Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Menyikapi Perbedaan Pendapat Dalam Islam

Dosen Pengampu : Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A

Disusun Oleh :

11230140000061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH Dan KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Karena Atas Rahmat
dan Karunia-Nya berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menikmati keindahan dunia
ini serta menyelesaikan tugas makalah ini.

Disini penulis dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah tentang
Menyikapi Perbedaan Pendapat Dalam Islam Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada
dosen pengampu Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A. yang telah sabar mengajari dalam pembuatan
makalah ini. Penulis juga memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.

Hormat Saya

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4

1.3 Tujuan.........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 sejarah dan faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perbedaan pendapat dalam
interpretasi ajaran Islam................................................................................................6

2.2 konsekuensi positif dan negatif dari perbedaan pendapat dalam praktik keagamaan
umat Islam........................................................................................................................8

2.3 pengaruh perbedaan pendapat terhadap harmoni dan kebersamaan umat Islam di
tingkat lokal dan global.................................................................................................10

2.4 strategi atau pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyikapi perbedaan pendapat
dalam Islam secara konstruktif dan toleran……………………………………………12

2.5 peran ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum dalam merespon perbedaan
pendapat dalam rangka memelihara kesatuan umat Islam………………………..13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................13

3.1 Simpulan...................................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Islam, prinsip toleransi terhadap perbedaan pendapat diakui sebagai nilai penting.
Konsep ini bersumber dari ajaran Al-Qur’an dan Hadis, yang mendorong umat Islam untuk
menghormati keragaman pandangan dalam batas-batas tertentu. Meskipun persatuan
diutamakan, keberagaman pendapat dianggap sebagai ujian bagi umat Islam untuk
meningkatkan pemahaman dan kedewasaan spiritual. Konsep ijtihad, yaitu usaha sungguh-
sungguh dalam meraih pemahaman hukum Islam, juga memberikan ruang untuk perbedaan
pendapat yang konstruktif.

Dalam menyikapi perbedaan pendapat dalam Islam, penting untuk mencermati prinsip-
prinsip seperti musyawarah (konsultasi), adab berdiskusi, dan menjaga persatuan umat.
Musyawarah diutamakan dalam pengambilan keputusan, sementara adab berdiskusi
mencakup sikap saling mendengar, menghormati, dan tidak merendahkan lawan bicara.
Islam mendorong umatnya untuk menjauhi sikap fanatisme dan ekstremisme serta
menghargai keberagaman sebagai rahmat Allah.

Selain itu, peran ulama dan cendekiawan Islam dalam memberikan pandangan yang lebih
luas dan kontekstual terhadap isu-isu kontemporer juga menjadi bagian penting dari
menyikapi perbedaan pendapat. Dalam merumuskan pandangan, keseimbangan antara
menjaga keberlanjutan nilai-nilai Islam dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman
menjadi tantangan yang harus diatasi dengan bijak.

Islam mendorong umatnya untuk memperlakukan perbedaan pendapat sebagai sumber


pembelajaran dan pengembangan diri, asalkan dalam kerangka nilai-nilai Islam dan semangat
saling menghormati. Ini menjadi landasan bagi masyarakat Muslim dalam membangun
harmoni dan kebersamaan di tengah keberagaman pandangan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perbedaan pendapat
dalam interpretasi ajaran Islam?

2. Apa saja konsekuensi positif dan negatif dari perbedaan pendapat dalam praktik
keagamaan umat Islam?

3. Bagaimana pengaruh perbedaan pendapat terhadap harmoni dan kebersamaan umat Islam
di tingkat lokal dan global?

4. Apa strategi atau pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyikapi perbedaan pendapat
dalam Islam secara konstruktif dan toleran?

5. Bagaimana peran ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum dalam merespon
perbedaan pendapat dalam rangka memelihara kesatuan umat Islam?

1.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui Bagaimana sejarah dan faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya


perbedaan pendapat dalam interpretasi ajaran Islam?

2. Mengetahui Apa saja konsekuensi positif dan negatif dari perbedaan pendapat dalam
praktik keagamaan umat Islam?

3. Mengetahui Bagaimana pengaruh perbedaan pendapat terhadap harmoni dan


kebersamaan umat Islam di tingkat lokal dan global?

4. Mengetahui Apa strategi atau pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyikapi
perbedaan pendapat dalam Islam secara konstruktif dan toleran?

5. Mengetahui Bagaimana peran ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum dalam
merespon perbedaan pendapat dalam rangka memelihara kesatuan umat Islam?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 sejarah dan faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perbedaan pendapat dalam
interpretasi ajaran Islam

Sejarah perbedaan pendapat dalam interpretasi ajaran Islam dapat ditelusuri sejak masa awal
Islam. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini melibatkan aspek historis, kultural,
dan metodologis.

1. MWaktu dan Tempat Sejak masa Nabi Muhammad, kondisi sosial dan geografis umat
Islam telah beragam. Perbedaan situasi ini memberikan konteks yang berbeda dalam
menghadapi masalah-masalah tertentu, sehingga timbul perbedaan interpretasi.

2. Metodologi Ijtihad Metode ijtihad, yaitu upaya pemikiran dan penafsiran hukum Islam,
juga menjadi faktor utama perbedaan. Beberapa mazhab (madzhab) mengembangkan
metode ijtihad dengan pendekatan yang berbeda, menghasilkan perbedaan pendapat
dalam pengaplikasian ajaran Islam.
3. Kebudayaan dan Tradisi Lokal Pengaruh kebudayaan dan tradisi lokal turut berkontribusi
pada perbedaan pendapat. Adopsi nilai-nilai lokal kadang-kadang menyebabkan variasi
dalam pemahaman terhadap ajaran Islam.

4. Politik dan Kekuasaan Faktor politik dan kekuasaan seringkali memainkan peran dalam
interpretasi ajaran Islam. Penguasa atau ulama yang memiliki otoritas politik dapat
memengaruhi pandangan dan interpretasi ajaran Islam sesuai dengan kepentingan politik
mereka.

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran


filosofis juga turut memengaruhi cara orang Islam memahami ajaran agama mereka.
Interaksi dengan ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat dapat menciptakan variasi
dalam interpretasi.

Melalui perjalanan sejarah ini, muncul berbagai mazhab dan aliran pemikiran dalam Islam.
Meskipun perbedaan ini ada, umat Islam dihimbau untuk menjaga persatuan dan saling
menghormati dalam kerangka toleransi terhadap perbedaan pendapat.

2.2 konsekuensi positif dan negatif dari perbedaan pendapat dalam praktik keagamaan
umat Islam

Konsekuensi Positif:

1. Pengayaan Pemahaman Perbedaan pendapat memungkinkan pengayaan pemahaman


terhadap ajaran Islam. Melalui diskusi dan dialog, umat Islam dapat memperoleh sudut
pandang yang lebih luas dan mendalam terkait berbagai aspek keagamaan.
2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Perbedaan pendapat mendorong eksplorasi dan ijtihad, yang
pada gilirannya dapat menyuburkan kemajuan ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam. Ini
menciptakan dinamika intelektual dalam umat Islam.

3. Pengembangan Fiqh Perbedaan pendapat menjadi dasar dalam pengembangan cabang


ilmu fiqh. Mazhab-mazhab yang berbeda memberikan pandangan hukum Islam yang
beragam, memberikan kemungkinan adaptasi dengan kondisi sosial dan zaman.

Konsekuensi Negatif:

1. Pecah-Belah Umat Perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan bijak dapat
menyebabkan pecah-belah dalam masyarakat Muslim. Perselisihan yang intens dapat
memecah belah persatuan umat, yang sejatinya diharapkan dalam ajaran Islam.

2. Ekstremisme dan Intoleransi Beberapa kelompok atau individu mungkin menggunakan


perbedaan pendapat sebagai dasar untuk membenarkan ekstremisme atau intoleransi
terhadap pandangan lain. Hal ini dapat membahayakan kerukunan dan keharmonisan
dalam masyarakat.

3. Ketidakstabilan Sosial Jika perbedaan pendapat tidak dikelola dengan baik, dapat
menimbulkan ketidakstabilan sosial. Konflik dan ketegangan dalam masyarakat dapat
merugikan kemajuan dan kesejahteraan umat Islam.
Mengelola perbedaan pendapat dengan pendekatan yang bijak, menjunjung tinggi nilai
dialog, dan memahami konteks historis serta kultural dapat membantu mengoptimalkan
dampak positif dari perbedaan pendapat dalam praktik keagamaan umat Islam.

2.3 pengaruh perbedaan pendapat terhadap harmoni dan kebersamaan umat Islam di
tingkat lokal dan global

Pengaruh Terhadap Harmoni dan Kebersamaan Umat Islam di Tingkat Lokal:

1. Keragaman Budaya Perbedaan pendapat menciptakan keragaman budaya di kalangan


umat Islam lokal. Sementara ini bisa menjadi sumber kekayaan, penting untuk menjaga
agar perbedaan ini tidak menjadi sumber konflik, melainkan peluang untuk memahami
dan menghormati budaya satu sama lain.

2. **Persatuan dalam Kebhinekaan:** Jika perbedaan pendapat dikelola dengan bijak, umat
Islam dapat mencapai persatuan dalam kebhinekaan. Masyarakat yang memahami dan
menghargai perbedaan memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan harmonis di
tingkat lokal.

3. Kolaborasi Sosial Perbedaan pendapat dapat merangsang kolaborasi sosial antarindividu


dan kelompok. Dengan saling menghargai perbedaan, umat Islam dapat bekerja bersama
untuk memecahkan masalah sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh Terhadap Harmoni dan Kebersamaan Umat Islam di Tingkat Global:


1. Pemahaman Global yang Lebih Luas Perbedaan pendapat dapat membuka wawasan dan
pemahaman umat Islam terhadap realitas global. Ini dapat menjadi pondasi untuk
keterlibatan lebih aktif dalam isu-isu dunia dan berkontribusi pada solusi masalah global.

2. Pentingnya Dialog Antaragama Perbedaan pendapat antara umat Islam dan kelompok
agama lain menunjukkan pentingnya dialog antaragama. Dalam konteks global,
kesediaan untuk berdialog dan berkolaborasi dengan komunitas agama lain adalah kunci
untuk menciptakan kedamaian dan harmoni.

3. Pencegahan Konflik Internasional Perbedaan pendapat di antara umat Islam dari berbagai
negara dapat memunculkan ketegangan internasional. Namun, melalui diplomasi dan
dialog, umat Islam dapat berperan dalam mencegah konflik yang dapat merugikan
seluruh umat manusia.

Penting untuk menciptakan kesadaran akan nilai kerjasama, dialog, dan toleransi di antara
umat Islam untuk memastikan bahwa perbedaan pendapat tidak menghambat, melainkan
memperkaya, harmoni dan kebersamaan di tingkat lokal dan global.

2.4 strategi atau pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyikapi perbedaan pendapat
dalam Islam secara konstruktif dan toleran?

Strategi atau Pendekatan untuk Menyikapi Perbedaan Pendapat dalam Islam:

1. Musyawarah (Konsultasi) Mempraktikkan musyawarah dalam pengambilan keputusan


penting untuk mencapai konsensus. Ini menciptakan ruang untuk berbagi pandangan dan
mencari solusi bersama, mengurangi potensi konflik.
2. Adab Berdiskusi Menghormati adab berdiskusi, seperti mendengarkan dengan penuh
perhatian, menghargai pendapat orang lain, dan tidak merendahkan lawan bicara. Hal ini
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog dan pengembangan ide.

3. Pendidikan dan Kesadaran Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip toleransi


dalam Islam melalui pendidikan dan kesadaran. Hal ini dapat dilakukan melalui kajian
agama, seminar, dan program pendidikan lainnya.

4. Promosi Ijtihad Moderat Mendorong praktik ijtihad (usaha sungguh-sungguh dalam


meraih pemahaman hukum Islam) dengan pendekatan moderat. Hal ini melibatkan
penggunaan akal sehat dan konteks sosial untuk mencapai interpretasi yang relevan dan
dapat diterima.

5. Dialog Antar Mazhab Mendorong dialog dan kerjasama antara berbagai mazhab Islam
untuk menciptakan pemahaman bersama dan mengatasi perbedaan yang tidak prinsipil.

6. Komitmen Terhadap Toleransi Agama Mengembangkan komitmen terhadap toleransi


agama dan mengakui hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan keyakinan
agamanya tanpa diskriminasi.

7. Peran Ulama dan Pemimpin Agama Ulama dan pemimpin agama memiliki peran kunci
dalam membimbing umat Islam. Mereka harus memberikan contoh toleransi,
menekankan pentingnya persatuan, dan mengarahkan umat agar menyikapi perbedaan
dengan bijaksana.

8. Pembangunan Kesadaran Multikultural Mendorong pemahaman tentang keberagaman


dan multikulturalisme, sehingga umat Islam dapat meresapi dan menghargai perbedaan
dalam masyarakat yang lebih luas.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, umat Islam dapat menyikapi perbedaan pendapat
secara konstruktif, memupuk rasa toleransi, dan membangun harmoni dalam kerangka nilai-
nilai Islam.

2.5 peran ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum dalam merespon perbedaan
pendapat dalam rangka memelihara kesatuan umat Islam?

Peran Ulama:

1. Pemberi Petunjuk Moral Ulama memiliki peran kunci sebagai pemberi petunjuk moral.
Dengan memberikan arahan yang bijaksana dan sesuai dengan ajaran Islam, mereka dapat
membantu umat Islam memahami dan merespons perbedaan pendapat dengan etika dan rasa
tanggung jawab.

2. Menjaga Keseimbangan Ulama dapat membantu menjaga keseimbangan antara


keberagaman interpretasi dan prinsip-prinsip fundamental Islam. Mereka dapat memberikan
panduan tentang batasan-batasan dalam perbedaan pendapat agar tidak merugikan kesatuan
umat.
3. Mengedepankan Toleransi Mendorong sikap toleransi dan saling menghormati antarumat
Islam merupakan peran penting ulama. Mereka dapat memberikan contoh praktik toleransi
melalui pemahaman yang mendalam terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam.

Peran Pemimpin Agama:

1. Mengelola Konflik Pemimpin agama memiliki tanggung jawab untuk mengelola konflik
yang timbul akibat perbedaan pendapat. Melalui dialog dan mediasi, mereka dapat
menciptakan ruang untuk mencari solusi bersama dan meminimalkan potensi
ketidakharmonisan.

2. Memberikan Keteladanan Pemimpin agama yang memberikan keteladanan dalam


menyikapi perbedaan pendapat dapat memotivasi umat Islam untuk mengadopsi sikap yang
positif. Keteladanan ini dapat mencakup praktik dialog, toleransi, dan kerjasama.

3. Mendorong Persatuan Pemimpin agama memiliki peran untuk secara aktif mendorong
persatuan dalam umat Islam. Ini mencakup mengidentifikasi nilai-nilai bersama dan
mengajak umat untuk fokus pada kesamaan daripada perbedaan.

Peran Masyarakat Umum:

1. Partisipasi dalam Dialog Masyarakat umum memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi
dalam dialog dan diskusi yang konstruktif. Dengan berbagi pandangan secara terbuka,
mereka dapat menciptakan pemahaman bersama dan mengurangi ketegangan.
2. Menerima Keanekaragaman Masyarakat perlu menerima dan menghargai keanekaragaman
pendapat dalam batas-batas yang ditetapkan oleh ajaran Islam. Ini menciptakan lingkungan
yang inklusif dan menghormati perbedaan.

3. Menghindari Fanatisme Masyarakat harus bersikap waspada terhadap fanatisme dan


intoleransi. Dengan menghindari pandangan sempit dan memahami konteks perbedaan
pendapat, umat Islam dapat menjaga kesatuan dan kedamaian.

Dengan peran yang sinergis antara ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum, umat
Islam dapat merespon perbedaan pendapat dengan cara yang memelihara kesatuan,
menghargai keanekaragaman, dan menciptakan lingkungan yang harmonis.
BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan

Dalam menyikapi perbedaan pendapat dalam Islam, kesatuan umat dan harmoni masyarakat
menjadi tujuan utama. Sejarah panjang Islam mencerminkan keragaman pandangan dan
interpretasi, yang dapat memperkaya pemahaman terhadap ajaran agama. Penting untuk
menerapkan pendekatan yang konstruktif, toleran, dan bertanggung jawab dalam
menghadapi perbedaan pendapat.Peran ulama, pemimpin agama, dan masyarakat umum
sangat penting. Ulama dan pemimpin agama memiliki tanggung jawab untuk memberikan
panduan moral, menjaga keseimbangan, dan merangsang toleransi. Di sisi lain, masyarakat
umum perlu berpartisipasi aktif dalam dialog, menerima keanekaragaman, dan menghindari
sikap fanatisme.Melalui musyawarah, adab berdiskusi, dan pendekatan yang inklusif, umat
Islam dapat membangun kesadaran akan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan saling
menghormati. Dengan demikian, perbedaan pendapat bukanlah penghalang, melainkan
peluang untuk memperkuat pemahaman Islam, menjaga harmoni, dan membentuk
masyarakat yang damai dan berkembang.

1.2 Saran

Dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qadri, A. H. J. (2012). Bijak Menyikapi Perbedaan Pendapat. Mizan..

Zuhdi, M. (2019). Sikap dan Etika dalam Menghadapi Ikhtilaf Pendapat Mazhab Fiqih. Al-
Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan, 6(2), 12-20.

Rakhmat, J. (2006). Islam dan pluralisme: akhlak Quran menyikapi perbedaan. Penerbit Serambi.

Saefuddin, T. (2015). Memahami Konflik Antar Iman: Menyikapi Perbedaan Sebagai “Rahmat”
Dan Bukan “Konflik”. Jurnal Al Adyaan; Jurnal Sosial dan Agama, 1(02).

Khoirunnida, F. (2021). Menyikapi Perbedaan Penetapan 1 Ramadhan dan Syawal di dalam


Islam. Membangun Harmoni Antar-Umat Beragama, 33.

Anda mungkin juga menyukai