Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ILMU FIQIH DAN MACAM-MACAM ILMU FIQIH”

Disusun Oleh :

TRI SEPTIANA (20181050160)

GITA FITRIA BUNGSU (2018105022)

DIAN SUCI PRATIWI (2018105008)

Dosen Pembimbing : AMIN NURBAEDI, S.Ag., M.Pd.I.

PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI

STIE AMA SALATIGA Tahun 2018/2019

Jl. Diponegoro No. 39, Salatiga, Jawa Tengah,Indonesia, 50711 Telp. (0298)
321013

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ILMU FIQIH”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang ilmu
fiqih. Serta pembaca dapat mengamalkannya.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karna


itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Salatiga, September 2018

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

ABSTRAK.....................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3Tujuan Penelitian..........................................................................................................2
1.4Manfaat Penelitian........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................8

2.1PengertianIlmuFiqih.....................................................................................................8

2.2SejarahIlmuFiqih..........................................................................................................9

2.3 KedudukanIlmuFiqihDalam Islam...............................................................................10

2.4 SumberIlmuFiqih.........................................................................................................12

2.5 CiriKhasIlmuFiqih.......................................................................................................15

2.6 Macam-macamIlmuFiqih............................................................................................16

BAB III PENUTUP........................................................................................................................34

3.1Kesimpulan...................................................................................................................34
3.2Rekomendasi................................................................................................................34
3.3Implikasi.......................................................................................................................35
3.4 Profil Penulis...............................................................................................................36

iii
ABSTRAK

Ilmu Ushul Fiqh sebenarnya merupakan suatu ilmu yang tidak bisa
diabaikan oleh seorang mujtahid dalam upaya memberi penjelasan mengenai
nash-nash syariat islam, dan dalam menggali hukum yang tidak memiliki nash.
Juga merupakan suatu ilmu yang diperlukan bagi seorang hakim dalam usaha
memahami materi undang-undang secara sempurna, dan dalam menerapkan
undang-undang itu dengan praktik yang dapat menyatakan keadilan serta sesuai
dengan makna materi yang dimaksud oleh pembuat hukum (syari’).
Ia juga suatu ilmu yang juga diperlukan ulama Fiqh dalam melakukan
pembahasan, pengkajian, penganalisaan dan perbandingan antara mazhab dan
pendapat. Disampingitu, Al-Amidi mengatakan: “Tidak ada cara untuk
mengetahui hukum Allah SWT kecuali dengan ilmu ushul fiqh ini, dari
permasalahan-permasalahan tersebut”.
Kata-kata kunci: Pengertian hukum fiqh, sejarah ilmu fiqih, kedudukan ilmu
fiqih, ciri khas ilmu fiqih,macam ilmu fiqih.

ABSTRACT

Ushul Fiqh Science is actually a science that cannot be ignored by a


mujtahid in an effort to explain the texts of Islamic Shari'a, and in exploring the
law that does not have texts. It is also a science that is needed for a judge in an
effort to understand the material of the law perfectly, and in applying the law with
practices that can express justice and in accordance with the meaning of the
material referred to by law makers (shari'a).

He is also a science that is also needed by the ulema of Fiqh in discussing,


studying, analyzing and comparing between schools and opinions. Besides that,
Al-Amidi said: "There is no way to know the law of Allah except with the
knowledge of usul fiqh, from these problems".

iv
Key words: Definition of fiqh law, history of jurisprudence, position of
jurisprudence, characteristic of jurisprudence, types of jurisprudence

v
BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Fiqih Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling terkenal
atau dikenal oleh masyarakat. Ini terjadi karena fiqih terkait langsung dengan
kehidupan masyarakat, dan itu terjadi dari sejak lahir sampai dengana meninggal
dunia, manusia itu selalu berhubungan dengan Fiqih.

Karena sifat dan fungsinya yang demikian itu maka fiqih dikategorikan
sebagai ilmu al-hal. Ilmu al-hal yaitu Ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku
kehidupan manusia, dan juga termasuk ilmu yang wajib dipelajari oleh manusia,
karena dengan Ilmu itu pula seseorang baru bisa atau seseorang baru dapat
melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah SWT melalui ibadah seperti
dalam melaksanakan sholat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.

Fiqih selalu menyertai seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari mulai


dari bangun tidur hingga tidur kembali dan selalu menyertai semua kegiatan
seorang muslim. Jadi fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
islam terutama dalam mengarahkan apa dan bagaimana seorang muslim bertindak
dan melakukan kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara sederhana, fiqih bisa dipahami sebagai hasil dari pemikiran


manusia tentang sesuatu hal yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits Nabi
Muhammad SAW. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa fiqih merupakan
penjabaran yang lebih rinci dari  tentang syari’at untuk memudahkan dalam
mengamalkan syari;at. Adapun ruang lingkup yang dikaji fiqih meliputi hubungan
manusia dengan Allah SWT yang biasa disebut dengan ibadah dan hubungan
manusia dengan sesamanya atau yang biasa disebut dengan mu’amalah.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. ApapengertianIlmuFiqih ?
2. BagaimanasejarahIlmuFiqih ?
3. BagaimanakedudukanImuFiqihdalam Islam
4. ApasajasumberIlmuFiqih ?
5. ApacirikhasIlmuFiqih ?
6. Apasajamacam-macamIlmuFiqih ?

C.TUJUAN

1. MembahasapapengertianIlmuFiqih
2. MembahassejarahIlmuFiqih
3. MembahaskedudukanIlmuFiqihDalam Islam
4. MembahassumberIlmuFiqih
5. MembahascirikhasIlmuFiqih
6. Membahasmacam-macamIlmuFiqih

D. MANFAAT

a. Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa


2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari dasar Ilmu
Fiqih
3. Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah
4. Untuk bahan referensi atau bacaan dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan tentang ilmu fiqih
5. Menyampaikan pendapat dengan baik

b. Mafaat Bagi Masyarakat

1. Untuk menjadi bacaan yang bermafaat untuk mengetahui dasar Ilmu Fiqih
dan masyarakat dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Untuk menjadi pondasi dalam berijtihad

2
3. Memperdalam pemahaman Agama ( perintah dan hukumnya yang wajib)

c. Manfaat Bagi Kampus

1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dosen dalam


melakukan pembelajaran
2. Untuk meningkatan peraturan di dalam kampus
3. Untuk menerapkan kaidah islam secara benar

3
4
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Fiqih
Dalam bahasa Arab, secara harfiah fiqih berarti pemahaman yang mendalam
terhadap sesuatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqih secara
terminologi merupakan ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui
dalil di Al-Qur’an dan Sunnah. Selain itu fikih merupakan ilmu yang juga
membahas hukum syar'iyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-
hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah.
Pengertian Fiqih menurut para ahli:

A. Al-Jurjani (At-Ta’riifat)

Fiqih adalah hanya menyangkut hukum syara’ yang berhubungan dengan


perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci.

B. Ibnu Khaldun

Fiqih adalah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang
berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf baik yang wajib, sunnah, makruh dan
yang mubah yang diistinbathkan dari Al-kitab dan As-sunah dan dalil-dalil yang
ditegaskan syara’. Apabila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari dalil-
dalilnya, maka yang dikeluarkan itu dinamai fiqih.

C. Imam Abu Hanifah

Fiqih merupakan pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya


sebagai hamba Allah.

Jadi fiqih dapat diartikan sebagai salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang
secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya

5
II. Sejarah Ilmu Fiqih

A. Masa Nabi Muhammad SAW

Masa Nabi Muhammad SAW ini juga disebut sebagai periode risalah, karena
pada masa-masa ini agama Islam baru didakwahkan. Pada periode ini, permasalahan
fiqih diserahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad SAW. Sumber hukum Islam
saat itu adalah wahyu dari Allah SWT serta perkataan dan perilaku Nabi SAW.
Periode risalah ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Periode Makkah

Lebih tertuju pada permasalahan akidah, karena disinilah agama Islam pertama
kali disebarkan. Ayat-ayat yang diwahyukan lebih banyak pada masalah ketauhidan
dan keimanan.

2. Periode Madinah
Setelah hijrah, barulah ayat-ayat yang mewahyukan perintah untuk melakukan
puasa, zakat dan haji diturunkan secara bertahap. Ayat-ayat ini diwahyukan ketika
muncul sebuah permasalahan, seperti kasus seorang wanita yang diceraikan secara
sepihak oleh suaminya dan kemudian turun wahyu dalam surah Al-Mujadilah.

B. Masa Khulafaur Rasyidin

Masa ini dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW sampai pada masa
berdirinya Dinasti Umayyah ditangan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Sumber fikih pada
periode ini didasari pada Al-Qur'an dan Sunnah juga ijtihad para sahabat Nabi
Muhammad yang masih hidup. Ijtihad dilakukan pada saat sebuah masalah tidak
diketemukan dalilnya dalam nash Al-Qur'an maupun Hadis. Permasalahan yang
muncul semakin kompleks setelah banyaknya ragam budaya dan etnis yang masuk ke
dalam agama Islam.

C. Masa Awal Pertumbuhan Fikih

Masa ini berlangsung sejak berkuasanya Mu'awiyah bin Abi Sufyan sampai


sekitar abad ke-2 Hijriah. Rujukan dalam menghadapi suatu permasalahan masih tetap
sama yaitu dengan Al-Qur'an, Sunnah dan Ijtihad para faqih. Tapi, proses musyawarah
para faqih yang menghasilkan ijtihad ini seringkali terkendala disebabkan oleh
tersebar luasnya para ulama di wilayah-wilayah yang direbut oleh kekhalifahan Islam.

6
Mulailah muncul perpecahan antara 7 Islam menjadi tiga golongan
yaitu Sunni, Syiah, dan Khawarij. Perpecahan ini berpengaruh besar pada ilmu fikih,
karena akan muncul banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda dari setiap
faqih dari golongan tersebut. Masa ini juga diwarnai dengan munculnya hadis-hadis
palsu yang menyuburkan perbedaan pendapat antara faqih.
Pada masa ini, para faqih seperti Ibnu Mas'ud mulai menggunakan nalar dalam
berijtihad. Ibnu Mas'ud kala itu berada di daerah Iraq yang kebudayaannya berbeda
dengan daerah Hijaz tempat Islam awalnya bermula. Umar bin Khattab pernah
menggunakan pola yang dimana mementingkan kemaslahatan umat dibandingkan
dengan keterikatan akan makna harfiah dari kitab suci dan dipakai oleh para faqih
termasuk Ibnu Mas'ud untuk memberi ijtihad di daerah di mana mereka berada.

III.Kedudukan Ilmu Fikih Dalam Islam


Ibadah mempunyai dua syarat, yaitu adanya perintah (yang disertai dengan
petunjuk dari-Nya) dan dalam pelaksanaan ibadah harus dengan ikhlas. Perintah dari
Allah, sebagaimana yang kita ketahui ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat
sunah.Begitu pula dengan larangan dari Allah, kita mengenal ada yang bersifat haram
dan makruh. Sedangkan diantara keduanya ada yang tidak ada hukum, yaitu mubah.
Ketika Allah memerintahkan sesuatu, maka perintah tersebut harus disertai
dengan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya. Itu niscaya karna jika tidak, maka Allah
melanggar salah satu sifat-Nya, yaitu adil. Dengan tidak memberikan petunjuk atas
apa yang telah diperintahkan-Nya, maka itu berarti Allah telah berbuat dzolim
(naudzubillah).
Seorang muslim, atau orang yang mempercayai dan meyakini keberadaan-Nya,
diwajibkan untuk taat mutlak kepada-Nya. Sebagaimana difirmankan dalam QS (6) al-
An’aam : 61
“Fiqih atau ibadah adalah tuntunan bagaimana kita menataati Allah swt. Ketika
seseorang telah memahami keberadaan Allah, memahami keadilan-Nya, maka dia
akan menjalani fiqh dengan baik dan nyaman. Karna fiqh selaras dengan ushul”.

IV. Sumber Ilmu Fiqih


Sumber-sumber hukum Islam secara keseluruhan ada tiga, yaitu Al-Qur’an, al-
Sunnah (Hadits) dan Ijma’ . Paparan rinci tentang norma-norma hukum dari Al-
Qur’an dan al-Sunnah untuk persoalan diluar aspek ibadah, belum menjangkau secara

7
tegas berbagai fenomena yang terjadi. Sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk
mengetahui ketentuan hukumnya dengan merujuk Al-Qur’an dan al-Sunnah.
Untuk  itu para ulama melahirkan berbagai metodologi dan pendekatan kajian
hukumnya diantaranya qiyas, istihsan, istishlahal-dzari’ah dan ‘urf.

V. Ciri Khas Ilmu Fiqih


Ilmu fiqih sebagai suatu bidang keilmuan memiliki ciri khas, diantaranya:

A. Al Ahkam (tentang hukum-hukum)

B. Asy Syar’iyah (yang diambil dari Syariat)

C. Al ‘Amaliyah (berkenaan dengan kaifiyyah amal perbuatan)

D. Al Muktasib Min Adillatiha At Tafshiliyyat (mengandung informasi tentang


bagaimana lahirnya fiqh)1

VI. Macam-Macam Ilmu Fiqih

A. Fiqih Ubudiyah

1. Pengertian Fiqih Ubudiyah.

Ubudiyah dalam segi bahasa di ambil dari kata Ibadah, yaitu menunaikan
perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan tanggung
jawab sebagai hamba Allah, namun ubudiyah disini tidak hanya sekedar ibadah
biasa, ibadah yang memerlukan rasa penghambaan, yang diinterpetasikan sebagai
hidup dalam kesadaran sebagai hamba.

2. Hakikat Ubudiyah

Menurut Imam Ja’far ash-Shadiq, hakikat ubudiyah itu ada tiga macam :

a. Seorang tidak menganggap apa yang Alloh karuniakan kepadanya sebagai miliknya

b. Seseorang tidak membuat suatu aturan (tadbir) bagi dirinya

1
FajarSiddiq,”Ilmu Fiqh”,7 September 2016.diakses dari
http://fajarpustakautama2020.blogspot.com/2016/09/makalah -ilmu-fiqh.html?m=1, pada
tanggal 12 Oktober 2018.

8
c. Seseorang harus menyandarkan seluruh aktivitasnya sesuai dengan perintah dan
larangan Allah.

3. Tingkatan-Tingkatan Ubudiyah

a. Ubudiyah yang bersifat umum

b. Ubudiyah ketaatan yang bersifat umum

c. Ubudiyah yang khusus2

B. Fiqih Muamalah

1. Pengertian Fiqih Muamalah

a. Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Luas

Fiqih muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah yang ditujukan untuk


mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan sosial kemasyarakatan.

b. Pengertian Fiqih Muamalah Dalam Arti Sempit

fiqih muamalah dalam arti sempit terkonsentrasi pada sikap patuh pada aturan-
aturan Allah yang telah ditetapkan berkaitan dengan interaksi dan perilaku manusia
lainnya dalam upaya memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan harta
benda.

2. Sumber Hukum Fiqih Muamalah

Sumber hukum fiqih muamalah yang terdapat dalam alqur’an adalah pada surat
An nisa’, yaitu perintah untuk perniagaan dengan adanya saling ke ridhoan atau rela
dan jangan melakukannya dengan cara yang bathil.

3. Pembagian Fiqih Muamalah

2
Abadi Saada,“Ubudiyah Dalam Dunia Tasawuf”,26 Januari 2011, diakses dari
http://abadisaada.blogspot.com/2011/01/ubudiyah-dalam-dunia-tasawuf.html?m=1, pada
tanggal 11 Oktober 2018.

9
Masduki mengemukakan pendapat Al Fikri dalam kitab Al Mua’malah Al
madiyyah wal Adabiyyah, membagi fiqih muamalah menjadi dua bagian yaitu sebagai
berikut:

a. Al Muamalah Al Maddiyyah

Adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda. Sebagian ulama
berpendapat bahwa al muamalah al maddiyyah bersifat kebendaan, yakni benda yang
halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjual belikan atau diusahakan, benda
yang menimbulkan kemudharatan dan mendatangkan kemashlahatan bagi manusia
dan lainnya.

b. Al Muamalah Al Adabiyyah

Adalah muamalah yang ditinjau dari cara tukar-menukar benda, yang sumbernya
dari pancera indera manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah hak dan
kewajiban, seperti jujur, hasud, iri, dendam, dan lain-lain. 3

C. Fikih Siyasah

1. Pengertian Fiqih Siyasah

Kata fiqh siyasah berasal dari dua kata yaitu fiqh dan al-siyasi. Secara bahasa,
fiqih berati paham sedangkan al-siyasi berarti mengatur. Fiqih Siyasah dalam konteks
terjemahan diartikan sebagai materi yang membahas mengenai ketatanegaraan Islam
(Politik Islam

2. Bagian-Bagian Fiqih Siyasah

Fiqh Siyasah menurut Pulungan (2002, hal:39) terbagi menjadi 4 bagian:

a. Siyasah Dusturiyah (Undang-Undang/Peraturan)

b. Siyasah Maliyah (Keuangan Negara)

Muhammad Hafizh,”Fiqih Muamalah: Hal Dasar Yang Harus Diketahui”, diakses dari
https://www.muhammadhafizh.com/fiqih-muamalah/, pada tanggal 11 Oktober 2018.

10
c. Siyasah Dauliyah (Kenegaraan Internasional)

d. Siyasah Harbiyah (Wewenang dan kekuasaan dalam keadaan perang/darurat )

3. Unsur Penting dalam Fiqih Siyasah

a. Negara yang perintahnya bersifat eksklusif

b. Unsur masyarakat4

D. Fiqih Syariah

1. Pengertian Fiqih Syariah

Pengertian Syariah menurut para ahli:

1) Imam Abu Hanifah pendiri Mazhab Hanafi

Syari’at adalah sebagai semua yang diajarkan oleh Nabi Muhammad


SAW yang bersumber pada wahyu Allah, ini adalah tidak lain sebagai dari
bagian dari ajaran islam.

2) Imam Idris As-syafi’I, pendiri Mazhab Syafi’I

Bahwa syari’at dapat didefinisikan merupakan peraturan-peraturan lahir


batin bagi umat islam yang bersumber pada wahyu Allah dan kesimpulan-
kesimpulan (deductions), yang dapat ditarik dari wahyu Allah dan
sebagainya.peraturan- peraturan lahir itu mengenai cara bagaimana manusia
berhubungan dengan Allah, dan dengan sesama mahluk lain selain manusia.

Jadi dapat disimpulkan fiqih syari’ah merupakan pemahaman syariat


Islam mengenai perbuatan manusia yang bersumber dari wahyu Allah.

2. Dasar-Dasar Penetapan Syari’ah Islam

a. Al Qur’an

b. Sunnah

4
Muhamad Salim,”Siyasah (Politik Islam)”,6 Februari 2013, diakses dari
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02siyasah-politik-islam.html?m=1, pada tanggal 11
Oktober 2018.

11
c. Ijma’

d. Qiyas

3. Tujuan Mempelajari Fiqih Syari’ah

a. Memperdalam pemahaman agama

b. Menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan ucapan


manusia

c. Sebagai sumber penjaga dari penimpangan/kesesatan. 5

E. Fiqu Al-Biah

1. Pengertian Fiqu Al Bi’ah

Fiqih Al- Bi’ah (lingkungan) adalah kerangka berfikir konstruktif umat Islam
dalam memahami lingkungan alam, bumi tempat mereka hidup dan berkehidupan.
Membangun pemahaman masyarakat tentang pentingnya memelihara konservasi air
dan tanah dengan melindungi hutan dari eksploitasi, dari penebangan hutan dan
pembalakan liar adalah termasuk kewajiban agamawan. Melindungi seluruh ekosistem
hutan yang ada di dalamnya adalah bagian yang dianjurkan agama. Menjadikan semua
upaya itu sebagai kewajiban moral terhadap sesama makhluk Tuhan yang bernilai
ibadah.

Jadi dapat disimpulkan fiqu al- biah merupakan aturan tentang perilaku ekologis
manusia yang ditetapkan oleh ulama yang berkompeten berdasarkan dalil yang
terperinci dengan tujuan mencapai kemaslahatan kehidupan yang bernuansa ekologis.

2. Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Lingkungan Hidup

As-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan hidup secara rinci dan detail.
Karena Al-Qur’an hanya meletakkan dasar dan prinsipnya secara global, sedangkan

5
Muhammad Ikbal,” Syari’ah dan Fiqih “, 13 September 2011, diakses dari http://syariahdan
fiqih.blogspot.com/2011/09/pengertian-persamaan-dan-perbedaan.html?m=1, pada tanggal 11
Oktober 2018.

12
As-Sunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum-hukum,
pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan yang lebih rinci.

3. Landasan Normatif Lingkungan Hidup

Landasan normatif adalah sumber-sumber norma ajaran islam yang tersimpul


dalam Al-qur’an dan Al-hadits. Kedua sumber itu kemudian menjadi rumus-rumus
pengujian yang disepakati sebagai dasar normatif ajaran islam yang tidak diragukan.
Melalui dasar normatif itu, tradisi awal penetapan hukum Islam dilakukan dengan
metode deduksi. Fikih lingkungan hidup dalam prespektif ajaran Islam adalah sebuah
keniscayaan karena ayat-ayat Al-Quran dan al-hadits yang berdimensi hukum, baik
secara implisit maupun eksplisit membicarakan tentang lingkungan hidup. 6

6
Ay Nien,”Fiqhul Bi’ah (Fiqh Lingkungan)”,2015, diakses dari
http://ilmuayni.blogspot.com/2015/06/fiqhul-biah-fiqh-lingkungan.html?m=1, pada tanggal 11
Oktober 2018.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa fiqih adalah


suatu ilmu yang mempelajari atau menerangkan macam-macam syara’ dan hukum
Islam yang mengenai perbuatan dan ucapan mukallaf yang diambil dari dalil-
dalil yang jelas dan terperinci yaitu berpegangan dengan Al Quran dan As
Sunnah. Dengan tujuan supaya setiap mukallaf dapat mengetahui hukum-hukum
syara’ yang berkaitan dengan perbuatan dan ucapannya.

Fiqih akan selalu berkembang dari zaman-zaman. Ayat-ayat hukum pada


umumnya berubah prinsip-prinsip saja yang harus di kembangkan lebih lanjut.
Disaat Rasulullah masih hidup tugas mengembangkan dan menafsirkan ayat
terletak pada diri beliau melalui As-Sunnahnya. Namun setelah wafat ilmu fiqih
masih terus berkembang pada zaman al-khulafaur rasyidin dan sampai
sekarang.Meskipun pernah mengalami kemunduran beberapa abad yang lalu.

Demikian dengan mempergunakan Al-Qur’an dan as-Sunnah setiap


masalah yang timbul bisa di atasi untuk masa sekarang. Jika suatu masalah tidak
ada dala Al-Qur’an dan As-Sunnah maka para mujtahid akan menyiaskan atau
berpendapat yang sesuai dengan kaidah Al-Qur’an dan As-Sunnah.

B. REKOMENDASI

Diharapkan dengan di selesaikannya makalah ini pembaca maupun penyusun


dapat bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu Fiqih serta menerapkan ilmu
fiqih dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan ajaran islam.

14
C. IMPLIKASI

Berdasarkan tulisan diatas kita dapat mengetahui bahwa mempelajari fiqih itu
penting sekali bagi setiap muslim. Sehingga untuk hal-hal yang wajib dilakukan,
hukumnya pun wajib untuk mempelajarinya. Misalnya kita tahu bahwa shalat 5
waktu itu hukumnya wajib. Maka belajar fiqih shalat itu pun hukumnya wajib
juga. Sebab tanpa ilmu fiqih, seseorang tidak mungkin menjalankan shalat dengan
benar sebagaimana perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Beberapa manfaat
mempelajari ilmu fiqih antara lain :

1. Menambah ilmu pengetahuan

Ushul fiqh juga merupakan ilmu yang berkenaan dengan hukum islam.
Sehingga mempelajari ushul fiqh juga akan menambah ilmu pengetahuan
yang ada. Seperti jika dulu hanya mempelajari hadist-hadist dan tafsir al-
quran dengan mempelajari ushul fiqh seseorang bisa mengetahui dalil
dalil, cara penetapan hukum, dan metode metode lainnya.

2. Membuka jalan untuk melakukan ijtihad

Seseorang dapat melakukan ijtihad dengan syarat memiliki ilmu


pengetahuan dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menetapkan
suatu perkara yang tidak dibahas dalam al-quran. Pada zaman sekarang
memang berbeda dengan zaman para imam mahzab, sehingga bila ijtihad
dilakukan oleh satu orang akan terasa berat karena pada saat ini seseorang
hanya dimungkinkan mempelajari beberapa bidang ilmu saja yang
dipersempit dengan linearitas dalam dunia pendidikan. Sehingga ijtihad
masih bisa dilakukan akan tetapi biasanya dilakukan dengan beramai-
ramai atau dengan sekelompok orang yang ahli pada bidangnya masing-
masing.

3. Mendalami sumber hukum islam dengan baik

Senada dengan manfaat pertama dan kedua mempelajari ushul fiqh juga
akan membuat seseorang mendalami sumber hukum islam dengan baik.
sumber hukum islam sendiri yaitu al-quran, hadist, ijtihad. sehingga
kemampuan dalam pendalaman ushul fiqh ini akan berguna apabila
seseorang yang mempelajari adalah seorang pengajar dalam lingkup
pendidikan agama islam.

15
PROFIL PENULIS

Penulis bernama Tri SEPTIANA biasa di panggil septya lahir di kab. Semarang 18 september 1998
,gadis keturunan jawa murni dari pasangan hidup Dariyan dan Dariyem, dan mempunyai bapak
angkat yang bernama Wagiman dan Yanti, anak ke tiga dari tiga bersaudar, memiliki dua kakak laki-
laki, dia beralamat di Dsn. Plakaran Ds. Karanganyar rt02/rw06 kec. Tuntang kab. Semarang. Saat
ini dia menjadi mahasiswi di STIE AMA Salatiga jurusan s1 akuntansi,dia memiliki hobi memasak,
dia memiliki cita-cita menjadi seorang akuntan.

Wa : 085712222548

Email : Septyaay56@gmail.com

Ig : septyaayunda

Gita Fitria Bungsu

Biasa di panggil Gita. Lahir di Salatiga, tanggal 21 Januari 1999. Saat ini dia menjadi salah satu
mahasiswi di STIEAMA jurusan S1 Akuntansi. Gadis keturunan Jawa dan Sunda dari pasangan
Sugito dan Holisah, dia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang kakak
perempuan dan seorang kakak laki-laki. Saat ini dia tinggal bersama kedua orang tuanya di Ngentak
Salatiga. Hobinya menggambar. Dia memiliki cita cita sebagai seorang akuntan. Disamping itu dia
juga memiliki cita-cita untuk memberankatkan Haji kedua orang tuanya yang telah merawatnya
sejak kecil dengan penuh kasih sayang.

Wa : 085647732529

Ig : gitafitriab

Dian Suci Pratiwi

Dian adalah panggilan akrabnya. Lahir di Karanglo Barukan Kec. Tengaran Kab. Semarang, 22
Desember 1999 buah dari Mujianto dan Ima Rofiah. Dia anak kedua dari tiga bersaudara. Dia
memiliki seorang kakak dan adik laki-laki. Dia tinggal di Karanglo Barukan tempat dia
dilahirkan.Saat ini dia menjadi salah satu mahasiswi di STIE AMA Salatiga jurusan S1
Akuntansi. Hobinya adalah bermain bulu tangkis. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang
akuntan.

Wa : 089666011972

Ig : Diyan2212

16
DAFTAR PUSTAKA

1. FajarSiddiq.7 September 2016.Ilmu Fiqh di


http://fajarpustakautama2020.blogspot.com/2016/09/makalah -ilmu-fiqh.html?
m=1 (di akses 12 Oktober 2018)
2. . abadi_saada.26 Januari 2011.Ubudiyah Dalam Dunia Tasawuf di
http://abadisaada.blogspot.com/2011/01/ubudiyah-dalam-dunia-tasawuf.html?
m=1 (di akses 11 Oktober 2018)
3. Muhammad Hafizh.Fiqih Muamalah: Hal Dasar Yang Harus Diketahui di
https://www.muhammadhafizh.com/fiqih-muamalah/ (di akses 11 Oktober 2018)
4. Muhamad Salim.6 Februari 2013.Siyasah (Politik Islam) di
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02siyasah-politik-islam.html?m=1 ( di
akses 11 Oktober 2018)
5. Muhammad Ikbal.13 September 2011.Syari’ah dan Fiqih di http://syariahdan
fiqih.blogspot.com/2011/09/pengertian-persamaan-dan-perbedaan.html?m=1 (di
akses 11 Oktober 2018)
6. Ay Nien.2015.Fiqhul Bi’ah (Fiqh Lingkungan) di
http://ilmuayni.blogspot.com/2015/06/fiqhul-biah-fiqh-lingkungan.html?m=1 (di
akses 11 Oktober 2018)

17

Anda mungkin juga menyukai