Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

FIQIH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Pengantar Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu:

Dr. Siti Saodah Susanti, M.Pd

Oleh,

Rifqi Muarifa
2320210090

Muhammad Fahri Rizal


2320210086

PRODI TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM YAMISA SOREANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II ................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 3

B. Pembahasan ................................................................................................... 4

BAB III ............................................................................................................... 7

PENUTUP .......................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .................................................................................................... 7

B. Saran .............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

i
LEMBAR PENGESAHAN

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


FIQIH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Fiqih pada prodi
Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam di STAI Yamisa

Oleh : Rifqi Muarifa


2320210090

Mengetahui,

Bandung, 23 September 2023

Dosen Pengampu

Dr. Sini Saodah Susanti, M.Pd

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas Bahasa
Indonesia yang membahas tentang “PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
FIQIH”

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya karya
ilmiah ini tidak akan bisa maksimal tanpa dukungan dari semua pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan , baik dari
penyusunan maupun tata bahasa yang tertulis dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati sangat menerima dengan baik jika ada saran atau kritik
dari pembaca agar dapat kami perbaiki.

Kami harap karya tulis ilmiah yang kami susun ini, dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi pembaca

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Fiqh yang bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Hadist Nabi, mampu
bertahan dan terus mengetahui kehidupan muslim, Ushul fiqh juga merupakan suatu
ilmu yang berisikan tentang kaidah yang menjelaskan cara-cara menggali,
menjelaskan dan menerapkan hukum (istinbath), dari dalil-dalilnya. Bahasan
tentang kaidah-kaidah kebahasaan ini penting mengingat kedua hukum Islam, yaitu
Al-Quran dan sunnah (hadits) berbahasa arab, untuk membimbing mujtahid dalam
memahaminya sebagai landasan dalam menetapkan hukum tentu perlu mengetahui
tentang lafal dan ungkapan yang terdapat pada keduanya. Fiqh telah lahir sejak
periode sahabat, yaitu sesudah Nabi ‫ ﷺ‬wafat, sejak saat itu sudah digunakan para
sahabat dalam melahirkan fiqh, meskipun ilmu tersebut belum dinamakan ushul
fiqh. Perkembangan terakhir dalam penyusunan buku Ushul Fiqh lebih banyak
menggabungkan kedua sistem yang dipakai dalam menyusun ushul fiqh, yaitu
aliran Syafi’iyyah dan Hanafiyyah.

Keadaan seperti ini terus berlangsung dan akan terus pula diberikan jawabannya
oleh ilmu fiqh terhadap problem yang muncul, sebagai akibat dari perubahan sosial
yang disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Karena didalam kehidupan
bersama diperlukan pranata yang dapat memelihara ketertiban dan ketentraman,
termasuk pranata hukumnya. Dalam sebuah penetapan sebuah hukum yang akan
diberlakukan secara umum, perlu diketahui dan juga menjadi sangat diharuskan
untuk dapat memahami apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam penentuan
tersebut. Sebut saja salah satunya adalah hukum itu sendiri, pada umumnya setiap
orang pasti mengetahui adanya hukum. Akan tetapi tidak menjamin mereka
memahami apa makna sesungguhnya dari hukum tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memudahkan pelajar atau mahasiswa dalam memahami tentang
pengertian fqih dan ruang lingkup fiqh?
2. Apa saja dan bagaimana penjelasan mengenai ilmu tentang ruang lingkup fiqh?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan fiqh dalam kegiatan sehari-hari dengan tepat
guna?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan ilmu tentang pengertian fiqh dan ruang lingkup fiqh
dengan lebih mudah.
2. Untuk memberikan informasi secara ringkas mengenai ruang lingkup fiqh.
3. Untuk memberikan contoh bagaimana cara mengimplementasikan fiqh dan
ruang lingkupnya dengan sederhana dan tepat guna.

D. Manfaat Penulisan
1. Melatih untuk dapat memperluas wawasan khususnya dalam memahami ilmu
fiqh dan ruang lingkupnya.
2. Melatih untuk menganalisa bagaimana penerapan ilmu fiqh dan ruang
lingkupnya di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melatih bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tentang fiqih dan ruang
lingkup fiqh dengan sederhana.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
Secara etimologi, menurut syaikh Wahbah az-Zuhally, Ushul Fiqh al-Islamy, Jilid
I, (Beirut: Dar al-Fikr), Fiqh berasal dari kata faqqaha yufaqqhihu fiqhan yang
berarti pemahaman. Pemahaman sebagaimana dimaksud di sini, adalah pemahaman
tentang agama Islam. Dengan demikian, fiqh menunjuk pada arti memahami agama
Islam secara utuh dan komprehensif.

Menurut Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, ushul fiqh. Hal. 1 Pengertian fiqh atau ilmu
fiqh sangat berkaitan dengan syariah, karena fiqh itu pada hakikatnya adalah
jabaran praktis dari syariah. Kemudian, menurut Prof. Dr. Rachmat Syafe’I, MA.
Ilmu ushul fiqh. Hal. 18 Fiqh secara etimologi berarti pemahaman yang mendalam
dan membutuhkan pengerahan potensi akal.

Dilansir menurut buku Pembelajaran Fiqih karya Dr. Hafsah, fiqh sebagai cabang
ilmu inipun dapat dibagi menjadi 5 kategori hukum perbuatan manusia (mukallaf),
yakni hukum wajib atau fardhu, mandub atau sunnah, ibaha atau mubah, karaha
atau makruh dan haram.

Ilmu fiqih sebagai hukum, dilansir dari buku Seri Fiqih Kehidupan I : Ilmu Fiqih,
menjelaskan bahwa ilmu fiqh selain menjadi cabang ilmu, juga secara khusus
termasuk dalam cabang ilmu hukum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu fiqh itu
adalah ilmu hukum, terutama dalam agama Islam.

Secara umum, pembahasan akan ilmu ini memang hanya mencakup 2 bidang saja
yakni fiqh ibadah dan fiqh muamalah. Pada fiqh ibadah lebih mengatur pada
bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti ibadah shalat, zakat,
memenuhi nazar, haji, dan lainnya. Lalu, pada fiqh muamalah lebih mengatur

3
bagaimana hubungan manusia dengan manusia, seperti ketentuan jual-beli,
perkawinan, sewa-menyewa, warisan, dan lainnya.

B. Pembahasan
Secara etimologi, kata “fiqh” itu berasal dari istilah “faqqaha yufaqqihu fiqhan”
yang artinya ‘pemahaman’. Artinya, ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana pemahaman akan agama Islam secara utuh dan komprehensif.
Apabila dianalisis secara bahasa, kata “fiqh” ini pun masih sama berartikan
‘pemahaman’, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Hud ayat 91.

‫ْب قَالُ ْوا‬ َ ۗ‫بِ َع ِزيْز َعلَ ْينَا ا َ ْنتَ َو َماۗ لَ َر َج ْم ٰنكَ َر ْهطُكَ َولَ ْو َل‬
ُ ‫ض ِع ْي ًفا فِ ْينَا لَن َٰرىكَ َواِ َّنا تَقُ ْو ُل ِِّم َّما َكثِي ًْرا نَ ْفقَهُ َما ٰيشُ َعي‬

Artinya: Mereka berkata: “Hi Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang kamu katakan itu dan Sesungguhnya Kami benar-benar melihat kamu seorang
yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah Kami telah
merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kamu”

Secara istilah‚ ilmu fiqh adalah Ilmu yang menjelaskan hukum-hukum Syar’i yang
bersifat amali yang digali dari dalil-dalil yang terperinci (Abd. Wahab Khallaf, Ilmu
Ushul al-Fiqh, (Indonesia al-Haromain, 2004).

Menurut buku Pembelajaran Fiqih karya Dr. Hafsah, fiqh sebagai cabang ilmu
inipun dapat dibagi menjadi 5 kategori hukum perbuatan manusia (mukallaf),
yakni:

1. Wajib atau fardhu. Artinya, segala sesuatu yang jika dilaksanakan pasti akan
mendapatkan pahala. Sementara jika ditinggalkan atau bahkan diabaikan,
justru akan mengakibatkan dosa.
2. Mandub atau Sunna’. Artinya, segala sesuatu yang bila dikerjakan pasti akan
mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak dikerjakan tetap tidak
mengakibatkan dosa.
3. Ibaha’ dan muba’. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan tidak akan
mendatangkan pahala, tetapi juga tidak berdosa jika mengerjakannya.

4
4. Karaha’ atau makruh. Artinya, segala sesuatu yang dianjurkan untuk tidak
dikerjakan. Namun, jika dikerjakan pun tetap tidak mendapatkan dosa.
5. Haram. Artinya, segala sesuatu yang dikerjakan pasti akan mendapatkan dosa.
Itulah mengapa, akan ada ganjaran pahala bagi yang tidak mengerjakannya.
Ilmu fiqh secara hukum, dilansir dari buku Seri Fiqih Kehidupan (1): Ilmu Fiqih,
fiqih selain menjadi cabang ilmu, juga secara khusus termasuk dalam cabang ilmu
hukum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu fiqh itu adalah ilmu hukum, terutama
dalam agama Islam.

Sebagai syariat, selain menjadi cabang ilmu dan hukum, ilmu fiqh juga menjadi
wilayah kajian dari hukum syariat, yakni hukum yang bersumberkan dari Allah
SWT dan segala yang telah menjadi ketetapan-Nya. Itulah mengapa, kita sebagai
makhluk ciptaan-Nya, harus mempelajari, menjalankan, dan mengajarkan ilmu fiqh
ini kepada umat manusia lain. Keberadaan ilmu ini bukanlah ilmu yang dibuat oleh
manusia secara 100%, tetapi berasal dari Allah SWT. Terlebih lagi, sumber dari
ilmu ini adalah Al-Quran dan As-Sunnah serta ditambah dengan sumber Ijma dan
Qiyas yang masih mengacu kepada dua sumber awal. Keterlibatan manusia dalam
cabang ilmu ini hanyalah sebatas menganalisis, merinci, memilah, dan
menyimpulkan apa yang telah Allah SWT firmankan kepada kita melalui Al-Quran.
Sedikit sejarah tentang ilmu fiqh. Sebenarnya, sejarah perkembangan Ilmu Fiqih itu
sangat panjang, bahkan sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW hanya saja
saat itu ilmu ini belum dianggap sebagai disiplin ilmu secara khusus.
Perkembangannya pun dimulai dari masa Nabi Muhammad SAW, kemudian
berlanjut ke masa Khulafaur Rasyidin, hingga masa Tabi’in yang mengalami
kemunduran dan kemajuan dalam perjalanan waktunya. Keberadaan ilmu fiqh tentu
saja lahir bersamaan dengan lahirnya agama Islam di dunia ini. Mengingat bahwa
ilmu ini menjadi kumpulan peraturan yang mengatur bagaimana hubungan manusia
dengan Tuhan, hingga manusia dengan sesama manusia. Terlebih lagi dalam agama
Islam itu juga mengatur berbagai bidang kehidupan umatnya, mulai dari akidah,
ibadah, dan mua’malah yang bersumber dari Al-Quran dan sunnah Rasulullah
SAW. Selanjutnya, di masa pemerintahan islam yang dipimpin oleh sahabat Nabi,
banyak terjadi beragam peristiwa besar yang baru ada. Untuk itu, para sahabat Nabi

5
menetapkan hukum akan adanya peristiwa baru tersebut dengan berijtihad. Ketika
melakukan ijtihad, mereka memperoleh 2 hasil yakni kesepakatan pendapat antar
para sahabat yang disebut dengan “ijma”; dan perbedaan pendapat antar sahabat
yang disebut “atsar”. Pada masa itu, hasil ijtihad tidak dibukukan sehingga belum
bisa disebut sebagai ilmu. Namun, dapat diterapkan untuk memecahkan suatu
masalah, yang kemudian disebut dengan fiqih. Secara umum, pembahasan akan
ilmu ini memang hanya mencakup 2 bidang saja yakni fiqh ibadah dan fiqh
muamalah. Menurut buku Pembelajaran Fiqih karya Dr. Hafsah, pada fiqh ibadah
lebih mengatur pada bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti
ibadah shalat, zakat, memenuhi nazar, haji, dan lainnya. Lalu, pada fiqh muamalah
lebih mengatur bagaimana hubungan manusia dengan manusia, seperti ketentuan
jual-beli, perkawinan, sewa-menyewa, warisan, dan lainnya.Dalam hal ini pun
Musthafa A. Zarqa sudah membagi ruang lingkup dalam kajian ilmu fiqh menjadi
6 bidang, yakni:

1. Fiqih Ibadah, yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan


bidang Ubudiyah. Mulai dari shalat, puasa, hingga ibadah haji.
2. Ahwal Syakhsiyah, yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan
kehidupan keluarga. Mulai dari perkawinan, nafkah, perceraian, hingga
ketentuan nasab.
3. Fiqih Muamalah, yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan
hubungan sosial di antara umat Islam, dengan konteks bidang ekonomi dan
jasa. Mulai dari gadai barang, jual-beli, hingga sewa-menyewa.
4. Fiqih Jinayah, yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan
sanksi-sanksi atas tindak kejahatan kriminal. Mulai dari hudud, diat, hingga
qiyas.
5. Fiqih Siyasah, yakni ketentuan-ketentuan yang berkenaan pada hubungan
warga negara pada suatu pemerintahan negara. Biasanya, cenderung
berhubungan pada politik dan birokrasi pemerintahan suatu negara.
6. Ahlam Khuluqiyah, yakni ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan pada
bagaimana etika pergaulan seorang muslim dalam tatanan kehidupan sosial.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara etimologi, kata “fiqh” itu berasal dari istilah “faqqaha yufaqqihu
fiqhan” yang artinya ‘pemahaman’. Artinya, ilmu fiqih adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana pemahaman akan agama Islam secara utuh dan
komprehensif. Apabila dianalisis secara bahasa, kata “fiqh” ini pun masih sama
berartikan pemahaman, siyasah (pemerintah
2. Secara sederhana, ruang lingkup fiqih mengacu pada 6 aspek, diantaranya
adalah Ibadah, shakshiyah (hubungan keluarga), muamalah (hubungan sosial),
jinayah (sanksi-sanksi atas tindak kejahatan kriminal), siyasah (pemerintahan
negara atau politik), khuluqiyah (etika pergaulan dalam tatanan kehidupan
sosial).
3. Mengimplementasikan ilmu fiqh diantaranya adalah dengan memahami
defisini fiqh itu sendiri, juga memahami apa saja ruang lingkupnya. Kemudian,
setelah mengetahui apa itu fiqh dan ruang lingkupnya, mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, kita harus bisa menganalisa setiap ruang lingkup yang
terjadi dalam kegiatan kita, sehingga kita bisa menggunakan ilmu fiqh secara
tepat guna, tentunya ilmu fiqh harus selalu dipelajari atau dikaji.

B. Saran
1. Hendaknya karya ilimiah atau makalah ini dapat dikembangkan kembali
dengan penjelasan yang lebih luas namun bisa dipahami secara sederhana.
2. Hendaknya para pembaca dapat membuat karya ilmiah yang serupa guna
mengkritisi makalah ini jika masih terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam
hal penulisan.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-fiqih/
2. https://www.tokopedia.com/s/quran/hud/ayat-91
3. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Ushul Fikih Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada, 2002
4. Wahbah Az-Zuhaily, Ushul Fiqh al-Islamy, Jilid I, Damaskus: Darul Fikri,
2005.
5. Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Kuwait, Darul Qalam, 1977.

Anda mungkin juga menyukai