Anda di halaman 1dari 7

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

LIBERALISME JOHN LOCKE DAN PENGARUHNYA


DALAM TATANAN KEHIDUPAN
Oleh:
Ulfah Nury Batubara1), Royhanun Siregar2), Nabilah Siregar3)
1
Pendidikan Sejarah, IPTS Padangsidimpuan
2
PGSD, IPTS Padangsidimpuan
3
Pendidikan Biologi, IPTS Padangsidimpuan
1
email : ulfahnury@gmail.com
2
email: royhanun28@gmail.com
3
email: nabilahsiregar88@gmail.com

Abstrak
Liberalisme adalah paham yang menjunjung kebebasan individu. Pemikiran ini lahir tidak terlepas dari
perkembangan mutakhir Barat sejak era Renaissance/Aufklarung (zaman pencerahan), sebagai tolak belakang
dari zaman dark ages (zaman kegelapan). Salah satu tokoh dalam pemikiran ini adalah John Locke. Berkat
pengalaman masa lalunya yang hidup saat peperangan antara kaum puritan dengan Raja Charles I, menempa
pribadi John Locke akan pentingnya penghargaan kebebasan, demokrasi, pembatasan kekuasaan politik sampai
toleransi terhadap perbedaan keyakinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
Penelitian hanya menggambarkan bagaimana pandangan John Locke tentang Liberalisme dan pengaruhnya
dalam tatanan kehidupan manusia. Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini yakni paham Liberalisme
masih banyak diadopsi oleh masyarakat, padahal tokoh liberal seperti John Locke sudah lama meninggal.
Pengaruh Liberalisme dalam bidang politik, lahirnya gagasan nasionalisme dan perubahan format politik
maupun kehidupan sosial budaya yang dulunya bersifat kerajaan berubah konsep menjadi negara demokratis.
Dalam bidang Ekonomi, kegiatan ekonomi berubah dari pertanian ke industri. Dalam bidang ilmu pengetahuan,
kebebasan berfikir dan pengakuan hak-hak individu.

Kata kunci : Liberalisme, John Locke

1. PENDAHULUAN kemanusiaan baru menggantikan nilai-nilai


Liberalisme adalah paham akan kebebasan. tradisional yang berkembang sebelumnya, dengan
Individu diberi kebebasan untuk berkembang tanpa liberalisme sebagai pilar utamanya. Contohnya,
terbatas dalam pemikiran, agama, pers dan politik, kawasan Asia dan Amerika Latin yang dulunya
tapi kebebasan bagi kaum liberal juga harus tetap berpaham sosialisme, perlahan kini telah mengganti
dipertanggung jawabkan. Pandangan ini mulai ideologinya menjadi sistem demokrasi liberal. Hal ini
berkembang pada abad 18-19 di Prancis dan Inggris tidak terlepas dari percaturan dunia pasca perang
dengan penekanan pada kebebasan Individu untuk dingin, yang dimenangkan negara-negara yang
mewujudkan kesejahteraan melalui perubahan dan menganut paham Liberal.
inovasi organisasi sosial. Gerakan kebebasan Dalam sejarah Indonesia, demokrasi negara
individu (liberalisme) kemudian menyebar ini juga pernah menganut demokrasi Liberal pada
keberbagai bidang, seperti bidang politik, masa pemerintahan Soekarno. Walaupun sekarang
ekonomi,sosial dan budaya. Liberalisme lahir dari Indonesia tidak menganut sistem tersebut, tetapi
sistem kekuasaan sosial berupa sistem merkantilisme, pengaruh dan paham liberal masih bisa dirasakan
feodalisme, dan gereja roman Katolik. Umumnya dalam berbagai aspek. Sehingga mengkaji pemikiran
liberalisme ingin meminimalkan campur tangan liberalisme masih sangat relevan dan menarik. Hal ini
negara dalam kehidupan sosial. Liberalisme sebagai disebabkan paham Liberalisme yang awalnya ingin
suatu ideologi bisa dikatakan berasal dari falsafah menyuarakan kebebasan invidu telah berdampak
humanisme yang mempersoalkan kekuasaan gereja di pada segala aspek, mulai dari aspek politik, ekonomi,
zaman Renaissance dan juga dari golongan Whings sosial dan budaya. Tulisan ini akan menyoroti paham
semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak liberalisme ala John Locke dan dampaknya pada tata
untuk memilih raja dan membatasi kekuasaan raja. kehidupan masyarakat.
Pengaruh Liberalisme semakin meluas dan John Locke adalah salah satu tokoh yang
mendunia terutama dipenghujung abad ke-20 dengan menyuarakan paham kebebasan individu
runtuhnya Komunisme. Keruntuhan ideologi tersebut (liberalisme). Lahir di Wrington, Inggris pada
menempatkan liberalisme sebagai satu-satunya tanggak 28 Agustus 1632 dan merupakan filsuf
paradigma yang harus “diimani” dan “diamini” pertama yang menghimpun secara terpadu gagasan
seluruh negara, bangsa dan umat manusia. Peradaban dasar konstitusi demokratis. Buku pertama John
dunia seolah harus menerima tegaknya tata nilai Locke berjudul An essay Concerning Understanding

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 485
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

(Esai tentang saling pengertian manusia), yang Eropa memasuki abad Renaisans, yakni masa dimana
memuat asal-asul, hakikat dan keterbatasan manusia. gereja tidak lagi mengekang kehidupan manusia.
Selanjutnya John Locke juga menulis buku untuk Liberalisme merupakan aliran pemikiran yang
menyuarakan pendapatnya dengan judul A Letter berorientasi pada kebebasan individu, menghormati
Concerning Toleration (masalah yang berkaitan kemerdekaan setiap orang, meyakini bahwa tugas
dengan toleransi). Buku tersebut menyoroti gagasan pokok negara adalah melindungi kebebasan
John Locke bahwa negara jangan terlalu ikut campur warganya seperti kebebasan berfikir, berekspresi dan
terlampau banyak dalam hal kebebasan menjalankan kepemilikan. Aliran ini memandang bahwa manusia
ibadah menurut kepercayaan dan agama masing- dengan seluruh akalnya mampu memahami segala
masing. Berkat adanya tulisan-tulisan John Locke, sesuatu. Dengan kata lain aliran ini dibangun di atas
toleransi beragama sudah meluas, bahkan sampai prinsip sekuler yang mengangungkan kemanusiaan
padagolongan-golongan yang tadinya dikucilkan. dan berpandangan bahwa manusia dapat dengan
Pemikiran John Locke di atas masih relevan sendirinya mengetahui segala kebutuhan hidupnya.
dengan kehidupan masa kini kendati John Locke Selain itu beberapa tokoh juga memberikan
lahir pada abad ke-15 M. Indonesia sebagai salah pengertian tentang liberalisme. Pertama, liberalisme
satu contoh yang beragam penduduknya baik dari dalam artian Dunne sebagai sebuah ideologi yang
suku, agama, ras dan antar golongan patut menjunjung tinggi kebebasan individu. Definisi
mendengarkan pemikiran John Locke. Negara tidak liberalisme juga diartikan sebagai sebuah teori dari
boleh untuk mengurusi terlampau banyak pilihan pemerintah, yang berusaha untuk memberikan
rakyat terkait agama, ras, suku dan golongan. Negara ketertiban dan keadilan dalam masyarakat tertentu.
cukup memfasilitasi dan memberi kebebasan pada Lebih lanjut, Jackson and Sorensen (1999)
rakyat terkait dengan pilihannya. John Locke dengan menyatakan bahwa liberalisme adalah suatu
paham kebebasannya sudah meluas pada bebagai perspektif yang memiliki pandangan positif tentang
bidang. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk sifat manusia. Clark (1989) dalam Dunne (2001)
mengkaji lebih dalam pemikiran kebebasan mengatakan bahwa liberalisme dikenal sebagai
(liberalisme) ala John Locke dan dampaknya dalam paham optimisme. Semenatara itu, Wardhani (2014)
tatanan kehidupan masyarakat. dalam penjelasannya menyatakan bahwa liberalisme
adalah perspektif dalam hubungan internasional yang
2. METODE PENELITIAN berfokus pada permasalahan international peace dan
Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang human rights. Tokoh dari liberalisme ini antara lain
dilakukan untuk mendapatkan data dan tujuan Woodrow Wilson, John Locke dan Norman Angell.
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam Sementara itu, Mises juga menegaskan bahwa
penelitian adalah metode penelitian deskriptif. liberalisme adalah doktrin tentang kebebasan yang
Menurut Sudjana penelitian deskriptif adalah merata dan kesempatan yang setara untuk setiap
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu individu tanpa pengaturan, kontrol dan regulasi dari
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat negara. Liberalisme juga berurusan dengan aktivitas
sekarang. Ciri pokok dari penelitian deskriptif yakni : manusia menyangkut soal kesejahteraan material
(1) memusatkan perhatian pada masalah saat (berbeda dengan agama). Dalam pandangan Mises,
penelitian di lakukan atau masalah bersifat aktual. (2) setiap individu menyerupai sosok Robinson Crusoe
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang yang kecenderungan utamanya hanya
diselidiki sebagaimana adanya dengan diiringi memaksimalkan kepentingan diri, dan bertanggung
interpretasi rasional. Adapun yang menjadi landasan jawab hanya pada dirinya serta bergantung pada
peneliti menggunakan metode deskriptif adalah: dirinya sendiri. Tapi pada saat yang sama, si
a. Penelitian ini mengungkapkan masalah aktual Robinson Crusoe juga menyadari bahwa meski
yang terjadi sekarang. Pada penelitian ini peneliti keinginan dan kebutuhannya tak terbatas,
ingin membahas paham liberal yang masih lingkungan, waktu dan alam tempat dia hidup sangat
banyak diadopsi oleh masyarakat. terbatas. Karena itu, ia mesti melakukan pilihan,
b. Metode ini selain dapat mengumpumpulkan data, menimbang secara rasional alternatif-alternatif yang
menyusun data, menginterpretasikan data serta ada. Selain itu, si Robinson Crusoe juga menyadari
datanya juga dapat disimpulkan. bahwa mengingat sumber daya dan kemampuan
c. Penggunaan metode ini memberikan gambaran manusia tidak sama dan tidak terdistribusi secara
tentang alasan mengapa masih banyak masyarakat sama pula, maka pembagian kerja (division of labor)
menganut paham liberal padahal tokoh Liberal menjadi hal yang niscaya untuk meningkatkan
seperti John Locke sudah wafat beberapa abad produktivitas.
yang lalu. Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh di atas
dapat disimpulkan bahwa liberalisme adalah paham
3. HASIL DAN PEMBAHASAN akan kebebasan. Individu diberi kebebasan untuk
Pengertian Liberalisme berkembang tanpa terbatas dalam pemikiran, agama,
Secara harfiah liberal (dalam bahasa Inggris) pers dan politik. Tapi kebebasan bagi kaum liberal
berarti “bebas”. Paham liberalisme muncul ketika juga harus tetap dipertanggung jawabkan. Di

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 486
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

samping itu, liberalisme juga membawa dampak lain, sekalipun pandangan atau itindakan itu
yang besar bagi sistem masyarakat Barat, diantaranya belum tentu disetujuinya. Toleransi adalah dasar
adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap bagi kebersamaan dan kerukunan hidup. Tanpa
kekuasaan yang berasal dari Tuhan. Pemindahan toleransi, kebebasan tidak dapat ditegakkan.
agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan Sejarah Munculnya Paham Liberalisme
individu (ceremonial dan ritual). Pengabaian total Sejarah liberalisme dimulai dari zaman
terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya Renaissance, sebagai reaksi atas hegemoni kaum
sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga feodal pada abad pertengahan di Eropa. Saat itu
sosial. Adapun ciri-ciri liberalisme secara konkrit kekuasaan gereja mendominasi seluruh aspek
adalah : kehidupan manusia. Semua aturan kehidupan
1) Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan ditentukan dan berada di bawah otonomi gereja.
yang lebih baik. Hasilnya, manusia tidak memiliki kebebasan dalam
2) Setiap anggota masyarakat mempunyai bertindak, otonomi individu dibatasi dan bahkan
kebebasan intelektual penuh, termasuk ditiadakan. Kondisi ini memicu kritik dari berbagai
kebebasan dalam berbicara, beragama serta kalangan, yang menginginkan otonomi individu
kebebasan pers. dalam setiap tindakan dan pilihan hidup. Menurut
3) Pemerintah hanya mengatur kehidupan liberalisme, individu adalah pencipta dan penentu
masyarakat secara terbatas tindakannya. Dengan konsep seperti ini, maka
4) Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain kesuksesan dan kegagalan seseorang ditentukan oleh
merupakan hal yang buruk. Oleh karenanya, dirinya sendiri, oleh tindakan-tindakannya dan
kekuasaan harus dicurigai, dibatasi, dan diawasi pilihan-pilihan terhadap tindakan tersebut. Intinya,
karena cenderung disalahgunakan. Sehingga, manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya,
pemerintah harus dijalankan sedemikian rupa manusia adalah pribadi yang otonom.
serta dan penyalahgunaan dapat dicegah. Pemikiran liberal mempunyai akar sejarah
5) Masyarakat dapat dikatakan bahagia manakala sangat panjang dalam sejarah peradaban Barat yang
individu-individu didalamnya bahagia. Kristen. Pada tiga abad pertama Masehi, agama
Selain ciri-ciri di atas, liberalisme juga Kristen mengalami penindasan di bawah Imperium
memiliki enam prinsip dasar. Keenam prinsip Romawi sejak berkuasanya Kaisar Nero (tahun 65).
tersebut adalah : Kaisar Nero bahkan memproklamirkan agama
a) Individualisme, kaum liberal percaya bahwa Kristen sebagai suatu kejahatan. Menurut Abdulah
individu adalah sesuatu yang sangat penting. Nashih Ulwan, pada era awal ini pengamalan agama
Seluruh kebijakan liberal mengarah dalam Kristen sejalan dengan Injil Matius yang
memberikan ruang kebebasan dan hak-hak menyatakan,”Berikanlah kepada Kaisar apa yang
individu. Bagi kaum liberal, individualisme lebih menjadi milik Kaisar dan berikanlah kepada Tuhan
penting dari kolektivisme. apa yang menjadi milik Tuhan.” (Matius, 22:21).
b) Rasionalisme, kaum liberal percaya bahwa dunia Namun kondisi tersebut berubah pada tahun
memiliki struktur yang rasional dan dapat 313, ketika Kaisar Konstantin (w.337) mengeluarkan
dipahami secara logis. Keteraturan dunia bisa dekrit Edict of Milan untuk melindungi agama
dipahami lewat deliberasi pikiran (pikiran Nasrani. Selanjutnya pada tahun 392 keluar Edict of
mendalam) dan pencarian kritis secara terus- Theodosius yang menjadikan agama Nasrani sebagai
menerus. agama negara (state-religion) bagi Imperium
c) Kebebasan, Tak ada slogan yang lebih penting Romawi. Artinya kaisar menngeluarkan aturan yang
bagi kaum liberal selain kebebasan. Kebebasan mengharuskan semua penduduk di wilayah
adalah kemampuan untuk berpikir dan bertindak kekaisaran untuk mengikrarkan iman kristen melalui
sesuai dengan mata hati. Seluruh filosof gereja-gereja resmi negara. Pada tahun 476 Kerajaan
liberalisme berangkat dari kebebasan manusia. Romawi Barat runtuh dan dimulailah Abad
d) Tanggung jawab, kebebasan tanpa tanggung Pertengahan (Medieval Ages) atau Abad Kegelapan
jawab adalah keliaran. Orang seringkali (Dark Ages). Sejak itu Gereja Kristen mulai menjadi
memahami liberalisme sebagai liarisme. institusi dominan. Dengan disusunnya sistem
Liberalisme adalah paham akan kebebasan dan kepausan (papacy power) oleh Gregory I (540-609
tanggung jawab. M), Paus pun dijadikan sumber kekuasaan agama dan
e) Keadilan, kaum liberal percaya bahwa keadilan kekuasaan dunia dengan otoritas mutlak tanpa batas
adalah nilai moral yang harus dijunjung tinggi. dalam seluruh sendi kehidupan, khususnya aspek
Keadilan bukan berarti mengorbankan hak politik, sosial, dan pemikiran.
seseorang demi membela hak yang lainnya. Abad Pertengahan itu ternyata penuh dengan
Keadilan adalah pemberian kesempatan kepada penyimpangan dan penindasan oleh kolaborasi
setiap individu untuk bersaing dan menggapai Gereja dan raja/kaisar, seperti kemandegan ilmu
hak-haknya pengetahuan dan merajalelanya surat pengampunan
f). Toleransi, adalah sikap menerima atau dosa. Akibat tindakan gereja, raja dan kaum feodal,
menghormati pandangan atau tindakan orang rakyat pun melakukan perlawanan. Mereka menuntut

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 487
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

kebebasan, persamaan, dan keadilan (liberty, politik serta hak-hak alamiah, suatu gagasan yang
fraternity, dan equality) sebuah semboyan yang menjadi keyakinan dalam pemikirannya.
dikumandangkan dalam revolusi Prancis. Semboyan Buku pertama yang membuat Locke terkenal
tersebut melahirkan liberalisme dalam lapangan adalah An Essay Concerning Human Understanding
politik, kapitalisme dalam lapangan ekonomi, (esai tentang saling pengetian antar manusia) yang
hedonisme dalam lapangan sosial kebudayaan, dan terbit tahun 1690. Selain buku tersebut, bukunya A
free value dalam lapangan ilmu pengetahuan. letter Concerning Toleration (masalah yang
Maka Abad Pertengahan pun meredup dengan berkaitan dengan toleransi) terbit pada tahun 1689.
adanya upaya koreksi atas Gereja yang disebut Dalam bukunya Locke menekankan bahwa negara
gerakan Reformasi Gereja (1294-1517), dengan jangan ikut campur terlampau banyak dalam hal
tokohnya semisal Marthin Luther (w. 1546). Ia kebebasan menjalankan ibadah menurut kepercayaan
mengajarkan bahwa manusia mendapatkan dan agama masing-masing individu. Lebih dari itu,
keselamatan kekal berdasarkan imannya dan bukan Locke mengembangkan prinsip toleransi kepada
karena tindakan gereja seperti sakramen dan golongan non-kristen, baik penganut kepercayaan
indulgensi (penebusan dosa). Tokoh lainnya adalah primitif, Islam, maupun Yahudi tidak boleh dikurangi
Jean Calvin (w. 1564), yang menyatakan bahwa hak sipilnya dalam negara semata-mata atas
gereja telah diajarkan selamat atau tidaknya manusia pertimbangan agama. Berkat adanya tulisan-tulisan
sudah ditentukan oleh Tuhan (ajaran predestinasi). Ia Locke, toleransi beragama sudah meluas, bahkan
juga menyatakan bahwa keberhasilan dibidang sampai pada golongan-golongan yang tadinya
ekonomi dapat dijadikan penanda bagi keselamatan dikucilkan.
seseorang di akhirat, karena keberhasilan ekonomi Selanjutnya ditegaskan Locke bahwa hak
tersebut menandakan cinta Tuhan kepada yang alami memiliki kandungan yang sangat terbatas.
bersangkutan. Pertama, manusia memiliki hak untuk hidup. Hak itu
Gerakan ini disertai dengan munculnya para pemikir berupa hak kepemilikan, yaitu bahwa seseorang
Renaissans pada abad XVI seperti Machiaveli (w. memiliki tubuhnya sendiri. Hak untuk hidup ini tidak
1528) dan Michael Montaigne (w. 1592), yang bisa dihilangkan atau dijual kepada siapa pun
menentang dominasi Gereja, menghendaki ataupun diambil dari orang lain. Kedua, manusia
disingkirkannya agama dari kehidupan, dan menuntut mempunyai hak untuk atas hasil kerjanya sendiri.
kebebasan. Selanjutnya pada era Pencerahan Jika seseorang telah mengambil bagiannya dari alam,
(Enlightenment) abad XVII-XVIII, seruan untuk maka orang lain punya kewajiban untuk tidak
memisahkan agama dari kehidupan semakin mengganggunya. Berbeda dengan pandangan Hobbes
mengkristal dengan tokohnya Montesquieu (w. yang memandang “lingkungan alami” adalah suasana
1755), Voltaire (w. 1778), dan Rousseau (1778). perang, Locke memandang “lingkungan alami”
Puncak penentangan terhadap Gereja ini adalah sebagai suatu keadaan yang diliputi suasana
Revolusi Perancis tahun 1789 yang secara total kedamaian. Dengan demikian, lembaga-lembaga
akhirnya memisahkan Gereja dari masyarakat, seperti negara dan sistem legal diperlukan untuk
negara, dan politik. Sejak itulah lahir sekularisme- beberapa orang bodoh yang memaksakan
liberalisme yang menjadi dasar bagi seluruh konsep kehendaknya atau menambah hak alamiahnya dengan
ideologi dan peradaban Barat. merampas kehidupan dan hak milik orang lain.
Liberalisme Ala John Locke Peran penting Locke lainnya ditunjukkan
John Locke dilahirkan di Wrington, Inggris melalui bukunya yang berjudul Two Treatises of
pada 28 Agustus 1632. Ia lahir dalam keadaan tragis Goverment (dua kesepakatan dengan pemerintah)
sebab masa itu, negara Eropa abad XVII dilanda pada tahun 1689 yang berisi penyuguhan ide dasar
perang saudara dan perang agama antara kaum yang menekankan arti penting konstitusi demokrasi
Katolik dengan Protestan. Keadaan inilah yang liberal. Locke yakin bahwa setiap manusia memiliki
memberi pengalaman dan sumbangsih pemikiran hak alamiah, dan ini bukan sekedar menyangkut
bagi Locke yakni pentingnya penghargaan akan hidup, tetapi juga kebebasan pribadi serta hak atas
kebebasan, demokrasi, pembatasan kekuasaan politik pemilikan sesuatu. Tugas utama pemerintah adalah
serta toleransi terhadap keyakina agama. Disamping melindungi penduduk dan hak milik warga
itu, ia juga mendapat pendidikan dengan haluan negaranya. Locke juga menolak anggapan hak suci
politik Royalis, musuh dari kaum Puritan yang raja, dan menekankan bahwa pemerintah baru dapat
banyak mendapat simpatik kalangan muda. menjalankan kekuasaannya atas persetujuan yang
Perpaduan ajaran Calvins (Puritan) dengan pengaruh diperintah. Kemerdekaan pribadi dalam masyarakat
pendidikan Royalis melalui sosialisasi keluarga dan berada di bawah kekuasaan legislatif yang disepakati
lingkungan sosial telah menjadikannya mengambil dalam suatu negara. Selanjutnya Locke juga
manfaat dari kedua hal tersebut. Pada usia 20 tahun, mengemukakan perlunya pemisahan kekuasaan, dan
Locke memasuki Universitas Oxford dan berkenalan kekuasaan legislatif harus lebih unggul dibanding
dengan Edward Baghshawe yang aktif kekuasaan eksekutif dan yudikatif. Berangkat dari
mempropagandakan toleransi agama, kebebasan pandangan ini bagi Locke, negara merupakan abdi

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 488
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

rakyat, dimana layanan utama yang diharapkan dari ekonominya sendiri dan bukan dikendalikan oleh
negara adalah melindung rakyat dan hak miliknya. negara, maka hasilnya akan menjadi harmonis dan
Pengaruh Liberalisme Dalam Tatanan Kehidupan lebih bermasyarakat dalam rangka peningkatan
1) Bidang Politik kesejahteraan. Ekonomi liberal menentang intervensi
Bersumber pada pemikiran politik John Locke pemerintah dengan alasan bahwa negara sering
(1632-1704) yang mengemukakan bahwa manusia itu berfungsi sebagai tempat untuk mewadahi
dijamin oleh konstitusi dan dilindungi pemerintah. kepentingan bisnis dengan mendistorsi pasar untuk
Sehingga pemerintah harus memakai sistem menguntungkan pihak tertentu. Dengan demikian,
perwakilan, atau yang disebut dengan demokratis. hasil yang didapatkan oleh rakyat menjadi tidak
Sistem politik liberal ini sangat mempengaruhi maksimal. Penganut paham ekonomi liberal
bentuk negara di Eropa barat pada awalnya, beranggapan bahwa jika individu maju, secara
berkembang pasca-kolonialis dunia Barat terhadap otomatis masyarakat juga akan maju. Dari sini timbul
dunia ketiga, yakni kawasan Asia, Amerika Latin, semangat dalam mengumpulkan modal (capital)
dan Afrika. secara besar-besaran untuk mempertahankan serta
Dengan menganut paham liberal, negara- membangun industri yang besar, perdagangan dengan
negara kerajaan yang bersifat feodal dan bertumpu pemasaran yang ekspansif. Adapun ciri-ciri sistem
pada kesetiaan raja dan keluarganya telah berubah. ekonomi liberal diantaranya :
Paham liberal telah melahirkan negara yang 1) Semua sumber produksi adalah milik masyarakat
demokratis dengan semangat bertumpu pada secara individu.
nasionalisme yang menekankan persamaan, 2) Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat
persaudaraan dan keadilan. Contoh negara tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi.
seperti Prancis, Inggris, Jerman, Italia dan lainnya. 3) Setiap orang bebas memiliki barang (hak milik
Sistem politik dari negara-negara ini tidak lagi diakui), termasuk barang modal.
terpusat kepada gereja (Paus) di Roma. Negara 4) Harga barang ditentukan oleh mekanisme pasar.
dengan sendirinya menjadi kekuatan yang terbesar, 5) Motif utama adalah mencari laba yang terpusat
tertinggi dan otonom yang terinspirasi oleh rasa pada kepentingan individu.
kebangsaan dan bukan lagi membangun “kerajaan 6) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara
Tuhan di Bumi”. Oleh sebab itu, bentuk negara langsung dalam kegiatan ekonomi.
dibedakan dalam dua macam, yakni negara dalam 7) Menerapkan sistem persaingan bebas.
bentuk Republik dan kerajaan. Cara pandang ini menjiwai orang-orang di
Adapun negara yang bentuknya monarki Barat. Paham liberal seolah-olah membatasi ruang
absolut bergeser menjadi monarki konstitusional atau gerak dan peran dari negara. Negara tidak boleh
monarki parlementer, seperti Inggris, Belanda, Belgia mencampuri kebebasan individu, kecuali tindakan
dan Spanyol. Sehingga bisa ditarik kesimpulan individu itu telah melanggar hak-hak orang lain.
bahwa pada awalnya suara raja dan suara Paus adalah Sikap negara dalam konteks ini “pasif” sehingga ada
suara Tuhan, setelah pengaruh Liberalisme melanda ungkapan yang mengatakan bahwa “ pemerintah
Eropa, kekuatan suara ada di tangan setiap warga. yang paling sedikit adalah pemerintah yang baik (the
Dengan demikian suara rakyat adalah suara Tuhan least goverment is the best goverment). Semoyan ini
(Fox dei-Fox popule). sering juga disebut, negara hanya berperan sebagai
2) Bidang Ekonomi “penjaga malam (Nacth wachters staat). Untuk
Paham liberal juga masuk pada bidang pandangan di bidang ekonomi liberal memiliki
ekonomi. Tokoh yang terkenal adalam bidang ini prinsip laissez faire laissez aller, yang artinya biarlah
adalah Adam Smith. Sistem ekonomi liberal adalah manusia mengurus ekonominya sendiri-sendiri, maka
sistem ekonomi dimana sebagian besar keputusan ekonomi seluruh negara akan kuat dan negara akan
dalam perekonomian ditentukan oleh masing-masing makmur.
individu, bukan lembaga atau organisasi bahkan 3). Bidang Pendidikan
pemerintah. Ekonomi liberal sering dikaitkan dengan Dunia pendidikan yang memiliki posisi
dukungan terhadap pasar bebas dan kepemilikan strategis dalam struktur kebudayaan setiap bangsa
pribadi atas aset dan modal. Proteksionisme juga tidak luput dari keharusan menyesuaikan diri
bertentangan dengan ekonomi liberal karena dengan tuntutan liberalisasi. Pengaruh tersebut dalam
dianggap tidak mendukung perdagangan bebas dan pendidikan di Barat tampak pada paradigma
pasar terbuka. Secara historis, ekonomi liberal pendidikan progresifisme, yang memandang setiap
muncul sebagai tanggapan akan merkantilisme dan individu sebagai pihak paling tahu yang terbaik bagi
feodalisme. Ekonomi liberal juga dianggap dirinya sendiri. Sekolah ataupun guru tidak berhak
bertentangan dengan ekonomi non-kapitalis, seperti menentukan tata nilai yang harus dan tidak
sosialisme dan ekonomi terencana. semestinya bagi siswa-siswanya.
Teori yang dikemukan oleh Adam Smith ini Pendidikan semakin jauh melepaskan
menganjurkan agar pemerintah tidak terlalu tanggungjawabnya terhadap kelangsungan tata nilai
mengintervensi pasar. Smith berpendapat bahwa jika keagamaan dan tradisi, dikarenakan setiap individu
semua orang dibiarkan melakukan kegiatan diberi kesempatan untuk menentukan tata nilai bagi

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 489
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

dirinya sendiri. Dimensi moralitas pendidikan bukan lebih banyak tertuju pada kepentingan memenuhi
diarahkan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan komponen produksi.
atau hal-hal yang berdimensi eskatologis. Moralitas Konsep pendidikan dalam tradisi liberal
pendidikan lebih ditekankan pada kepentingan berakar pada cita-cita Barat tentang Individualisme.
manusia sebagai individu. Hal ini selaras dengan Kaitannya dengan sekolah, pendidikan liberal
berkembangnya pola pikir pragmatis-utilitarianis menganggap tujuan sekolah menyediakan informasi
Amerika sebagaimana dikonstruksikan Sanders Piers dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa supaya
ataupun John Stuart Mill. Implikasi pandangan ini belajar sendiri secara efektif. Sekolah mengajar siswa
terhadap pendidikan tentu sangat luas, mulai dari segi bagaimana menyelesaikan masalah praktis melalui
tujuan pendidikan, bahan atau materi yang harus penerapan tata cara penyelesaian masalah secara
diajarkan, metode dan pendekatan pembelajaran serta perseorangan maupun kelompok berdasarkan
bagaimana proses pendidikan harus dievaluasi. metode-metode ilmiah rasional. Jadi pengetahuan
Singkatnya, pandangan ini mendasari seluruh aspek adalah alat yang diperlukan untuk pemecacahan
dalam penentuan kurikulum pendidikan sebagai masalah praktis.
implikasi operasionalnya.
Tujuan pendidikan tidak lagi dapat ditekankan 4. KESIMPULAN
pada kepentingan penyelenggara dalam menebarkan Liberalisme adalah paham akan kebebasan.
misinya di tengah masyarakat. Sebaliknya, Individu diberi kebebasan untuk berkembang tanpa
pendidikan dituntut mempertimbangkan posisi terbatas dalam pemikiran, agama, pers dan politik.
dirinya sebagai fasilitator masyarakat dalam Tapi kebebasan bagi kaum liberal juga harus tetap
mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan dipertanggung jawabkan. Di samping itu, liberalisme
masyarakat untuk memperkembangkan diri. Seiring juga membawa dampak yang besar bagi sistem
menguatnya paradigma liberalis-kapitalis, pendidikan masyarakat Barat, diantaranya adalah
yang semula menjadi wahana pewarisan budaya mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan
bergeser menjadi agen kapital. Pendidikan secara yang berasal dari Tuhan. John Locke adalah Salah
simultan beralih posisi sebagai penopang industri. satu tokoh Liberalisme yang menyuaran, individu
Keberadaan industri seakan menjadi jalan akhir bagi harus bebas tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
proses pendidikan dengan arah, target serta reward Dampak liberalisme dalam bidang politik,
yang secara material semakin kongkrit. lahirnya gagasan nasionalisme dan perubahan format
Formalisasi pendidikan mengambil bentuk politik maupun kehidupan sosial budaya yang
sertifikasi keilmuan dan keahlian yang sepenuhnya dulunya bersifat kerajaan berubah konsep menjadi
menjadi otoritas lembaga pendidikan. Kebutuhan negara demokratis. Dibidang ekonomi, lahir
akan tenaga-tenaga ahli dan ilmuwan menempatkan perubahan kegiatan ekonomi masyarakat yang
lembaga pendidikan memiliki peran mencetak berorientasi pertanian ke industri, tetapi yang
tenaga-tenaga yang secara spesifik dibekali keahlian berubah adalah alat-alat produksi sementara pola
dan keilmuan tertentu dengan menempuh hubungan antar pemilik modal dan pekerja tetap
pengalaman belajar pada suatu jenjang dan tingkatan terjadi ekploitasi. Jika masa feodal hubungan antara
pendidikan. Materi pendidikan tidak lagi pemilik tanah (kaum feodal) dengan petani, masa
menekankan dimensi etis-dan moral semata, bahkan industri hubungan antara kapital sebagai pemilik
semakin mundur, digantikan dengan hal-hal yang modal dengan buruhnya. Liberalisme juga
terkait dengan kebutuhan masyarakat dan berpengaruh dalam bidang ilmu pengetahuan.
kepentingan pengembangan hidup. Pendidikan Kebebasan berfikir dan pengakuan hak-hak individu
modern telah memungkinkan banyak aspek yang telah mendorong lahirnya kreativitas dan penemuan-
sebelumnya kurang diberikan perhatian justeru penemuan baru. Seperti mesin uap yang ditemukan
menjadi orientasi dominan. Modernitas pendidikan oleh James Watt, lampu oleh Thomas Alfa Edison
yang berpijak pada pandangan liberal telah banyak dan sebagainya.
membebaskan masyarakat bangsa dari Adapun ciri-ciri liberalisme secara konkrit
keterbelakangan. adalah :
Meski tidak sepesat perkembangan pada a) Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang
bangsa Barat, kebutuhan akan sumber daya manusia lebih baik
yang berkualitas menjadi tuntutan yang tidak dapat b) Setiap anggota masyarakat mempunyai kebebasan
ditolak. Liberalisasi pendidikan rupanya juga intelektual penuh, termasuk kebebasan dalam
berdampak pada munculnya situasi dehumanisasi. berbicara, beragama serta kebebasan pers
Liberalisme yang semula berangkat dari kesadaran c) Pemerintah hanya mengatur kehidupan
humanisme justeru berujung pada dehumanisasi. masyarakat secara terbatas
Situasi ini disebabkan adanya kecenderungan yang d) Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain
menempatkan pendidikan sebagi penopang merupakan hal yang buruk. Oleh karenanya,
perputaran modal. Akibatnya, setiap individu kekuasaan harus dicurigai, dibatasi, dan diawasi
semakin kehilangan eksistensinya, mengingat karena cenderung disalahgunakan. Sehingga,
keberadaan mereka dan dunia pendidikan pendidikan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 490
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.9 No.4 Edisi Nopember 2021

pemerintah harus dijalankan sedemikian rupa Moch. Tolchah. Pendidikan dan Faham Liberalisme.
serta dan penyalahgunaan dapat dicegah. Jurnal At-Ta’dib Vol.3 No.2 Sya’ban 1428.
e) Masyarakat dapat dikatakan bahagia manakala IAIN Sunan Ampel Surabaya.
individu-individu didalamnya bahagia. Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian
Deskriptif. Gajah Mada University Press.
5. REFERENSI Yogyakarta
Ajat Sudrajat. “One The Move to The New Era Nurani Soyomukti. 2013. Teori-teori pendidikan
Renaisans dan Eksplorasi Samudra”. (Tradisional, Neo liberalisme, Marxis-
Repository. UNY.ac.id Sosialis, Postmodren. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Ajat Sudrajat. 2015. Sejarah Pemikiran Dunia Islam Media
dan Barat. Malang: Intrans Publishing Soekarno. 1965. Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I.
Alia Azmi. 2013. “Individualisme Dan Liberalisme Jakarta : panitia Penerbit DBR
Dalam Sekularisme Media Amerika”. Jurnal Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran
Humans.Vol. XII No.1 Th. 2013. FIS Partisipatif. Bandung : Falah Production
Universitas Negeri Padang Supriyanto. “Memahami Cara Bekerja Sistem
Anton M Moeliono dkk. 1990 Kamus Besar Bahasa Perekonomian. Jurnal Ekonomi &
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Pendidikan”. Volume 6 Nomor 2, November
Arif Rohman. 2009. Politik Ideologi Pendidikan. 2009 FISE-Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta : Laksbang Mediatama Ulwan, Abdullah Nashih. 1996. Islam Syariat Abadi
Desak Putu Sinta Suryani. Refleksi Mazhab Inggris (Al-Islam Syar’ah Az-Zaman wa Al-Makan),
dalam Teori Hubungan Internasional: Penerjemah Jamaludin Saiz. Jakarta : Gema
Globalisasi dan Jembatan Via Media. Jurnal Insani Press
Hubungan Internasional Tahun VII, No.1, Wahyu Mutingningsih. 2014. Para Filsuf Dari Plato
Januari-Juni 2014. Sampai Ibnu Bajjah. Yogyakarta : IRCiSoD
Detmar Doering. “Liberalisme”. Wardhani, Baiq, 2014. Week 3. Liberalisme. Materi
Files.wordpress.com/2013/09/detmar- disampaikan pada kuliah teori hubungan
doering-ed-liberalisme.pdf. hal : 77. internasional, departemen hubungan internasional,
Diakses pada 27 Maret 2018 pukul 20.00 Universitas Airlangga. 20 Maret 2014
WIB
Firdaus Syam. 2007. Pemikiran Politik Barat
(sejarah, filsafat, ideologi, dan pengaruhnya
terhadap dunia ketiga). Jakarta : PT Bumi
Aksara
Henry J Schmandt. 2002 Filsafat Politik Kajian
Historis Dari Zaman Yunanai Kuno Sampai
Zaman Modren. Penerjemah Ahmad
Baidlowi & Imam Bahehaqi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Heru Nugroho. 2000. “Tinjauan Kritis Liberalisme
dan Sosialisme”. Jurnal Ilmiah Bestari.
No.30 Th.XIII. Diakses pada 27 Maret
2018. Pukul 20.00 WIB
Http://www.insistnet.com - INSISTS - Institute for
The Study of Islamic Thought and
PCoivwileizreadtio bny Mambo Generated:
12 November, 2007. Diakses pada 27 Maret
2018. Pukul 21.00 WIB.
Husaini, Adian. 2005. Wajah Peradaban Barat dari
Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-
Liberal. Jakarta : Gema Insani Press
Idris, Ahmad. 1991. Sejarah Injil dan Gereja (Tarikh
Al-Injil wa Al-Kanisah). Penerjemah H.
Salim Basyarahil. Jakarta : Gema Insani
Press.
Lasa, HS. 2009. Kamus Kepustakawan Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Book Publiser
Ludwig Von Mises. 1985 .Menemukan Kembali
Liberalisme. Penerjemah Lela E. Madjiah.
Jakarta: Freedom Institute. Hal : X-XI

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 491

Anda mungkin juga menyukai