Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 1

PENGERTIAN,RUANG LINGKUP DAN MANFAAT MEMPELAJARI QAWAID


FIQHIYYAH

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Qawaid Fiqhiyyah

Dosen Pengampu: Dr.Moch Bukhari Muslim,Lc,MA.

Disusun Oleh

Ahmad Farhan (11190454000001)

Delia Zaizafun (11190454000015)

Muhammad Syafiq A (11190454000017)

Usra (11190454000042)

PROGRAM STUDI

HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan dan melimpahkan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula sholawat serta salam kita
hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah yang penuh kebodohan ke zaman yang kita rasakan saat ini yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Ucapan terimakasih untuk dosen pengampu mata kuliah Qawaid Fiqhiyyah yang
kami hormati, Dr.Moch Bukhari Muslim,Lc,MA.Dengan disusunnya makalah yang berjudul
Pengertian,Ruang Lingkup dan Manfaat Mempelajari Qawaid Fiqhiyyah, Semoga kita
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai hal tersebut.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
maka segala kritik dan saran untuk membangun para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat utuk kita semua dan menjadi
referensi ataupun tambahan materi pembelajaran bagi kita semua. Terima kasih.

Banda Aceh,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1

C. Tujuan.................................................................................................................................... 1

D. Manfaat .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................

A. Pengertian Qawaid Fiqhiyyah ................................................................................................. 3

B. Ruang Lingkup Qawaid Fiqhiyyah ......................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Qawaid Fiqhiyyah .................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari untuk memahami ajaran islam(maqasidusy syari‟ah), kita
sebagai umat muslim memiliki landasan.Landasan tersebut berupa qawaid fiqhiyyah ,yang mana menjadi
suatu hal yang sangat penting.Pemahaman qawaid fiqhiyyah tersebut mutlak diperlukan untuk melakukan
suatu “ijtihad” atau pembaharuan pola berfikir dalam menghadapi permasalahan-permasalahan
kehidupan.Manfaat tersendiri akan keberadaan qawaid fiqhiyyah ini guna untuk menyediakan panduan
hidup untuk manusia yang lebih praktis yang diturunkan dari nash asalanya,yaitu Al-Quran dan
Hadis.Dengan memahami kaidah fiqhiyyah ini maka kita akan lebih moderat dalam menyikapi masalah-
masalah sosial,ekonomi,politik,budaya dan lebih mudah mecari solusi terhadap permasalahan yang
muncul dan yang berkembang didalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang pemakalah paparkan di atas, maka pemakalah akan memberikan
pemaparan rumusan masalah sebagai berikut :
1.Pengertian qawaid fiqhiyyah
2.Ruang lingkup qawaid fiqhiyyah
3.Tujuan qawaid fiqhiyyah

C. Tujuan

Tujuan dari penyusuan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah logika dan penalaran
hukum, adapun tujuan yang lainnya sebagai berikut :
1) Mengetahui pengertian dari qawaid fiqhiyyah
2) Mengetahui ruang lingkup qawaid fiqhiyyah
3) Mengetahui manfaat mempelajari qawaid fiqhiyyah

D. Manfaat

1) Manfaat teoritis, secara teoritis makalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta
pemahaman kepada para pembaca.
2) Manfaat praktis, para akademisi dapat menerapkan pengetahuan akan pengertian,ruang lingkup
dan manfaat qawaid fiqhiyyah ini pada kehidupan sehari-hari di lingkungan msayarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Qawaid Fiqhiyyah


Kata qawaid merupakan bentuk jama' dari kata qaidah, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal
dengan kata 'kaidah' yang berarti aturan atau patokan.Dalam tinjauan terminologi kaidah
mempuyai beberapa arti. Dr. Ahmad asy-Syafi'I dalam bukunya ushul fiqih islami menyatakan
bahwa kaidah adalah

‫انقضاَا انكهُت انخً َنذسج ححج كم واحذة ينها حكى جزئُاث كثُشة‬
"Hukum yang bersifat universal (kulli) yang diikuti oleh satuan-satuan hukum juz'I yang
banyak".1
Sedangkan bagi m,ayoritas ulama ushul mendefinisikan kaidah dengan:

‫حكى كهٍ َنطبق ػهً جًُغ جزئُاحه‬


"hukum yang biasa berlaku yang bersesuaian dengan sebagian besar bagian-bagiannya".2

Sedangkan arti fiqhiyah diambil dari kata al-fiqh yang diberi tambahan ya' nisbah yang berfungsi
sebagai penjenisan atau membangsakan. Secara etimologi makna fiqih lebih dekat dengan mekna
ilmu sebagaimana yang banyak dipahami oleh para sahabat, makna tersebut diambil dari firman
Allah SWT
‫نُخفقهىا فً انذَن‬
"untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama"(QS. at-Taubah: 122).

Dan berdasarkan sabda Nabi SAW

‫ين َشد هللا به خُشا َفقهه فً انذَن‬


"barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah niscaya diberikan kepadanya kepahaman dalam
agama".(HR. Bukhari/ Muslim)

Sedangkan secara terminologi fiqh berarti :

1. menurut al-Jurjani al-Hanafi:

ٌ‫انؼهى باالحكاو انششَؼت انؼًهُت ين ادنخها انخفصهُت وهى ػهى يسخنبط بانشأ‬
‫واالجخهاد وَحخاج فُه انً اننظش وانخأيم‬
"ilmu yang menerangkan hukum hukum syara yang amaliyah ang diambil dari dalil-dalilnya yang
tafsily dan diistinbatkan melalui ijtihad yang memerlukan analisa dan perenungan".3

1 Ahmad Muhammad Asy-Syafii, Ushul Fiqh Al-Islami,(iskandariyah muassasah tsaqofah al-Jamiiyah,1983).hlm,4.


2 Fathi Ridwan, Min Falsafatil Tasyri' Islam,(kairo :darul katib al-Araby,1969). hlm,171-172.
3 Hasbi as-siddiqy, Pengantar Hukum Islam,(Jakarta:bulan bintang ,1975) .hlm,25.
2
2. menurut ibnu khaldun dalam muqaddimah al-mubtada wal khabar:

‫انفقه يؼشفت احكاو هللا حؼانً فً افؼال انًكهفُن بانىجىب وانحظش واننذب وانكشاهت واالباحت‬
‫وهٍ يخهقاة ين انكخاب وانسنت ويا نصبه انشاسع نًؼشفخهاين األدنت فإرااسخخشجج األحكاو قُم‬
.‫نها فقه‬
"Ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala perbuatan
Mukallaf, (diistinbathkan) dari al-Qur'an dan as-Sunnah dan dari dalil-dalil yang ditegaskan
berdasarkan syara', bila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari dalil-dalil maka
terjadilah apa yng dinamakan fiqh".4

Berdasarkan dua definisi diatas dan beberapa definisi lain yang dikemukakan oleh fuqaha', dapat
disimpulkan bahwa makna fiqh berkisar pada cakupan sebagai berikut:
1. Fiqh merupakan bagian dari syariat
2. hukum yang dibahas merupakan hukum amali
3. obyek hukumnya pada orang-orang mukallaf
4. sumber hukum yang berdasarkan al-Qur'an atau as-Sunnah atau dalil lain yang bersumber pada
pada kedua sumber utama tersebut
5. dilakukan dengan jalan istinbath atau ijtihad sehingga kebenarannya kondisional dan temporer
adanya.

Dari uraian pengertian diatas baik mengenai qawaid maupun fiqhiyah maka yang dimaksud
dengan qawaidul fiqhiyah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam tajjudin as-Subki:

‫األيش انكهً انزي َنطبق ػهُه جزئُاث كثُشة َفهى أحكايها ينها‬

"Suatu perkara kulli yang bersesuaian dengan juziyah yang yang banyak yang dari padanya
diketahui hukum-hukum juziyat itu".5

Atau dengan kata lain:


‫انفضاَا انًخؼهقت باألسس انخً بنً ػهُها انشاسع أحكايه واألغشاض انخً قصذ‬
‫إنُها بخششَسؼه‬
"hukum-hukum yang berkaitan dengan asas hukum yang di bangun oleh syari' serta tujuan-tujuan
yang dimaksud dalam pensyariatannya".6

Maksud hadis diatas adalah dasar-dasar yang bertalian dengan hukum syara‟ yang bersifat
mecakup (sebahagian )dalam bentuk teks-teks perundang-undangan yang ringkas yang
mengandung penetapan hukum- hukum umum pada peristiwa yang dapat dimasukkan
permasalahannya.

4 Hasbi ash-shiddiqi,Loc.Cit,hlm,27.
5 Asjmuni A. Rahman,Qaidah-Qaidah Fiqh, (Jakarta:Bulan bintang,1976).hlm,11.
6 Ahmad Muhammad asy-Syafi'I,Op.Cit.,hlm,5.
3
B.Ruang lingkup qawaid fiqhiyah

Menurut M. az-Zuhayliy dalam kitabnya al-Qawa‟id al-fiqhiyyah berdasarkan cakupannya yg luas


terhadap cabang dan permasalahan fiqh, serta berdasarkan disepakati atau diperselisihkannya qawa‟id
fiqhiyyah tersebut oleh madzhab-madzhab atau satu madzhab tertentu, terbagi pada 4 bagian7, yaitu :
a. Al-Qawa‟id al-Fiqhiyyah al-Asasiyyah al- Kubra
Yaitu qaidah-qaidah fiqh yangg bersifat dasar dan mencakup berbagai bab dan permasalahan fiqh.
Qaidah-qaidah ini disepakati oleh seluruh madzhab. Yang termasuk kategori ini adalah :
1. Al- umuru bi maqashidina, yaitu segala perbuatan tergantung pada niatnya
2. Al- Yaqinu la Yuzalu bi asy- Syakk,yaitu apabila seseorang telah meyakini suatu perkara maka
yang telah di yakini ini tidak dapat di hilangkan dengan yang keraguan
3. Al- Masyaqqatu Tajlib at- Taysir, yaitu kesulitan menyebabkan adanya kemudahan, maksudnya
adalah bahwa hukum- hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan kesukaran
bagi mukallaf sehingga syariah meringankannya, sehingga mukallaf mampu melaksanakanya
tanpa kesulitan dan kesukaran. Contohnya, mufasir: syara‟ memberikan keringanan seperti qasar
dan jamak salat serta berbuka puasa
4. Adh- Dhararu Yuzal, yaitu kemudharatan harus dihilangkan. Darurat itu merupakan suatukeadaan
yang dikecualikan. Maka kebolehan yang diberikan itu tentulah tidak mutlak, tetapi harus
diukur dengan kadar yang diperlukan saja. Umpamanya bila boleh mencuri sepotong roti karena
lapar,maka tidak boleh dia mencuri sekarung tepung, maka karena nyalah orang yang makan
bangkai karena lapar dibolehkan sekedar untuk mempertahankan jiwa
5. Al- „adatu muhakkamat, yaitu adat kebiasaan yang bisa dijadikan hukum8

b. Al-Qawa‟id al-Kulliyyah
Yaitu qawa‟id yang menyeluruh yang dapat diterima oleh madzhab-madzhab, tetapi cabang-cabang dan
cakupannya lebih sedikit dari pada qawa‟id yang lalu. Seperti kaidah : al-Kharaju bi adh-dhaman/Hak
mendapatkan hasil disebabkan oleh keharusan menanggung kerugian, dan kaidah : adh-Dharar al-
Asyaddu yudfa’ bi adh-Dharar al-Akhaf /Bahaya yang lebih besar dihadapi dengan bahaya yang lebih
ringan.

Banyak kaidah- kaidah ini masuk pada kaidah yang lima atau masuk di bawah kaidah yg lebih
umum.Mayoritas para ulama fiqih berpendapat bahwa hukum-hukum fiqih itu semua kembali kepada
qawa‟id kulliyah yang berjumlah lima9:

7 Hasbi as- Siddiqy, Pengantar Hukum Islam,(Jakarta:Bulan Bintang, 1975).hlm,25.


8 Abdul Mujib, Kaidah- kaidah Ilmu Fiqh,(Jakarta:Kalam Mulia,2001).hlm,67.
9 Abudin Nata, Masail Al- Fiqihiyyah, (Bogor:Kencana, 2003).hlm,23.
4
1. Setiap perkara tergantung kepada maksud mengerjakannya,
2. Sesuatu yang sudah yakin tidak dapat dihilangkan dengan adanya suatu keraguan,
3. Kemudhorotan itu harus dihilangkan,
4. Kesukaran itu mendatangkan kemudahan,
5. Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum

c. Al-Qawa‟id al-Madzhabiyyah (Kaidah Madzhab)


Yaitu kaidah-kaidah yang menyeluruh pada sebagian madzhab, tidak pada madzhab yang lain.
Kaidah ini terbagi pada 2 bagian :
1. Kaidah yang ditetapkan dan disepakati pada satu madzhab.
2. Kaidah yang diperselisihkan pada satu madzhab.10
Contoh, kaidah :
- ar-Rukhash la Tunathu bi al- Ma’ashiy Dispensasi tidak didapatkan karena maksiat. Kaidah ini masyhur
di kalangan madzhab Syafi‟i dan Hanbali, tidak di kalangan mazhab Hanafi, dan dirinci di kalangan
madzhab Maliki.

d.Al-Qawa‟id al-Mukhtalaf fiha fi al-Madzhab al-Wahid,


yaitu kaidah yang diperselisihkan dalam satu madzhab. Kaidah-kaidah itu diaplikasikan dalam satu
furu‟ (cabang) fiqh tidak pada furu‟ yg lain, dan diperselisihkan dalam furu‟ satu madzhab.11
Contoh, kaidah :
- Hal al-’Ibroh bi al-Hal aw bi al-Maal?atau Apakah hukum yang dianggap itu pada waktu sekarang atau
waktu nanti? Kaidah ini diperselisihkan pada madzhab Syafi‟i.Oleh karena itu pada umumnya diawali
dengan kata :hal atau apakah.12

10 Abudin Nata, Masail Al- Fiqihiyyah, (Bogor:Kencana, 2003).hlm,25.


11 Mushlih Usman,Kaidah- kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyyah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1997).hlm,63.
12 Ali Ahmad al Nadawy, Al Qawi’id Al Fiqhiyyah, (Damascus:Dar al Qalam, 1994).hlm,55.
5
C.Tujuan dan Manfaat Mempelajari Qawaid Fiqhiyyah

Tujuan mempelajari Qawaid Fiqhiyyah:


1. Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip umum fiqh
2. Agar dapat mengetahui pokok masalah yang mewarnai fiqh sehingga menjadi titik temu dari
masalah-masalah fiqh.13
3. Membantu seseorang dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan yang semakin komplek.
4. Memudahkan para ahli fiqh dan pemberi fatwa dalam menetapkan hukum fiqh.
5. Membantu penghapalan dan pencatatan berbagai masalah yang berdekatan, dan mampu mencapai
ketetapan hukum tanpa merasa lelah dan memerlukan waktu yang panjang.14

Manfaat mempelajari Qawaid Fiqhiyyah:


1. Dengan kaidah-kaidah dapat diketahui prinsip-prinsip umum fiqh dan pokok masalah yang
mewarnai fiqh.
2. Kaidah-kaidah fiqh dapat memudahkan praktisi hukum dalam menetapkan hukum bagi masalah-
masalah yang dihadapi.
3. Mempermudah dalam menguasai materi hukum.
4. Membantu menjaga dan menguasai persoalan-persoalan yang banyak diperdebatkan.
5. Mendidik orang yang berbakt dalam melakuakan analogi (ilhaq) dan takhrij untuk memahami
permasalahan-permasalahan baru.
6. Mempermudah orang yang berbakat fiqh dalam mengikuti (memahami) bagian-bagian hukum
dengan mengeluarkannya dari tema yang berbeda-beda serta meringkasnya dalam satu topic.
7. Meringkas persoalan-persoalan dalam suatu ikatan menunjukkan bahwa hukum dibentuk untuk
menegakkan maslahat yang saling berdekatan atau menegakkan maslahat yang lebih besar.
8. Pengetahuan tentang kaidah fiqh merupakan kemestian karena kaidah mempermudah cara
memahami furu’ yang bermacam macam.15

13 Fathurrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah,(Banjarmasin:Lkpu,2015). hlm,24.


14 Asnin Syafiuddin, Pendahuluan Qawaid Fiqhiyyah,( 2016). hlm,15-16.
15 M. Adib Hawzawi, Qawaid Ushuliyyah & Qawaid FIqhiyyah,vol.2,No.2,September 2016.hlm, 105.
6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Qawaid Fiqhiyyah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata,yaitu qawaid dan
fiqhiyyah.Qawaid ialah bentuk jamak dari kata kaidah yang secara etimologi berarti dasar atau
pondasi al asas.Secara terminologi menurut Al-Taftzany qawaid fiqhiyyah adalah suatu hukum
yang bersifat universal(kully)yang dapat diaplikasikan kepada seluruh juz‟inya(bagiannya) agar
dapat diidentifikasi hukum-hukum juz‟i tersebut darinya.
Ruang lingkup qawaid ini sendiri,yaitu:
a.Al-Qawaid al Fiqhiyyah Al-Asiyyah Al Kubra

b.Al-Qawaid al Kululiyyah

c.Al-Qawaid al Madzhabiyyah(kaidah madzhab)

d.Al-Qawaid al Mukhtalaf fiha fi al madzhab al-Wahid

Tujuan memelajari qawaid fiqhiyyah ini agar mengetahui prinsip-prinsip umum fiqih dan
mengetahui pokok masalah yang mewanai fiqih kemudian menjadi titik temu dari masalah-
masalah fiqih.Dengan kita mengetahui tujuan maka ada manfaat yang diperoleh ,yaitu kita lebih
mudah menetapkan hukum bagi masalah-masalah yang dihadapi dan dapat menemukan solusi
serta mengatasi permasalahan tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asy-Syafii,Ahmad Muhammad.1983. Ushul Fiqh Al-Islami.Jakarta:iskandariyah muassasah


tsaqofah al-Jamiiyah.

Ridwan,Fathi.1969. Min Falsafatil Tasyri' Islam.Kairo :PT.darul katib al-Araby.

As-siddiqy,Hasbi.1975.Pengantar Hukum Islam.Jakarta:PT.bulan bintang

A.Rahman,Asjmuni.1976.Qaidah-Qaidah Fiqh.Jakarta:PT.Bulan bintang

Mujib,Abdul.2001.Kaidah- kaidah Ilmu Fiqh.Jakarta:Kalam Mulia.

Nata,Abudin.2003.Masail Al- Fiqihiyyah.Bogor:PT.Kencana.

Usman,Mushlih.1997.Kaidah- kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyyah.Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

Al Nadawy,Ali Ahmad.1994.Al Qawi’id Al Fiqhiyyah.Damascus:Dar al Qalam,

Azhari,Fathurrahman.2015.Qawaid Fiqhiyyah Muamalah.Banjarmasin:Lkpu.

Syafiuddin,Asnin.2016.Pendahuluan Qawaid Fiqhiyyah


http://www.slideshare.net/asnin_syafiuddin/01-02. diakses 10 september 2020.

Hawzaw.2016.Jurnal Qawaid Ushuliyyah&Qawaid Fiqhiyyah,Vol2,No.2.2September.

Anda mungkin juga menyukai