Anda di halaman 1dari 13

Pemahaman Nilai Liberalisme dan Pengaruhnya

Terhadap Aspek-Aspek Kehidupan Masyarakat Indonesia


Alifiadita Nindyarini Wirawan (19/452042/PSA/19629)
Faculty of Cultural Studies, Universitas Gadjah Mada
Alifiaditanindy9729@gmail.com

Pendahuluan

Pada hakikatnya, liberalisme adalah suatu bentuk pemahaman, ideologi, teori yang
dikemukakan dan dipaparkan oleh banyak ahli teori, peneliti, akademisi dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan John Locke mengenai liberalisme, penulis melihat teori ini fokus
dengan nilai atau esensi dari kebebasan dalam setiap sendi kehidupan masyarakat dunia.
Secara umum, Locke menjelaskan bahwa liberalisme adalah suatu nilai atau ideologi yang
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Hal ini mengakibatkan penolakan adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah
dan agama. Pemahaman seperti ini sangat mudah untuk diadopsi dan dipraktekkan oleh
masyarakat modern yang memiliki ekspektasi tertentu terhadap nilai demokrasi seperti
perwujudan kebebasan dalam berpendapat dan berpartisipasi di dunia politik. Alasan
pemahaman liberalisme banyak diadopsi oleh masyarakat dunia saat ini karena melihat
demokrasi dan liberalisme mempunyai salah satu esensi yang paling penting yaitu kebebasan
untuk mayoritas. Walaupun dalam pemahaman liberalisme dapat membawa kelebihan seperti
memunculkan inisiatif masyarakat untuk lebih aktif dalam berpartisipasi di dunia politik,
ekonomi, sosial dan lain-lain.
Akan tetapi, hal ini bisa menimbulkan dampak negatif khususnya dalam konteks
masyarakat Indonesia yang menganut nilai-nilai timur dan agama membuat esensi dari
“kebebasan” itu sendiri tidak sepenuhnya bebas tanpa mempertimbangkan elemen-elemen
dalam masyarakat seperti, nilai luhur dan agama. Perkembangan paham liberalisme di
Indonesia dapat terlihat dari banyaknya kemunculan fenomena-fenomena sosial dan budaya
yang memperlihatkan bagaimana secara perlahan nilai-nilai luhur dan agama tidak dianggap
sebagai salah satu landasan terpenting dalam bertindak dan bertingkah laku dalam
masyarakat. Terbukti dengan maraknya ekonomi liberal yang mengarah ke praktik ekonomi
kapitalisme, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap masyarakat bawah yang makin terpuruk
perekonomiannya. Sebaliknya, praktik dari ekonomi liberal akan memperkuat pihak kapitalis
yaitu masyarakat keatas. Dampak dari praktik liberalisme didalam aspek masyarakat juga
terlihat dalam aspek nilai-nilai budaya timur yang mulai luntur dikalangan masyarakat
Indonesia khususnya generasi mudanya. Mereka jadi lebih berani dalam mengekspresikan
diri dari perihal busana, tutur kata, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
budaya luhur dan budaya timur yang selama ini dianut oleh masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu, karya tulis ini dibuat tidak hanya bertujuan untuk memberikan
pemaparan mengenai paham liberalisme tetapi juga untuk menjelaskan sekaligus
membuktikan bagaimana penyebarannya menghasilkan dampak positif dan negatif dalam
aspek-aspek masyarakat khususnya aspek ekonomi, agama, sosial dan budaya. Dengan
demikian, untuk bisa mencapai tujuan dari karya tulis ini harus menggunakan metode
penelitian yang tepat. Sehingga, penulis mampu melakukan analisis berdasarkan informasi
yang aktual dan terpercaya. Pada akhirnya, karya tulis ini menggunakan metode studi pustaka
untuk meneliti fenomena ekonomi, agama, sosial dan budaya terjadi di dalam masyarakat
Indonesia yang merupakan dampak dari pengaruh penyebaran dan praktik paham liberalisasi
di seluruh dunia. Menurut penulis penggunaan metode studi pustaka sangat sesuai karena
dianggap mampu untuk membantu dalam hal pengumpulan data informasi yang dibutuhkan.
Menurut Sugiyono, (2012) menjelaskan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian
teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Oleh karena itu, metode studi pustaka
sangat relevan untuk diimplementasikan di karya tulis ini karena salah satu poin penting yang
akan dibahas adalah fenomena sosial yang berkaitan dengan suatu nilai atau pemahaman
yang berkembang dan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat khususnya
di Indonesia. Adapun pendapat lain mengenai teknik studi pustaka dari Arikunto, (2010) yang
menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau artikel,
jurnal dan sebagainya. Berdasarkan pemaparan Arikunto, penulis melihat penggunaan studi
pustaka sebagai metode atau teknik pengumpulan data memang sesuai untuk menjalankan
penelitian seperti ini yang berfokus dalam mengolah informasi dari berbagai bentuk
dokumentasi sebagai data utama penelitian.
Setelah menentukan metode penelitian, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan agar
dapat memahami paham liberalisme secara lebih mendalam adalah diperlukannya
pembahasan yang memberikan pemaparan mengenai paham liberalisme secara detail dengan
menyertakan sudut pandang dari para ahli, akademisi, dan peneliti. Tentunya pemahaman ini
akan sangat membantu juga dalam upaya untuk mengetahui dampak dari penyebaran paham
liberalisme pada masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia dengan lebih mudah
dikarenakan telah memahami esensi dari liberalisme terlebih dahulu. Oleh sebab itu, penulis
merumuskan beberapa poin pembahasan yang dianggap penting dan mampu membantu
dalam memberikan penjelasan mengenai paham liberalisme secara menyeluruh. Di dalam
pembahasan tersebut terdapat empat poin penting yang akan dibahas dalam karya tulis ini
diantaranya, pemahaman nilai liberalisme dengan mempelajari definisi dan asal usulnya,
perkembangan paham liberalisme dari sudut pandang para ahli dan peneliti yang kredibel,
mengungkap faktor-faktor yang memicu berkembangnya paham liberalisme dalam
masyarakat dunia khususnya Indonesia, dan yang terakhir adalah upaya untuk melihat
bagaimana perkembangan paham liberalisme mempengaruhi berbagai sektor kehidupan
masyarakat khususnya di Indonesia.

Pembahasan

1. Pemahaman Nilai Liberalisme: Definisi dan Asal Usul Liberalisme


Pada dasarnya, liberalisme berasal dari bahasa latin “liberal” atau “liber” yang
mempunyai makna ‘bebas’ atau sama dengan artinya ‘merdeka’ sedangkan “isme” berarti
paham atau ideologi. Pada hakikatnya, nilai atau teori liberalisme merupakan suatu ideologi,
filsafat, prinsip dan teori yang menjunjung tinggi unsur kebebasan terhadap masyarakat
dalam setiap bidang. Hal ini diperkuat dengan pengertian liberalisme menurut John Locke
yang menjelaskan bagaimana unsur kebebasan adalah intisari dari pemahaman liberalisme.
John Locke adalah seorang figur penting dan cendekiawan yang ikut serta berkontribusi
dalam memberikan pemaparan tentang liberalisme dari awal mula tercetusnya. Dalam hal ini,
beliau dengan jelas menguraikan definisi liberalisme merupakan rangkaian prinsip yang
mulai tersebar dari periode Yunani Kuno sampai ke dinasti Ming dan Song dari Timur dan
pada akhirnya dapat disimpulkan menjadi satu ideologi yang modern. Pada intinya, John
Locke memberikan penjelasan terkait liberalisme yang terbentuk berdasarkan esensi dari
pemikiran kebebasan atau kemerdekaan bagi masyarakat secara menyeluruh.
Disisi lain, ada tokoh lain yang juga memiliki konsep liberalisme yang hampir sama
dengan John Locke. Menurut Kanazawa, (2010) liberalisme merupakan suatu pemikiran
filosofi dengan menganut unsur-unsur kebebasan, persetujuan pemerintahan, dan kesetaraan
di depan hukum. Dengan demikian, pemahaman menurut Kanazawa sangat mendukung
konsep pemikiran masyarakat yang seharusnya diberikan kebebasan dalam mempraktikan
nilai-nilai demokrasi dan pemberian kesetaraan terhadap mereka dalam segi politik dan
sebagainya. Oleh sebab itu, untuk melihat bagaimana prinsip liberalisme dipraktekkan atau
dianut oleh suatu negara dapat diperhatikan dari cara negara tersebut mengatur suatu
pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai demokratis bagi masing-masing individu
masyarakatnya atau tidak.
Pendapat lainnya mengenai pemahaman liberalisme dirasakan juga oleh Moch.
Tolchah sebagai mahasiswa doktoral di IAIN Sunan Ampel Surabaya didalam jurnalnya
berjudul Pendidikan dan Faham Liberalisme. Berdasarkan pemaparan Tolchah didalam
jurnalnya mengutarakan pandangannya mengenai definisi liberalisme secara umum yang
ternyata tidak jauh dari konsep kebebasan. Moch. Tolchah menjelaskan bahwa liberalisme
merupakan paradigma berpikir yang menjurus ke arah perkembangan kebudayaan yang
menjadi mainstream dunia berlandaskan kebebasan dan persamaan hak khususnya dalam
nilai politik. Pada umumnya, pengertian dari liberalisme dapat dicirikan sebagai pemikiran
yang mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, terutama dalam hal kebebasan berpikir
para individu. Setelah memahami definisi liberalisme sebagai ideologi, prinsip, dan teori, dari
berbagai sudut pandang para peneliti atau tokoh-tokoh penting yang relevan, pemahaman
mengenai asal mula pemahaman liberalisme terbentuk dan berkembang akan sangat
membantu pula dalam memahami liberalisme secara komprehensif.
Terbentuknya nilai atau teori liberalisme bermula dari bagaimana masyarakat melihat
sistem pemerintahan pada era kolonial dan monarki sangat mengekang mereka dalam
berpikir secara demokratis. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan dari John Locke
mengenai hal ini, memberikan informasi mengenai proses timbulnya nilai liberalisme
didalam suatu perkumpulan masyarakat yang setiap individunya memegang teguh prinsip
‘one man for himself’. Istilah ‘one man for himself’ sendiri terbentuk berdasarkan keinginan
masyarakat untuk dapat membela dirinya sendiri dan menjaga properti kepemilikannya tanpa
ada campur tangan pemerintah. Akan tetapi, John Locke juga menyadari bahwa tanpa adanya
pemerintahan, kehidupan masyarakat akan tidak seimbang karena tidak adanya sistem yang
mengatur seluruh elemen dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Sebenarnya, inti
dari pemahaman liberalisme adalah bagaimana praktiknya dapat memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk lebih leluasa dalam menggunakan hak demokratisnya sebagai
penduduk suatu negara dan juga perubahan dalam pemerintahan menjadi lebih demokratis.
Walaupun begitu, banyak hal yang bertentangan dari praktik liberalisme, yang tidak semua
negara bisa mengimplementasikannya dikarenakan latar belakang budaya dan norma yang
berbeda.
Kemunculan dan praktik pemahaman liberalisme oleh beberapa negara di seluruh
dunia juga bermula dari perkembangan mutakhir Barat sejak era renaissance dan
Aufklaerung sejak abad pertengahan yang sangat signifikan. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap masyarakat dalam ikut serta mengimplementasikan nilai liberalisme di setiap aspek
kehidupan mereka termasuk sistem pemerintahannya. Perkembangan ideologi liberalisme
juga tidak dapat terlepas dari revolusi gereja yang terjadi sekitar abad ke-5 hingga 15 Masehi.
Revolusi tersebut memantik banyak sekali pertentangan antara masyarakat yang masih
percaya atau menganut nilai-nilai konservatif. Kehadiran ideologi liberalisme tidak bisa serta
merta diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dunia yang beberapa gagasannya dianggap
bertentangan dengan ajaran gereja, seperti keinginan untuk hidup bebas dari pengawasan
pihak kerjaan maupun pihak gereja. Tentunya, ajaran dari liberalisme tidak disetujui oleh
pihak kerajaan maupun gereja pada saat itu karena hampir seluruh aspek kehidupan
masyarakatnya dipantau dan diatur secara penuh oleh kerajaan dan gereja. Oleh sebab itu,
sampai sekarang pun tidak semua negara dapat menganut ideologi liberalisme dalam
pemerintahan maupun masyarakatnya karena masih ada beberapa negara yang
mengimplementasikan sistem monarki, komunis, dan sebagainya, yang pada intinya seluruh
aspek masyarakat harus diatur dibawah pengawasan kerajaan atau pusat kekuatan tertentu.

2. Pandangan Fukuyama dan Doyle Mengenai Perkembangan Paham Liberalisme


Berdasarkan pemaparan teori atau nilai liberalisme didalam buku “Theories of
Internationalism” yang ditulis oleh Scott Burchill, terdapat dua tokoh utama yang
mempunyai peran penting dalam menjelaskan perkembangan teori liberalisme. Kedua tokoh
tersebut adalah Fukuyama dan Doyle. Berdasarkan pandangan Fukuyama, perkembangan
ideologi atau pemahaman liberalisme mulai terkenal dalam masyarakat dunia sejak cold war
atau lebih tepatnya pada saat runtuhnya komunisme Soviet pada tahun1990an. Pada awal
1990an, runtuhnya Uni Soviet yang terkenal dengan praktisi ideologi komunisme dalam
pemerintahannya, membuktikan bahwa demokrasi liberal merupakan ideologi masyarakat
yang kokoh dan tidak memiliki tandingannya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan masyarakat
Eropa telah berhasil mempengaruhi masyarakat dunia termasuk Uni Soviet untuk
mengimplementasikan nilai demokrasi yang berasal dari paham liberalisme. Fenomena ini
juga dianggap sebagai bentuk dari berakhirnya ideologi pemerintahan komunisme, sejak
nilai-nilai eropa timur digeser dengan masuknya dan menguatnya nilai-nilai barat. Oleh
karena itu, penulis melihat pemaparan Fukuyama mengenai perkembangan ideologi
liberalisme seperti sebuah gambaran atau bisa pula dilihat sebagai vission mengenai
masyarakat dunia khususnya perubahan dalam berbagai bidang kehidupan mereka yang akan
terpengaruh dengan menguatnya nilai liberalisme. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat
masyarakat Indonesia yang mengalami perubahan dari segi budaya khususnya budaya timur
mulai luntur secara perlahan seperti dari aspek gaya hidup yang mengikuti budaya barat.
Fenomena sosial yang terjadi di Indonesia ini bisa dijadikan sebagai salah satu contoh
dampak dari berkembangnya ideologi liberalisme yang sangat massive.
Disisi lain, menurut pandangan Doyle mengenai bagaimana perkembangan ideologi
liberalisme di seluruh dunia dapat terjadi sedemikian rupa karena beberapa faktor, salah
satunya adalah gagasan demokrasi liberal. Sehingga pemahaman ideologi liberalisme dapat
tersebar secara luas karena paham demokrasi liberal dapat terpenetrasi dengan secara halus ke
setiap sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan praktik demokrasi liberal dapat
terlihat di masyarakat Indonesia yang perlahan mulai mengimplementasikannya karena
selaras dengan tujuan mereka dalam mencapai kebebasan berdemokrasi tanpa adanya campur
tangan pemerintah. Akan tetapi, praktik demokrasi liberal di Indonesia seperti mudahnya
masyarakat mengutarakan pendapat di sosial media tanpa memperhatikan kosakata yang
digunakan atau tata cara penyampaian yang tidak sesuai dengan norma sangat berdampak
buruk terhadap Indonesia yang memiliki pandangan berbeda mengenai praktik demokrasi.
Oleh sebab itu, jika pemahaman liberalisme benar-benar dianut oleh negara Indonesia beserta
masyarakatnya maka tidak hanya berdampak buruk dalam praktik demokrasi berdasarkan
budaya timur tetapi juga dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan
demokrasi liberal yang pada akhirnya akan menghasilkan dampak buruk lainnya.

3. Faktor – Faktor Berkembangnya Paham Liberalisme


Perkembangan ideologi, nilai, teori, dan pemahaman liberalisme tidak dapat disangkal
kemajuannya dalam mempengaruhi masyarakat dunia untuk mempraktekkan paham
liberalisme di setiap aspek kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini bisa terjadi karena ada
beberapa faktor yang mendukung perkembangan ideologi liberalisme secara massive. Setelah
membaca buku “Theories of International Relations” ditulis oleh Scott Burchill, Andrew
Linklater, Richard Devetak, Jack Donnelly, Matthew Paterson, Christian Reus-Smit and
Jacqui True, banyak sekali pengetahuan mengenai berbagai macam bentuk-bentuk
pemahaman, ideologi atau teori yang diantaranya adalah paham liberalisme. Berdasarkan dari
buku tersebut, terutama di dalam pembahasan teori atau paham liberalisme oleh Scott
Burchill terdapat hal-hal penting yang harus diperhatikan. Faktor-faktor pendukung dari
perkembangan ideologi liberalisme menjadi salah satu pembahasan penting didalam tulisan
Scott Burchill. Faktor pertama yang mendukung perkembangan ideologi liberalisme adalah
bagaimana ideologi liberalisme menawarkan suatu gagasan “Peaceful World Order
Framework”. Pada dasarnya, gagasan ini dibentuk dari framework para liberalist pada abad
ke 18 dan 19, menyusun ideologi liberalisme yang praktiknya diyakini dapat membantu
masyarakat dalam membentuk suatu tatanan sosial yang lebih fleksibel dan dinamis.
Sehingga mampu mendukung masyarakat dunia untuk mengembangkan setiap sektor
kehidupan mereka secara perlahan. Konsep ini memiliki keterkaitan dengan faktor
pendukung perkembangan liberalisme yang kedua yaitu menawarkan nilai-nilai progresif
terhadap perkembangan masyarakat. Dengan mengimplementasikan ideologi liberalisme
sebagai salah satu landasan utama dalam menjalankan suatu pemerintahan dan dalam
menjalankan setiap aspek kehidupan masyarakatnya akan memberikan dampak positif. Salah
satunya adalah bagaimana implementasi ideologi liberalisme dapat memicu perkembangan
yang progresif dalam sektor-sektor penting di suatu negara seperti perekonomiannya yang
lebih mandiri dan kreatif, pendidikan yang lebih global, dan sebagainya.
Faktor ketiga lainnya adalah bagaimana prinsip liberalisme menawarkan kebebasan
kepada masyarakat untuk hidup lebih baik dan bebas dr pengaruh perang. Konsep ini
berkaitan dengan kondisi masyarakat yang sangat trauma terhadap situasi perang membuat
mereka mengharapkan adanya ideologi yang memperbolehkan mereka untuk bisa hidup lebih
bebas dan merdeka atau lebih tepatnya lepas dari pengaruh perang. Dalam tulisan Scott
Burchill juga menjelaskan sebuah gambaran bagaimana “perang” dianggap sebagai contoh
bentuk dari imbalance of power. Oleh sebab itu, kemunculan paham liberalisme dilihat
mampu mendukung segala upaya masyarakat untuk meraih setiap hak mereka yang tidak
dapat diperoleh saat masa perang seperti equality before the law, free speech dan civil liberty,
respect for private property dan terakhir representative government. Faktor pendukung
lainnya yang masih berkaitan dengan hak kebebasan masyarakat adalah adanya konsep free
trade setelah kemunculan ideologi liberalisme. Secara umum, konsep dari free trade sendiri
adalah berkaitan dengan penggunaan konsep-konsep perdagangan sebagai instrumen untuk
menunjukkan eksistensi dalam dinamika ekonomi politik internasional dan keuntungan dalam
penghapusan batas-batasan dalam perdagangan. Hal ini membuat sistem perekonomian dunia
termasuk Indonesia jadi lebih terpacu untuk bersaing dalam menunjukkan perkembangan dan
kemajuan yang pesat.
Selain faktor-faktor diatas, terdapat faktor lain yang memicu perkembangan paham
liberalisme di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Faktor pendukung lainnya adalah
terletak di keunggulan atau kelebihan dari menganut paham liberalisme. Berdasarkan
pemaparan dari Setiawan, (2020) mengenai pembahasan kelebihan dan kekurangan dari
paham liberalisme dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang terkandung dalam paham
liberalisme diantaranya:
Keunggulan Paham Liberalisme
1. Masyarakat menjadi lebih terpacu dalam menunjukkan inisiatif mereka dalam ikut serta
memajukan perekonomian Indonesia melalui kreasi usaha ataupun kegiatan ekonomi
mereka masing-masing. Sehingga membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih mandiri
yang tidak perlu lagi menunggu komando dari pemerintah.
2. Dengan mempraktekkan paham liberalisme juga memperbolehkan masyarakatnya lebih
bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi yang tentunya akan sangat
membantu untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Menumbuhkan motivasi untuk ikut bersaing dalam memajukan kegiatan perekonomian
karena telah diberikan kebebasan dalam memiliki setiap sumber daya produksi.
4. Kebebasan yang ditawarkan oleh paham liberalisme akan memberikan dampak positif
dalam praktiknya yang akan menghasilkan barang-barang bermutu tinggi agar mampu
menyaingi perekonomian negara-negara lainnya.
5. Terjadi peningkatan dalam efisiensi dan efektivitas setiap kegiatan ekonomi yang
berlandaskan motif untuk mencari keuntungan.
6. Sedangkan dalam dunia pers, praktik liberalisme akan membuka banyak kesempatan
untuk segala bentuk media dalam meliput berita ataupun menyampaikan ulasan secara
bebas yang tentunya ulasan atau berita akan mengandung banyak kritik-kritik tajam,
baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah. Sebenarnya ini hal yang
baik dalam dunia pers karena masyarakat pun jadi bisa lebih leluasa untuk memberikan
saran dan kritik mereka terhadap kinerja seseorang dalam lembaga atau suatu bentuk
pemerintahan secara lebih kritis.
7. Keunggulan terakhir adalah masyarakat dapat memilih partai politik apa saja tanpa
adanya campur tangan atau intervensi dari pihak manapun dan hal ini termasuk dari hak
mereka dalam kebebasan berpolitik.
Akan tetapi, dibalik semua keunggulan yang ditawarkan dalam mengimplementasikan
ideologi liberalisme terdapat konsekuensi yang harus dihadapi dalam suatu negara atau
masyarakat yang menganut ideologi ini. Berikut merupakan kelemahan ideologi liberalisme
yang menjadikannya konsekuensi dalam praktik liberalisme.

Kelemahan Ideologi liberalisme:


1. Dengan banyaknya persaingan usaha ataupun kegiatan ekonomi secara bebas membuat
pemerintah menjadi kesulitan dalam hal pemerataan pendapatan dikarenakan pendapatan
jatuh kepada pemilik modal atau si pemilik kapital sedangkan golongan pekerja kebawah
hanya dapat menerima upah kecil atau pendapatan yang sangat rendah.
2. Praktik liberalisme dalam dunia perekonomian memang sangat membantu dalam
menarik masyarakat untuk memiliki sumber daya produksinya masing-masing secara
bebas tetapi hal ini mengakibatkan kebebasan yang diberikan menjadi sumber
permasalahan eksploitasi golongan pekerja. Tentunya akan berdampak, yang kaya makin
kaya dan yang miskin menjadi makin miskin atau bisa disebut dengan ketidak
seimbangan ekonomi masyarakat.
3. Makanya tidak heran melihat begitu banyaknya kemunculan monopoli di dalam dunia
perekonomian dunia termasuk di Indonesia akibat dari praktik ekonomi liberal yang
merugikan masyarakat.
4. Sedangkan dalam dunia pers, implementasi ideologi liberalisme selain membawa angin
segar ke dalam dunia media cetak dan peliputan berita secara lebih kritis akan
mengakibatkan pemerintah menjadi sulit untuk melakukan kontrol sebagai upaya
menghindari kesalahpahaman terhadap image pemerintah kepada masyarakat yang
belum tentu benar adanya. Keleluasaan yang ada di dunia media pers akan berpotensi
dimanfaatkan oleh pihak swasta dalam menyebarkan informasi atau nilai budaya yang
tidak sesuai dengan budaya di Indonesia.

Berdasarkan setiap keunggulan yang dijelaskan sebelumnya dapat memberikan suatu


pandangan bahwa setiap kelebihan dari suatu ideologi seperti liberalisme juga memiliki sisi
kelemahannya yang merupakan konsekuensi dari mengimplementasikan liberalisme dalam
aspek kehidupan masyarakat sehari-hari khususnya dunia perekonomian dan pers. Ternyata,
dibalik semua kelemahan yang terkandung dalam ideologi liberalisme banyak masyarakat
dunia maupun di Indonesia yang telah mengadopsi ideologi ini dalam sektor-sektor penting di
masyarakat. Pada akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda-beda dan sangat signifikan.

4. Pengaruh dari Perkembangan Paham Liberalisme Terhadap Dinamika Kehidupan


Masyarakat Indonesia
Praktik ideologi liberalisme telah dilakukan atau dipraktekkan oleh beberapa negara
dalam sistem pemerintahannya seperti Amerika Serikat, Chili, Brazil, Canada, Honduras, dan
beberapa negara lainnya. Khususnya negara Amerika Serikat yang masih secara murni
mengimplementasikan ideologi liberalisme tidak hanya dalam pemerintahannya tetapi juga
budaya masyarakatnya yang hidup secara liberal. Posisi Amerika Serikat sebagai salah satu
negara yang paling berpengaruh di dunia juga memberikan pengaruh yang signifikan dalam
menyebarkan pemahaman ideologi liberalisme dari dominasi budaya terutama aspek
perekonomian, sosial dan budaya, dan agama.

Dominasi Budaya: Aspek Perekonomian, Aspek Sosial & Agama


Dari segi perekonomian praktik pemahaman ideologi liberalisme sangat berpengaruh
dalam proses persaingannya. Secara umum, liberalisme memperdebatkan persaingan individu
dalam masyarakat sipil dan menyatakan bahwa kapitalisme pasar lebih baik dalam
mempromosikan kesejahteraan semua dengan mengalokasikan sumber daya yang langka

secara efisien dalam masyarakat. Akan tetapi, paham liberalisme tidak selalu bagus untuk
diterapkan dalam dunia ekonomi khususnya di Indonesia yang notabene masih negara
berkembang dan masyarakatnya masih berpenghasilan atau memiliki pendapatan yang
rendah. Menurut Hatib Abdul Kadir dari University of California Santa Cruz berpendapat
mengenai pengaruh praktik ekonomi liberal terhadap masyarakat di Indonesia dalam edisi
jurnal Universitas Gadjah Mada bahwa ideologi tersebut didalam dunia ekonomi sangat
mementingkan atau fokus terhadap keuntungan pribadi, menjalankan bisnis atau roda

perekonomian tanpa memperhatikan keragaman ekologis, organisasi sosial dan politik dan
pada akhirnya ekonomi liberal ingin memisahkan kegiatan-kegiatan ekonomi dari relasinya
dengan agama, etnisitas, kekerabatan, dan organisasi politik.
Oleh karena itu, hal ini sangat bertentangan dengan situasi sosial dan budaya
masyarakat Indonesia yang didominasi oleh penduduk umat muslim dan penganut budaya
timur dalam setiap aspek kehidupan termasuk perekonomian yang sangat menjaga nilai
keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan bersama. Dengan selalu mempertimbangkan
apakah ada pihak yang dirugikan atau terjadi kedzoliman terhadap pihak lain seperti
masyarakat kecil yang dirugikan dari praktik ekonomi liberal. Apalagi dengan adanya
semboyan yang terkandung dalam praktik libéralisme yaitu, “Laisser faire, laisser passer, ie
monde va de lui meme” yang berarti memiliki makna, produksi bebas, perdagangan bebas,
dunia ini akan dapat berjalan sendiri. Tetapi jika semuanya berdasarkan asas kebebasan maka
selain didalam praktek ekonomi liberal memicu terjadinya persaingan besar-besaran diantara
pemegang kapital yang terdiri dari pengusaha dengan modal besar akan menelan pengusaha-
pengusaha kecil, hal ini juga mengakibatkan terjadinya monopoli atau manipulasi ekonomi

negara untuk menguatkan satu pihak tertentu saja.


Sangat disayangkan, bahwa fenomena ekonomi liberal memang sedang terjadi
didalam masyarakat Indonesia. Bagi pemegang modal terbesar di roda perekonomian seperti
pemegang saham atau pengusaha-pengusaha besar akan mendapatkan keuntungan yang
banyak pula. Tanpa mereka sadari, mereka sudah melakukan monopoli perekonomian dengan
mengeksploitasi sumber daya manusia yaitu pihak pekerja sebagai salah satu sumber daya
produksi mereka dengan tidak memperhatikan kesejahteraan hidup pekerjanya dari segi
pemberian pendapatan yang sangat kecil seperti buruh pabrik misalnya. Oleh sebab itu,
banyak sekali fenomena masyarakat kecil seperti buruh pabrik melakukan protes atau
demonstrasi mengenai upah mereka yang tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan yang
sangat besar.
Disisi lain, dampak dari praktik liberalisme di Indonesia juga sudah sangat terlihat
terutama didalam aspek beragama. Pada dasarnya, praktik liberalisme menganggap suatu
masalah agama merupakan masalah tiap individunya masing-masing dan setiap individu
mempunyai hak kebebasan untuk meyakini agama apapun atau tidak meyakini agama
sekalipun adalah hak yang tidak bisa diganggu gugat. Walaupun memang tidak ada masalah
mengenai kemerdekaan untuk memilih agama apapun, untuk diyakini tetapi yang menjadi
masalah adalah munculnya praktik-praktik agama yang tidak sesuai dan malah menjurus
kearah yang menyesatkan masyarakatnya. Hal ini yang dikhawatirkan dari pengaruh praktik
liberalisme secara massive yang dianggap gagasannya masih banyak yang tidak sesuai
dengan ajaran atau budaya di Indonesia yang kebanyakan masyarakatnya masih
mempertimbangkan baik atau buruknya suatu budaya atau gagasan berdasarkan ajaran agama
mereka masing-masing. Apalagi, bagi umat muslim yang merupakan mayoritas penduduk di
Indonesia sangat mempertimbangkan nilai agama sebagai salah satu panduan mereka dalam
bermasyarakat. Oleh sebab itu, pengaruh dari praktik liberalisme dari segi agama yang
memperlihatkan tidak hanya munculnya ajaran sesat tetapi juga perilaku beberapa masyarakat
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya luhur yang dianut masyarakat Indonesia.
Pengaruh dari perkembangan praktik liberalisme lainnya yang sangat menonjol adalah
memudarnya nilai budaya luhur dalam aspek kehidupan sosialisasi masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda. Terlihat sekali bagaimana generasi muda Indonesia perlahan telah
terbuai dengan gaya hidup masyarakat liberal khususnya budaya masyarakat Amerika Serikat
yang sangat menjunjung tinggi kebebasan termasuk dalam menjalani gaya hidup masing-
masing. Walaupun gaya hidup masyarakat Amerika Serikat tidak semuanya buruk seperti
mengajarkan kemandirian, keberanian dalam mengekspresikan diri, dan keinginan untuk
terus maju dan berkembang termasuk hal-hal yang positif tetapi ada beberapa budaya
masyarakat Amerika Serikat tidak sesuai dengan budaya timur. Contohnya adalah perubahan
gaya hidup bebas untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis secara bebas tanpa
memandang nilai-nilai agama dan moral, sangat tidak sesuai dengan budaya timur yang
dianut oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Pengaruh yang sangat besar dari praktik
liberalisme dalam lingkup budaya masyarakat Amerika Serikat selama ini tersebar melalui
banyak media misalkan, produksi film yang perlahan mengikuti trend budaya barat, sosial
media yang mengumbar gaya hidup bebas, dan novel-novel barat yang terkadang
mengandung ajaran budaya liberal kepada pembacanya. Oleh sebab itu, hal ini tidak bisa
dipungkiri pengaruhnya yang sangat signifikan terpenetrasi dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia khususnya generasi muda yang lebih awal terpapar dengan
kecanggihan teknologi dan media sosial. Tentu saja fenomena ini sangat disayangkan,
bagaimana generasi mudanya masih sangat sedikit yang sadar akan pengaruh budaya barat
dalam kehidupan mereka melalui media yang mereka konsumsi sehari-hari.

Kesimpulan

Pada hakikatnya, paham liberalisme dilihat sebagai ideologi, prinsip, dan teori yang
menjunjung tinggi paham kebebasan sebagai intisari dalam pembentukan pemahaman
liberalisme. Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari perkembangan pemahaman
liberalisme, mulai dari bagaimana gagasannya mengajarkan untuk lebih berani dan mandiri
tidak hanya dalam bermasyarakat tetapi juga dalam menjalankan perekonomian. Akan tetapi,
praktik dari gagasan liberalisme tidak semuanya sesuai dengan budaya timur masyarakat
Indonesia dari segi sosial, budaya, agama dan politik yang masih menjunjung tinggi nilai
moral dan budaya luhur. Namun demikian, perkembangan pemahaman liberalisme didalam
kehidupan masyarakat Indonesia tidak dapat dipungkiri pengaruhnya sudah mulai terasa saat
ini.
Kemunculan fenomena-fenomena sosial dan budaya dalam masyarakat Indonesia saat
ini bisa dijadikan contoh bahwa paham liberalisme sudah mulai marak digandrungi oleh
masyarakat. Berlandaskan kebebasan, paham liberalisme mengarahkan penganutnya untuk
tidak terlalu memperhatikan nilai-nilai moral dan budaya dalam bertindak dan bertingkah
laku di masyarakat. Oleh sebab itu, praktik liberalisme di Indonesia tidak terbuka atau
sebanyak di Amerika Serikat karena beberapa gagasannya sangat bertentangan dengan ajaran
masyarakat Indonesia yang berlandaskan budaya timur, nilai moral, agama dan sosial secara
keseluruhan di setiap aspek-aspek kehidupannya.

Daftar Pustaka

Arikunto. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


https://doi.org/10.1016/S0969-4765(04)00066-9.
Burchill, Scott., et.al. (2005). Theories of International Relations, Third edition. New York:
Palgrave Macmillan.
Kadir, Hatib Abdul. (2017). “Komparasi Munculnya Liberalisme Ekonomi di Indonesia dan
Burma”. University of California Santa Cruz. Volume 13 (2), pp. 163-185.
Kanazawa, Satoshi. (2010). Why Liberals and Atheists Are More Intelligent. Retrieved from
Academic Search Complete.
Locke, John. (1690). Two Treatises of Government.
Setiawan, Parta. (2020, Oktober 24). Pengertian Liberalisme – Sejarah, Ideologi,
Karakteristik, Kelemahan, Kelebihan, Paham. GuruPendidikan.com.
Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Polanyi, Karl (2001). Great Transformation. The Political Economic Origins of Our Time.
Beacon Press.
Tolchah, Moch. (2008). Pendidikan dan Faham Liberalisme. At-Ta’dib Vol.3 No.2 Sya’ban
1428.
Vannisa. (2017, March 17). Sejarah Liberalisme dan Pengertiannya. Perpustakaan.id.
Retrieved from URL; https://perpustakaan.id/sejarah-pengertian-liberalisme/

Anda mungkin juga menyukai