Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FIQIH DAN USHUL FIQIH

“PERBEDAAN PENDAPAT (IKHTILAF)”

Dosen pengampu : Al-Ustaz H.M. Taisir,M.Ag

Di susun oleh

Kelompok 1 :
Miska Ayudia (230101222)
Siti soleha (230101232)
Lutfia shabrina halimi (230101247)
Isnizuwantia Eldinarahmawati (230101236)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVESITAS ISLAN NEGERI MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan kita nikmat
berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah fiqih dan
ushul fiqih dengan tema “perbedaan pendapat (ikhtilaf).

Sholawat beserta salam senantiasa kita lantunkan kepada rasulullah Saw.yang telah
memperjuangkan islam terlebih di dalam hal pendidikan sehingga kita semua bisa menikmati
pendidikan sampai dengan saat ini.

Pada kesempatan kali ini,kami ingin menyampaikan terimakasih kepada dosen


pengampu : H.M.Taisir,M.Ag yang telah memberikan tugas ini ke pada kami.Terimakasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberikan kami
dukungan sehingga kami bisa menyelesaikan tugsas kami tepat waktu.

Kami menyadadari,bahwasanya makalah kami ini masih banyak kekurangan baik itu
dari segi penulisan,bahasa,maupun penyusuan.oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan juga saran dari bapak dosen dan juga teman-teman yang dapat membangun
semangat,baik dari penulis maupun pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi
lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Semoga makalah yang kami buat bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.Amiin.

Mataram,13 september 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................4

A. Latar Belakang ...............................4


B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. Pengertian Ikhtilaf ...................................................................................................6


B. Sebab-Sebab terjadinya ikhtilaf...............................................................................7
C. Cara menyikapi perbedaan pendapat.......................................................................9
D. Hikmah dari perbedaan pendapat...........................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ikhtilaf ( perbedaan pendapat) mengenai masalah-masalah yang ada dalam fikih harus
di sikap dengan arif dan bijaksana,tidak boleh bersikap atau berasumsi tentang segala sesuatu
sebelum di alami(apriori)dengan langsung menyalahkan satu pendapat dan membenarkan
pendapat lainnya.Sikap apriori yang semacam ini dapat memicu terjadinya perpecahan di
kalangan umat.Selain itu harus juga meninggalkan fanatisme individu,mazhab dan golongan
yang merupakan suatu hal yang patut di pertimbangkan dalam menciptakan kerukunan dalam
masyarakat serta dengan senantiasa berprasangka baik dan tidak saling mencela.

Setelah beberapa waktu pembentukan hukum islam mulai muncul perbedaan pendapat
diantara ahli hadis dan ahli ra`yu.Banyak juga orang yang hanya berdasarkan keberanian
mengeluarkan suatu hujjah,bahkan menolak hujjah yang sebenarnya.Kondisi ini mendorong
peletakkan batasan-batasan dan bahasan tentang dalil syari`iyyah dan syarat-syarat atau cara
menggunakan dalil-dalil.Seluruh pembahasan tentang penggunaan dalil,batasan-batasan atau
kaidah-kaidah bahasa ini yang disebut sebagai ilmu ushul fiqih.

Ditengah perbedaan pendapat ini,maka upaya yang dilakukan pertama adalah mencari
dalil atau hukum di dalam Al-Qur`an.Jika di dalam Al-Qur`an terdapat hukum,maka hukum
tersebut harus di lakukan.Jika di dalam Al-Qur`an tidak ada hukum,maka harus melihat
kepada sunnah.Jika di dalam sunnah terdapat hukum tersebut,maka hukum tersebut harus
dilakukan.Kemudian,jika di dalam hadis tidak ada hukum tersebut,maka harus melihat ijma`
para imam mujtahid,apabila para mujtahid itu sudah mengadakan ijma` pada
masanya.Apabila ketentuan hukum itu terdapat dari hasil ijma` tersebut,maka hukum pun
harus dilaksanakan.Atau jika tidak melaksanakan ijma` tersebut maka harus melakukan
ijtihad dalam ramgka menemukan hukum dengan jalan qias.

4
B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui pengertian ikhtilaf


2. Apa saja sebab-sebab terjadinya ikhtilaf ?
3. Bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat ?
4. Apa saja hikmah dari terjadinya perbedaan pendapat ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ikhtilaf


2. Untuk mengetahui terjadinya sebab-sebab terjadinya ikhtilaf
3. Untuk mengetahui cara menyikapi ikhtilaf
4. Untuk mengetahui hikmah dari terjadinya ikhtilaf

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikhtilaf

Secara bahasa ikhtilaf berasal dari kata khalafa,yakhlifu,khalfan.Adapun makna


khalifan yaitu berbeda,mengganti,membelakangi,meninggalkan keturunan. Khilfan juga
dapat diartikan dengan bertentangan ,tidak sepakat,berselisih paham,perbedaan pendapat atau
pikiran yang masihterjadi dikalangan ulama. Perbedaan pendapat secara linguistik dalam
kajian bahasa inggris ,dapat diterjemahkan dalam beraneka ragam yaitu,diffence of
opinion,distingtion,atau controversi.1

Sedangkan secara istilah ikhtilaf didefinisikan dengan ikhtilaf dan mukhalifah proses
yang dilalui melalui metode yang berbeda,antaara seseorang dan yang lainnya dalam bentuk
perbuatan atau perkataan. Perbedaan pendapat adalah perbedaan cara atau metode yang
ditempuh oleh seseorang yang berbeda dengan orang lain,baik
perkataan,perbuatan,prinsip,keadaan.Tujuan atau maksud dari perbedaan pendapat untuk
memastikan kebenaran atau menolak kebatilan.Oleh karna itu diperlukan suatu metode yang
untuk mencari kebenaran dan kesalahan dalam ikhtilaf sebagai antisipsinya,munculah ilmu
khilaf,ilmu khilaf adalah ilmu yang membahas kemungkinan terpeliharamya persoalan yang
diperdebatkan yang dilakukan oleh para Imam mazhab dan sekaligus ilmu yang membahas
perselisihan tanpa sandaran yang jelas kepada dalil yang dimaksud.

Ilmu ikhtilaf menekankan cara untuk menetapkan hukum yang sesuai dengan apa
yang dilakukan oleh para imam mazhab sebelumnya dan juga untuk menolak perselisihan
yang tidak diharapkan.Uraian di atas memperlihatkan bahwa,ikhtilaf yang asalnya hanya
sebataas diskusi atau bantahan tiap-tiap mazhab atau pengikutnya,telah melahirkan ilmu
yang mandiri,yakni ilmu khilaf. Jadi yang yang dimaksud ikhtilaf dalam pembahasan ini
adalah perbedaan pendapat diantara ahli hukum Islam dalam menetapkan sebagian hukum
yang bersifat furu`,bukan pada masalah hukum islam yang bersifat ushul,yang disebabkan
perbedaan pemahaman atau perbedaan metode dalam menetapkan hukum suatu masalah.

1
Mhammad zuhdi,sikap dan etika dalam menghadapi ikhtilaf pendapat mazhab fiqih(Al Qhada :vol.6 no.2,
juli 2019)

6
B. Sebab-Sebab Terjadinya Ikhtilaf

Masalah ikhtilaf merupkan persoalan realitas kehidupan manusia.di antara


masalah ikhtilaf tersebut ada yang menyelesaikannya dengan cara yang sangat sederhana dan
mudah,karena adanya saling pengertian berdasarkan akal sehat.akan tetapi di balik itu
masalah ikhtilaf dapat menjadi ganjalan untuk menjalin keharmonisan dikalangan umat islam
karena sikap ta’asubiyah(fanatik)yang berlebihan, tidak berdasarkan pertimbangan akal sehat
dan sebagainya.

Perbedaan pendapat dalam lapangan hukum tidak perlu di pandang sebagi faktor yang
melemahkan kedudukan hukum islam.Namun menurut sebagian orang khusunya orang awam
mereka menganggap bahwa perbedaan pendapat membawa laknat bukan rahmat,sedangkan
pendapat di kalangan ilmuan perbedaan itulah yang membawa rahmat karena wawasan dan
pandangannya luas dan tidak kaku.berdasarkan teori hukum islam yang di buat oleh para
ulama pada zaman pertengahan struktur hukum islam dibangun atas empat dasar yang di
sebut sumber hukum di antaranya alqur’an,sunnah nabi,ijma’,dan qias,sebagai dalil-dalil
syara’ yang sudah di sepakati.Namun ada juga yang berpendapat bawa sumber hukum yang
di sepakati hanya dua saja,yaitu alqur’an dan sunnah.

Nash-nash alqura’an di lihat dari segi petunjuknya terhadap hukum-hukum terbagi


menjadi dua kategori yaitu : qath’iyud dallah dan zhanniyud dalalah.qath’iyud dalalah
adalah ayat-ayat al qur’an yang tidak dapat di ta’wilkan dan di pahami dengan arti yang lain
kecuali hanya dengan arti yang sesuai dengan nash-nash ayat tersebut.sedangkan zhanniyud
dalalah adalah ayat-ayat yang memungkinkan untuk di ta’wil atau di alihkan kepada
pengertian yang lain.2

Menurut Abu Ameenah Bilal Philips,alasan utama adanya perbedaan dalam menetapkan
hukum di kalangan imam mazhab di antaranya :
1. Interpretasi makna kata dan susunan gramatikal
2. Riwayat hadith (keberadaannya,kesahihannya,syarat-syarat penerimaan,dan
interpretasi atas atas teks hadith yang berbeda)
3. Di akuinya penggunaan prinsip-prinsip tertentu (ijma’,tradisi,istihsan,dan
pendapat sahabat)
4. Dan metode-metode qiyas3

Adapun Muhammad zuhri,membagi penyebab terjadinya ikhtilaf menjadi tiga bagian


diantaranya :

1. Berkaitan dengan sumber hukum


2. Berkaitan dengan metode ijtihad(teori tahsin wa taqbih,tema kebahasaan)
3. Adat istiadat4
2
Hasan M.ALI,Perbandingan mazhab fiqih,ed.1,cet.2._jakarta : PT Raja Grafindo Persad,2000
3
Abu Ameenah Bilal Philips,Asal-usul dan perkembangan fikih:Analisis Historis atas Mazhab,Doktrin dan
Kontribusi,terj.M.Fauzi Arifin,(Bandung : Nusamedia,2005),125.
4
Muhammad Zuhri,hukum islam dalam lintasan sejarah,(jakarta: Rajagrafindo Persada,1996),73.

7
Penyebab terjadinya perbedaan metode penetapan penggalian hukum( thariqah al istinbath)di
kalangan imam mujtahid,bisa di simpulkan secara garis besar meliputi:

1. Perbedaan dalam sumber hukum (mashdar al-ahkam)


2. Perbedaan dalam memahami nash
3. Dan perbedaan pada sebagian kaidah kebahasaan untuk memahami nash

Berikut penjelaannya :

Pertama: mengenai perbedaan sumber hukum terjadi karena ulama berbeda dalam pendapat
dalam 4 hal yaitu:

 Periwayatan hadith
 Fatwa sahabat dan keduduknnya
 Subyek dan hakikat kehujjahan ijma’
 Ikhtilaf di sekitar qiyas

Kedua: Kemudian perbedaan dalam memahami nash : sebagian mujtahidin membatasi


makna nash syari’at hanya pada nash yang tersurat dalam nash saja,namun ada uga sebagian
mujtahidin yang tidak membatasi maknanya pada nash yang tersurat,tapi memberikan makna
tambahan yang dapat di pahami akal.

Ketiga: kemudian mengenai perbedaan dalam sebuah kaidah kebahasaan untuk memaham
nash,hal ini kembali pada perbedaan dalam memahami cara pengungkapan makna dalam
bahasa arab.adapun perbedaan yang terjadi di antara ulama fikih berkaitan dengan ushlub al-
lughah al-‘arabiyah mencakup hal-hal berikut:

1. Kata-kata musytarak
2. Pengertian suruhan dan larangan
3. Kata-kata mutlak dan muqayyad
4. Mafhum mukhallaf
5. Kata-kata kaqiqi dan majazi
6. Istisna’(pengecualian)5

C. Cara menyikapi perbedaan pendapat

Untuk masalah khilafiyah,maka kita harus toleransi terhadap orang yang menyelisihi kita
selama masalah tersebut adalah masih masalah khilafiyah dengan kita berusaha mencari
kebenaran menurut kita yang paling benar diantara dua pendapat,atau tiga pendapat atau
empat pendapat atau lebih daripada itu dan tidak mengapa kita menyatakan”Saya yang
benar,kamu yang salah” dan tidaak mengapa kita membantah orang yang misalnya
menyelisihi kita meskipun masalah khilafiyah kita mengatakan dalil mu keliru,yang benar
seperti ini,seperti itu, dan ini sudah dilakukan oleh para ulama` sejak dahulu mereka menulis
buku dan saling membantah tetapi tidak disertai dengan cacian dan makian dan tetap ada Al-

5
Nanang Abdillah,Mazahab dan factor terjadinya perbedaan(Jurnal Fikroh,vol.8 No. 1 juli 2014)

8
mawaddah diantara mereka kasih sayang Husnudzon diantara mereka tetap terjaga ya
sehingga meskipun terjadi khilaf dalam masalah ilmiah mereka tetap saling mengasihi,saling
memuji diantara mereka dan tidak memecah barisan kaum muslimin.Nah,adab inilah yang
hilang dari sebagian penuntut ilmu terutama orang-orang yang baru pertama kali belajar dia
menyangka sebagian perkara-perkara sunnah merupakan perkara pembeda antara haq dan
bathil.

Para ulama` terdahulu mereka khilaf dalam banyak masalah barang siapa yang belajar
buku-buku fiqih dia akan dapati banyak sekali khilafiyah misalnya kitab bidayatul
mujtahidya karangan ibnu rusyd dari bab fiqih pertama sampai akhir,semuanya ada khilaf
namun disana disampaikan khilafnya begini dan sebab khilaf nya begini,pendapat malikiyah
begini,pendapat syafi`iyah begini,pendapat imam ahmad begini dan pendapat hanifiyah
begini tanpa ada cercaan,celaan tetapi dikitab itu tetap ihtiram yang memuliakan yang
lainnya.Memilih pendapat yang lebih benar dan menyalahkan yang lain tidak mengapa tetapi
dengan kata-kata yang menunjukkan penghormatan.

Cara kita menyikapi ikhtilaf harus jauh-jauh dari sikap nammam,tukang adu
domba.harus berusaha meredamkan khilaf diantara sesama jika akan membawa kearah
perpecahan,karna seta selalu ingin memecah belah diantara kaum muslimim.Khilaf tidak
akan pernah berakhir di kalangan umat islam seiring perkembangan zaman karna ikhtilaf
merupakan takdir Allah,kita akan melihat ikhtilaf terus ada terutama masalah-masalah fiqih
karna cara pandang masing-masing orang itu berbeda.Tidak bolah memaksa orang untuk
mengikuti pendapat kita yang dapat menyebabkan permusuhan dan perpecahan akan tetapi
buat suasana diantara perbadaan itu menjadi baik dan damai.

Menjaga persatuan adalah hal yang utama dalam menyikapi ikhtilaf harus ada persatuan
yang kita jaga,sebisa mungkin kita harus meninggalkan perselisihan,kita tidak boleh
mengklaim pendapat kita paling benar dikalangan umat dengan tujuan ingin menjatuhkan
pendapat orang lain karna belum tentu pendapat kita yang paling benar.

Jika terjadi khilaf maka harus kembali kepada dalil.mendekatkan diri kepada Allah
dengan kembali kepada dalil,harus menyesuaikan dengan dalil dan yang ditegaskan oleh dalil
maka yang itulah yang benar Dan jika bertentangan dengan dalil maka salah,jika kita
berseteru maka hukumnya kembalikan kepada Allah dan Rasul,maka wajib untuk
mengembalikan perkara kepada kitabullah dan sunnah rasul dan mengambil apa-apa yang di
tegaskan oleh dalil dan ditinggalkan apa-apa yang bertentangan dengan dalil.Dan jika kita
hanya mengambil pendapat yang hanya sesuai dengan hawa napsu saja maka kita akan
tersesat.

9
D.Hikmah Terjadinya Perbedaan Pendapat

perkembangan kehidupan manusia yang semakin dinamis telah menimbulkan


perbedaan pendapat dalam bidang hukum.perbedaan-perbedaan tersebut bersifat alamiah dan
ilmiah serta hanya sebatas pada hal-hal subside dan bukan pada hal yang bersifat
prinsip,seperti perbedaan teknis, tata cara mengangkat dan meletakkan tangan dalam
solat,tata cara melaksanakan solat sambil berdiri atau duduk,dan sebagainya.sebenarnya
semua ijtihad fikih merupakan upaya untuk menggunakan akal secara maksimal untuk
mencari kebenaran suatu hal agar ijtihad fikih tersebut bukan sesuatu yang negatif atau
bahkan menyesatkan,Namun sebenarnya perbedaan pandangan fikih terletak pada ruang
lingkup praktis yang pada dasarnya memberikan alternatif .pilihan-pilihan manusia yang
dapat mempertahankan kelebihan dalam bidang tertentu,upaya untuk menggunakan akal
secara maksimal untuk mencari kebenaran suatu hal agar ijtihad fikih tersebut bukan suatu
yang negatif atau bahkan menyesatkan.

Namun sebenarnya perbedaan pandangan fikih terletak pada ruang lingkup praktis
yang pada dasarnya memberikan alternatif.pilihan-pilihan manusia yang memudahkan
manusia mempertahankan kelebihan dalam bidang agama,jiwa,ruh,nasab dan harta (al
kulliyyat al khas).perbedaan pendapat dalam fikih merupakan khazanah intelektual para
imam mazhab,yang tidak hanya mendasarkan pendapat pribadinya pada al qur’an dan sunnah
nabi saja,namun mereka memahaminya sesuai dengan waktu dan keadaannya.oleh karena itu,
otomatis hal ini menimbulkan perbedaan hasil ijtihad mereka.selain itu,penyebab terjadinya
perbedaan pendapat di kalangan ulama fikih akan membantu kita lepas dari taklid buta karena
ilmu ini akan membantu kita untuk memahami dalil-dalil yang di gunakan,metodologi ini dan
cara berfikir mereka dalam menggunakan fiqlid.’istinbath.mendapatkan kesempatan
mendalami permasalahan kontroversial oleh pihak-pihak yang pada akhirnnya akan
meningkatkan kemampuan kita di bidang fikih.

Tak kalah pentingnya,menvisualisasikan sikap dermawan,toleran yan di bela kuat


oleh para ulamafikih terhadap pendapat-pendapat yang berbeda dengan mazhabnya,bahkan
mereka tidak menganggap pendapatnya sebagai yang paling benar, hingga muncul ungkapan-
ungkapan popular dari para ulama : “ra’yuna shawab yahtamilu al-khatha’,wa ra’yu ghairina
khatha’ yahtamilu ash-shawab(pendapat kita kemungkinan besar salah dan pendapat yang
bukan milik kita salah,mengandung kemungkinan benar).ungkapan ini mengajarkan kita
tidak boleh fanatik terhadap pendapat tertentu dan tidak skeptis terhadap perbedaan
pendapat,namun sebaliknya mengajarkan kita untuk bersikap toleran,keterbukaan,saling
menghormati dan menghindari sikap skeptis yang dapat menimbulkan perpecahan.6

BAB III

6
Saipul millah,M.Ag. Dualisme hukum perkawinan islam di Indonesia(jakarta: Amzah,sinar grafika
offset,2019)hal 43

10
PENUTUP

A.Kesimpulan

Secara bahasa ikhtilaf berasal dari kata khalafa,yakhlifu,khalfan.Adapun makna


khalifan yaitu berbeda,mengganti,membelakangi,meninggalkan keturunan. Khilfan juga
dapat diartikan dengan bertentangan ,tidak sepakat,berselisih paham,perbedaan pendapat atau
pikiran yang masihterjadi dikalangan ulama. Sedangkan secara istilah ikhtilaf didefinisikan
dengan ikhtilaf dan mukhalifah proses yang dilalui melalui metode yang berbeda,antaara
seseorang dan yang lainnya dalam bentuk perbuatan atau perkataan.

Adapun sebab-sebab terjdinya perbedaan pendapat di sebabkan karena bebrapa factor


di antaranya: Perbedaan dalam sumber hukum (mashdar al-ahkam),Perbedaan dalam
memahami nash, Dan perbedaan pada sebagian kaidah kebahasaan untuk memahami nash.

Cara kita menyikapi ikhtilaf harus jauh-jauh dari sikap nammam,tukang adu domba.
Karena Menjaga persatuan adalah hal yang utama dalam menyikapi ikhtilaf harus ada
persatuan yang kita jaga,sebisa mungkin kita harus meninggalkan perselisihan,kita tidak
boleh mengklaim pendapat kita paling benar dikalangan umat dengan tujuan ingin
menjatuhkan pendapat orang lain karna belum tentu pendapat kita yang paling benar.

perbedaan pendapat di kalangan ulama fikih akan membantu kita lepas dari taklid
buta karena ilmu ini akan membantu kita untuk memahami dalil-dalil yang di
gunakan,metodologi ini dan cara berfikir mereka dalam menggunakan
fiqlid.’istinbath.mendapatkan kesempatan mendalami permasalahan kontroversial oleh pihak-
pihak yang pada akhirnnya akan meningkatkan kemampuan kita di bidang fikih,dengan
mengetahui perbedaan pendapat dalam fikih akan menimbulkan fleksibilitas bermazhab
sehingga tidak kaku dalam menerapkannya sesui dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

Bagaimanapun juga,perbedaan pendapat dalam segala aspek kehidupan manusia


merupakan suatu fenomena yang telah lahir dan akan berkelanjutan sepanjang sejarah
kemanusiaan,tidak terkecuali bagi ummat islam.dalam tradisi keilmuan islam,ikhtilaf
mempunyai sejarah yang cukup panjang.bahkan,ikhtilaf tak seperti pisau yang apabila di
pegang bagian tajamnya,tangan kita bisa terluka.namun sebaliknya jika kita memegang
gagangnya itu akan memberikan manfaat yang sangat banyak bagi manusia.keberadaan
ikhtilaf,sering menimbulkan salah paham sehingga cenderung menjerumuskan manusia ke
dalam jurang konflik yang berkepanjangan.namun demikian,persoalan itu tidak akan terlepas
dari positif dan negatifnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad zuhdi,sikap dan etika dalam menghadapi ikhtilaf pendapat mazhab fiqih(Al Qhada :vol.6 no.2,
juli 2019)

Hasan M.ALI,Perbandingan mazhab fiqih,ed.1,cet.2._jakarta : PT Raja Grafindo Persad,2000

Abu Ameenah Bilal Philips,Asal-usul dan perkembangan fikih:Analisis Historis atas Mazhab,Doktrin dan
Kontribusi,terj.M.Fauzi Arifin,(Bandung : Nusamedia,2005),125.

Muhammad Zuhri,hukum islam dalam lintasan sejarah,(jakarta: Rajagrafindo Persada,1996),73.

Nanang Abdillah,Mazahab dan factor terjadinya perbedaan(Jurnal Fikroh,vol.8 No. 1 juli 2014)

Saipul millah,M.Ag. Dualisme hukum perkawinan islam di Indonesia(jakarta: Amzah,sinar grafika


offset,2019)hal 43

12

Anda mungkin juga menyukai