1
Hendra Nurtjahjo, Filsafat Demokrasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 30-31.
2
Lihat Deliar Noer, Pemikiran Politik Di Negara Barat,(Jakarta: CV Rajawali, 1982), hlm. 114.
Bandingkan dengan Jimly Asshiddiqie, Gagasan...Op., Cit, hlm. 11.
3
Dian Bakti Setiawan, Op., Cit, hlm. 37.
Tipe demokrasi yang ideal diwujudkan dalam derajat demokrasi yang
berbeda-beda pula. Demokrasi langsung adalah demokrasi dengan derajat yang relatif
paling tinggi. Demokrasi langsung ditandai oleh fakta bahwa pembuatan undang-
undang, dan juga fungsi eksekutif dan yudikatif yang utama, dijalankan oleh rakyat di
dalam pertemuan akbar atau rapat umum. Pengorganisasian semacam itu hanya
mungkin dalam masyarakat-masyarakat kecil dan di bawah kondisi sosial yang relatif
sederhana. Di dalam demokrasi langsung pun seperti yang kita jumpai diantara suku-
suku bangsa Jerman dan Romawi Kuno, prinsip demokrasi yang terbatas. Sama sekali
tidak semua warga masyarakat mempunyai hak untuk turut serta dalam pembahasan
dan keputusan-keputusan dari majelis rakyat. Anak-anak kaum wanita, dan para
budak jika ada perbudakan tidak memiliki hak politik semacam itu. Pada saat perang,
prinsip demokrasi harus menyerah kepada prinsip yang benar-benar otokratis: setiap
orang tanpa syarat harus patuh pada pemimpin.4 Namun seiring perkembangan sejarah
politik, hal tersebut bergeser menuju paham demokrasi (kedaulatan rakyat).
4
Lihat Hans Kelesen, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar ilmu hukum normatif sebagai
ilmu hukum Deskriptif-Empirik) alih bahasa Somardi, (Jakarta: BEE Media, 2007), hlm. 351. Buku ini
terjemahan dari buku Kelsen dengan judul asli General Theory Of Law and State
5
W. Friedmann, Op. Cit., hal.77.
d. Jean Jacques Rousseau hidup pada abad ke-18. Menurut pendapat nya,
individu menyerahkan hak-haknya kepada negara untuk dilindungi.
Kemudian, negara harus melindungi dan mengembalikan hak-hak warga
negara. Oleh karena itu, penguasa dibentuk berdasarkan kehendak rakyat. Hal
ini melahirkan sebuah negara demokrasi (kedaulatan rakyat).
6
M. Iwan Satriawan dan Siti Khoiriah, Ilmu Negara, cetakan pertama, Rajawali Pers, Jakarta,
2016, hlm. 59.
DAFTAR PUSTAKA
Albertho, Pelangi Mangu. Negara Sebagai Penjamin Hak Asasi Manusia Perspektif John
Locke (Skripsi) (Kupang: Fakultas Filsafat UNWIRA. 2010):66-67.
Hans Kelesen, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar ilmu hukum normatif sebagai
ilmu hukum Deskriptif-Empirik) alih bahasa Somardi, (Jakarta: BEE Media,
2007):351.
M. Iwan Satriawan dan Siti Khoiriah, Ilmu Negara, cetakan pertama, Rajawali Pers, Jakarta,
2016:59.