Disusun
Oleh :
Dosen Pembimbing :
Sharfina, M.Pd
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang fisika Islam dapat ditelusuri sejak awal sejarah Islam. Pada
masa itu, Islam memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan
merangsang perkembangan keilmuan pada bidang-bidang seperti matematika,
astronomi, kedokteran, kimia, dan fisika. Beberapa ilmuwan Muslim terkemuka pada
masa itu telah membuat banyak kontribusi penting pada bidang fisika, seperti Al-
Hasan Ibn al-Haytham (965-1039 M), yang dikenal sebagai Bapak Optik dan Abu
Rayhan al-Biruni (973-1048 M), seorang ilmuwan serba bisa yang membuat banyak
kontribusi penting pada banyak bidang ilmu pengetahuan, termasuk fisika.
Pada masa modern, khususnya pada abad ke-19 dan ke-20, ilmu pengetahuan
di dunia Islam mulai bangkit kembali. Beberapa ilmuwan Muslim yang terkenal pada
masa ini, seperti Abdus Salam, Ahmad Zewail, dan Pervez Hoodbhoy, telah membuat
banyak kontribusi penting pada bidang fisika. Mereka telah membawa kembali
semangat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, termasuk dalam bidang
fisika, dan berhasil mengembangkan konsep-konsep fisika yang relevan dengan
pandangan Islam.
Dalam pengembangan fisika Islam, penting untuk memperhatikan pandangan
Islam tentang alam semesta dan perannya dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini,
ilmuwan Muslim harus memahami dan mengembangkan konsep-konsep fisika yang
sesuai dengan pandangan Islam dan bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia
dan menghargai kebesaran Allah SWT
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana pemikiran fisikawan Muslim terdahulu, seperti Ibnu Sina, Ibnu al-
Haytham, dan Ibnu Rushd, mempengaruhi perkembangan fisika modern?
3. Apakah ada perspektif fisika dalam Islam yang unik atau berbeda dari pendekatan
konvensional dalam ilmu fisika?
6. Apa implikasi fisika modern terhadap konsep-konsep teologi dalam Islam, seperti
penciptaan alam semesta, ruang dan waktu, atau hubungan antara ilmu
pengetahuan dan iman?
C. Tujuan Penulisan
3. Untuk mengetahui apakah ada perspektif fisika dalam Islam yang unik atau
berbeda dari pendekatan konvensional dalam ilmu fisika.
PEMBAHASAN
Pemikiran fisikawan Muslim terdahulu, seperti Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu al-
Haytham (Alhazen), dan Ibnu Rushd (Averroes), memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan fisika modern. Berikut adalah beberapa cara di mana
pemikiran mereka mempengaruhi bidang fisika:
Metode ilmiah: Ibnu Sina dikenal karena pendekatannya yang sistematis dan
metode ilmiah yang digunakan dalam tulisannya. Kontribusinya dalam bidang
filsafat dan kedokteran juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang
fisika dan metode observasi.
Pemahaman tentang cahaya: Ibnu Sina mengembangkan teori tentang cahaya dan
pemantulan, yang merupakan dasar penting dalam studi optik. Pemikirannya
membantu memperluas pemahaman tentang sifat dan perilaku cahaya, yang
merupakan dasar bagi perkembangan teori gelombang elektromagnetik pada
masa depan.
Optika: Ibnu al-Haytham dianggap sebagai bapak ilmu optika modern. Karyanya
"Kitab al-Manazir" (Book of Optics) mempelajari sifat cahaya dan pemantulan
dengan menggunakan metode observasi dan eksperimen. Pemikiran dan
eksperimen Alhazen mengenai optika membantu membentuk dasar pemahaman
modern tentang cahaya, pembiasan, dan pembentukan gambar.
Filosofi alam: Ibnu Rushd mengembangkan pandangan tentang alam semesta dan
hubungan antara alam dan Tuhan. Pemikirannya tentang harmoni dan ketertiban
alam semesta memberikan kontribusi pada pemahaman filosofis tentang fisika
dan fenomena-fenomena alam.
Perspektif fisika dalam Islam menawarkan pendekatan yang unik dan berbeda
dari pendekatan konvensional dalam ilmu fisika. Berikut adalah beberapa perspektif
yang khas dalam fisika Islam:
1. Pemahaman tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah: Fisika dalam Islam
menekankan bahwa alam semesta ini adalah hasil ciptaan Allah SWT. Perspektif ini
mengarah pada pemahaman bahwa alam semesta memiliki tatanan dan keharmonisan
yang mencerminkan kebijaksanaan dan keagungan Sang Pencipta. Pendekatan ini
mengajak kita untuk mengamati dan mempelajari hukum-hukum alam sebagai cara
untuk lebih memahami kebesaran Allah SWT.
2. Holistik dan integratif: Fisika dalam Islam mengakui hubungan yang erat antara
dimensi material dan spiritual dalam alam semesta. Ia memandang alam semesta
sebagai satu kesatuan yang terhubung secara integral dengan Allah SWT. Pendekatan
ini memperluas wawasan fisika dengan mempertimbangkan dimensi metafisik dan
implikasinya dalam pemahaman fenomena-fenomena fisika.
3. Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan: Perspektif fisika dalam Islam
memandang ilmu pengetahuan dan agama sebagai saling melengkapi, bukan saling
bertentangan. Islam mendorong umatnya untuk mempelajari dan mengembangkan
ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Ini menciptakan
keselarasan antara iman dan rasionalitas, memungkinkan pengembangan pemikiran
ilmiah yang berakar dalam keyakinan agama.
4. Keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan etika: Fisika dalam Islam menekankan
pentingnya etika dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya. Ia mengajarkan bahwa
pengetahuan harus digunakan untuk kebaikan umat manusia dan menjaga
keseimbangan alam semesta. Perspektif ini mengarahkan fisikawan Muslim untuk
mempertimbangkan implikasi sosial, etika, dan lingkungan dari penemuan dan
teknologi fisika.
Perspektif fisika dalam Islam memberikan dimensi spiritual, etis, dan holistik
dalam pemahaman ilmu fisika. Ini menawarkan sudut pandang yang berbeda yang
dapat memperkaya dan memperluas wawasan kita tentang alam semesta dan
fenomena-fenomena fisika.
Fisika kuantum dan teori relativitas memiliki keterkaitan dengan pandangan Islam
tentang realitas dan eksistensi dalam beberapa cara. Berikut adalah beberapa poin
yang dapat diperhatikan:
1. Fisika Kuantum:
2. Teori Relativitas:
3. Etika dalam Penelitian Ilmiah: Islam mendorong praktik ilmiah yang jujur, adil,
dan bertanggung jawab. Perspektif ini dapat memberikan landasan etis dalam
penelitian fisika, termasuk penggunaan data yang akurat, transparansi dalam
pelaporan, dan penggunaan teknologi dengan pertimbangan terhadap dampak
sosial, kemanusiaan, dan lingkungan. Etika Islam yang mencakup integritas dan
keadilan dapat membantu mengatasi isu-isu seperti plagiasi, manipulasi data, atau
konsekuensi sosial dari penemuan fisika.
1. Penciptaan Alam Semesta: Fisika modern, seperti teori Big Bang, mengusulkan
bahwa alam semesta memiliki awal yang jelas dan mengalami proses evolusi.
Implikasi ini dapat berdampak pada konsep penciptaan alam semesta dalam Islam.
Sejalan dengan pandangan Islam, fisika modern menunjukkan bahwa alam semesta
memiliki asal-usul yang terbatas dan bahwa Allah SWT adalah Pencipta yang
memulai proses tersebut. Ini dapat memperkaya pemahaman konseptual tentang
hubungan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan teologis.
2. Ruang dan Waktu: Teori relativitas dalam fisika modern, khususnya teori relativitas
khusus dan umum, mengubah pemahaman kita tentang ruang dan waktu. Implikasi ini
dapat mempengaruhi pandangan Islam tentang dimensi-dimensi waktu dan ruang
dalam konteks keberadaan Allah SWT. Teori relativitas menunjukkan keterkaitan
antara ruang dan waktu, serta relatifnya persepsi waktu dan ruang tergantung pada
pengamat. Ini dapat memperluas pemahaman tentang dimensi waktu dan ruang dalam
pandangan Islam.
1. Keadilan: Prinsip keadilan dalam Islam mendorong perlakuan yang adil terhadap
semua pihak. Dalam konteks teknologi, hal ini berarti bahwa pengembangan dan
penggunaan teknologi harus memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan semua
orang, tanpa membedakan ras, agama, atau latar belakang sosial. Misalnya, penerapan
teknologi harus memastikan akses yang adil dan merata terhadap sumber daya,
informasi, dan peluang bagi semua individu dan komunitas.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa konsep fisika dalam Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemahaman kita tentang alam semesta dan fenomena-fenomena alam. Pemikiran
fisikawan Muslim terdahulu, seperti Ibnu Sina, Ibnu al-Haytham, dan Ibnu Rushd,
telah memberikan kontribusi berharga dalam perkembangan fisika modern. Perspektif
fisika dalam Islam juga menawarkan pendekatan unik dan berbeda dalam memahami
realitas dan eksistensi.
Dalam konteks fisika modern, terdapat hubungan yang erat antara konsep-
konsep fisika, seperti fisika kuantum dan teori relativitas, dengan pandangan Islam
tentang realitas dan eksistensi. Fisika kuantum mengajarkan tentang ketidakpastian,
intervensi Tuhan, dan keterkaitan dalam alam semesta, yang sejalan dengan
keyakinan Islam tentang ketidakpastian pengetahuan manusia, kekuasaan Allah, dan
persatuan dalam ciptaan-Nya. Sementara itu, teori relativitas menyoroti dimensi
waktu dan ruang yang relatif, serta keterbatasan pengetahuan manusia, yang dapat
melengkapi pemahaman Islam tentang dimensi waktu dan ruang dalam konteks
keberadaan Allah.
Selain itu, konsep fisika dalam Islam juga memiliki implikasi terhadap isu-isu
kontemporer dalam fisika, seperti energi terbarukan, lingkungan, dan etika dalam
penelitian ilmiah. Pendekatan Islam dalam fisika dapat memberikan kontribusi dalam
menghadapi isu-isu tersebut dengan memperhatikan keadilan, keseimbangan, dan
keberlanjutan. Integrasi antara prinsip-prinsip fisika dengan nilai-nilai Islam
memungkinkan pengembangan teknologi yang adil, seimbang, dan berkelanjutan,
serta menghasilkan solusi yang menghormati hak-hak manusia, menjaga lingkungan,
dan mempromosikan kesejahteraan bersama.