Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Ilmu Negara

Jurusan : Ilmu Hukum


Semester : 2
Teman-teman mahasiswa diminta untuk memberikan penjelasan terkait:
1. Apa arti pentingnya mempelajari Ilmu Negara dalam mempelajari hukum?
2. Apa kelemahan mendasar hakikat negara menurut Teori Hukum Murni?
3. Persamaan dan perbedaan asal mula Negara menurut Thomas Hobbes dan John Locke
menurut Teori Perjanjian?
Jawab:
1. Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan serta pengertian-
pengertian umum yang biasa terdapat pada setiap negara. Ilmu negara tidak membahas
bagaimana pelaksanaan hal-hal yang umum itu dalam suatu negara tetentu karena itu
negara hanya mempunyai nilai teoritis belaka. Ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat
teoritis, Lebih lanjut Herman Heller dalam bukunya staatslehre lebih menitikberatkan
pengertian Ilmu Negara dari suatu negara yang lebih menyesuaikan dirinya dengan
perkembangan dan mempunyai ciri-ciri khusus yang mungkin tidak dimiliki oleh negara-
negara lain. Dalam pandangan Soehino ilmu negara yang menyelidiki atau
membicarakan negara, ini telah nyata ditunjuka sendiri oleh namanya. C.S.T Kansil
lebih berfokus bahwa ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki atau
mempelajari sendi (asas-asa pokok) dan pengertian tentang negara. Hal tersebut senada
dengan Moh. Koesnardi yang menyebut sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki
asas-asas pokok dan pengertian pokok tentang negara dan hukum tata negara. oleh karena
itu bersifat bebas nilai. Oleh karena itu sangat penting utuk mempelajari ilmu negara.
2. Kelemahan mendasar hakikat negara menurut Teori Hukum Murni:
 Berkembangnya pemikiran hukum Legisme yang berbentuk in optima forma.
Perkembangan Teori hukum ini berkembang semenjak abad pertengahan dan
perbengaruh terhadap semua lapisan Negara-negara yang ada di dunia, tidak
terkecuali di Indonesia.
 Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa adanya hubungan hukum kodrat dan
hukum positif yang saling berhubungan karena keabsahan social menempatkan
hukum positif dalam kodrat manusia, artinya produk hukum positif hanya sah kalau
sesuai dengan tuntunan-tuntunan dasar dan kecenderungan kodrati manusia. Berawal
dari Pendapat hukum kodrat bahwa manusia dibangun dengan berbagai struktur
social, hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, beserta
kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam hukum kodrat. Tiga kelemahan mendasar
hukum kodrat adalah kekaburan paham kodrat, dualism metodis dan masalah
kepastian. Dalam upaya mengantisipasi kelemahan tersebut, maka hukum positif
mengambil peranan yang sangat penting, bahwa hukum positif sesungguhnya adalah
pengalihan terhadap positivasi hukum kodrat terhadap manusia. Artinya dengan
demikian hukum positif dapat mencerminkan dan mendasarkan hukum kodrat dalam
tatanan hukum positif.
3. Persamaan dan perbedaan asal mula Negara menurut Thomas Hobbes dan John Locke
menurut Teori Perjanjian
A. Persamaan Asal Mula Negara
Menurut Thomas Hobbes dalam teori perjanjian yaitu, Perjanjian belumlah cukup,
perlu ada orang atau sekelompok orang yang ditunjuk dan diberikan kekuasaan. Negara
harus berkuasa penuh sebagaimana halnya dengan binatang buas (leviathan) yang dapat
menaklukkan segenap binatang buas lainnya. Negara harus diberikan kekuasaan yang
mutlak sehingga kekuasaan negara tidak dapat ditandingi dan disaingi oleh kekuasaan
apa pun. Pemikiran Hobbes tersebut meletakkan dasar-dasar falsafah dari negara yang
mutlak, teristimewa negara kerajaan yang absolut. Menurutnya hanya negara berbentuk
kerajaan yang mutlak akan dapat menjalankan pemerintahan yang baik. Sedangkan
menurut John Locke Dalam keadaan alamiah setiap individu sederajat, baik mengenai
kekuasaan maupun hak-hak lainnya sehingga penyelenggaraan kekuasaan dan yurisdiksi
dilakukan oleh individu sendiri, berdasarkan asas timbal-balik. Setiap individu adalah
hakim dari perbuatan dan tindakannya. Oleh karena itu, dalam dirinya sendiri terkandung
potensi untuk menimbulkan kegaduhan dan kekacauan. Dengan demikian, manusia perlu
membentuk negara dengan suatu perjanjian bersama.
B. Perbedaan Asal Mula Negara
Menurut Thomas Hobbes Perjanjian belumlah cukup, perlu ada orang atau
sekelompok orang yang ditunjuk dan diberikan kekuasaan. Negara harus berkuasa penuh
sebagaimana halnya dengan binatang buas (leviathan) yang dapat menaklukkan segenap
binatang buas lainnya. Negara harus diberikan kekuasaan yang mutlak sehingga
kekuasaan negara tidak dapat ditandingi dan disaingi oleh kekuasaan apa pun. Pemikiran
Hobbes tersebut meletakkan dasar-dasar falsafah dari negara yang mutlak, teristimewa
negara kerajaan yang absolut. Menurutnya hanya negara berbentuk kerajaan yang mutlak
akan dapat menjalankan pemerintahan yang baik. Sedangkan menurut John Locke
menambah pactum unionis dengan suatu pactum subjectionis. Selain itu, John Locke juga
berpandangan bahwa individu mempunyai hak-hak yang tidak dapat dilepaskan pada
negara berupa life, liberty, and estate. Hak-hak itu merupakan hak-hak kodrat yang
dimiliki individu sebagai manusia, sejak ia hidup dalam keadaan alamiah. Hak-hak itu
mendahului adanya kontrak sosial yang dibuat, dan karena itu hak-hak itu tidak
bergantung pada kontrak. Bahkan, menurut John Locke, fungsi utama perjanjian
masyarakat ialah untuk menjamin dan melindungi hak-hak kodrat tersebut.

Sumber referensi:
Bahan Ajar Digital UT HKUM4209/2SKS/MODUL 1 dan 2
https://www.saplaw.top/teori-hukum-murni-dan-permasalahannya/ diakses Rabu, 16 Oktober
2019, Pukul 13.05 WIB
https://andruhk.blogspot.com/2016/10/ilmu-negara.html diakses Rabu, 16 Oktober 2019, Pukul
13.45 WIB
https://simbolhukum.blogspot.com/2012/06/ilmu-negara.html diakses Rabu, 16 Oktober 2019,
Pukul 14.20 WIB
https://tugassekolah.co.id/2019/06/asal-mula-terbentuknya-negara-menurut-para-ahli.html
diakses Rabu, 16 Oktober 2019, Pukul 14.55 WIB

Anda mungkin juga menyukai