DENGAN FIQIH
Disusun Oleh
ASHAR (2125.0010)
INDRY WULANDARI (2125.0032)
Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya kepada
mahasiswa dan masyarakat pada umunya.
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Urgensi Ushul Fiqh............................................................................... 3
B. Perbedaan Fikih dan Usul Fikih............................................................ 5
C. Hubungan antara Ushul Fiqih dan Fiqih............................................... 6
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informatika sejak
masa renesains berimbas kepada kehidupan masyarakat global. Kehidupan
manusia di pelbagai belahan dunia ibarat kampung kecil yang mudah diketahui
oleh siapapun. Hal ini menyibak sekat-sekat batas teritorial antar benua dan
negara hingga seolah-olah dunia menjadi “sempit”. Percaturan budaya dan tradisi
suatu negara atau daerah dengan negara atau daerah lainnya tak bisa dihindarkan
lagi. Akibatnya, identitas suatu bangsa kerap menjadi kabur karena telah
terpengaruh oleh budaya luar yang belum tentu sesuai dengan karakter bangsa itu
sendiri.
1
“Kalimatu Haqqin Urida Biha al Bathil” artinya ialah sebuah ungkapan
kebenaran tetapi yang dimaksud ialah kebatilan.
A. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana urgensi ushul fiqih.
2. Apa perbedaan ushul fiqih dan fiqih.
3. Bagaimana hubungan antara fiqih dan ushul fiqih.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh
penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui urgensi ushul fiqih.
2. Untuk mengetahui perbedaan ushul fiqih dan fiqih.
3. Untuk mengetahui hubungan antara ushul fiqih dan fiqih.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut al-Khudhari Beik dalam kitab ushul fiqhnya, tujuan mempelajari ilmu
ushul fiqh adalah sebagai berikut :
3
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu pendapat sejalan dengan dalil
yang digunakan dalam berijtihad, sehingga para pemerhati hukum Islam
dapat melakukan seleksi salah satu dalil atau pendapat tersebut dengan
mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ilmu ushul fiqh
memberi pengetahuan kepada umat Islam tentang sistem hukum dan metode
penetapan hukum itu sendiri. Dengan demikian diharapkan umat Islam akan
terhindar dari taklid atau ikut pada pendapat seseorang tanpa mengetahui dalil
dan alasanalasannya.`Ushul fiqh juga sangat penting bagi umat Islam, karena
disatu pihak pertumbuhan nash telah terhenti sejak meninggalnya Nabi,
sementara dipihak lain, akibat kemajuan sains dan teknologi, permasalahan
yang mereka hadapi kian hari kian bertambah.
4
B. Perbedaan Fikih dan Usul Fikih
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa fiqh adalah ilmu
yang membahas tentang hukum-hukum praktis yang penetapannya
diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalil syarak
yang terperinci (tafshili). Sedangkan ushul fiqh adalah ilmu tentang kaidah-
kaidah dan pembahasanpembahasan yang dijadikan sarana untuk menemukan
hukumhukum syarak mengenai suatu perbuatan dari dalil-dalilnya yang
spesifik. Dengan demikian maka dapat diketahui perbedaan antara ilmu fiqh
dengan ilmu ushul fiqh.
Dari uraian di atas terlihat perbedaan yang nyata antara ilmu fikih dan
ilmu usul fikih. Kalau ilmu fikih berbicara tentang hukum dari sesuatu
perbuatan, maka ilmu ushul fikih bicara tentang metode dan proses
bagaimana menemukan hukum itu sendiri. Atau dilihat dari sudut aplikasinya,
fikih akan menjawab pertanyaan “apa hukum dari suatu perbuatan”, dan ushul
fikih akan menjawab pertanyaan “bagaimana proses atau cara menemukan
hukum yang digunakan sebagai jawaban permasalahan yang dipertanyakan
tersebut”. Oleh karena itu, fikih lebih bercorak produk sedangkan ushul fikih
lebih bermakna metodologis. Dan oleh sebab itu, fikih terlihat sebagai koleksi
produk hukum, sedangkan ushul fikih merupakan koleksi metodis yang
sangat diperlukan untuk memproduk hukum.
5
menyesuaikan/mengembalikannya kepada hukum kulli yang ditetapkan oleh
usul fikih. Begitu juga dalil yang digunakan oleh ulama fikih sebagai dalil
juz`i, harus disesuaikan dengan dalil-dalil yang dibuat oleh ulama usul fikih.
Sudut Hukum Antara fiqih dan Ushul Fiqih terjalin hubungan yang
sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebagian
dari kedua tubuh itu saling menyatu dan berbagi satu dengan yang lain.
6
hal-hal yang membatalkan. Sebab tiap manusia punya beban dari Allah SWT
untuk mengerjakan semua itu. Belajar fiqih tentang halal dan haram, serta
hukum wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram bisa kita ibaratkan dengan
belajar mengemudi mobil. Setiap orang yang mengemudi mobil, minimal harus
pernah belajar tata cara mengemudikan mobil. Dan untuk itu polisi
mewajibkan para pengemudi memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Sedangkan belajar Ilmu Ushul Fiqih hukumnya tidak wajib buat orang
awam. Sebab Ilmu Ushul Fiqih itu bisa kita ibaratkan seperti belajar ilmu untuk
memproduksi mobil. Tentu untuk bisa mengemudi mobil tidak harus belajar
cara bagaimana membuat mobil itu. Membuat mobil adalah urusan pabrik
mobil, pengemudi hanya diwajibkan belajar bagamana cara memakai
produknya, yaitu belajar mengemudi mobil yang jauh lebih sederhana. Ilmu
Ushul Fiqih secara mendalam pada hakikatnya ilmu yang dibutuhkan oleh para
mujtahid dalam melakukan proses istimbath hukum dari dalil-dalil syariah.
Karena tidak semua orang wajib menjadi mujtahid, maka hukum untuk
mempelajari Ilmu Ushul Fiqih ini pun juga tidak wajib.[fiqihKehidupan] |.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
C. Saran
Berdasarkan uraian dan analisis dalam pembahasan penulisan ini,
maka penulis memberikan saran kepada pembaca makalah ini, khususnya
8
berbicara mengenai manusia dan kebutuhan pendidikan . Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahhab Khalaf, Mashadir al Tasyri’ al Islamy Fima La Nashsha Lah, Dar
al Qalam, Kuwait; 1993.