Tentang:
“Syari`ah”
Dosen Pengampu:
Feri Irawan,M.PD.
Disusun oleh:
Rafinas : (22135088)
Safrinaldi : (22020036)
2022 M / 1444 H
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas makalah Pendidikan Agama
Islam yang berjudul “”.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak FERI IRAWAN M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu
dalam mengumpulkan data dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
Kesimpulan..............................................................................................................12
Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Syari’ah ?
2. Apa Dasar-dasar Hukum Islam?
3. Bagaimana lmplementasi syariah/hukum Islam dalam kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari Syari’ah
2. Untuk mengetahui tentang dasar-dasar hukum Islam
3. Untuk mengetahui tentang implementasi syariah ,hukum Islam dalam kehidupan
4. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak Feri Irawan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan tentang syariat islam dan bagaimana cara
implemaentasi syariat islam yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi pembaca
Diharapkan kepada pembaca setelah membaca makalah ini dapat
menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam yang ada dan
sesuai dengan meteri yang ada pada makalah ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
a) Asas Syara’ Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran
atau Al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari’at Islam dimana Al Quran itu
Asas Pertama Syara’ dan Al Hadits itu Asas kedua Syara’. Sifatnya, pada
dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan
Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.
b) Furu’ Syara’ Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al
Quran dan Al Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang Syari’at Islam. Sifatnya pada
dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri
setempat sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah
kekuasaanya.
3) Sumber-sumber syariah:
Syariah diambil daripada dalil-dali syarak. Terdapat dua jenis dalil: pertama dalil
yang disepakati. Iaitulah al-Quran yang merupakan sumber yang paling utama, kemudian
sunnah, ijmak dan qias. Jenis yang kedua pula dalil yang terdapat perselisihan antara
ulama seperti amalan umat terdahulu, masaleh mursalah, istihsan, uruf, istishab dan
sebagainya (rujuk kitab-kitab usul fiqh) Semua sumber-sumber ini sudah memadai bagi
menyelesaikan setiap permasalahan manusia.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْقَر ُبوا الَّصالَة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ى َح َّتى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
3. Pengertian Mahkum Bih
Adalah perbuatan manusia yang hukum syara’ ditemukan didalam perbuatan
tersebut, baik berupa tuntutan, pilihan atau wadl’iy.Sebagian ulama ushul fiqh
menggunakan istilah mahkum bih untuk menunjuk pengertian objek hukum. Adapun
yang menjadi objek hukum (mahkum bih) adalah perbuatan mukallaf, yaitu gerak atau
diamnya mukallaf. Dalam hal ini, yang dapat diberi ketentuan, wajib, sunnah,
makruh,atau haram,atau mubah adalah perbuatan mukallaf.
8
Syarat-syarat Objek Hukum (Mahkum Bih).
Agar suatu perbuatan mukallaf pantas diberi predikat salah satu dari hukum taklifi yang
lima, maka perbuatan tersebut mestilah memenuhi beberapa kriteria persayaratan.
Kriteria perbuatan seorang mukallaf yang dapat diberi predikat hukum taklifi ialah
sebagai berikut :
a) Seorang mukallaf mestilah mengetahui dengan jelas bahwa yang memerintahkan
atau melarang, atau memberi pilihan untuk melakukan atau meninggalkan suatu
perbuatan itu adalah Asy’Syari’. Karena itu, suatu perintah atau larangan yang
tidak memiliki landasan yang jelas, baik langsung maupun tidak langsung, berasal
dari Al-Qur’an atau hadits, tidak dapat diberi predikat hukum taklifi.
b) Suatu perbuatan yang diperintahkan untuk dilakukan mukallaf atau
ditinggalkannya, atau diberi kebebasan kepadanya untuk melakukan atau
meninggalkannya, mestilah diketahui dan dipahami dengan jelas oleh mukallaf
tersebut. Hukum taklifi tidak dapat diterapkan kepada perintah atau larangan yang
tidak jelas. Misalnya, pada surah al-Baqarah;43, yakni perintah melaksanakan
shalat dan membayar zakat pada ayat tersebut masih bersifat umum, dan belum
ada perincian tatacara,waktu,jumlah rakaat dan rukun serta persyaratannya.
Semata-mata berdasarkan ayat diatas saja, seorang mukallaf belum dikenai hukum
wajib melaksanakan shalat.Karena itulah rasulullah SAWkemudian memberi
contoh dan penjelasan tentang shalat yang diperintahkan Allah, sehingga setelah
jelas perinciannya, barulah kepada perbuatan mukallaf dapat diberi predikat
hukum taklifi, yakni wajib melaksanakan shalat.
c) Suatu perbuatan yang diperintahkan kepada mukallaf atau dilarang melakukannya
atau ia bebas memilihnya, haruslah dalam batas kemaampuan manusia untuk
melakukan atau meninggalkannya. Sebab perintah dan larangan Allah SWT
adalah untuk dipatuhi dan demi kemaslahatan mukallaf. Oleh karena itu, Allah
SWT tidak pernah dan tidak akan memrintahkan atau melarang suatu perbuatan
yang manusia tidak mampu mematuhinya. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam
surah Al-Baqarah;286
Macam-Macam MahkumBih
Para ulama Ushulfiqh membagi mahkum bih menjadi dua segi : yaitu dari segi
kebenaranya yakni dari segi material dan Syaratnya terdiri atas :
a. Perbuatan yang secara material ada, tidak termasuk perbuatan syara’ : misalnya
makan dan minum, adalah perbuatan mukalaf, namun makan itu tidak terkait
hukum syara’.
b. Perbuatan yang secara material ada dan menjadi sebab hukum syara’, misalnya
perzinaan, pencurian, dan pembunuhan, yakni adanya hukum syara’, yaitu hudud
dan qishas.
9
c. Perbuatan yang secara material ada dan baru bernilai dalam syara’ apabila
memenuhi rukun dan syarat yang telah di tentukan, misalnya shalat dan zakat.
d. Perbuatan yang secara material diakui syara’ yang mengakibatkan adanya hukum
syara’ misalnya : nikah, jual beli dan sewa menyewa.
Bagaimana sih cara mengamalkan syariat islam dan menjadi muslim yang baik?
10
Dengan cara menyampaikan kepada orang-orang terdekat bahwa kehidupan
dalam beragama akan membawa seseorang kearah kebaikan, ketenangan jiwa dan
bertoleransi dengan sesama manusia maupun dengan agama lain. Karena di agama
mana pun akan mengajarkan kebaikan.
Disisi lain untuk mengajak orang ke arah kebaikan dengan selalu memberi
imbauan dalam segala kegiatan seperti dalam suatu pertemuan organisasi, atau
membuat tulisan yang mengajak kebaikan. Dan dalam kesempatan pertemuan apapun
perlu disampaikan bahwa dalam kehidupan ini selalu mengacu pada ajaran Al-
Qur’an.
Kesimpulan
11
Jadi, pada dasarnya syariat Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam
berbagai macam aspek kehidupan umatnya. Syariat Islam telah dibuat dengan sebaik – baiknya,
sehingga tidak mungkin menyusahkan atau menghambat umatnya untuk melakukan aktivitas
sehari – hari. Dengan menerapkan syariat Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan sehari – hari,
maka hidup kita pun akan menjadi lebih teratur dan terarah.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan makalah ini dengan sumber-sumber lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkah.
Untuk saran bisa berupa kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasa makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Dahlan, Abd.Rahman ,Ushul Fiqh (Jakarta:AMZAH,2010).
Ma’shum Zainy al-Hasyimiy, Muhammad, Ilmu Ushul Fiqh (Jombang:Darul Hikmah
Jombang,2008.
Faizah , Dzurrotun Ainin, Hakim, Mahkum Bihi,Mahkum Fihi dan mahkum Alaihi ,
http://dzurrotunaininfaizah.blogspot.co.id/2014/04/hakim-mahkum-bihimahkum-fihi-
dan-mahkum.html ,Selasa, 29 April 2014.
Syafe’i ,Rachmad,IlmuUsulFiqih, cet,IV (Bandung:PustakaSetia 2010).
Umam, Khairul, ushul fiqih 1, (Bandung, cv pustaka setia, 2000).
Haroen,Nasroen, ushul fiqih 1, (Bandung, logos, 1999).
Karim, A.Syafi’I, fiqih-ushul fiqih, (Bandung, cv pustaka setia, 1997).
https://egametube.com/2021/11/11/bagaimana-anda-menjalankan-syariat-islam-di-
indonesia-berikut-jawaban-dan-penjelasannya/
https://www.kompasiana.com/helenslshrv/60cb304f06310e33eb1374e4/ayo-
mengamalkan-syariat-islam-dan-menjadi-muslim-yang-baik
13