Anda di halaman 1dari 12

1

Pemikiran Politik Barat


Pemikiran John Locke tentang State of Nature

Fauzia Fadila (1306384441)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Departemen Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2014
1

Bab I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Karya-karya Locke berhubungan langsung dengan kejadian-kejadian di Inggris yang
tragis dan ironis seperti perang saudara dan perang agama antara kaum protestan dan katolik.
Pada masa itu manusia saling membunuh sesamanya tanpa mempedulikan yang dibunuh itu
saudara atau bukan. Tragedi-tragedi yang ironis dan trategis tersebut memberikan banyak
pelajaran yang berharga sehingga Locke dapat memahami betapa pentingnya penghargaan
terhadap kebebasan, demokrasi, pembatasan kekuasaan dan toleransi beragama. Locke
merupakan orang yang menentang dengan gigih monarki absolut di Inggris karena dianggap
sangat bertentangan dengan prinsip civil society yang diyakininya. Karya-karya tulisannya
merefleksikan penentangannya terhadap kekuasaan absolut dan pembelaannya terhadap
kebebasan civil society karena mansia dilahirkan sederajat. Tidak ada manusia yang dilahirkan ke
dunia lebih baik dari manusia lainnya karena pada hakikatnya Tuhan memberikan kepada
manusia kesamaan kemampuan nalar, kesamaan keuntungan-keuntungan alamiah kekuasaan dan
juridikasi. Dengan kesamaan anugrah dari Tuhan itulah manusia itu menurut Locke sudah ada
sejak manusia berada dalam keadaan alamiah. 1
Tahun 1683 terjadinya konflik antara Locke dengan raja yang berkuasa, Locke dianggap
terlibat aksi pembrontakkan menumbangkan kekuaasaan raja Inggris dan penghujatan terhadap
agama. Tuduhan tersebut membuat Locke harus menggungsi ke Belanda. Mengungsi tidak
berarti membuat Locke berhenti berkarya melainkan tetap aktif menulis gagasan-gagasannya
sehingga dapat melahirkan Two Threatises of Government (1690) dan Some Thoughts
Concerning Education (1693). Karya-karya Locke ini dipergunakan untuk menjadi pedomanpedoman ilmu negara sampai saat ini.
I.II Pokok Permasalahan
1 Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum hlm,189
2

I.I.IBiografi John Locke dan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya


I.I.II

Apakah yang dimaksud dengan state of nature menurut John Locke

I.I.III Hal-hal yang menyebabkan state of nature John Locke berubah dari pemikiran awalnya ?
I.I.IV Kritik terhadap pemikiran state of nature John Locke

I.III Tujuan Penulisan


I.III.I Menjelaskan apa yang dimaksud state of nature menurut John Locke
I.III.II Menjelaskan hal-hal yang menyebabkan state of nature John Locke mengalami
perubahan
I.III.III Menjelaskan kritik-kritik terhadap teori state of nature John Locke

BAB II
3

Pembahasan
II.I Biografi John Locke
John Locke dilahirkan disekitar Bristol sebagai putra seorang sarjana hukum 29 Agustus
1632. Ketika tinggal di Westminster, Locke dididik oleh guru-guru yang berhaluan politik royalis
yang menjadi musuh kaum Puritan. Raja Charles digulungkan oleh kaum Puritan yang membuat
ia kemudian di eksekusi. Eksekusi ini membangkitkan simpati banyak kalangan muda termasuk
Locke terhadap kaum Royalis. Sosialisasi Locke dalam keluarga Calvinis (Puritan) dan pengaruh
kaum Royalis membuat Locke mampu mengambil manfaat dari keluarganya.2 Ketika berumur
20 tahun Locke memasuki Universitas Oxford dan mulai berkenalan dengan Edward Baghshawe
yang aktif mempropagandakan toleransi agama, kebebasan politik, dan hak-hak alamiah, suatu
gagasan yang kemudian dilekatkan dengan pada Locke.
Tokoh lain yang mempenagruhi pemikiran dan hidup Locke adalah Antony Ashley Cooper yang
dijumpainya di musim panas 1666. Antony Ashley Cooper atau yang terkenal dengan sebutan
Cooper adalah politisi liberal terkemuka dan juga pembela gigih toleransi agama dan kebebasan
individual. Selain Edward Baghshawe dan Cooper, pemikiran Locke juga dipengaruhi oleh
Shaftesbury yang memperkenalkan Locke dengan studi ekonomi dan melibatkannya mengelola
pemerintahan serta menumbuhkan minat Locke pada kajian teori-teori politik sehingga wawasan
intelektual Locke pun menjadi sangat luas.
Locke berhenti mengajar filsafat Aristoteles dan mulai memperlajari Descartes dan
metode Cartesian yang amat berbeda dengan aliran pemikiran yang diketahui sebelumnya. Ia
mendiskusikan berbagai persoalan filsafat dengan Shaftesbury dan koleganya yang lain. Dari
diskusi-diskusinya inilah ia mulai terdorong untuk menuliskan gagasan-gagasannya. Karyanya,
An Essay Conserning Human Understanding yang diselesaikannya 1687 dan dipublikasikan
pada tahun 1960 merupakan produk awal dari diskusi-diskusi dengan Shaftesbury dan kolegakoleganya. Sejak saat itu ia mulai terlibat dalam kegiatan politik Inggris.
2 Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, hlm 183
4

II.I State of Nature menurut John Locke


Pada abad ke 17 terjadi kemajun dalam bidang keilmuan. Perkembangan ilmu
pengetahuan di barat mendukung perkembagan-perkembangan di bidang filsafat dan politik.
Salah satu contoh dibidang politik yaitu parlemen tidak mengikat raja dan akan berdosa apabila
tidak menaati raja. Hal tersebut masuk kedalam keadaan alamiah. John Locke dalam bukunya
yang berjudul Two Treatises on Civil Government mengemukakan bahwa menusia merupakan
makhluk yang berakal yang setiap individunya memiliki property, property dalam arti Locke
meliputi nyawa, kehidupan, kemerdekaan, kehormatan dan harta benda. Setiap individu harus
melindungi property-propertynya sendiri. Hal ini tentu kurang memberikan jaminan yang cukup
kuat. Lantaran manusia bisa memikirkan kesukarannya dengan menggunakan akalnya yang
luhur, maka timbul hasrat untuk mengadakan suatu body-politick yang akan melindungi
property mereka secara lebih seksama. Untuk maksud ini mereka mengadakan suatu original
agreement sehingga apabila ada persoalan kemasyarakatan seperti sejumlah manusia telah
mencapai persetujuan paham untuk mendirikan suatu masyarakat atau pemerintahan, maka pada
saat itu mereka menjadi satu kesatuan dan membentuk satu badan politik, dimana bagian terbesar
berhak bertindak dan berhak mengambil keputusan untuk mengikat selebihnya. Selaim itu dalam
Treaties on Civil Government, Locke juga menolak pendapat yang mengatakan bahwa
kekuasaan itu terdapat pada warisan seperti yang terdapat pada hubungan keluarga.3
Sadar akan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam keadaan alamiah, maka orangorang secara berkelompok membuat suatu masyrakat politik yaitu masyarakat yang lepas dari
keadan alam tadi. Pembentukannya melalui kemauan mereka sendiri bukan dengan paksaan..
Locke menganggap keadaan alamiah ini mendahului negara tetapi hal ini tidak berarti bahwa
keadaan ini tanpa aturan-aturan kemasyarakatan karena sudah adanya perdamain dan akal
pikiran. Perbedaan antara keadaan alamiah dan negara terletak dalam adanya suatu badan umum
dalam negara untuk menetapkan dan melaksanakan hukum alam. Negara diperlukan untuk
menjaga dari berbagai macam kejahatan dan negara diciptakan karena suatu perjanjian antara
3 Noer Delian. 1982. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Jakarta: Mizan Pustaka hlm. 117
5

rakyat yang tujuannya adalah untuk melindungi hak milik, hidup, serta kebebasan. Hanya
aturan-aturan yang berlaku umum bagi semua anggota masyarakat sajalah yang dapat dianggap
sebagai aturan-aturan hukum alam bukan keputusan yang diambil secara sewenang-wenang.4
Keadaan alami memiliki hukum alam dalam mengaturnya yang mewajibkan setiap orang
untuk ikut serta mengajarkan manusia bahwa karena semuanya bebas karena semua sama dan
bebas, tidak seorangpun akan merusak atau melukai orang lain dalam kehidupan, kesehatan,
kemerdekaan dan hak miliknya5. Dalam keadaan alamilah seseorang bisa mempunyai kekuasaan
atas orang lain tetapi tidak kekuasaan mutlak atau kekuasaan sesuka hati melainkan hanya
sewajarnya.
Locke tidak mengemukakan keadaan alam liar itu sebagai suatu keadaan yang tidak
berhukum sama sekali. Seperti menurut alam, manusia berhak atas beberapa hak, bahkan atas
hak-hak yang sangat penting, hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik. Tujuannya yaitu
menjamin suasana hukum individu. Kekuasaan pemerintah dengan demikian menemukan
batasnya dalam suasana-suasana individu secara alam itu. Apabila pemerintah memperkosa
hukum itu, maka ia bertentangan dengan tujuan utama perjanjian masyarakat.

juga

menambahkan bahwa suasana alam bebas itu tidak merupakan chaos dan masing-masing
menjalankan hak manusianya dengan menghargai orang lain. John Locke berkata bahwa
meskipun keadaan lama bebas bersifat prae-political yakni belum ada satu pun badan politik
yang mengatur masyarakat tapi masyarakat pada waktu itu bukanlah prae-sosial karena pada
masa itu sudah ada hukum kodrat yang mendiktekan sesuatu kepada manusia. Sesuatu itu
adalah pikiran sehat yang memberi ajaran kepada manusia yang secara mau tidak mau manusia
harus mendengarkan ajaran itu bahwa tidak seorangpun boleh merugikan manusia lainnya soal
4 .__. . 1980. Ahli Ahli Pikir Besar tentang Negara dan Hukum. Jakarta: P.T Pembangunan

Gunung Sahari 84 hlm 152

5 Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, hlm

126
6

hidupnya, kesehatannya, kebebasannya dan harta bendanya. Karena menurut ketentuan alam
semua manusia adalah sama dan bebas
Menurut John Locke meskipun belum ada undang-undang, hakim dan polisi kehidupan
masyarakat sudah jauh dari sifat brutish karena jiwa manusia tidak perlu bersifat solitary, poor,
nasty, short dan mengenai hak milik John Locke berpendapat bahwa semua isi dunia ini memang
kepunyaan bersama tapi manusia mempunyai suatu yang berbeda dengan manusia lain., yaitu
usaha maka apabila manusia telah menyatukan usahanya kepada alam, maka hasil usahanya
bukan meruapakan hak bersama tapi milik pribadi.

II.II Perubahan Keadaan Ilmiah


Harus diakui bahwa teori-teori Locke memang sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia yang kemudian teori tersebut mengalami perubahan-perubahan. Diantara perubahanperubahan tersebut adalah Keadaan alamiah berubah setelah ditemukannya uang. Dengan
ditemukannya uang maka manusia dapat memproduksi material melebihi kebutuhannya.
Kelebihan produksi itu tidak seperti sebelumnya karena sudah dapat disimpan dalam bentuk
uang. Locke mangatakan bahwa uang merupkan subjek bagi hukum-hukum nilai yang sama dan
harga barang-barang ditetapkan oleh jumlah uang yang beredar yang relatif terhadap jumlah
barang-barang.6
Semakin banyak manusia berproduksi barang-barang kebutuhan hidupnya, maka semakin
besar akumulasi kapitalnya. Karena tidak semua manusia tekun, rajin, dan gigih mengolah alam
anugrah tuhan, maka terjadilah perbedaan tingkat akumulasi capital diantara individu. Ada
sebagian individu yang lebih kaya dibandingkan dengan individu-individu yang lainnya.
Kesenjangan sosial ekonomi dengan sendirinya tercipta. Mereka yang miskin akan tersisih dan
menurut Locke memendam rasa kemarahan dan kebencian kepada orang-orang kaya. Mereka

6 Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, hlm 192
7

inilah yang seharusnya di bela. Apabila mereka dijadikan objek kekerasan dan penindasan serta
hak-hak mereka dirampas, maka akan lahirlah apa yang disebut keadaan perang.7
Menurut Locke bila kebebasan individu dirampas (hilang) maka individu bersangkutan
tidak memiliki apa pun lagi. Kehilangan kebebasan berarti kehilangan segalanya. Ketidaksamaan
posisi itulah yang mengubah keadaan alamiah dengan keadaan perang. Bahkan dikatakan bahwa
orang yang merampas kebebasan sah untuk dibunuh.8
Keadaan perang juga tercipta apabila seseorang menempatkan orang lain dibawah
kekuasaanya tanpa peretujuan dan kesukarelaan dari orang yang dikuasai. Locke berpendapat
bahwa aktivitas ekonomi selain cara juga merupakan tujuan didalam dirinya sendiri yaitu
manakala:
. Sepanjang ketika kebebasan memerlukan pelaksanaan kemampuan alami yang
tidak

diharapkan dan sebuah cara sebagai perantara utama dalam mengejar

kebahagian.9
Maka menurut Locke, harta kekayaan selain merupakan ekspresi kepribadian yang unik
sekaligus juga merupakan sumber pengagungan material yang hedonis. Aktivitas ekonomi
merupakan kompetisi dalam hal kebajikan. Adanya perbedaan antara orang-orang kaya dan
orang-orang miskin menurut Locke merupakan tanda akan perbedaan dalam hal kebajikan.
Kebajikan disini memiliki konotasi pada kecerdasan, ketekunan, kerajinan, dan kegigihan
individu dalam berusaha dan bekerja di dunia.
II.II Kritik Terhadap State Of Nature

7 ibid
8 ibid
9 Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, hlm 193
8

Kita mengakui bahwa jiwa, kemerdekaan, kesehatan, dan hak milik dinyatakan sebagai
hak milik manusia. Kemudian muncul pertanyaan dimana letak batas untuk mencari kesenangan?
Apakah batas itu? Batas tersebut mau tidak mau harus ada. Sebab jika tidak ada pastilah orang
lain melanggar hak tersebut. Dalam mencari kesenangan tentu adanya kemungkinan seseorang
melanggar atau merusak jiwa, kemerdekaan, kesehatan, hak milik atau kesenangan orang lain
untuk mencapai kebahagiannya sendiri.
Ajaran hukum alam menentukan bahwa hak-hak itu bersifat lebih tinggi dari hukumhukum atau aturan-aturan yang ada. Bahwa adanya sesuatu hukum atau aturan yang lebih tinggi
dari yang lain misalnya undang-undang dasar. Yang menjadi kebaratan adalah dimanakah hakhak itu terdapat dan bagaimana mengetahui akan adanya? Bolehkah kita hanya mengambil dasar
kepada pendapat ahli-ahli fikir saja? Bagaimana kalau tidak dapat persamaan faham antara ahliahli fikir itu?
Yang ketiga yaitu mengenai tempat dan waktu. Ajaran hukum alam itu mengutarakan
bahwa hak itu ada pada segala masa dan sekalian tempat. Ini sangat bertentangan dengan apa
yang ada karena dalam prakteknya hak-hak yang diakui sebagai hak manusia itu menunjukkan
jalan proses, artinya dapat berubah menurut masa dan juga tempat. Contoh ; hak mogok sekarang
dimasukkan kedalam undang-undang kita sebagai salah satu hak-hak dasar manusia, sedangkan
hak ini tidak pernah tersebut dalam hukum alam. Jadi dapat disimpulkan bahwa belum terdapat
kepastian yang teguh didalam ajaran hukum itu tentang luas-luas hak yang dimaksudkan.
Mengenai waktu, dikatakan bahwa hak-hak itu ada sepanjang masa. Ucapan ini terlalu
berat untuk dapat ditelan. Sebab sifat tiap-tiap hukum pada umumnya ialah bahwa hukum itu
cocok dan sesuai dengan perasaan yang hidup dalam masyarakat. Hukum atau aturan yang tidak
dan sesuai dengan perasaan yang hidup dalam masyarakat tidak akan dipedulikan masyarakat
tersebut.
Adanya kemungkinan bahwa pada suatu masa dan suatu tempat hak milik tidak diakui lagi.
Sebab telah dipandang lepas dari derajat hak manusia dan dari masa ke masa hak-hak manusia
telah mengalami perkembangan. Artinya hak-hak manusia tersebut telah bertambah banyak
9

10

apabila dilakukan perbandingan hakhak manusia dalam ajaran hukum alam dengan hak-hak
manusia yang ada pada masyarakat modern saat ini. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
hak itu bergantung kepada tempat dan masa, satu dan lain adalah akibat yang akrab dari pada
perasaan hukum yang ada pada masyarakat pada satu waktu.
David

Hume

(1711-1776)

sarjana

abad

ke

18

menolak

doktrin

perjanjian

kemasyarakatan. Ia berkata; the state of nature is only a creation of the imagination. Menurut
Hume masyarakat itu didirikan oleh dorongan naluri seksuil. Pada tahap pertama naluri seksuil
dikendalikan oleh simpati spontan, pada tahap ke dua seksuil didorong oleh kebiasaan dan tahap
ketiga munculnya keisyafan akan perlunya bermasyarakat. Menurut Hume dasar terbentuknya
negara adalah keluarga, lingkungan keluarga ini makin lama makin besar yang kemudian
dibutuhkannya suatu pemerintahan yang bisa mengekang egoisme anggota-anggotanya.
Pemerintah ini tidak terbentuk berdasarkan perjanjian tapi tumbuh dengan jalan kekerasan.
Hal lain yang juga menjadi kritik dalam pemikiran Locke yaitu mengenai tidak
dibahasnya persoalan mengenai yudiktif atau pengadilan sedangkan didalam keadaan kesamaan
terdapat hak untuk mengadili dan bersifat timbal balik Serta apabila ditinjau lebih lanjut bahwa
ketika Locke berusaha meniadakan dinasti pemerintahan (bukankah eksekutif itu bergantung
kepada legislative dan ini pada rakyat seluruhnya) ia memberikan hak hidup bahkan
menyuburkan kehidupan dinasti ekonomi. Karena apabila diigat-ingat lagi menurut Locke hanya
dengan izin pemilik saja bagian milik itu dapat diambil oleh negara.

10

11

Kesimpulan
Locke dengan karya-karyanya memiliki pengaruh dalam berbagai bidang kehidupan
manusia pada masa sekarang seperti bidang keilmuan, politik, ekonomi dan filsafat. Meskipun
banyak kritik yang bermunculan bahwa pandangannya mengenai state of nature Locke selalu
berbaik sangka. Meskipun demikian Locke tetap tersesat dalam pemikirannya karena mengira
dapat menemukan hal yang berlaku umum dan hanya membentangkan apa yang sebenarnya
berlaku dalam negaranya atau membentangkan haluan kenegaraan yang mereka anut. Dengan
demikian pemikiran Locke dapat dikatakan terbatas serta memihak meskipun pikiran-pikirannya
diberi bentuk objektif secara ilmu pengetahuan. Pandangan Locke mengenai hukum juga
normatif karena menyuruh orang bagaimana seharusnya bersikap bukan bagaimana sebenarnya
bersikap.
Disamping kelemahan-kelemahan Locke itu haruslah diakui bahwa ia memberikan
pengaruh yang besar meskipun perlu disadari bahwa dalam keadaan alami itu seseorang bisa
mempunyai kekuasaan atas yang lain namun bukan kekuasaan multal atau kekuasaan sesuka hati

11

12

Daftar Pustaka
Buku :
1. Noer Delian. 1982. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Jakarta: Mizan Pustaka
2. .__. . 1980. Ahli Ahli Pikir Besar tentang Negara dan Hukum. Jakarta: P.T Pembangunan
Gunung Sahari 84
3. Suhelmi Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum
4. Lubis Solly. 1981. Ilmu Negara. Bandung: Penerbit Alumni
5.

12

Anda mungkin juga menyukai