Makalah ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ushul Fiqih
1. Asnawati (220501104)
2. Agung Aji Saputra (220501100)
3. Halisa Febriana (220501101)
4. Muhammad Fadhil Azzayyan (220501102)
5. Zakinatul Hayat (220501103)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat untuk memperdalam lagi pemahaman kami
mengenai “Ijtihad”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Drs. H. Hariono, M.S.I Selaku dosen
mata kuliah Fiqih dan Ushul Fiqih. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak kesempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga berharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ijtihad.......................................................................................... 5
B. Tujuan Ijtihad................................................................................................ 5
C. Jenis–jenis ijtihad.......................................................................................... 6
D. Manfaat Ijtihad ..............................................................................................7
E. Hukum Ijtihad................................................................................................7
F. Fungsi Ijtihad………………………………………………………….…....8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULU
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna.Agama yang memperhatikan umatnya dari urusan-urusan
yang penting, hingga hal-hal kecil dalam kehidupan. Maka beruntunglah bagi kaum
muslimin, karena kehidupannya sudah diatur sedemikian rupa oleh agama islam islam adalah
Al Quran dan Sunnah yang menjadi dua sumber pedoman dalam hidup seorang muslim.
Tapi sebagai salah satu agama terbesar didunia, umat islam juga sering dihadapkan dengan
berbagai permasalahan,terutama yang berkaitan dengan syara atau ibadah. Oleh karena itu,
selain menggunakan Al Quran dan Sunnah, ulama juga menggunakan ijma dan qiyas sebagai
instrumen untuk membantu memecahkan masalah umat. Selain itu, Para ulama juga harus
melakukan Ijtihad dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapi umat islam. Berbagai
perbedaan mahzab yang kita kenal saat ini merupakan hasil dari Ijtihad. Kita tahu tidak ada yang
salah dari mahzab-mahzab tersebut karena itu semua merupakan hasil terbaik dari para
mujtahid untuk menemukan hukum terbaik. Dengan adanya Ijtihad, Islam menjadi agama
yang luas,dinamis,fleksibel sesuai dengan dinamika zaman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di deskripsikan maka dalam penelitian ini dapat
di rumuskan suatu permasalahan, yaitu :
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijtihad
• Menurut Bahasa
Ijtihad (Arab: i )تهاد ج اMenurut bahasa, ijtihad artinya adalah bersungguh-sungguh.
• Menurut Istilah
Ijtihad menurut istilah, ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan
seluruh pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh.
Menurut Imam Al-Ghazali ijtihad meupakan upaya maksimal seorang mujtahid dalam
mendapatkan pengetahuan tentang hukum-hukum syara (Sesuatu yang diperintahkan
/diharuskan oleh Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh orang mukallaf (objek hukum)
dan apabila dilaksanakan akan mendapat pahala
1) Al-qur'an, adalah kitab suci umat Islam yang merupakan pedoman hidup bagi umat
islam, agar selamat dunia ahirat.
2) Al-hadits, adalah penjelas dari hukum-hukum yang ada dalam Al-qur'an, yang
dijelaskan secara ijmal, dalam al-hadis hukum-hukum yang dimaksud dibahas secara
lebih rinci.
3) Ijtihad, apabila ada suatu pemasalahan yang jika kita cari dasar hukumnya dalam Al-
Qur'an maupun dalam al-Hadis tidak ada, maka kita disarankan untuk berijtihat.
C. Tujuan Ijtihad
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam
beribadah kepada Allah disuatu tempat tertentu atau suatu waktu tertentu.
5
D. Jenis- Jenis Ijtihad
1. Ijma
Ijtihad dalam bentuk ijma, memiliki arti yaitu kesepakatan para ulama untuk
menetapkan hukum agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam perkara yang
terjadi. Hasil dari ijma yaitu berupa fatwa atau keputusan yang diambil secara bersama
oleh para ulama dan ahli agama yang memiliki wewenang untuk diikuti oleh seluruh
umat.
2. Qiyas
Selain bentuk ijma, ada juga bentuk dari ijtihad yaitu qiyas. Qiyas itu adalah
menggabungkan atau menyamakan yang artinya yaitu menetapkan hukum dalam suatu
perkara yang baru yang belum pernah masa sebelumnya, akan tetapi memiliki
kesamaan seperti sebab, manfaat, bahaya, serta berbagai aspek dalam perkara
sebelumnya, sehingga hal itu dihukumi sama.
3. Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah merupakan salah satu bentuk dari ijtihad. Maslahah Mursalah
memiliki pengertian yaitu cara untuk menetapkan hukum yang berdasarkan atas
pertimbangan kegunaan dan maslahatnya atau manfaatnya.
4. Istishab
Istihab artinya yaitu suatu tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan sampai ada alasan
yang mengubahnya
5. Sududz Dzariah
Sududz dzariah yaitu bagian dari ijtihad. Yang artinya yakni memutuskan suatu hal yang
hukumnya mubah, makruh atau haram demi kepentingan umat.
6. Urf Urf
memiliki makna yakni tindakan dalam menentukan apakah masih boleh adat istiadat
atau tradisi dan kebebasan masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak
bertentangan dengan aturan prinsip dengan Al-Qur’an dan Hadist.
7. Istihsan
Istihsan yaitu tindakan dengan meninggalkan satu hukum yang lain disebabkan
adanya suatu dalil syarat yang mengharuskan untuk meninggalkan nya.
6
D. Manfaat Ijtihad
1) Ijtihad dapat membantu umat muslim saat menghadapi masalah yang belum ada
hukumnya dalam agama Islam.
2) Ijtihad berguna untuk menyesuaikan hukum yang berlaku dalam Islam. Agar hukum
tersebut sesuai dengan waktu, keadaan, serta pekembangan zaman.
3) Ijtihad dapat menentukan dan menetapkan fatwa atas segala permasalah yang tidak
berhubungan dengan halal- dan haram.
E. Hukum ijtihad
Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ke 3 setelah al Qur'an dan as-sunah tentulah sangat
penting untuk kita bahas, ijtihad di lakukan oleh ulama ketika ada suatu permasalahan umat yang
belum ada dalam al Qur'an dan as-sunah, orang yang ber ijtihad dinamakan dengan Mujtahid.
1. Mengetahui al-Qur'an. Al-Qur'an adalah sumber hukum Islam primer sebagai fondasi
dasar hukum Islam.
4. Mengetahui As-Sunnah.
8. Mengetahui Bahasa Arab. Dengan demikian tidak sembarang orang bisa menjadi
mujtahid
Hukum melakukan ijtihad bagi orang yang telah memenuhi syarat dan kriteria ijtihad:
1) Fardu ‘ain untuk melakukan ijtihad untuk kasus dirinya sendiri dan ia harus
mengamalkan hasil ijtihadnya sendiri.
2) Fardu ‘ain juga untuk menjawab permasalahan yang belum ada hukumnya. Dan bila tidak
dijawab dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan hukum tersebut dan
habis waktunya dalam mengetahui kejadian tersebut.
7
3) Fardu kifayah jika permasalahan yang diajukan kepadanya tidak dikhawatirkan akan
habis waktunya, atau ada lagi mujtahid yang lain yang telah memenuhi syarat.
4) Dihukumi sunnah, jika berijtihad terhadap permasalahan yang baru, baik ditanya ataupun
tidak.
5) Hukumnya haram terhadap ijtihad yang telah ditetapkan secara qath'i karena bertentangan
dengan syariat.
F. Fungsi Ijtihad
Dasar dari ijtihad adalah Al Quran dan Sunnah. Jadi para ulama tidak sembarang menentukan
hukum dari suatu permasalahan.
3. fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah di-
ijtihadi oleh ulama terdahulu dandimungkinkan adanya kesalahan menurut konteks
zaman dan kondisi yang dihadapi
Contoh Ijtihad Contoh pelaksanaan Ijtihad adalah dalam proses penentuan 1 Ramadhan
dan juga 1 Syawal, dalam hal ini para ulama berdiskusi untuk menentukan dan
menetapkan 1 ramadhan dan 1 syawal berdasarkan hukum islam.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Istilah yang dapat kami paparkan dalam makalah ini, yang tentunya pembahasan
tentang ijtihad. Pada pembahasan tersebut kami selaku pembuat makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membaangun.
Kami juga mengharapkan makalah sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan
pembaca umumnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/u/19140676?sid=01667138655
https://www.studocu.com/id/u/19140676?sid=01667138655
https://www.studocu.com/id/document/universitas-garut/ilmu-administrasi-negara/makalah-
pendidikan-agama-kelompok-5-ijtihad/19140676
10