HAND OUT
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Parhan
Risa Nurinsani
Kelas: E/4
BANDUNG
2019
TEORI KONTRAK SOSIAL: JOHN LOCKE DAN JEAN HACQUES
ROUSESSAU
Sebuah teori muncul pada abad pencerahan yang secara eksplisit menjelaskan
bagaimana suatu negara terbentuk serta berasal dari manakah kekuasaan yang
muncul sebagai penjalan dari adanya negara. Teori ini dapat dikatakan merupakan
teori yang paling relevan untuk menjelaskan bagaimana suatu negara yang diidealkan
dapat terbentuk. Karena teori ini menjelaskan perolehan kedaulatan dan legitimasi
rakyat oleh suatu negara didapat dari adanya kesepakatan atau perjanjian antara sang
penguasa dan yang dikuasai, dimana yang dikuasai menyerahkan beberapa hak yang
dimilikinya untuk diatur oleh sang penguasa demi terbentuknya suatu negara yang
diidamkan. Teori kontrak sosial muncul dan berkembang dengan sangat dipengaruhi
oleh perkembangan yang ada pada abad Pencerahan dimana pada masa ini ditandai
dengan munculnya rasionalisme dan humanisme pemikiran manusia yang ajaran ini
menempatkan manusia sebagai penentu sistem (subyek sistem) serta pengatur
dinamika kehidupan. Dengan munculnya pemikiran seperti ini, menandai mulai
munculnya kesadaran bahwa manusia merupakan sumber kekuasaan yang
menginsyaratkan bahwasanya sudah sejak lama manusia berhasrat untuk
menciptakan, mengelola serta memilihara kehidupan sosial politik dengan kuat dan
gagasan ini masih sangat dipertahankan dengan benar hingga saat ini.
Bila kita tilik secara komprehensif, kemuculan Abad Pencerahan merupakan
sebuah kritik serta perbaikan atas zaman sebelumnya dimana ilmu pengetahuan serta
gagasan yang muncul pada Renaissance tidaklah murni lahir pada zaman ini.
Beberapa pemikiran yang dikatakan muncul pertama kali pada abad Renaissance
sudah ada sejak abad pertengahan, hanya saja mengalami beberapa pembaharuan dan
penegasan. Termasuk Teori Kontrak Sosial yang pada zaman sebelumnya sudah
sedikit diulas secara samar oleh Thomas Aquinas. Pada masa Reinassance, nilai-nilai
kebebasan (liberal) sangat dijunjung tinggi sehingga melahirkan banyak pemikiran
yang dijadikan landasar berpikir filsuf pada saat itu. Dalam penjelasan tentang
terbentuknya sebuah negara dimana didapatkannya sumber kekuasaan dari rakyat
dengan cara adanya kesepakatan penyerahan sebagian hak yang dimiliki yang
dikuasai pada sang penguasa yang pada akhirnya disebut sebagai Teori Kontrak
Sosial, terdapat kesamaan gagasan antara John Locke dan Rosseau. Tetapi dalam
fase analisis mereka, terdapat beberapa perbedaan dalam konsep kontrak sosial yang
disebabkan oleh beberapa faktor walaupun sama-sama mendasarkan analisisnya pada
manusia sebagai subyek serta sumber kekuasaan negara. Perbedaan analisis yang
muncul disebabkan oleh langkah analisis mereka tentang bagaimana kewenangan itu
diambil, siapa yang mengambil dari apa atau siapa serta bagaimana penggunanaan
kewenangan tersebut hingga pada akhirnya perbedaan analisis yang dihasilkan
bersifat sangat fundamental.
Selain terdapat perbedaan dari segi analisis teori kontrak sosial, hasil
pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir juga sangat dipengaruhi oleh latar
belakang kondisi sosial yang membentuk pemikirannya serta kepentingan-
kepentingan pemikir yang diidealkan pada latar belakang sosial yang telah
dirundungnya.
Dalam menghasilkan pemikiran mengenai teori kontrak sosial, John Locke
(1632-1704) banyak juga dipengaruhi oleh kondisi politik semasa ia hidup yang
berada di bawah kekuasaan kerajaan despotik.. Dengan demikian Locke berasumsi
bahwasanya penguasa absolut tidak lain adalah manusia yang selalu berpotensi
terpengaruhi oleh sifat pemikiran kotor manusia pada umumnya serta dapat
memperburuk kondisi. Tetapi Locke juga hidup di tengah-tengah tumbuh suburnya
gagasan liberalisme sehingga melawan bentuk monarkhi absolut. Dan lebih berpihak
pada pada parlemen karena persamaan persepsi dan juga ikatan karir yang pada saat
itu bertentangan dengan kerajaan. Oleh karena itu, John Locke dijuluki sebagai
Bapak Liberalisme karena mennetang adanya kekuasaan monarkhi absolut dan
mendukung adanya kebebasan individu.
Secara umum, terdapat persamaan keberangkatan asumsi yang masing-
masing diajukan oleh Rousessau dan Locke yang walaupun demikian tetap
menghasilkan pemikiran tentang kontrak sosial yang berbeda. Persamaan itu adalah
mereka berdua sama-sama memulai analisisnya dari konsep kodrat manusia,
kemudian konsep kondisi ilmiah, hak alamiah serta hukum alamiah.
A. John Locke1
John Locke adalah seorang filsuf sekaligus pemikir yang lahir pada medio 1632.
Dia hidup di tengah gejolak dua revolusi. Revolusi Puritan 1648 membawa
kesadarannya bahwa agama dijadikan sebagai kendaraan politik dalam menguasai
suatu pemerintahan. Revolusi Kejayaan 1688 menjadi titik tolak pemikirannya
tentang manusia dan dunia. Dia mulai memahami apa yang dibutuhkan manusia
dalam menjalani hidup. Keterpenuhan hak asasi manusia dan suatu sistem yang
menjamin adanya hak asasi tersebut adalah inti dari teori kontrak sosial Locke.
Menurut Wijaya (2013), hak-hak yang terampas dari kehidupan manusia adalah hak
untuk memiliki hidup, bebas, properti, dan kesehatan. Kontrak sosial yang dijalankan
oleh suatu pemerintahan harus melindungi hak-hak tersebut. Locke juga
menyaksikan pertentangan antara urusan pemerintahan dan agama semakin
meruncing. Dia merasa hal tersebut sebagai kekacauan utama masyarakat. Dia
percaya bahwa cara yang mungkin dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini
adalah dengan mengembalikan urusanmereka pada hakikatnya. Di satu sisi,
pemerintah berhubungan dengan urusan publik seperti bagaimana mengatur
masyarakat atau melindungi masyarakat. Sedangkan di sisi yang lain urusan gereja
merujuk pada urusan batiniah antara seseorang dengan tuhannya. Locke memper-
1
Sub-bab ini dikembangkan dari artikel penulis berjudul “John Locke dalam Demokrasi” yang
dipublikasikan di Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol.8, No.1, (2014): 13-24
timbangkan bahwa seseorang pasti memiliki keinginan sendiri-sendiri; sehingga
dibutuh-kan kontrak sosial untuk melindungi kepemilikan dan kebebasan rakyat. Dia
percaya bahwa kontrak sosial dipercaya adalah satusatunya jalan dalam menuju
masyarakat beradab. Kontrak sosial adalah legitimasi otoritas politik untuk
membatasi kewenangan setiap subjek dan hak dari setiap penguasa dari seluruh
manusia yang secara alamiah terlahir bebas dan setara (Lessnoff, 1990:2).
Ujaran tersebut tentu dapat dipahami jika melihat perkembangan manusia dan
masyarakat di permulaan kehidupan. Manusia mulai berkumpul dan membentuk
suatu komunitas. Dalam komunitas tersebut akan dipilih pemimpin sebuah
komunitas yang biasanya disebut ketua atau kepala suku. Kepala suku ini yang
kemudian menjalankan ketiga fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam politik
modern. Walaupun demikian jika melihat perkembangan Indonesia terlihat
kerumitan dalam menentukan apakah bangsa atau negara terlebih dahulu karena para
pendiri bangsa berpijak pada kebangsaan Indonesia hadir atas reaksi pada negara
kolonial (Hindia-Belanda) yang berarti tanpa disadari lebih dahulu terdapat negara
kemudian bangsa. Sangat membingungkan bagi masyarakat umum jika memahami
gagasan Locke tentang pemerintah khususnya jika berkaitan dengan commonwealth
dan dominions (kedua konsep yang dimaksud oleh Locke ini berbeda dengan apa
yang dipahami saat ini. keduanya merujuk pada pemerintahan di pusat dan di
koloni). Pada abad ke-17, proses kolonialisme Inggris di Amerika mengalami
penyesuaian dan percampuran antara teori konstitusi dan praktik kolonialisme. Locke
sendiri juga berpartisipasi dalam proses tersebut sebagai salah satu sekretaris
informal dari pemilik tanah di koloni Carolina bidang perdagangan (Hsueh,
2002:427-429).
Pengalamannya kemudian dituangkan dalam the Fundamental Constitutions
of Carolina pada tahun 1669. Esai tersebut menjelaskan bagaimana cara membentuk
pemerintahan perwakilan yang mengakomodir rakyat untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan dan masyarakat koloni dapat dikontrol oleh pemilik tanah yang
bermukim di Inggris (Locke, 1669).
Para pemilik tanah di Carolina membuat hukum dan struktur sosial yang
sesuai sehingga dapat menjamin kehidupan yang layak bagi setiap insan dan mengisi
semua posisi eksekutif setelah menandatangani beberapa dokumen. Pemerintahan
baik di pusat ataupun di koloni bertugas untuk melindungi property rakyat dan
pelaksanaan pemerintahan berdasarkan hukum yang telah ditegakkan oleh para
pendiri negara. Locke (1691:273) berargumen bahwa:
“It may employ all that power in making laws for the community from time to time,
and executing those laws by officers of their own appointing”
“Governments cannot be supported without great charge, and it is fit everyone who
enjoys his share of the protection, should pay out of his estate his proportion for the
maintenance of it. But still it must be with his consent, i.e. the consent of the
majority, giving it either by themselves, or their representatives chosen by them: for
if any one shall claim a power to lay and levy taxes on the people”
Sebagai pakar serta penaruh pondasi demokrasi dan liberal, John Locke
sukses menancapkan banyak pemikirannya di Inggris serta menginspirasi banyak
Founding Fathers Amerika. Sama halnya dengan Thomas Hobbes, ia memulai
pemikirannya dengan apa yang disebut sebagai kondisi alamiah (state of nature),
dimana manusia pada dasarnya memiliki kebebasan serta kemerdekaan dan hidup
bersama tanpa adanya otoritas politik. Yang berarti bahwasanya manusia bebas dari
segala macam otoritas dan kekuatan prioritas di muka bumi. Seperti halnya Thomas
hobbes yang terinspirasi oleh pemikiran Frans Bacon tentang otoritarianisme yang
memang semasa hidupnya merupakan bentuk solusi kekuasaan yang paling sesuai,
John Locke juga terinspirasi oleh pemikiraan Sir Robert Filmer (1588-1653) dan
Rene Descrates tentang teori ciptaan Tuhan akan kebajikan kodrati yang terdapat
pada diri manusia dalam kondisi alamiah. Dalam hal ini, manusia lahir secara
alamiah dan hidup secara bebas dan tidak saling mengacau berdasarkan kebajikan
kodrati. Kebajikan kodrati yang dimaksud adalah larangan untuk merusak dan
menghapuskan kehidupan, kebebasan, dan harta milik orang lain.
Dari penjelasan tentang kontrak sosial John Locke tersebut, sangatlah jelas
disebutkan bahwasanya sumber kewenangan yang diberikan trustor pada trustee
tidak lain adalah kewengan dari masyarakat itu sendiri. Dimana kepatuhan politik
masyarakat akan berjalan ketika kewenangan masih dipercayakan pada trustee.
Sehingga pemerintah tidak mempunyai cukup kewenangan untuk dapat memerintah
rakyat serta menjalankan fungsi kenegaraan. Dalam kontrak sosial Locke terdapat
beberapa sifat kontrak sosil yang perlu dicatat. Pertama, prinsip di balik yang
menggerakkan persetujuan bukanlah rasa takut akan kehancuran, akan tetapi
keinginan menghindari dari gangguan keadaan alamiah. Kedua, indivudu tidak
menyerahkan hak-hak alamiahnya pada kelompok tersebut hak-hak subtansial akan
tetapi hanya hak untuk melakukan hukum alam. Ketiga, hak yang diserahkan oleh
individu bukan pada seorang atau kelompok tertentu tetapi kepada seluruh
komunitas.
Jean Jacques Rousseau lahir di Jenewa, Swiss, pada tanggal 28 Juni 1712.
Malang menimpa, tatkala ibunya hembuskan napas terakhir tak lama sesudah
melahirkannya. Ia diasuh oleh ayahnya yang kemudian yang kemudian menyerahkan
Rousseau pada pamannya, seorang pemuka agama yang kaya. Ia adalah seorang
pemikir yang hidup pada abad pencerahan (the Enlightment Age atau Aufklarung),
tatkala Perancis menjadi salah satu centre of civilization Eropa.7 Kehidupannya tidak
pernah tenang dan dapat dikatakan tidak berhasil, wataknya penuh pertentangan,
perasaannya mudah meledak, dan ia mudah menyerah pada wanita cantik.8
Filsafatnya ekstrim dan sekaligus luas, walaupun banyak orang mengkritiknya,
namun ia mempunyai pengaruh besar pada filsafat, kesusastraan, pendidikan, politik,
bahkan pada penghayatan di kemudian hari.9
Dengan adanya general will secara tidak langsung terbentuk kontrak sosial
dimana individu harus memberikan beberapa haknya kepada negara supaya tidak
terjadi konflik. Misalnya jika ada orang mencuri barang kita, kita tidak bisa memukul
dia karena kita tidak berhak untuk menyakiti dirinya, melainkan adanya badan
seperti polisi yang kita berikan hak untuk menghakimi mereka.
General will atau kehendak umum sebagai solusi dari Rousseau untuk
menciptakan pemerintahan yang lebih baik dibandingkan dengan society yang
corrupt. Seperti yang dikatakan Susan Dunn dalam bukunya.
‘‘To find a form of association that may defend and protect with the
whole force of the community the person and property of every associate,
and by means of which each, joining together with all, may nevertheless
obey only himself, and remain as free as before.’’ Such is the fundamental
problem of which the social contract provides the solution. (Susan, 2002:163)
https://www.academia.edu/28247809/KONTRAK_SOSIAL_HOBBES_LOCKE_ROUSSEAU_
https://www.academia.edu/4652137/
Teori_Kontrak_Sosial_Thomas_Hobbes_dan_John_Locke_Isnan
https://www.academia.edu/36021622/
PEMIKIRAN_JEANJACQUES_ROUSSEAU_17121778_TENTANG_KEHENDAK_UMUM_DAN_US
AHA_MENCARI_NEGARA_IDEAL_1