Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Konsep Fiqih dan Ibadah dalam Islam”


Disusun guna untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Materi dan Pembelajaran
Fiqih di Madrasah

Dosen Pengampu :
Muhammad Iman Putra, M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Abdul Rahman Habibullah (20531001)


Ade Riski Itepio (20531003)
Ahmad Nur Faizal (20531007)
Andhella Gigih Setiowati (20531012)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) CURUP

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


                                                                          
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, berkat rahmat Allah SWT. yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahNya kepada Kami, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat sejalan dengan tugas yang diberikan oleh Dosen pada
mata kuliah “Materi dan Pembelajaran Fiqih di Madrasah” yang
berjudul “Konsep Fiqih dan Ibadah dalam Islam” dengan tujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa dalam bidang media
pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu, Kami sangat menerima kritik dan saran dari Dosen dan rekan-
rekan mahasiswa yang bersifat membangun guna perbaikan kualitas makalah ini
dan supaya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Semoga makalah ini bisa bermamfaat dan membantu para mahasiswa,
khususnya di Fakultas Tarbiyah sehingga kita bisa memahami materi perkuliahan
yang diberikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Curup, 21 Maret 2023

                                                                                       Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Konsep Fikih dalam Islam.......................................................................................4
B. Ruang Lingkup Fiqih...............................................................................................4
C. Perbedaan Fiqih, Syariah dan Ibadah.....................................................................4
D. Macam-macam Ibadah dan Karakteristiknya.........................................................6
E. Ibadah Berdasarkan Aturan Fiqih...........................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
LAMPIRAN..........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah
memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah
Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku
yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan
tersebut adalah dengan beribadah.
Syariah islam ialah tata cara pengaluran tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai
keridhaan Allah SWT. Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian
terhadapnya, karena ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam
ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad  berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan,
dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada sang
Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah, kita harus
memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk dalam
ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bentuk Pengertian dari Fiqih ?
2. Apa saja ruang lingkup dari Fiqih ?
3. Bagaimana Bentuk perbedaan fiqih, syariah dan ibadah ?
4. Apa saja macam macam bentuk ibadah dan karakteristiknya ?
5. Bagaimana bentuk ibadah yang berdasatkan aturan fiqih ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Bagaimana Bentuk Pengertian dari Fiqih


2. Mengetahui Apa saja ruang lingkup dari Fiqih
3. Mengetahui Bagaimana Bentuk perbedaan fiqih, syariah dan ibadah
4. Mengetahui Apa saja macam macam bentuk ibadah dan karakteristiknya
5. Mengetahui Bagaimana bentuk ibadah yang berdasatkan aturan fiqih

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Fikih dalam Islam


Kata fikih berasal dari bahasa Arab, yakni kata fiqhun, yang secara bahasa terambil dari
kata faqiha yafqahu fiqhan yang berarti (pemahaman yang mendalam). Karena fikih merupakan
pemahaman yang mendalam, maka ia mensyaratkan pengerahan potensi akal secara maksimal
dengan metodologi keilmuan yang benar.
Definisi fikih secara istilah mengalami perkembangan dari masa ke masa, sehingga tidak
pernah bisa kita temukan satu definisi yang tunggal. Pada setiap masa itu para ahli merumuskan
pengertiannya sendiri. Contohnya, Imam Abu Hanifah mengemukakan bahwa fikih adalah
pengetahuan manusia tentang hak dan kewajibannya. Dengan demikian, fikih bisa dikatakan
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dalam perspektif Islam, yang bisa masuk pada
wilayah akidah, hukum, ibadah dan akhlak. Pada perkembangan selanjutnya, ada definisi yang
paling populer, yakni definisi yang dikemukakan oleh al-Amidi ulama ahli usul fikih Mazhab
Syafi’i yang mengatakan bahwa fikih adalah ilmu tentang hukum syara’ yang bersifat praktis
yang diperoleh melalui dalil yang terperinci.

B. Ruang Lingkup Fiqih


Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu fikih adalah semua hukum yang berbentuk
amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang sudah dibebani atau diberi
tanggungjawab melaksanakan syariat Islam karena sudah baligh dan berakal).
Hukum yang diatur dalam fikih Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunah, mubah, makruh
dan haram. Di samping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah, batal, benar, salah dan
sebagainya. Obyek pembicaraan ilmu fikih adalah hukum yang berkaitan dengan perbuatan
orangorang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh dan mempunyai hak dan kewajiban.
Adapun ruang lingkupnya fikih meliputi:

a. Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan Khaliqnya (Allah Swt.).
Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah.
b. Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muamalat, yaitu hukum-hukum yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun kelompok. Kalau
dirinci adalah:
1) Hukum-hukum keluarga yang disebut al-Aḥwāl asy-Syakhṣiyyah. Hukum ini mengatur
manusia dalam keluarga.
2) Hukum-hukum perdata, yaitu hukum yang bertalian manusia dengan hubungan hak
kebendaan yang disebut mu’āmalah maddiyah.
3) Hukum-hukum lain termasuk hukum-hukum yang bertalian dengan perekonomian dan
keuangan yang disebut al-aḥkām al-iqtiṣādiyah wal māliyyah.

C. Perbedaan Fiqih, Syariah dan Ibadah


1. Fiqih
Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm, artinya
pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan pemahaman ilmu yang mendalam.

4
Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar’i yang
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan kewajiban.
Fikih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman terhadap syariah atau
pemahaman terhadap nash, baik al-Quran maupun Sunnah. Fiqh juga sebuah pemahaman
manusia yang memenuhi tentang syariah dan terdapat dalam kitab-kitab fiqih. Objek kajian
fiqih hanya berlaku pada amaliah perbuatan manusia, tidak membahas persoalan akidah dan
akhlak.1
2. Syariah
Secara bahasa syari’ah artinya jalan (thariqah). Secara istilah adalah segala bentuk
hukum baik perintah dan larangan yang terdapat dalam Islam, yang tujuannya untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
Menurut Manna al-Qaṭṭan (pakar fikih dari Mesir) mengatakan bahwa syari’at
merupakan segala ketentuan Allah Swt. bagi hamba-Nya yang meliputi akidah, ibadah, akhlak
dan tata kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dapat disimpulkan bahwa syari’at adalah wahyu yang bebas dari kesalahan, baik isi
maupun keautentikannya, yang darinya bersumber pemahaman ulama yang mendalam yang
menghasilkan kesimpulan hukum-hukum amaliyah (fikih). Upaya untuk memahami teks-teks
suci yang dilakukan oleh para ulama untuk menghasilkan hukum sesuatu inilah yang dikenal
sebagai ijtihād (dimana aturan ijtihad atau dalam istidlāl untuk memperoleh hukum suatu
persoalan tersebut, mereka menggunakan ushul fikih)
Jadi, secara umum syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan
Sunnah yang belum dicampuri daya nalar (ijtihad). Objek kajiannya syariat sifatnya lebih
umum karena mencakup akidah, perbuatan, dan akhlak manusia.2
3. Ibadah
Menurut bahasa paling tidak ada empat makna dalam pengertian ibadah, yakni: ta’at
(At-tho’ah) tunduk;(Al-Khudu’) hina;(Adz-Dzul);(dan pengabdian. Jadi ibadah itu merupakan
bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada Allah.
Di dalam al-Qur`an, kata ibadah berarti: patuh (at-ṭā`ah), tunduk (al-khuḍū`),
mengikut, menurut, dan doa. Dalam pengertian yang sangat luas, ibadah adalah segala sesuatu
yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maunpun perbuatan. Adapun menurut
ulama fikih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridha Allah
dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat.
Ibadah (‘abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia
sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan
fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan
pemujaan yang salah dan sesat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan fiqih, syariah dan ibadah adalah jika fiqih ruang
lingkupnya mencakup amaliah perbuatan manusia tidak untuk akidah dan akhlaknya, untuk
syariah ruang lingkupnya mencakup akidah perbuatan dan akhlak manusia. Sedangkan untuk
ibadah yaitu bentuk pelaksanaan dari setiap anjuran dan hukum yang telah ditetapkan dalam
syariah dan menurut ulama’ fiqih.

1
https://islam.nu.or.id/syariah/apa-perbedaan-syariat-islam-dan-fiqih-QREQ8 (diakses pada 19 Maret 2023)
2
https://islam.nu.or.id/syariah/apa-perbedaan-syariat-islam-dan-fiqih-QREQ8 (diakses pada 19 Maret 2023)
5
D. Macam-macam Ibadah dan Karakteristiknya
1. Pengertian Ibadah
Menurut bahasa paling tidak ada empat makna dalam pengertian ibadah, yakni: ta’at
(At-tho’ah) tunduk;(Al-Khudu’) hina;(Adz-Dzul);(dan pengabdian. Jadi ibadah itu merupakan
bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada Allah.
Di dalam al-Qur`an, kata ibadah berarti: patuh (at-ṭā`ah), tunduk (al-khuḍū`),
mengikut, menurut, dan doa. Dalam pengertian yang sangat luas, ibadah adalah segala sesuatu
yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maunpun perbuatan. Adapun menurut
ulama fikih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridha Allah
dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat.
2. Dasar tentang ibadah dalam islam
Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang dasar-dasar
ibadah, di antaranya firman Allah berikut:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 56)

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang- orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 21)
3. Macam-macam ibadah
Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua yakni : ibadah khassah (khusus) atau
mahdah dan ibadah `āmmah (umum) atau gairu mahḍah.
a. Ibadah mahḍah adalah ibadah yang khusus berbentuk praktik atau pebuatan yang
menghubungkan antara hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan dan diatur
atau dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Oleh karena itu, pelaksanaan dan bentuk ibadah
ini sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah seperti, shalat, zakat,
puasa, dan haji.
b. Ibadah gairu mahḍah adalah ibadah umum berbentuk hubungan sesama manusia dan
manusia dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan
syarat secara detail, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah
atau anjuran, dan prisnip-prinsip umum saja. Misalnya : menyantuni fakirmiskin, mencari
nafkah, bertetangga, bernegara, tolong-menolong, dan lain-lain.
Ibadah dari segi pelaksanaannya dapat dibagi dalam tiga bentuk, yakni sebagai berikut:
a. Ibadah jasmaniah rohaniah, yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani misalnya
shalat dan puasa.
b. Ibadah rohaniah dan māliyah, yaitu perpaduan ibadah rohaniah dan harta seperti zakat.
c. Ibadah jasmani, rohaniah, dan māliyah yakni ibadah yang menyatukan ketiganya
contohnya seperti ibadah Haji.

E. Ibadah Berdasarkan Aturan Fiqih


1. Ada perintah
2. Tidak mempersulit (`adamul ḥaraj)
3. Menyedikitkan beban (qillatut taklīf)

6
4. Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Swt
Ini merupakan konsekuensi pengakuan atas kemahaesaan Allah Swt, yang dimanifestasikan
sesorang muslim dengan kata-kata (kalimat tauhid) lā ilāha illallāh.
5. Ibadah dilakukan secara ikhlas
Ikhlas artinya murni, tulus, tidak ada maksud dan tujuan lain selain hanya kepada Allah.
Ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa, melainkan benar-benar murni
untuk menunaikan perintah Allah Swt.
6. Keseimbangan Jasmani dan Rohani
Sesuai dengan kodratnya bahwa manusia itu makhluk Allah yang terdiri atas jasmani dan
rohani, maka ibadah mempunyai prinsip adanya keseimbangan diantara keduanya, Tidak
hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan yang lainnya, atau sebaliknya, akan tetapi
keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm, artinya
pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan pemahaman ilmu yang mendalam.
Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar’i yang
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan kewajiban.
Fikih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman terhadap syariah atau
pemahaman terhadap nash, baik al-Quran maupun Sunnah. Fiqh juga sebuah pemahaman
manusia yang memenuhi tentang syariah dan terdapat dalam kitab-kitab fiqih. Objek kajian fiqih
hanya berlaku pada amaliah perbuatan manusia, tidak membahas persoalan akidah dan akhlak.
Perbedaan fiqih, syariah dan ibadah adalah jika fiqih ruang lingkupnya mencakup
amaliah perbuatan manusia tidak untuk akidah dan akhlaknya, untuk syariah ruang lingkupnya
mencakup akidah perbuatan dan akhlak manusia. Sedangkan untuk ibadah yaitu bentuk
pelaksanaan dari setiap anjuran dan hukum yang telah ditetapkan dalam syariah dan menurut
kesepakatan ulama’ fiqih.
Ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridha Allah dan
mendambakan pahala dari-Nya di akhirat.
Ibadah secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu : ibadah mahdah (hubungan antara
manusia dengan Allah), dan ibadah ghairu mahdah(hubungan antara manusia dengan manusia
dan alam yang bernulai ibadah). Sedangkan secara pelaksanaannya ibadah dibagi menjadi 3 yaitu
: ibadah jasmaniah dan rohaniah (sholat dan puasa), ibadah rohaniah dengan maliyah (zakat), dan
ibadah jasmaniah, rohaniah serta maliyah (haji).
Ibadah berdasarkan aturan fiqih yaitu : Ada perintah, Tidak mempersulit (`adamul ḥaraj),
Menyedikitkan beban (qillatut taklīf), Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Swt., Ibadah
dilakukan secara ikhlas, Keseimbangan Jasmani dan Rohani.

B. Saran
Kami sebagai penyusun dan penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekeliruan serta kesalahan dalam makalah ini.
Oleh karena itu dengan hormat dan rasa senang kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman sekalian yang tentunya kritik dan saran tersebut akan bermanfaat bagi kami kedepannya
agar tidak terjadi lagi kesalahan yang sama serta agar kami bisa membuat makalah yang jauh
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Djazuli. 2005. Ilmu Hukum Islam Fiqih; Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan. Jakarta:
Prenada Media, 2005.

Zakiyah Daradjat. 1995.  ILMU FIQIH, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Cetakan Ke-1, Hal. 5.

Yusuf Qardhawi. 2002. Konsep Ibadah Dalam Islam. Bandung: Mizan. Cetakan Ke-2.

Syarifudin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana. Cetakan Ke-2.

Daradjat, Zakiyah. 1995. Ilmu Fiqih. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Cetakan Ke-1.

H. Sulaiman Rasjid. 1976. Fiqh Islam. Attahiriyah, Bandung.

Syam, Nur. 2014. Buku Siswa Fikih Kelas X. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.
Cetakan ke-1

9
LAMPIRAN:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Pembuat : Nama Sekolah:

Mata Pelajaran : Fikih Materi Pokok : Macam macam ibadah dan


karakteristiknya
Kelas/Semester : Alokasi Waktu
Kompetensi 3.1. memahami ibadah dan macam macamnya
Dasar
Indikator 3.1.1. Menjelaskan pengertian ibadah dan karakteristiknya
Pembelajaran 3.1.2. Menjelaskan macam macam ibadah
3.1.3. Menjelaskan dan memberikan contoh
3.1.1. Menjelaskan dalil

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan
peserta didik mampu menjelaskanm macam macam ibadah dengan benar, menjelaskan macam
macam ibadah, menjelaskan dan memberikan contoh macam macam ibadah, serta dapat
mempratikkannya dengan benar

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Media : print out peta konsep(Mind Mapping)
Alat/Bahan : kertas, spidol
Kegiatan Pendahuluan
1. Kelas dimulai dengan salam dan do’a bersama-sama
2. Guru mengabsen kehadiran siswa
3. Sebekum memulai guru mengulang materi sebelumnya
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya matri
tersebut

Kegiatan Inti
MENGAMATI
 Peserta didik akan diberikan lembaran kertas yang berisikan point-point materi untuk dipahami dan
dikembangkan dengan bahasa mereka sendiri

MENGAMATI
 Peserta didik mengamati lembaran materi yang telah disiapkan guru.
 Menyimak penjelasan guru tentang materi macam macam ibadah dan karakteristiknya.

MEMPERTANYAKAN
 Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya, adakah yang ingin ditanyakan mengenai materi
tentang macam macam ibadah dan karakteristiknya

MENGEKSPLORASI
 Peserta dibagikan sebuah nomor yang digunakan pada kepala setiap peserta
 Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok dengan anggota 6-7 orang. Kemudian guru akan
memberikan sebuah permainan yang berkaitan dengan materi macam macam ibadah dan
karakteristiknya

MENGASOSIAKAN
 Peserta didik dengan kelompok yang menang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
peserta didik yang lain menanggapi kelompok yang mempresentasikan. Peserta didik dengan
kelompok yang kalah akan diberikan hukuman

MENGKOMUNIKASIKAN
 Guru memberikan motivasi terkait macam-macam ibadah dan karakteristiknya

Kegiatan Akhir
1. Guru beserta peserta didik membuat rangkuman/simpulan tentang materi ajar
2. Menutup pertemuan dengan membaca lafadz hamdalah dan mengakhiri dengan salam

10
C. PENILAIAN
 Penilaian Sikap
Observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung
 Penilaian Pengetahuan
a. Menjawab pertanyaan pada evaluasi akhir pembelajaran.
b. Keaktifan dalam pembelajaran.
 Penilaian Keterampilan
Peserta didik mampu melaksanakan ibadah berdasarkan aturan fikih.

Mengetahui, Curup, Maret 2020


Kepala Madrasah Guru Mata
Pelajaran

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan :

Mata pelajaran :

Kelas/semester :

Kompetensi inti :

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun dan
peduli.
3. Memahami pengetahuan dengan cara mengamati, melihat dan
membaca berdasarkan rasaingin tahu tentang pengetahuan.
4. Mencoba mengolah dan menyaji sesuai dengan yang dielajari di
sekolah.

Kompetens Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


i Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar
1.1 1.1.1 - Mengamati -Tes tulis - Buku
Memahami menjelaskan pengertia -Menyimak dengan soal fiqih
ibadah dan pengertian n ibadah penjelasan guru uraian -Internet
macam- ibadah -macam- tentang pengertian -Tes lisan yang
macamnya 1.1.2 macam ibadah dengan sesuai
menjelaskan ibadah -menyimak soal-soal dengan
macam- -contoh- penjelasan guru uraian kebutuh
ibadah contoh tentang macam- obyektif n
1.1.3 ibadah macam -penugasan
menjelaskan -Dalil ibadah ,contoh dan kelompok
dan tentang dalil untuk
memberikan ibadah menguatka
contoh -memberikan n
1.1.4 tanggapan hasil penguasaan
menjelask penjelasan materi
dalil -melakukan tanya dalam
jawab tentang bentuk
pengertian,macam permainan
-macam,contoh
serta dalil

11

Anda mungkin juga menyukai