Anda di halaman 1dari 7

MATERI P5 TEMA SUARA DEMOKRASI

AKTIVITAS 1

1. Dasar Hukum Demokrasi


Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “Kedaulatan
adalah di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.

2. Prinsip Demokrasi di Indonesia


Demokrasi dan kebebasan sering dipakai secara timbal balik, padahal
keuanya tidak sama. Sebagai suatu konsep, demokrasi adalah seperangkat
gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang juga mencakup seperangkat
praktek yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku.
Pendeknya demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan.
Makna Asas pemilihan umum (Pemilu) Luber Jurdil:
a. Asas langsung
Dalam Pemilu memastikan bahwa rakyat sebagai pemilih memiliki hak
untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak
hati nuraninya, tanpa perantara.
b. Asas Umum
Sementara itu, asas umum dalam Pemilu menjamin kesempatan yang
berlaku menyeluruh bagi semua warga negara yang memenuhi
persyaratan sesuai undang-undang. Pemilihan yang bersifat umum
memastikan bahwa tidak ada diskriminasi berdasarkan suku, agama,
ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan, dan status sosial.
c. Asas bebas
Asas bebas memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan
dalam menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.
Dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya
agar dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan
kepentingannya.
d. Asas rahasia
Pemilu juga mengikuti asas rahasia, di mana pemilih yang memberikan
suaranya dipastikan bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak
mana pun dan dengan cara apa pun. Pemilih memberikan suaranya pada
surat suara dengan kerahasiaan yang terjamin.
e. Asas jujur
Selanjutnya, asas jujur mengharapkan bahwa setiap penyelenggara
Pemilu, aparat pemerintah, peserta Pemilu, pengawas Pemilu, pemantau
Pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
Pemilu harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
f. Asas adil
Terakhir, asas adil menjamin bahwa setiap pemilih dan peserta Pemilu
akan diperlakukan secara sama dan bebas dari kecurangan pihak mana
pun dalam penyelenggaraan Pemilu.

3. Sejarah Demokrasi Internasional dan Demokrasi di Indonesia


a. Sejarah Demokrasi Dunia (Internasional)
Secara pengertian, demokrasi itu artinya kekuasaan rakyat. Diambil
dari bahasa Yunani, demos artinya rakyat, dan kratos artinya kekuatan atau
kekuasaan. Konsep ini tidak serta merta datang, tetapi menjadi buah dari
perkembangan kehidupan dan pemikiran manusia. Demokrasi juga menjadi
wujud dari apa yang diinginkan masyarakat, tentang hidup di sebuah
negara dengan sistem pemerintahan yang adil, sejahtera, dan
terpenuhi segala haknya.
Demokrasi pertama kali diterapkan di kota Athena, pada masa
Yunani Kuno. Yaa diperkirakan pada abad ke 4 Sebelum Masehi
(SM) sampai abad ke 6 SM. Saat itu, Athena menerapkan
konsep demokrasi langsung, yaitu ketika keputusan-keputusan politik
dijalankan oleh seluruh warga negara. Akan tetapi, warga negara yang
dimaksud dan memiliki hak mengambil keputusan politik itu, hanyalah
warga Yunani yang memiliki kasta tinggi. Sedangkan pedagang asing,
rakyat jelata, bahkan budak-budak yang dibeli, tidak memiliki hak
tersebut.
Pada abad ke 6 SM sampai kira-kira abad ke 15 SM, negara-negara
di Eropa pun mulai ikut menerapkan sistem demokrasi. Asal mula
lahirnya sistem demokrasi di Eropa, berasal dari keinginan masyarakat
jelata dan juga para budak yang ingin membebaskan diri sistem
pemerintahan yang berlaku pada masa itu.
Sebelum demokrasi, kebebasan di Eropa sangatlah dibatasi. Pada
masa itu, sebelum akhirnya demokrasi diterapkan, sistem
pemerintahannya masih menerapkan perbudakan,
dan Lord atau Tuan lah yang harus selalu dihormati.
Nah, negara-negara Eropa yang mulai menggunakan sistem ini adalah
negara-negara pecahan dari Uni Soviet, khususnya Eropa bagian barat.
Salah satu yang mempengaruhi perkembangan demokrasi di Eropa
adalah Magna Charta atau piagam besar. Magna Charta muncul di
Inggris pada 12 Juni 1215.
Jadi, Magna Charta ini muncul setelah terjadi perselisihan antara
Paus beserta kaum gereja dengan raja. Faktor munculnya perselisihan
itu, karena terjadinya pemberlakuan hak dan keinginan raja yang harus
didasarkan pada hukum yang legal. Maka muncullah Magna Charta
tersebut.
Meskipun menjadi pemicu lahirnya demokrasi di negara-negara
Eropa, Magna Charta ternyata tidak memiliki dampak yang besar bagi
masyarakat kalangan bawah. Hal itu dikarenakan, sistem yang berlaku
hanya untuk para bangsawan dan raja saja.
Dalam perkembangannya, sistem demokrasi memang beberapa kali
mengalami guncangan. Seperti yang terjadi pada abad 20. Saat itu,
sekitar tahun 1917 setelah terjadi Revolusi Rusia, demokrasi liberal
sempat diterapkan. Namun, beberapa tahun kemudian terjadi depresi
besar-besaran yang berdampak besar pada sistem ekonomi, dan
tentunya mempengaruhi sistem sosial dan politik.
Saat itulah demokrasi menghadapi guncangan yang begitu keras di
beberapa negara. Sampai akhirnya, pada tahun 1930-an, para diktator
mulai menguasai Eropa dan Amerika Latin. Namun, kekuasaan
pemerintahan diktator tersebut tidak berlangsung lama. Hingga perang
dingin berakhir pada tahun 1970-an, negara-negara yang dipimpin para
diktator, berhasil dikalahkan.
Nah setelah masa-masa kelam itu, banyak negara-negara di Eropa
dan Amerika mulai kembali menerapkan sistem demokrasi yang lebih
liberal. Kiranya itu terjadi pada tahun 1980-an. Kemudian pada tahun
1990-an sampai 2000-an, sistem demokrasi liberal mulai dianut oleh
banyak negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika Latin, Eropa
Timur, juga sebagian negara Arab, Afrika dan Asia Tengah.
Jumlah negara yang menerapkan sistem demokrasi pun terus
bertambah, mengingat keberhasilan beberapa negara dalam
menjalankan sistem ini. Sampai pada tahun 2000-an, hampir 70%
negara di dunia menerapkan sistem demokrasi.

b. Sejarah Demokrasi Indonesia


Salah satu negara yang masih menerapkan sistem demokrasi di abad ke 21
ini adalah Indonesia. Indonesia sudah menerapkan sistem demokrasi setelah
terbebas dari penjajahan Jepang dan Belanda. Konsep demokrasinya pun
sempat berganti-ganti, bermula dari demokrasi parlementer,
kemudian demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Nah,
demokrasi pancasila juga memiliki beberapa bidang, yaitu bidang
ekonomi, dan bidang kebudayaan nasional.
Pada bidang ekonomi, pemerintah menjamin tegaknya prinsip
keadilan sosial dalam terwujudnya hak-hak ekonomi masyarakat.
Dengan begitu, bentuk-bentuk hegemoni kekayaan alam serta sumber-
sumber ekonomi haruslah ditolak oleh pemerintah, agar seluruh
masyarakat dapat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan
kekayaan negara.
Kalau bidang kebudayaan nasional, pemerintah menjamin
tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat mengembangkan keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia. Dengan begitu, kekayaan budaya
Indonesia dapat dipertahankan dan dapat terus dikembangkan. Karena,
banyak nilai positif yang terkandung di dalam kemajemukan budaya
Indonesia, yang dapat membuat masyarakat terus berkembang dan
sejahtera.

4. Bentuk-bentuk demokrasi
1. Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung berarti penyaluran kekuasaan rakyat
dalam sebuah pemerintahan secara tidak langsung, yang berarti
rakyat memilih perwakilan baginya yang bisa melaksanakan
kebijakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan rakyat tersebut.
Salah satu contoh paling umum dari demokrasi tidak langsung adalah
bagaimana masyarakat memilih anggota DPR/DPRD di daerah dan
Indonesia sebagai perwakilan bagi suara dan aspirasi yang tidak bisa
disampaikan secara langsung.
2. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung artinya rakyat berpartisipasi secara langsung
dalam menyalurkan kekuasaan rakyat, sebagai kekuasaan tertinggi
di dalam sistem demokrasi. Dalam demokrasi langsung bisa
dilakukan dengan musyawarah langsung dengan rakyat mengenai
kebijakan dan hukum yang akan diberlakukan dalam komunitas.
3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila menekankan pada musyawarah bermufakat,
sebagai negara dengan budaya musyawarah atau perundingan untuk
menciptakan sebuah kesepakatan. Demokrasi Pancasila menekankan
pada keadilan sosial, yang bertujuan agar rakyat dilihat sebagai
sebuah kesatuan kekuasaan yang bersifat variatif dan tidak
setimpang.
4. Demokrasi presidensial
Dalam demokrasi presidensial, rakyat bisa memilih presiden dan
wakil presiden sebagai pelaksana tertinggi bidang eksekutif, yang
melaksanakan hukum dan UU, serta bersama dengan legislatif
menciptakan UU dan Anggaran kebutuhan negara. Maka, demokrasi
presidensial merupakan salah satu hal yang krusial, bagi sebuah
negara dan rakyat untuk menentukan masa depan negara.
5. Demokrasi Liberal
Secara etimologis, demokrasi liberal berarti bagaimana sistem
demokrasi memberi kebebasan individu bagi rakyat. Artinya, rakyat
bebas untuk melakukan dan menentukan nasibnya sendiri, tanpa ada
campur tangan negara. Namun, demokrasi liberal tetap menekankan
pada pembatasan dari kebebasan itu adalah kebebasan (hak) orang
lain juga.
6. Demokrasi Parlementer
Demokrasi parlementer juga mempunyai sistem yang identik dengan
demokrasi presidensial. Artinya, rakyat memiliki kekuasaan untuk
menyampaikan aspirasinya melalui parlemen atau DPR, anggota DPR
mewakili berbagai daerah, yang memiliki aspirasi yang bervariasi,
oleh karena itu, demokrasi parlementer merupakan salah satu
bentuk demokrasi yang paling dasar dalam pengaplikasiannya.
7. Demokrasi terpimpin
Meskipun demokrasi berarti kekuasaan yang ditumpu pada rakyat,
ada jenis demokrasi yang memiliki kesan otoriter, walau sebenarnya
tidak identik dengan sistem otoriter. Demokrasi terpimpin adalah
sistem dimana rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi,
memilih perwakilan baginya, namun hanya pada pemimpin pusat.
Walau tidak bisa dikategorikan sebagai sistem otoriter, namun bisa
berakhir pada sistem yang otoriter.

5. Pelaksanaan Demokrasi (Tata Cara Pelaksanaan Demokrasi Pancasila)


a. Tata cara pengambilan keputusan
Demokrasi pancasila berlaku cara-cara musyawarah untuk mufakat di
dalam meengambil keputusan. Musyawarah adalah cara untuk
merumuskan suatu hal dengan berdasakan kehendak rakyat untuk
mencapai keputusan. Mufakat adalah suatu yang telah di setujui
sebagai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil
musyawarah. Jadi musyawarah untuk mufakat ialah dalam mengambil
keputusan, berdasarkan kehendak orang banyak (rakyat) sehingga
tercapai kebulatan sebagai hasil dari musyawarah.
b. Pemilihan umum
Pemilihan umum di Indonesia diselenggarakan sebagai pelaksanaan dari
kedaulatan rakyat, sedangkan asasnya bersifat langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
c. Partisipasi Rakyat
Ini berarti, bahwa keinginan-keinginan rakyat tersebut disalurkan
melalui lembaga-lembaga perwakilan yang ada, yang di bentuk melalui
pemilihan umum yang demokrasi.
d. Landasan Hukum
Sumber-sumber hukum itu adalah sebagai berikut:
1. Proklamasi 17 Agustus 1945.
2. Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
3. UUD 1945.
4. SUPERSEMAR (Surat Perintah 11 Maret 1966)
Sumber-sumber hukum ini merupakan landasan atas lahirnya
peraturan-peraturan lainnya.
5. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata urutan itu adalah sebagai berikut:
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang
d. Peratuan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Presiden.
g. Peraturan-peraturan Pelaksanaan yang lainnya, seperti:
Peraturan/keputusan Menteri, dan lain-lain.
Demikian mengenai masalah tata peraturan perundangan dalam
sistem pemerintahan di Indonesia.

e. Demokrasi pancasila sebagai “Way of Life”


Di samping demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan, juga
merupakan “way of life” atau cara hidup dalam bidang pemerintah. Cara
hidup itu ialah suatu cara yang dianggap paling sesuai dalam rangka
terselenggaranya pemerintahan dengan teratur. Dalam hal ini
dikembangkan sustu cara yang semua orang akan menyertainya, karena
cara ini menjamin adanya ketertiban dalam hidup bernegara. Tertib
tetapi penuh dengan kedinamisan, karena dinamika itu merupakan suatu
ciri dari suatu masyarakat yang hidup dan demokratis.

Anda mungkin juga menyukai