Anda di halaman 1dari 7

Materi 5

1. menjelaskan pengertian Negara demokrasi


2. menjelaskan nilai-nilai demokrasi
3. menjelaskan landasan pengembangan demokrasi
Drs. H. Kamaluddin, SH., M.Pd
A. SEJARAH DEMOKRASI
1. Demokrasi lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan Negara dan hukum,
yang dipraktikkan antara abad ke 6 SM sampai abad ke 4 Masehi. Demokrasi yang
dipraktekkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung. Penduduk tidak lebih dari
300.000 orang.
2. Yang unik dari demokrasi Yunani adalah ternyata hanya kalangan tertentu saja (warga
Negara resmi) yang dapat menikmati dan menjalankan sistem demokrasi awal tersebut.
Sementara masyarakat berstatus budak, pedagang asing, perempuan dan anak-anak tidak
bisa menikmati demokrasi.
3. Demokrasi Yunani Kuno berahir pada abad
pertengahan. Pada masa ini masyarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal.
(Bangsawan)
4. Demokrasi tumbuh kembali di Eropa menjelang akhir Abad Pertengahan di tandai oleh
lakhirnya Magna Charta (Piagam Besar) di Inggris. Magna Charta adalah suatu piagam
yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John Inggris. Dalam Magna
Charta ditegaskan bahwa Raja mengakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus
bawahannya. Terdapat dua hal yang sangat mendasar pada Piagam ini: (1) Adanya
pembatasan kekuasaan raja (2) Hak asasi manusia lebih penting dari pada kedaulatan
raja.
5. Gerakan pencerahan (renaissance) dan reformasi. Renaissance merupakan gerakan yang
menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno. Sebagai Ahli, salah
satunya sejarawan Philip K. Hitti, menyatakan bahwa gerakan pencerahan di Barat
merupakan buah dari kontak Eropa dengan dunia Islam yang ketika itu sedang berada
pada puncak kejayaan peradaban dan ilmu pengetahuan. Para Ilmuwan Islam pada masa
itu, seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al-Razi, Al-Kindi, Umar Khayan, Al- Khawarizmi
tidak saja berhasil mengembangkan pengetahuan Parsi Kuno dan warisan Yunani Kuno,
melainkan berhasil pula menjadikan temuan mereka sesuai dengan alam pikiran Yunani.
Rasionalitas Islam memiliki sumbangasih tidak sedikit terhadap kemunculan kembali
tradisi berdemokrasi Yunani.
B. PENGERTIAN DEMOKRASI

1. Asal Kata Demokrasi


Istilah demokrasi berasal dari perkataan Yunani demokratia, arti pokok Demos =
rakyat; kratos = kekuasaan; jadi kekuasaan rakyat, atau suatu bentuk pemerintahan
Negara, dimana rakyat berpengaruh di atasnya, singkatnya, adalah pemerintahan rakyat.
2. Pengertian Umum Demokrasi
Pengertian umum pada waktu sekarang ialah bahwa demokrasi itu juga diartikan
sebagai perbandingan “separuh + satu. Jadi golongan mana telah memperoleh suara
paling sedikit separoh + satu suara, maka menanglah golongan ini atas golongan lain.
Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologi adalah:
a. Josep A.Schmeter.Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan
cara perjuangan kompetitif atau suara rakyat.
b. Sidney Hook. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan pemeintah yang
penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
c. Menurut Alfian. Demokrasi adalah kedaulatan politik itu berada di tangan rakyat.
d. Abram Lincoln. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. (government of the people, by the people, and for the people)

C. MACAM-MACAM DEMOKRASI
Ada beberapa prinsip penggolongan demokrasi yaitu:
1. Prinsip historis/sifat penyaluran aspirasi
a. Demokrasi langsung
Jenis demokrasi ini lahir pertama kalinya di negar kota (polis) Atena yang jumlah
pendududknya sangat terbatas. Karena itu mereka atau warga Negara yang berusia 18
tahun keatas wajib menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh pemerintah sehingga
dalam kesempatan rapat-rapat tersebut penduduk dapat secara langsung menyalurkan
pendapat, keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah/penguasa
b. Demokrasi tidak langsung
Jenis demokrasi seperti ini di sebut juga demokrasi perwakilan atau Demokrasi
palementer. Demokrasi dengan system perwakilan ini muncul sebagai akibat dengan
semakin bertambahnya populasi penduduk dengan luas wilayah Negara yang besar.
Disamping terbatasnya fasilitas penampungan dan lain-lain.

D. NILAI-NILAI DEMOKRASI
Kebebasan dalam demokrasi sesungguhnya bukan merupakan sebuah kebebasan
yg mutlak, melainkan kebebasan yg memiliki koridor dan batasan,termasuk dibatasi oleh
kebebasan yg dimiliki orang lain
1. Kebebasan menyatakan pendapat. Melalui (media massa, buku, karya seni, maupun
melalui wakil-wakilnya yang duduk di parlemen).
2. Kebebasan Berkelompok (organisasi)
3. Kebebasab Berpartisipasi :
a. Pemberian suara dalam pemilihan umum, baik memilih anggota DPR maupun
pemilihan presiden.
b. Kontak/hubungan dengan pejabat pemerintah.
c. Sistem politik bekerja lebih baik
d. Mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik.
e. Kesetaraan Antar-Warga. Tidak diskriminasi atas kelompok etnis, bahasa, daerah, atau
agama tertentu.
f. Kesetaraan Gender. Kedudukan laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di
depan hukum .
g. Kedaulatan Rakyat. Hal ini berarti bahwa rakyat berdaulat dalam menentukan
pemerintahan.
h. Rasa Percaya (Trust). Kepercayaan sifatnya mendasar dalam demokrasi.
i. Kerja sama. Kerja sama bukan berarti menutup muculnya perbedaan pendapat antar-
individu dan antar kelompok
j. Pertumbuhan Ekonomi. Pertambahan jumlah kelas menengah di harapkan akan
mendorong perkembangan nilai-nilai demokrasi.
k. Pluralisme. Dalam masyarakat plural setiap orang dapat bergabung dengan kelompok
yang ada.
l. Negara dan Masyarakat. Demokrasi dengan sulit berkembang dalam tradisi Negara kuat
karena kecenderungan Negara kuat ialah melakukan represi terhadap kekuatan tandingan
dari masyarakat.

E. PERKEMBANGAN DEMOKRASI PANCASILA


1. Periode tahun 1945 - 1949
Pada masa ini bengsa Indonesia belum bisa membenahi dirinya Hal itu
disebabkan oleh kesibukan perjuangan fisik untuk mempertahankan Negara Proklamasi
17 Agustus tahun 1945 karena adanya usaha pemerintahan Kolonial Belanda yang
dengan bantuan sekutu-sekutunya ingin kembali menguasai/menjajah rakyat Indonesia.
Ketegangan politik tidak di beri kesempatan untuk membentukMPR,DPR,DPA.BPK dan
MA. Demikian pula halnya dengan lembaga-lembaga pemerintahan di daerah-daerah.
Demokrasi Pancasila yang dikehendaki oleh UUD 1945 belum terlaksana sebagaimana
mestinya.
2. Periode Tahun 1949 – 1950
Selama masa antara tahun 1949-1950 (tepatnya tanggal 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agustus 1950) berlaku konstitusi RIS (Konstitusi yang disusun di Den
Haag pada saat Konverensi Meja Bundar (KMB) sedang berlangsung). Konstitusi ini
dapat dipandang sebagai konstitusi ciptaan pemerintah Kolonial Belanda untuk memberi
dasar hukum kepada Negara boneka ciptaannya yang dipaksakan kepada bangsa
Indonesia dengan nama Negara Republik Inonesia Serikat (RIS).
Bentuk Negara seperti tersebut diatas, karena tidak sesuai dengan jiwa dan
aspirasi rakyat Indonesia sehingga masa hidupnya berlangsung sangat singkat (7 bulan, 3
minggu). Proses berakhirnya Negara RIS ditandai dengan tindakan penggabungan diri
dari Negara-negara bagian RIS dengan Negara kesatuan RI Yogyakarta. Untuk
menampung keinginan rakyat yang menghendaki bentuk Negara kesatuan maka
disusunlah UUD S 1950 yang mulai berlaku pada 17 Agustus 1950.
3. Periode Tahun 1950 – 1959
a. UUD Sementara 1950 adalah konstitusi hasil kompromi antara tokoh-tokoh bangsa
Indonesia pencinta persatuan dan kesatuan bangsa di satu pihak dengan antek-anter
pemerintah Kolonial Belanda di pihak lain, termasuk tokoh-tokoh ekstrim lainnya. Hal
ini dapat dibuktikan melalui proses pelaksanaan UUD S 1950 yang berlangsung dari
tahun 1950-1959. Oleh karena konstitusi ini merupakan hasil kompromi, jadi meskipun
dalam mukaddimahnya tercantum rumusan sila-sila Pancasila namun dalam praktek
demokrasi selama kurun waktu 1950-1959, ternyata bukanlah demokrasi
Pancasila dengan asas musyawarah mufakat yang berlaku, melainkan yang
berlaku adalah demokrasi liberal dengan semangat adu kekuatan untuk mencari siapa
yang menang dan siapa yang kalah.
Keadaan ini kelihatan dengan jelas dalam sidang-sidang Konstituante (hasil
pemilu 1955) yang berlangsung dalam suasana yang penuh ketegangan dan bukan
suasana kekeluargaan. Akibatnya, lembaga ini gagal melaksanakan missinya bahkan
menjadi penyebab terancamnya keselamatan bangsa dan Negara.
b. Menghadapi keadaan keselamatan bangsa/Negara yang semakin terancam, Bungkarno
bersama tokoh-tokoh pencinta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia segera
mengambil langkah-langkah tindakan penyelamatan bagi bangsa dan Negara Proklamasi
17 Agustus 1945. Bentuk tindakan yang disepakati dan perlu dilakukan segera ialah
Dekrit Presiden yang dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 1959 dengan tujuan/sasaran antara
lain dalam hal ini, kembali kepada UUD 1945.
c. Periode Tahun 1959 – 1965
Kurun waktu antara tahun 1959-1965 adalah masa berlakunya UUD dekrit yaitu UUD
1945 yang berlaku kembali berdasarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selama kurun waktu
tersebut demokrasi yang berlaku adalah demokrasi terpimpin yang secara konsepsional
berarti “demokrasi atau pemerimtahan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.” Dari bunyi formulasinya tergambar kesan bahwa
makna demokrasi terpimpin pada dasarnya sama atau identik dengan makna demokrasi
Pancasila.
Di pihak lain tampak pula bahwa kekuatan-kekuatan sosial politik lainnya seperti PNI,
NU, Parkindo, da lain-lain tidak berdaya mengimbangi pengaruh PKI dalam banyak segi
kehidupan. Kondisi politik seperti ini menimbulkan kerawanan yang mengancam
kelestarian falsafah Pancasila. Kelembagaan Negara, berdasarkan UUD 1945 seperti
MPRS, DPAS, dan seterusnya. Dalam kedudukan sementara seperti itu, lembaga-
lembaga tersebut tidak berdaya apa-apa dan senantiasa terancam untuk dibukarkan
dengan dalih kontra revolusi dan lain-lain.
d. Pembentuk kekuatan sosial politik baru dengan nama Sekretariat Bersama Golongan
Karya (Sekber Golkar) yang kemudian berubah namanya menjadi Golongan Karya
(Golkar). Institusi ini didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 di tengah-tengah situasi
politik nasional yang tidak menentu karena pengaruh dan dominasi PKI yang semakin
menonjol. Tujuan utama dari Sekber Golkar ialah membelan menyelamatkan,
mempertahankan dan mengamalkan Pancasila, UUD 1945 sarta Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
e. Peranan dan pengaruh PKI dalam tata pemerintahan RI mencapai titik kulminasinya
dengan ditandai oleh peristiwa penghianatan G.30 S/PKI tahun 1965 akan tetapi berkat
jiwa/semangat Pancasila yang membara dikalbu rakyat dan ABRI maka peintiwa
penghianatan yang terkutuk itu dapat digagalkan pada tanggal 1 Oktober 1965, di bawah
pimpinan Mayor Jenderal Soeharto. Dengan demikian yang berkembang di Indonesia pun
hanyalah demokrasi Pancasila yang adalah demokrasi asli Indonesia.
f. Periode Tahun 1966 - 1989
Pada saat menghadapi peristiwa G.30 S/PKI, tujuan tujuan tersebut diatas tadi
menjelma menjadi faktor pendorong dan membakar semangat rakyat bersama ABRI
dalam perjuangan menggagalkan peristiwa penghianatan tersebut yang selanjutnya diikuti
pula dengan tindakan penumpasan PKI/Komunis di Indonesia hingga ke akar-akarnya.
Tujuan tersebut tadi juga kemudian menjelma menjadi komitmen masa orde baru yang
dikumandangkan pada tahun 1966 dengan formulasi:”Laksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan Konsekwen”. Pada masa presiden Suharto demokrasi Pancasila
tidak dijlankan, karena kepemimimpinanya bersifat otoriter sehingga pemusatan
kekuasaannya ada di Jakarta dan birokrasi yang berbelit-belit.

Anda mungkin juga menyukai