam hal ini
pengetahuan-pengetahuan yang dalam fisika tersebut diperoleh melalui suatu cara
penyelidikan (a way of investigating) terhadap suatu fenomena, seorang ilmuwan
dituntut melakukan sejumlah proses sains secara terampil.
Adapun proses sains yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah tersebut meliputi:
a) Mengamati (observasi), yaitu melakukan kegiatan yang melibatkan panca indera
(melihat, mendengar, merasakan, meraba, mencium) terhadap suatu benda atu
fenomena alam yang diselidiki.
b) Menggolongkan (mengklasifikasikan), yaitu memilah berbagai benda atau
fenomena alam berdasarkan persamaan sifat atau karakteristik nya sehingga
diperoleh kumpulan sejenis dari benda atau fenomena alam yang diselidiki.
c) Melakukan pengukuran, yaitu membandingkan besaran-besaran tertentu dari suatu
benda atau fenomena alam dengan besaran lain (sejenis) yang ditetapkan sebagai
satuan.
d) Mengajukan pertanyaan, yaitu membuat pertanyaan-pertanyaan terkait benda atau
fenomena alam yang diselidiki dan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin dapatdijawab melalui penyelidikan ilmiah.
e) Merumuskan hipotesis, yaitu menjelaskan pengamatan dalam terminologi konsep
dan prinsip serta menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi fenomena yang
diamati.
f) Merencanakan dan melakukan penyelidikan (percobaan), yaitu membuat rancangan
kerja ilmiah untuk memperoleh sejumlah data dan kemudian melakukan kerja
ilmiah sesuai rancangan tersebut.
g) Menginterpretasi dan menafsirkan data atau informasi, yaitu melakukan analisis
data, melakukan generalisasi, menarik kesimpulan, serta membuat prediksi
berdasarkan pola atau acuan tertentu.
h) Mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan hasil percobaan atau penyelidikan
dengan menggunakan cara dan media yang tepat.

16
3) Fisika sebagai Sikap (a way of thinking)
Setiap langkah dalam proses membutuhkan sikap ilmiah yang baik, antara lain
rasa ingin tahu, rasa percaya, kreatif, teliti, objektif, jujur, terbuka, mau bekerja sama,
dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Fisika sebagai sikap ilmiah atau a way of thinking merupakan cara berpikir
dalam menghadapi berbagai masalah. E. L. Chiapetta dan T. R. Koballa dalam
buku Science Instruction in the Middle and Secondary Schools (1994) menyebutkan
sikap yang terbentuk adalah keyakinan, rasa ingin tahu, imajinasi, penalaran, dan juga
pemahaman diri. Sikap ilmiah perlu digunakan sebagai kerangka berpikir dalam
menghadapi suatu permasalahan ilmiah. Fisika sebagai sikap mengajarkan seseorang
Physics LibreTexts, fisika sebagai sikap merupakan kunci untuk menjadi fisikawan
yang efektif untuk memahami bagaimana penerapan suatu teori dan pengembangan
model ilmiah untuk menggambarkan suatu fenomena. Fisika sebagai sikap menuntut
rasa ingin tahu dan juga imajinasi untuk mengembangkan pengetahuan baru namun
tetap dilandasi penalaran ilmiah. Misalnya konsepsi relativitas waktu yang
dikemukakan Einstein dianggap hal yang imajinatif pada masanya.
Namun, Einstein dengan kepercayan dan ketekunan dapat membuktikan bahwa
relativitas waktu benar adanya.
Penerapan fisika sebagai sikap adalah pemecahan dan pencarian solusi suatu
masalah ilmiah. Namun juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam
pencarian fakta suatu peristiwa kehidupan agar tidak terpengaruh gosip dan berita
bohong. (https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/26/120000469/3-hakikat-ilmu-
fisika-dan-penerapannya?. diakses pada 16 April 2023).

b. Cabang-Cabang Ilmu Fisika


Ruang lingkup kajian fisika sangatlah luas. Luasnya ruang lingkup kajian fisika
ini kemudian melahirkan cabang-cabang fisika dengan kajian yang lebih spesifik.
Secara umum fisika terbagi atas fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik
adalah cabang-cabang fisika yang lahir dan dikembangkan sebelum abad ke-20.
Sementara itu, fisika modern adalah cabang-cabang fisika yang lahir dan
dikembangkan setelah abad ke-20.
Beberapa contoh cabang fisika klasik dan fisika modern dapan kalian lihat pada
Tabel 1.1

17
KATEGORI CABANG FISIKA DESKRIPSI
Mekanika Mempelajari tentang gerak benda
Bunyi Mempelajari sumber dan
karakteristik bunyi
Termodinamika Mempelajari tentang kalor
Fisika Klasik
Listrik Magnet Mempelajari tentang gejala
kelistrikan dan kemagnetan
Optika Cabang fisika tentang karakteristik
cahaya
Fisika Suhu Rendah Berkaitan tentang berbagai
fenomene yang terjadi pada suhu
yang sangat rendah (mendekati
0K)
Fisika Kuantum Berkaiatan tentang materi dan
radiasi elektromagnetik serta
interaksi antar keduanya
berdasarkan teori kuantum
Fisika Zat Padat Berkaitan tentang sifat-sifat fisis
zat padat
Fisika Kuantum
Fisika Zat Terkodensasi Berkaitan tentangsifat-sifat fisis
zat yang terkondensasi
Fisika Inti Berkaitan tentang struktur, sifat,
dan reaksi atom beserta
penerapannya
Fisika Relativistik Berkaitan tentang keadaan benda
dalam ruang dan waktu menurut
teori relativitas Einstein
Fisika Plasma Berkaitan tentang gas-gas yang
terionisasi
Tabel 1.1 Cabang-cabang Fisika

Fisika merupakan ilmu yang bersifat fundamental, yaitu ilmu pengetahuan yang
menjadi dasar dan memiliki banyak kontribusi bagi ilmu pengetahuan lainnya, seperti
kimia, biologi, kosmologi dan geologi. Selain itu luasnya cakupan atau lingkup kajian
ilmu fisika juga berkontribusi pada lahirnya ilmu pengetahuan baru yang merupakan
gabungan antara ilmu fisika dengan disiplin ilmu lainnya. Beberapa ilmu pengetahuan
tersebut antara lain:
▪ Astrofisika, yaitu ilmu tentang sifat-sifat dan interaksi-interaksi benda-benda langit
yang terdapat dalam ilmu astronomi.
▪ Biofisika, yaitu ilmu tentang interaksi-interaksi fisis pada proses-proses biologi.
▪ Fisika kimia, yaitu ilmu tentang hubungan-hubungan fisis yang terdapat dalam ilmu
kimia.
▪ Ekonofisika, yaitu ilmu tentang proses dan hubungan-hubungan fisis dalam ilmu
ekonomi
▪ Geofisika, yaitu ilmu tentang hubungan fisis yang terdapat di planet bumi.

18
▪ Fisika medis, yaitu ilmu tentang penerapan fisika dalam bidang kedokteran(medis)
pada prose pencegahan, diagnosi, dan pengobatan penyakit.
c. Ruang Lingkup Fisika
Cabang atau bidang fisika klasik dan modern yang terorganisir secara
tradisional sebagaimana digambarkan https://www.britannica.com/science/physics-
science/Quantum-mechanics, yakni meliputi:
1) Mekanika
2) Studi tentang gravitasi
3) Studi tentang panas, termodinamika, dan mekanika statistik
4) Mekanika statistik 5) Studi tentang listrik dan daya tarik
6) Optik
7) Fisika atom dan kimia
8) Fisika benda terkondensasi
9) Fisika nuklir
10) Fisika partikel
11) Mekanika kuantum
12) mekanika relativistik
13) Hukum konservasi dan simetri
14) Kekuatan dan medan fundamental

19
BAB III
PENUTUP / SIMPULAN

Dari uraian pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa:


Fisika merupakan ilmu yang berhubungan dengan struktur materi dan interaksi
antara konstituen dasar alam semesta yang dapat diamati. Dalam arti luas, fisika (dari
bahasa Yunani physikos ) berkaitan dengan semua aspek alam baik pada tingkat
makroskopis maupun submikroskopik. Singkatnya, Fisika adalah cabang ilmu yang
berhubungan dengan struktur materi dan bagaimana konstituen dasar alam semesta
berinteraksi. Ini mempelajari objek mulai dari yang sangat kecil
menggunakan mekanika kuantum hingga seluruh alam semesta
menggunakan relativitas umum. Selanjutnya, terdapat tiga hakikat ilmu fisika, yakni:
1) sebagai kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), 2) fisika sebagai sikap (a
way of thinking), dan 3) fisika sebagai proses (a way of investigating).
Fisika sebagai kumpulan pengetahuan mempelajari peristiwa alam dan interaksi
yang terjadi antar alam dan manusia secara ilmiah. Hasil pembelajaran dan interaksi
tersebut kemudian dikumpulkan menjadi suatu produk ilmu pengatahuan. Produk yang
dimaksud dalam fisika adalah kumpulan pengetahuan yang dapat berupa: fakta,
konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model ilmiah. Kumpulan ilmu pengatahuan
tersebut kemudian digunakan untuk kebutuhan manusia.
Ruang lingkup kajian fisika sangatlah luas. Luasnya ruang lingkup kajian fisika
ini kemudian melahirkan cabang-cabang fisika dengan kajian yang lebih spesifik.
Secara umum, fisika terbagi atas fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik adalah
cabang-cabang fisika yang lahir dan dikembangkan sebelum abad ke-20. Sementara
itu, fisika modern adalah cabang-cabang fisika yang lahir dan dikembangkan setelah
abad ke-20.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.britannica.com/science/physics-science#ref32471, diakses pada 16 April


2023.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/26/120000469/3-hakikat-ilmu-fisika-dan-
penerapannya. diakses pada 16 April 2023.
E. L. Chiapetta dan T. R. Koballa. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools.
Mundiarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika.

21

Anda mungkin juga menyukai