Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE KAJIAN FIQIH IBADAH

Dajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen Pengampu : Syaifullah M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Nor Mahmudah : 2204117413


2. Normaya : 2204117419
3. Nadilawati : 2204117399
4. Rahmawati Aulia Nor : 2204117436

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RASYIDIYAH KHALIDIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN (2022/2023)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Dalam
penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.

Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat, terutama kepada
Dosen Pengampu Syaifullah M.Ag. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini
dapat berguna bagi kita semua.

Amuntai, 24 Mei 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2

A. Pengertian Metode Kajian Fiqih Ibadah.................................................2


B. Bentuk Dan Macam-macam Ibadah....................................................... 3
C. Bidang Kajian Fiqih Ibadah....................................................................5

BAB III PENUTUP .........................................................................................8

A. Kesimpulan .............................................................................................8
B. Saran....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSAKA........................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Metodologi pembelajaran fiqih merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pendidik
dalam menyampaikan hukum-hukum islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia
baik yang hubungan dengan Allah maupun yang berhunbungan dengan manusia.

Fikih ibadah merupakan pemahaman mendalam terhadap nash-nash yang terdapat


dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang berkaitan dengan rukun-rukun dan syarat-syarat yang
sah tentang penghambaan diri manusia kepada Allah SWT.

Definisi ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan


perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bentuk ibadah di antaranya meliputi semua bentuk
perbuatan manusia di dunia, yang dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba hanya
kepada Allah SWT.

fiqih ibadah meliputi hukum syariat yang menyangkut seluruh aktivitas seorang
hamba yang dilakukan karena mengharap keridhaan Allah SWT.Aktivitas tersebut tidak
terbatas hanya yang berkaitan dengan kegiatan yang menghubungkan seorang hamba dengan
Allah SWT, akan tetapi juga meliputi semua kegiatan yang dilakukan seorang hamba dalam
hubungannya dengan sesama manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Metode kajian fiqih ibadah ?

2. Bagaimana Macam-macam Fiqh ibadah ?

3. Bagaimana Bidang kajian fiqh ibadah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Metode kajian fiqih ibadah

2. Mengetahui macam-macam Fiqih ibadah

3. Mengetahui Bidang kajian fiqih ibadah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Metode Kajian Fiqih Ibadah

Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapaitujuan tertentu. Dalam
kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan
pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran
adalah keterampilan memilih metode.

Pembelajaran fiqih memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan


suasana yang menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa

Metodologi pembelajaran fiqih merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pendidik dalam
menyampaikan hukum-hukum islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia baik
yang hubungan dengan Allah maupun yang berhunbungan dengan manusia.

Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan memiliki
obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan
perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan
materi yang baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung

jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang
semakin banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh
karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi
permasalahan di masyarakat sekitar.Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali
peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu,
yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak
seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan.

2
Fikih ibadah merupakan pemahaman mendalam terhadap nash-nash yang terdapat dalam
Al-Qur'an dan As-Sunnah yang berkaitan dengan rukun-rukun dan syarat-syarat yang sah
tentang penghambaan diri manusia kepada Allah SWT.

B. Bentuk dan Macam-macam Ibadah

Ibadah-ibadah yang kita laksanakan berdasarkan bentuk nya: Pertama, ibadah-ibadah


yang berupa perkataan dan ucapan. Ibadah ini semisal membaca Al-Qurán, tasbih, tahmid,
tahlil, takbir, taslim, doa, membaca hamdalah oleh orang yang bersin. Kedua, ibadah-ibadah
yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu sifat. Ibadah ini contoh nya
menolong orang, berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan
urusan jenazah.

Ketiga, ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan suatu pekerjaan.
Ibadah semacam ini ialah puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan dari segala
yang merusakkan puasa. Keempat, ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan
diri dari sesuatu pekerjaan. Ibadah ini contoh nya ialah I'tikaf (duduk di dalam masjid),
menahan diri dari jima' dan mubasyarah, bernikah dan menikahkan, haji.

Kelima, ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak. Umpamanya, membebaskan


orang-orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang lain, memerdekakan budak untuk
kaffarat. Keenam, ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khudhuk, khusyuk
menahan diri dari berbicara dan dari berpaling lahir dan batin dari yang diperintahkan kita
menghadapinya.

Macam-macam ibadah :

a. Ibadah-ibadah itu, terbagi beberapa macam.


b. Pertama, bersifat makrifat yang tertentu dengan soal ketuhanan. Kedua, ucapan-
ucapan yang tertentu untuk Allah, seperti: takbir, tahmid, tahlil dan puji-pujian.

Ketiga, perbuatan-perbuatan yang tertentu untuk Allah, seperti: haji. umrah, rukuk, sujud,
puasa, thawaf dan I'tikaf. Keempat, ibadah-ibadah yang lebih mengutamakan hak Allah
walaupun terdapat pula padanya hak hamba, seperti: Sholat fardhu dan Sholat

3
Sunnah. Kelima, yang mencakup kedua-dua hak, tetapi hak hamba lebih berat, seperti:
zakat, kaffarat dan menutup aurat. Dalam soal harta, hak Allah mengikuti hak hamba dengan
dalil bahwa

harta itu menjadi mubah bila dibolehkan oleh mereka yang mempunyai harta dan dapat
dimanfaatkan dengan seizin mereka.

b. Muamalah juga terdapat beberapa macam : 1) Ada yang diwujudkan untuk


menghasilkan maslahat yang cepat,

seperti: jual-beli dan sewa-menyewa. 2) Ada yang maslahatnya memperoleh ganti yang
cepat, seperti : menerima upah untuk haji dan umrah, dan mengajar Al-Quran.

3) Ada yang salah satu maslahatnya segera diperoleh, sedangkan yang keduanya lambat
diperoleh, seperti: memberi pinjaman (memberi hutang). Maslahatnya untuk yang menerima
uang cepat diterimanya, untuk yang memberi hutang lambat diperolehnya bila ia maksudkan
keridhaan Allah.

4) Salah satu maslahatnya cepat diterimanya, sedangkan yang lain oleh pemberinya dapat
dicepatkan atau dilambatkan, seperti: menjamin hutang. Kemaslahatannya yang cepat
diperoleh oleh yang dijaminkan. Jika penjaminan dengan ganti, cepatlah ia menerima
maslahatnya. Jika ia jamin dengan tak ada sesuatu agunan dipahalai dia, jika ia
kehendakikeridhaan Allah.

5) Kemaslahatannya lambat untuk yang memberi, cepat untuk yang menerima, seperti
wakaf, hibah, wasiat dan hadiah.

Macam-macam Ibadah :

Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu :

1) Ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti) atau ibadah

khassah (ibadah murni, ibadah khusus), yakni ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya
telah ditetapkan oleh nas dan merupakan sari ibadah kepada Allah, seperti shalat, zakat,
puasa, dan haji. Ibadah ghairu mahdhoh : sosial, politik, budaya,ekonomi,
pendidikan,lingkungan hidup,kemiskinan dan sebagainya. Kemudian jika ditinjau dari segi
pelaksanaannya ibadah dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu :

4
1) Ibadah jasmaniah rohaniah, yaitu perpaduan ibadah jasmani dan

rohani seperti shalat dan puasa.

2) Ibadah rohani dan maliah yaitu perpaduan antara ibadah rohani

dan harta seperti zakat.

3) Ibadah jasmaniah, rohaniah dan maliah sekaligus seperti

melaksanakan ibadah haji.25

Sedangkan ditinjau dari segi kepentingannya ada dua yaitu:

1) Kepentingan fardi (perorangan)seperti shalat dn puasa

2) Kepentingan ijtima’ (masyarakat) seperti zakat dan haji/

Ibadah ditinjau dari seegi bentuk dan sifatnya ada lima macam yaitu :

1) Ibadah kalam bentuk perkataan atau lisan (ucapan ibadah), seperti:

berzikir, berdoa, tahmid dan membaca al-Qur’an.

2) Ibadah dalam bentuk perbuatan yang ditentukan bentuknya,seperti

menolong orang lain, jihad dan mengurus jenazah.

3) Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang tela ditentukan wujud

perbuatannnya seperti salat, zakat puasa, i’tikaf dan ihrom.

4) Ibadah menggugurkan hak seperti memaafkan orang yang telah

melakukan kesalahan terhadap dirinya dan mebebaskan seseorang

yang berhutang kepadanya

C. Bidang Kajian Fiqih Ibadah

Bidang Kajian Fiqih Ibadah bila dilihat dari pembagian fiqih ibadah berdasarkan mahdhah
dan ghairu mahdhah tadi, maka bidang kajian fiqih ibadah itu sangat luas sekali, meliputi
perkataan dan perbuatan yang memang benar-benar disyariat-Nya secara langsung, ataupun
tidak langsung.

5
Tentu saja di dalam buku ini tidak dijelaskan semuanya, terutama fiqih ibadah yang
bersifat ghairu mahdhah. Bidang kajian utama yang akan dijelaskan di dalam buku ini
berkenaan dengan fiqih ibadah mahdhah, yaitu sebagai berikut:

1. Bersuci (Thaharah)

Thaharah menurut syari'at Islam ialah suatu kegiatan bersuci dari hadas maupun najis
sehingga seorang diperbolehkan untuk mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam
keadaan suci seperti shalat.

2. Shalat

Secara bahasa, shalat berarti doa. Sedangkan secara istilah, shalat adalah ibadah yang terdiri
dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan syarat tertentu, mulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah sarana perjalanan menuju Allah SWT dan
mi’rajnya kaum beriman.

3. Puasa

puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu,
untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Saum/puasa merupakan salah satu dari lima
Rukun Islam

4. Zakat

Zakat dalam segi istilah adalah kegiatan mengeluarkan harta tertentu dari seseorang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Zakat dari segi
bahasa berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang'.

5. Haji dan Umrah.

makna haji secara istilah syari adalah menuju Makkah dan tempat ibadah lainnya (masya'ir)
untuk menunaikan manasik pada waktu yang khusus (tertentu). 'Umrah secara bahasa berarti
ziyarah, yaitu mengunjungi. 'Umrah secara istilah syari berarti ziarah ke Baitullah untuk
menunaikan manasik.

Dalam kajian fiqih, yang disebut fiqih ibadah sebetulnya hanya empat yang terakhir, yang
merupakan bagian inti dari rukun Islam. Bersuci (thaharah) merupakan syarat penting bagi

6
sah atau tidak suatu ibadah. Seperti shalat, tanpa wudhuk (thaharah), maka shalat tidak sah.
Berkenaan dengan substansi kajian fiqih ibadah, Faishal Maulawi menjelaskan:

"Fiqih ibadah, yaitu hukum-hukum yang berkenaan dengan shalat, puasa, haji, dan zakat."

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui
dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa
dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar.Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan
memiliki obyek dan kaidah tertentu. Bila dilihat dari pembagian fiqih ibadah berdasarkan
mahdhah dan ghairu mahdhah tadi, maka bidang kajian fiqih ibadah itu sangat luas sekali,
meliputi perkataan dan perbuatan yang memang benar-benar disyariat-Nya secara langsung,
ataupun tidak langsung.Dalam kajian fiqih, yang disebut fiqih ibadah sebetulnya hanya empat
yang terakhir, yang merupakan bagian inti dari rukun Islam."Figh ibadah, yaitu hukum-
hukum yang berkenaan dengan shalat, puasa, haji, dan zakat." Macam-macam Ibadah Secara
garis besar, ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu : 1) Ibadah mahdah (ibadah yang
ketentuannya pasti) atau ibadah khassah (ibadah murni, ibadah khusus), yakni ibadah yang
ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nas dan merupakan sari ibadah kepada
Allah, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.)2. Ibadah ghairu mahdhoh sosial, politik, budaya,
ekonomi , pendidikan, lingkungan hidup, kemiskinan dan sebagainya.

B. Saran

Setelah mendalami dan mempelajari tentang Metode kajian fiqih ibadah , Penelitian ini

memang belum sempurna dan perlu ditingkatkan lagi apabila ada kesalahan dalam

penulisan dan penelitian mohon di maafkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Yunasril, Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah. Jakarta : Zaman. 2012.

Azhar Basyir, Ahmad. Falsafah Ibadah dalam Islam. Yogyakarta : UII Press, 2003.

Tosun, dkk. Energi Ibadah. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta. 2007.

Ningsih, Y. F. (2021). Fiqih Ibadah. Media Sains Indonesia

Abidin, Zaenal. Fiqh Ibadah. Deepublish, 2020.

Wiguna, S. (2021). Fiqih Ibadah.

Ishak Abdulhak, Fiqih Ibadah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), hal.64

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab Madrasah
Ibtidaiyah tahun 2008

Modul Strategipem Belajar Anpgmi (Surabaya: LAPIS PGMI 2008)

Baharuddin & Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hal. 31

Anshori, H. M. S. (2021). Fiqih Ibadah. GUEPEDIA

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. DR. kuliyah ibadah. Semarang PT
PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2000. Hlm 19-20.

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. DR. kuliyah ibadah. Semarang PT
PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2000. Hlm 74-75.

Anda mungkin juga menyukai