Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TUGAS KELOMPOK

SUBSTANSI SYARI’AH ISLAM


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI)
Teknik Informatika A

Oleh :
Muhammad Iqbal Raihan 20104410019
Zidhan Hadi Irawan 20104410021

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang substansi
syari’at Islam.Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam dan memberikan informasi serta pengetahuan
tambahan bagi mahasiswa dan bagi para pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Blitar, 22 Oktober 2020

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................1
1.4. Manfaat........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1. Pengertian Syari’ah......................................................................................................2
2.2. Memahami Syari’ah dan fiqih......................................................................................2
2.2.1. Pengertian Fiqih....................................................................................................2
2.2.2. Hubungan antara Syariah dan fiqih.......................................................................3
2.2.3. Perbedaan antara Syari’ah dan fiqih.....................................................................3
2.3. Ruang Lingkup Syari’ah...............................................................................................3
2.4. Prinsip Syari’ah............................................................................................................4
2.5. Kedudukan Syari’ah Dalam Islam................................................................................7
2.6. Rukun Islam.................................................................................................................8
2.6.1. Pengertian Rukun Islam........................................................................................8
2.6.2. Macam-macam Rukun Islam................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................10
3.2. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT.
Dengan segala pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan
yang bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala
manusia lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya. Untuk hal
tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup
yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang
sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar
dalam hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan
Kauniyah).
Sebagian dari syariah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus
maupun ibadah umum. Sumber syariah adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah,
sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber
tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariah dapat dilaksanakan apabila pada
diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan
bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini
adalah :
1. Pengertian syari’ah
2. Memahami syari’ah dan fiqh
3. Ruang lingkup syari’ah
4. Prinsip syari’ah
5. Kedudukan syari’ah dalam Islam
6. Rukun Islam

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian syari’ah
2. Untuk mengetahui syari’ah dan fiqh
3. Untuk mengetahui ruang lingkup syari’ah
4. Untuk mengetahui prinsip syari’ah
5. Untuk mengetahui kedudukan syari’ah dalam Islam
6. Untuk mengetahui rukun Islam

1.4. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang syari’ah Islam

1|Page
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Syari’ah


Menurut bahasa
Syariah berasal dari bahasa Arab yaitu ‫ شرع‬yang berarti jalan
menuju sumber air, maksud nya adalah jalan yang di lalui manusia untuk
menuju allah.
Menurut istilah
Hukum yang diatur oleh Allah SWT, untuk hambanya melalui
lisan para Rasul. Para Rasul menyampaikan kepada umatnya untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik berbentuk aqidah, hukum,
akhlak, muamalah dan sebagainya, secara singkat dapat dikatakan bahwa
syariah Islam adalah keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari
wahyu Allah SWT.
Jadi Syariat islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur
seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan,
syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan
menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan
kehidupan dunia ini.

2.2. Memahami Syari’ah dan fiqih


2.2.1. Pengertian Fiqih
Menurut bahasa
“Fiqih” berasal dari kata “faqiha yafqahu-faqihan” yang
berarti mengerti atau paham. Paham yang dimaksudkan adalah
upaya aqilah dalam memahami ajaran-ajaran Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
Menurut Istilah
Fiqih berarti ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syara’ yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang
diperoleh dari dalil-dalil tafsil (jelas). Adapun ulama yang
mendefinisikan fiqih dengan usaha yang dihasilkan oleh manusia
melalui ijtihad. Orang yang mendalami fiqih disebut dengan faqih
(berasal dari kata jama’ fuqaha)

3|Page
2.2.2. Hubungan antara Syariah dan fiqih
Syari’ah berarti sumber fikih dan fikih adalah proses
memahami syari’ah sekaligus hasil atau produk fuqaha (ahli fikih)
dalam menentukan hukum yang mempunyai sumber suci berupa
syari’ah atau wahyu itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa fikih lebih
khusus daripada syari'ah. Syari'ah merupakan sumber dari fikih.
Alasannya, fikih merupakan pemahaman yang mendalam. Dengan
demikian, fikih merupakan hasil ijtihad ulama terhadap ayat Al-
Qur'an atau sunnah Nabi SAW.

2.2.3. Perbedaan antara Syari’ah dan fiqih


1. Syari’ah berasal dari Allah SWT. Dan Rasul-Nya, sedangkan
fiqih berasal dari pemikiran manusia.
2. Syariah terdapat dalam Al-qur’an dan hadis, sedangkan fiqih
terdapat dalam kitab-kitab fiqih
3. Syariah bersifat fundamental dan cakupannya lebih luas,
sedangkan fiqih bersifat instrumental dan cakupannya terbatas
4. Syari’ah mempunyai kebenaran yang mutlak (absolut) dan
berlaku abadi, sedangkan fiqih mempunyai kebenaran yang
relatif dan bersifat dinamis
5. Syari’ah hanya satu, sedangkan fiqih lebih dari satu, seperti
terlihat dalam mazhab-mazhab fiqih
6. Syariah menunjukan kesatuan dalam Islam, sedangkan fiqih
menunjukan keragaman dalam Islam

2.3. Ruang Lingkup Syari’ah


Sebagaimana telah disebutkan pengertian tentang syariah di atas,
syariah memiliki ruang lingkupnya sendiri. Ruang lingkup dari syariah
meliputi aspek ibadah dan aspek muamalah.
a. Ibadah
Ibadah secara harfiah berarti ketaatan manusia kepada Allah
karena didorong oleh aqidah tauhid. Majelis Tarjih Muhammadiyah
mendefinisikan ibadah sebagai upaya menjalankan segala perintah
Allah dan menjauh segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala
sesuatu yang diizinkan oleh Allah.
Ibadah kemudian terbagi menjadi dua, yaitu ibadah umum
(Ghairu Mahdhah) ialah segala amalan yang dilakukan diridhoi oleh
Allah baik berupa perkataan atau perbuatan, lahir maupun batin yang
mencangkup seluruh aspek kehidupan, sedangkan ibadah khusus
(Mahdhah) ialah yang dilakukan karena telah menjadi ketetapan dan
perintah Allah (sunnatullah) seperti : puasa, thaharah, shalat, zakat,
haji.

4|Page
b. Muamalah
Muamalah atau aturan-aturan dasar tentang hubungan antar
manusia adalah hal yang mendapat perhatian besar dalam agama
Islam. Terdapat banyak ayat di dalam al-Qur’an yang memuat
tentang hubungan antar manusia atau muamalah. Muamalah adalah
tuntunan hidup manusia yang mengatur kehidupan sosial di tengah
kehidupan manusia lainnya, karena itu muamalah mengatur banyak
hal dalam kehidupan sosial manusia.
Ruang lingkup muamalah ini mencakup pada memberi
kepada sesama, nasihat dan wasiat dalam kebaikan, dan menuntut
ilmu, mengajarkan, dan mengamalkannya.

2.4. Prinsip Syari’ah


Syari’ah Islam mempunyai prinsip-prinsip yang secara
keseluruhan merupakan kekhususan (spesifikasi) yang membedakan
dengan peraturan-peraturan lainnya. Prinsip-prinsip dasar tersebut ada
lima, yaitu :

a. Tidak Memberatkan
Hal ini berarti bahwa syari’ah Islam tidak membebani manusia
dengan kewajiban di luar kemampuannya, sehingga tidak berat untuk
dilaksanakan. Firman Allah antara lain :
QS. Al-Baqarah ayat 185 :

‫ُيِر يُد ٱُهَّلل ِبُك ُم ٱْل ُيْس َر َو اَل ُيِر يُد ِبُك ُم ٱْل ُعْس َر َو ِلُتْك ِم ُلو۟ا ٱْل ِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُرو۟ا ٱَهَّلل َع َلٰى‬
‫َم ا َه َد ٰى ُك ْم َو َلَع َّلُك ْم‬
‫َت ْشُك ُروَن‬

Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak


menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Berdasarkan ayat-ayat yang demikian itu, diadakan rukhshah,


yakni aturan-aturan yang meringankan agar jangan menempatkan
orang Islam dalam keadaan yang sulit dan berat. Antara lain dalan Al
Qur’an disebutkan :
1. Keringanan berbuka puasa bagi orang yang sedang sakit atau
dalam perjalanan.
2. Keringanan bertayamum bagi orang yang tidak boleh
menggunakan air.
3. Keringanan membolehkan memakan bangkai atau makanan
lainnya apabila dalam keadaan terpaksa.

5|Page
b. Menyedikitkan Beban
Dalam firman Allah QS. Al-Maidah ayat 101 :

‫َٰٓي َأُّي َه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا اَل َت ْس َٔـُلو۟ا َع ْن َأْش َي ٓاَء ِإن ُتْبَد َلُك ْم َت ُسْؤ ُك ْم َو ِإن َت ْس َٔـُلو۟ا َع ْن َه ا‬
‫ِحيَن ُيَن َّز ُل ٱْلُقْر َء اُن ُتْبَد َلُك ْم َع َف ا ٱُهَّلل َع ْن َه اۗ َو ٱُهَّلل َغ ُفوٌر َح ِليٌم‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan
jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu
diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah
memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyantun.

Kandungan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal-hal yang tidak


disebutkan dalam syari’ah tidak perlu diperdebatkan bagaimana
ketentuan hukumnya, hal itu merupakan rahmat Allah untuk tidak
memperbanyak beban kepada umat manusia.

c. Berangsur-angsur Dalam Menetapkan Hukum


Pentahapan dalam menetapkan hukum tersebut, syari’ah Islam
menempuh cara sebagai berikut :

1. Berdiam diri, yakni tidak menetapkan hukum kepada sesuatu,


karena buat sementara masih perlu diperkenankan, yang
kemudian akan diharamkan.
2. Mengemukakan permasalahan secara mujmal, yakni
dikemukakan secara terperinci.
3. Mengharamkan sesuatu secara berangsur-angsur, sebagaimana
ditemui dalam cara mengharamkan khamar (arak). Rasulullah
SAW. pernah ditanya tentang khamar dan maisir (Judi), yang
sudah menjadi kebiasaan dikalangan masyarakat Arab waktu itu.
Firman Allah SWT :

‫َي ْس َٔـُلوَن َك َع ِن ٱْل َخ ْم ِر َو ٱْلَمْيِس ِر ۖ ُقْل ِفيِه َم ٓا ِإْث ٌم َك ِبيٌر َو َم َٰن ِفُع ِللَّن اِس َو ِإْث ُمُهَم ٓا َأْك َب ُر ِمن‬
‫َٰذ‬
‫َّنْف ِع ِه َم اۗ َو َي ْس َٔـُلوَن َك َم اَذ ا ُينِفُقوَن ُقِل ٱْلَع ْف َو ۗ َك ِلَك ُيَب ِّيُن ٱُهَّلل َلُك ُم ٱْل َء اَٰي ِت َلَع َّلُك ْم‬
‫َتَتَف َّك ُروَن‬

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.


Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari
keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,

6|Page
d. Memperhatikan kemaslahatan manusia dalam menetapkan hukum
Allah dalam menetapkan hukum selalu memeprtimbangkan
kemaslahatan hidup umat manusia. Oleh akrena itu dalam proses
penetapan hukum senantiasa di dasarkan pada tiga aspek :
1. Hukum ditetapkan sesudah masyarakat membutuhkan hukum-
hukum tersebut.
2. Hukum ditetapkan hanya menurut kadar kebutuhan masyarakat.
3. Hukum hanya ditetapkan oleh lembaga pemerintah yang berhak
menetapkan hukum.

e. Keadilan yang merata


Menurut syariat Islam kedudukan semua orang adalah sama
dihadapan Allah, yang membedakan adalah tingkatan taqwa mereka.
Oleh karena itu orang yang kaya dengan orang yang miskin sama
dihadapan Allah dalam hal pengadilannya. Hal ini dijelaskan oleh
Allah dalam QS. Al Maidah ayat 8 :

‫َٰٓي َأُّي َه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ُك وُنو۟ا َقَّٰو‬


‫ِميَن ِهَّلِل ُشَه َد ٓاَء ِبٱْلِقْس ِط ۖ َو اَل َي ْج ِر َم َّنُك ْم َشَن َٔـاُن َقْو ٍم‬
‫َأْق َر ُب ِللَّتْق َو ٰى ۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن‬ ‫َع َلٰٓى َأاَّل َت ْع ِد ُلو۟ا ۚ ٱْع ِد ُلو۟ا ُه َو‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-


orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

7|Page
2.5. Kedudukan Syari’ah Dalam Islam

Gambar : tata susun ajaran Islam

Berdasarkan pada gambar tata susun ajaran Islam, syariah Islam


dalam kajian ini lebih berpengertian khusus yaitu syariah
terkelompokkan pada rumpun ibadah (vertical) dan muamalah
(horizontal). Syariah bersifat universal. Yang berarti syariah Islam
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial
(muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan Khaliqnya. Ibadah juga
merupakan sarana untuk mengingatkan secara kontinu tugas manusia
sebagai khalifah.-Nya di muka bumi ini. Adapun muamalah diturunkan
untuk menjadi Rules of the game atau aturan main manusia dalam
kehidupan sosial.
Universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap
waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Universal ini tampak jelas
terutama pada bidang muamaah. Selain mempunyai cakupan yang sangat
luas dan fleksibel, muamalah tidak membeda-bedakan antara muslim dan
non muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Ali, “Dalam bidang muamalah, kewajiban
mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita."
Sifat muamalah ini dimungkinkan karena Islam mengenal hal
yang diistilahkan sebagai tsawabit wa mutaghayyirat dalam sektor

8|Page
ekonomi, misalnya yang merupakan prinsip larangan riba, sistem bagi
hasil, pengambilan keuntungan, pengenaan zakat, dan lain-lain.
Syariah menjadi norma yang memberikan jalan dan petunjuk
manusia dalam menjalani kehidupannya. Untuk memastikannya, syariah
menerapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam kerangka menjaga
harmoni kehidupan manusia.

2.6. Rukun Islam


2.6.1. Pengertian Rukun Islam
Rukun Islam artinya pokok-pokok ajaran Islam. Sebagai seorang
yang beragama Islam kita harus mengamalkan pokok-pokok ajaran
Islam tersebut. Pokok-pokok ajarn Islam itu ialah mengucapkan
syahadat, mengerjakan salat, mengeluarkan zakat, mengerjakan
puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang
mampu.
Kelima pokok ajaran Islam tersebut tidak boleh ditinggalkan.
Jika ditinggalkan akan mendapat dosa. Sebaliknya, jika rukun
Islam tersebut dikerjakan dengan ikhlas maka Allah akan memberi
kebahagiaan bagi orang Islam tersebut. Ia akan selamat di dunia
dan di akhirat.
Islam terbangun atas lima dasar. Kelima dasar itu tidak bisa
ditinggalkan atau dikerjakan secara sepotong-sepotong.
2.6.2. Macam-macam Rukun Islam
Seseorang yang menyatakan diri beragama Islam maka harus
mengerjakan lima dasar ajaran-ajaran Islam atau dikenal dengan
rukun Islam. Rukun Islam ada lima, yaitu :
1. Mengucapkan syahadat
Makna dua kalimat syahadat adalah meyakini bahwa tidak
ada yang berhak disembah selain Allah, dan meyakini bahwa
Nabi Muhammad adalah utusanNya merupakan makna dari
dua kalimat syahadat. Dua kalimat syahadat menjadi akar
bagi keimanan seseorang. Keimanan seseorang akan diakui
jika telah diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati, dan
dibuktikan dengan amal perbuatan.
2. Mengerjakan salat
Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan
untuk menjadi sarana interaksi antara Allah dengan seorang
muslim dimana ia bermunajad dan berdoa kepadaNya. Shalat
juga menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim untuk
berbuat keji dan mungkar. Shalat merupakan tiang agama dan
sebagai rukun terpenting islam setelah dua kalimat Syahadat
3. Mengeluarkan zakat
Zakat ada 2 yaitu :
a. Zakat fitrah, adalah menurut bahasa artinya
membersihkan diri atau jiwa, sedangkan menurut
istilah adalah mengeluarkan harta yang berupa

9|Page
makanan pokok yang mengenyangkan, untuk
diberikan kepada yang berhak menerima, sebesar
2,5kg atau 3,1liter per jiwa
b. Zakat mal menurut bahasa bagi membersihkan harta,
sedang menurut istilah adalah mengeluarkan sebagian
harta dari simpanan, hasil usaha, pertnian, peternakan,
atau hasil usaha jasa profesi untuk membersihkan
kumpulan harta itu dari hak orang lain terdapat
didalamnya dan diberikan kepada mereka yang berhak
menerimanya
4. Menjalankan puasa Ramadan
Puasa adalah melakukan ibadah dengan niat kepada Allah
SWT, menahan diri dari makan dan minum serta dari seluruh
hal yang membatalkan puasa. Puasa dilakukan sejak terbit
fajar kedua sampai terbenam matahari, yang dilakukan oleh
umat Islam dengan syarat tertentu.
5. Naik haji bagi yang mampu
secara istilah syarak atau hukum, haji berarti sengaja
mengunjungi ka’bah atau baitullah di makah untuk
melakukan ibadah kepada Allah SWT. Bagi orang yang
mampu dalam islam disebut istitaah yang berarti memiliki
kemampuan untuk melaksanakan haji diantaranya :
a. Mempunyai biaya yang cukup untuk haji.
b. Ada kendaraan yang layak baik melalui darat, laut, dan
udara.
c. Aman dalam perjalanan atau tidak dalam keadaan
perang dan sehat badannya
Kelima rukun Islam diatas harus dilaksanakan bagi setiap
muslim. Baik laki-laki maupun perempuan. Dalam mengerjakan
rukun Islam di atas ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
dan cara-cara pelaksanaannya yang harus diperhatikan.

10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Syariah adalah jalan yang menuntun kita kepada Allah dengan
mengikuti ketetapan-Nya dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad, sehingga kita mendapat ridho dan surga-Nya, juga agar
dijauhkan dari kemurkaan Allah.
Syariat Islam mempunyai peranan dan fungsi untuk mengatur
dan menata kehidupan manusia, mengarahkan kepada jalan
kebenaran yang diridhai oleh Allah swt. tujuan Syari’at Islam adalah
mengatur dan menata kehidupan untuk kebahagian dan kemaslahatan
manusia baik sewaktu hidup di atas dunia fana ini, maupun kelak di
negeri akhirat harus dijalankan Syari’at Islam sebagai suatu pedoman
hidup yang hakiki dan sebagai aturan perundang-undangan yang
maha lengkap, mengantar manusia ke pintu kebajikan dan menutup
pintu kesesatan.

3.2. Saran
1. Untuk para pembaca tingkatkanlah takwa saudara, taati perintah
Allah dan jauhi larangannya.
2. Aturan syariah secara umum bersumber dari 4 mahzab, dan
diantara itu memungkinkan berbeda aturan dan semuanya itu
adalah benar, oleh karena itu jangan dipermasalahkan
3. Walaupun ibadah umum itu berkaitan dengan ibadah terhadap
sesama manusia tapi niatkanlah ibadah hanya karena Allah
4. Ibadah khusus terutama ibadah yang berkaitan dengan harta
jangan karena pamer atau karena iri terhadap sesama, tapi
niatkanlah untuk mengharap ridho Allah
5. Sebagian besar hukum berkehidupan telah ditentukan dalam Al-
Quran dan hadis, oleh karena itu pelajarilah Al-Quran dan Hadis
dan maknanya.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. (2006). Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian
Muslim. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dahlan, A. (2010). Pengantar Ekonomi Islam. Purwokerto: STAIN Press.

Djamil, F. (2013). Hukum ekonomi Islam : sejarah, teori, dan konsep. Jakarta: Sinar Grafika.

Dr. Marzuki, M. (t.thn.). Diambil kembali dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-


marzuki-mag/37-ppt-dr-marzuki-mag-hukum-islam-syariah-fikih-dan-ushul-fikih.pdf

IMRON, M. (2015, Agustus 10). Pengertian dan Prinsip-Prinsip Syariat Islam. Diambil kembali
dari PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) DALAM JABATAN MATA PELAJARAN FIQIH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN LPTK IAIN WALISONGO:
http://ppgfiqihwalisongo.blogspot.com/2015/08/pengertian-dan-prinsip-prinsip-
syariat.html

KomisiFatwa. (2019, Oktober 7). Syariah, Fiqh, dan Hukum Islam (FILSAFAT HUKUM ISLAM).
Diambil kembali dari MAJELIS ULAMA INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA:
https://www.muisumut.com/blog/2019/10/07/syariah-fiqh-dan-hukum-islam-filsafat-
hukum-islam/

Mulyono, S. (2012). Rukun Islam. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).

Syafi'i Antonio, M. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Syahidin. (2009). Moral dan kognisi Islam : buku teks pendidikan agama Islam untuk perguruan
tinggi. Bandung: Alfabeta.

Turino, A. A. (2002). Majalah Islam Fatawa. Yogyakarta: Pustaka At-Turots Al-Islamy.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai