Fiqih
Oleh:
Kelompok 7
Reka Yulianingsih
BANDUNG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
Adminisrasi Publik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik. Kami menyadari bahwa
dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan
dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami menerima kritik, saran dan petunjuk
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini berguna bagi penulis, dosen,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Islam. Banyak dari masyarakat yang kurang mengerti bahkan ada yang belum
mengerti itu Qawaidul fiqhiyah. Maka dari itu, penulis mencoba untuk
yang diridhai Allah dengan menyebarkan fiqih Islam keseluruh bagian tanah air
menguasai fiqih, karena kaidah fiqh itu menjadi titik temu dari masalah-masalah
fiqih, dan lebih bijaksana di dalam menerapkan fiqih dalam waktu dan tempat
Berdasarkan hal yang telah di uraikan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
1
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAIDAH FIQIH
bahasa indonesia disebut dengan istilah kaidah yang berarti aturan atau
(prinsip), dan al-nasaq (metode atau cara). Hal ini sesuai dengan firman Allah
lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu
yang bersifat amaliyah (praktis) yang diambilkan dari dalil-dalil yang tafsili
3
(terperinci). Qawaid fiqhiyah ini juka merupakan kaidah yang meliputi rahasia
fiqh.
Secara etimologi arti qaidah itu adalah al- asas (dasar) yaitu yang menjadi
besar berdirimya sesuatu dan pokoknya ( Al- Asfahani: 409, Az- Jaidy: 171)
Adapun secara istilah, kaidah fiqih adalah sebuah hukum atau perkara universal
yang bisa untuk memahami beberapa hukum dan masalah yang masuk dalam
cakupan pembahasannya, Sedangkan fiqih secara bahasa terambil dari kata ُْالفِ ْقه
yang artinya adalah paham. Sedangkan secara istilah adalah mengetahui hukum-
hukum syar’i yang berhubungan dengan amal perbuatan hamba berdasarkan pada
dalil-dalilnya secara terperinci. Dari sini bisa disimpulkan bahwa kaidah fiqih
adalah hukum atau pondasi yang bersifat umum yang bisa untuk memahami
diambil dari bahasa arab adalah pondasi atau dasar. Sedangkan dalam bentuk
hukum atau perkara universal yang bisa untuk memahami beberapa hukum dan
sholih al utsaimin berkata dalam syarah ushul min ilmil ushul bahwasannya fiqih
secara bahasa terambil dari kata الفقهyang artinya adalah faham.sedangkan secara
4
istilah adalah mengetahui hukum-hukum syar’i yangberhubungan dengan amal
hukum atau pondasi yang bersifat umum yang bisa untuk memahami
Al-Qariffi berkata “Barang siapa yang menguasai fiqih lewat penguasaan kaidah-
kaidahnya, maka dia tidak butuh yuntuk menghapal semua permasalahannya satu
Qarrafi 2/115). Sebuah kaidah fiqih bisa digunakan untuk mengetahui banyak
tidak butuh untuk menghapal semua permasalahannya satu persatu karena sudah
Ada pula beberapa kaidah ushul fiqih yang dimasukan para ulama didalam
kaidah-kaidah fiqih. Hal semacam ini bisa terjadi karena didalam pengujian
kaidah fiqih oleh Al-Quran dan hadist nabi bisa bertemu dengan beberapa kaidah
yang telah dikumpulkan oleh ahli ushul fiqih sehingga digunakan sebagai kaidah
fiqih bukan ushul fiqih. Seperti halnya kaidah-kaidah fiqih yang sama dengan
5
hadist nabi. Maka para ahli fiqih menggunakannya bukan sebuah hadist tapi
ketahui hukumnya”
melalui penalaran.”
fiqhiyah adalah Suatu perkara kulli (kaidah-kaidah umum) yang berlaku pada
satu dan lainnya berdekatan dan tidak di temukan perbedaan yang menyebabkan
adanya perbedaan esensi yang di maksud. Namun demikian, kita harus berhati-
6
hati dalam menyikapi berbagai definisi yang di kemukakan kitapun jangan
Definisi yang baik adalah yang bisa mencakup berbagai macam cabang fiqih di
menyatakan bahwa kaidah adalah “sesuatu yang masih umum yang mencakup
lain. Dengan kata lain, definisi tersebut mengandung arti bahwa kaidah fiqih itu
kaidah fikih itu ebih umum dari pada kulliah (sesuatu yang mencalkup bagian-
Suatu hal yang agak ganjil, dalam tarikh tasyri’ atau sejarah fiqih Islam,
bahwa sejarah dan fungsi kaidah fiqih itu mendapatkan perhatian yang memadai,
sekalipun kaidah piqih itu memiliki fungsi yang penting bagi pembinaan hukum
Islam. Sejarah perkembangan kaidah fiqih dibagi menjadi tiga fase yaitu fase
1. Fase pertama
zaman Rasulullah hingga akhir abad III H./IX M. Jika kaidah fiqih
7
masalah furu’. Maka banyak hadist yang dapat di katagotikan sebagai
kaidah fiqih. Sesuai dengan peembahasan itu, bahkan terdapat hadist yang
karena itu, masa kelahiran kaidah kaidah fiqih dapat dikatakan dimulai
sejak zaman Rasulullah SAW. Hadist hadist lain yang dapat dijadikan
beberapa zaman dalam fase ini yaitu zaman Nabi Muhammad saw dan
Zaman Sahabat.
ada sejak kemunculan agama Islam itu sendiri hingga bermulanya zaman
pada masa ini mereka tidak menanmkannya dalam kaidah, wujud ini telah
diturunkan. Dimana pada nas-nas tersebut terkandung asas atau dasar ilmu
kaedah fiqih banyak ayat Al-Quran yang menjadi petunjuk kepada ilmu
ini. Diantaranya ayat 29 surah al-Nisa dan ayat 28 surah al-syura. Asas ini
ringkas dan padat dan mempunyai makna yang dalam. Disamping itu pula
8
Zaman SahabatPara sahabat juga berjasa dalam kaidah Fiqih
sahabat dapat turut serta dalam kaidah fiqih karena ada dua keutamaan
yaitu mereka adalah murid Rasulullah Saw dan mereka tahu situasi yang
mereka.
Zaman Tabi’in
Abu Yusuf Ya’Kub ibn Ibrahim (113-182) karyanya yang terkenal kitab Al-
Kharaj, kaidah-kaidah yang disusun salah satunya adalah “harta setiap yang
meninggal yang tidak memiliki ahli waris diserahkan kepada Bait al-mal”
kaidah tersebut berkenaan dengan pembagian harta pusaka Baitul mal sebagai
salah satu lembaga ekonomi umat Islam dapat menerima harta peninggalan
(tirkah atau mauruts) apabila yang meninggal dunia tidak memiliki ahli waris.
fiqih pertama yang mencetiuskan fenomena ini ialah Abu Yusuf Serta
beberapa ulama yang sezaman dengannya seperti Imam Malik, Imam Syafi’i
dan lain-lain.
kompilasi hukum Islam pada masa Turki Ustmani atau abad 13H / 19 H.
Dalam tarikh tasri’ masa ini termasuk masa taqlid. Pada masa ini, kitab
9
kitab fiqih banyak. Masing-masing madzhab fiqih memiliki kitab
tampak dan semangat ijtihad telah melemah karena saat itu fiqih mulai
dalam pucak kejayaan. Ulama pada saat itu merasa puas dengan
ulama tampaknya puas dengan kitab fiqih yang ada dan melimpah ruas.
Masa ini merupakan masa kejayaan fiqih. Dalam banyak hal, keadaan
mereka merasa lebih tertarik untuk membuat kaidah kaidah ushul fiqih,
gencar,pada masa ini terjadi peningkatan dalam penulisan usul fiqih dan
kadah fiqih. Oleh karan itu,masa masa ini dapat di katakansebagai masa
keemasan penulisan usul fiqih dan qaidah fiqih. Pada masa ini,fuqaha
furu’,sebagaimana terlihat dari kitab yang di tulis oleh Jalal al Din al-
10
Masa keemasan dari pembukaan kaidah kaidah fiqih terjadi pada
secara sistematis pada 9 H. Hal ini terlihat jelas dari kitab Al-Asybah wa
kitab fiqih,ketika itu juga mereka mencari illat dan men-tarjih suatu
pendapat.
3. Fase ketiga
hukum islam di masa Turki). kompilasi ini pada dasarnya merupakan hasil usaha
para ulama Turki di zaman Sultan ‘Abdul Al Aziz Khan Al-Utsmani, yang
ensiklopedi fiqih Islam dalam bidang muamalah dan hukum acara peradilan yang
terdiri atas 1851 pasal. Kitab tersebut di susun dengan bahasa perundang-
undangan. Dalam majalah tersebut tidak semua pasal berupa kaidah fiqih tetapi
kaidah fiqih meskipun demikian bukan berarti tidak ada perbaikan- oerbaikan lagi
pada zaman sesudahnya. Salah satu kaidah yang disempurnakan di abad XIII H.
11
“seseorang tidak diperbolehkan mengelola harta oranglain, kecuali ada izin dari
menjadi idzn oleh karena itu kaidah fiqih tersebut adalah “seseorang tidak
Fuqaha pada masa sultan Al-Ghazi Abdul Azis Khan al-utsmani (1861-1876 M).
Pada akhir abad XIII M Majallat Al-Ahkam ini menjadi rujukan lembaga-
lembaga peradilan masa itu. Kitab ini ditulis dan di bukukan serta diadakan
prestasi yang gemilang dan merupakan indikasi pada kebangkitan fiqih masa itu.
Lalu mengkonstruknya dalam bahasa yang lebih bagus sebelumnya. Kitab inilah
yang menyebabkan kaidah fiqih semakin luas dan menduduki posisi yamg sangat
Macam-macam kaidah Fiqih ditinjau dari tiga sisi pertama dari sisi
sumbernya, kedua dari sisi keluasan pembahasannya dan ketiga ditinjau dari
apakah kaidah tersebut disepakati atau diperselisihkan oleh ulama. Ditinjau dari
islam fiqih. Adapun metologi penyusunan kaidah fiqih ulama tidak hanya
12
3. Penyusunan sesuai dengan bab fiqih
Metodologi agama dalam hubungan antara kaidah Fiqhiyah dengan ilmu yang
lain:
Jelaslah perbedaan antara fiqih dan ushul fiqih, bahwa ushul fiqih
merupakan metode (cara) yang harus ditempuh oleh ahli fiqih (faqih) di dalam
Qur’an harus didahulukan dari pada qiyas serta dalil-dalil lain yang tidak
berdasarkan nash Al- Qur’an dan Hadits. Sedangkan fiqih adalah hasil hukum-
dalam ilmu ushul Fiqh. Menurut aslinya kata "Ushul Fiqih" adalah kata yang
digariskan dalam ilmu ushul Fiqih. Pengetahuan Fiqih adalah formulasi dari nash
syari'at yang berbentuk Al-Qur'an, Sunnah Nabi dengan cara-cara yang disusun
dalam pengetahuan Ushul Fiqih. Meskipun caar-cara itu disusun lama sesudah
namun materi, cara dan dasar-dasarnya sudah mereka (para Ulama Mujtahid)
13
gunakan sebelumnya dalam mengistinbathkan dan menentukan hukum. Dasar-
dasar dan cara-cara menentukan hukum itulah yang disusun dan diolah kemudian
Menurut Istitah yang digunakan oleh para ahli Ushul Fiqh ini, Ushul Fiqh itu
ialah, suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat
(ilmu Fiqh) supaya dapat diamalkan dengan mudah. Demikian pula peristiwa
yang terjadi atau sesuatu yang ditemukan dalam kehidupan dapat ditentukan
Faidah kaidah Fiqih. Sebuah kaidah fiqih bisa di gunakan untuk mengetahui
fiqih tanpa harus menghafal sebuah permasalahan satu persatu. Imam Al-Qarrafi
A-qarrafi 2/115) Penguasaan kaidah fiqih akan sangat membantu seseorang dalam
14
memberikan sebuah hukum yang kontemporer dan belum pernah
memberikan alasan terhadap para ulama dalam memberikan alasan dari hukum
tidak terlepas dari sumber – sumber yang menjadi dasar sehingga menjadi sebuah
dalil utama bagi hukum syariat Islam. Kumpulan firman – firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan dinukilkan dengan jalan mutawatir.
Sunnah Sunnah merupakan segala yang dinukilkan atau diberitakan dari Nabi
saw, baik berupa perkataan, perbuatan ataupun ketetapan nabi. Ijma’ Setelah Al
Quran dan Sunnah, maka Ijma‟ sebagai sumber ketiga menurut para ulama
sebagai sumber hukum syari‟at Islam. jtihad Ijtihad dalam pengertian bahasa yaitu
ketentuan – ketentuan hukum dalam dalil Syari‟at. Qiyas Qiyas dari segi bahasa
istilah ialah menetapkan hukum sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuannya,
berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya. stihsan Istihsan ialah
menuju kepada hukum lain yang bersandar kepada dalil syara‟ pula, karena ada
15
Istishab Dari segi bahasa perkataan Istishab diambil dari perkataan
“istishabtu ma kaana fil maadhi” artinya saya membawa serta apa yang telah ada
hukum yang telah ada dan yang telah ditetapkan karena sesuatu dalil, sampai ada
manfaat atau menghindari keburukan. Urf „Urf ialah apa yang biasa dijalankan
orang, baik dalam kata-kata maupun perbuatan. Dengan kata lain ialah adat
istiadat.
Kaidah fiqih terdiri dari 40. Dari 40 kaidah ini dapat di ambil 10 ke simpulkan
1) Kaidah pertama
Hukum hasil ijtihad yang terdahulu tidak batal karena adanya ijtihad yang
dengan adanya hukum hasil ijtihad yang baru yang demikian ini adalah karena:
Nilai ijtihad adalah Sama hingga hasil ijtihad kedua tidak lebih kuat dari
hasil ijtihad pertama. Apabila suatu ketetapan hukum hasil ijtihad dapat di
benarkan oleh hasil ijtihad yang lainnya hingga akan mengakibatkan tidak adanya
16
kepastian hukum dan tidak adanya hukum kepastian ini akan mengakibatkan
dengan nash atau ijma atau qiyas jaly,atau menurut al-iraqy berlawana dengan
2) kaidah kedua
Apabila berkumpul antara orang yang halal dan yang haram maka dimenangkan
yang haram.
berkumpul yang halal dengn yang haram maka dimenangkan yang haram”.
Walaupun hadist di atas ini senadanya dhaif. Tetapi kaidah sendirinya adalah
benar sesuai perintah agama yaitu harus selalu berhati-hati yakni upaya preventiuf
Demikian pula apabila dua dalil bertentangan yang satu mengharamkan yang satu
mengumpulkan dua orang wanita bersaudara yang satu merdeka yang satu budak
3) kaidah ketiga
17
Mengutamakan orang lain dalam urusan ibadah adalah makruh dan
dalam urusan selain ibadah adalah disenangi. Asal dari kaidah ini adalah
4) kaidah keempat
kemaslahatan”
Tindakan dan kebijaksaan yang di tempuh oleh pemimpin penguasa harus sejalan
5) kaidah kelima
buktikan secara factual sebagai suatu tindakan pelanggaran, tersangka tidak bisa
di jatuhi hukuman.
6) kaidah keenam
baik kemudian dia mati karena tertimpa tembok yang roboh dan sebaiknya tidak
7) kaidah ketujuh
8) kaidah kedelapan
18
Apabila berkumpul dua perkara satu jenis dan tidak berbeda maka
dari keduanya maka menurut kerjanya yang satu masuk kepada yang lain.
Contohnya Apabila orang hadas kecil dan hadar besar (junub) maka cukup
9) Kaidah kesembilan
menyia-nyiakannya. Perkara itu ada kalanya maksud yang jelas dan ada
kalanya maksud yang kurang jelas hingga dari itu harus diamalkan sesuai
sudah tidak mempunyai anak lagi kecuali cucu-cucunya, otomatis harta tersebut
Sesuatu yang mengikuti kepada yang lain maka hukumnya adalah yang
diikuti termasuk dalam kaidah ini: pengikut hukumnya tidak sendiri karena hal ini
hukum yang ada pada “yang diikuti” berlaku juga untuk yang mengikuti
Contohnya Jual beli binatang yang sedang bunting anak yang ada dalam
H)
19
2) Abi zaid Ad Dabusi (430 H), terdapat 86 kaidah di dalamnya.
(361 H)
kaidah fikih.
4) 4Idhoh al masalik ila qawaid imam malik karya Ahmad bin Yahya
salam (660 H)
(794 H)
20
8) Al Qawaid karya Abi Bakar al hashani (729 H)
kaidah.
H)
Muhammad Zarqa.
Muhammad Ibadi.
21
5) Kaidah-kaidah Fikih oleh Asymuni A Rahman (dalam Bahasa
Indonesia).
ilmunya dalam kedua- dua bidang - fiqh dan usul. Kehebatan ilmu
dan As-Sunnah. kaidah fikih yang teks nya tidak diambil langsung
22
sebuah qiyas atau ta’lil (melihat sebab dari sebuah hukum) atau
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaidah fiqih merupakan pondasi atau dasar dalam sebuah hukum atau
perkara yang bersifat menyeluruh dan sumber kaidah fiqih berasal dari Al-
quran dan hadist. Memiliki sejarah dalam 3 fase, yaitu fase kemunculan,
B. Saran
kaidah fiqih dan mengambil makna juga menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hamid Al-Ghazali, Al-Mushthafa fi Ilm Al-Ushul, Beirut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmyah.
Al- Asnawi, Jalaluddin Abd. Al-Rahim Al-Asnawi, Nihayah al-Sul Syarh Minhaj
http://www.iswahyudi-wahyu.top/2016/04/kaidah-kaidah-ushul-fiqh-dan-kaidah-
fiqh.html.
24