Anda di halaman 1dari 4

Sebelum membahas mengenai apa itu ideologi terbuka, akan lebih baik jika Grameds

memahami definisi dari ideologi terlebih dahulu. Istilah “Ideologi” ini pertama kali
dicetuskan oleh seorang filsuf berkebangsaan Perancis bernama Destutt de Tracy. Sejatinya,
istilah “Ideologi” ini berasal dari bahasa Yunani, yakni atas kata “Ideo” yang berarti ide, cita-
cita, gagasan, dan pemahaman; dan “Logia” yang berarti logika atau alasan. Nah, dari hal
tersebut dapat dirumuskan bahwa ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk
kepercayaan dan pemahaman untuk mewujudkan cita-cita manusia. Jika ditarik berdasarkan
kepentingan suatu negara, maka ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar, gagasan,
kepercayaan, dan keyakinan yang sistematis dengan sesuai pada arahan dan tujuan yang
hendak dicapai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ideologi selalu identik dengan sistem negara. Seorang ahli bernama Prof. Padmo Wahyono
berpendapat bahwa ideologi memberi makna sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah hidup
bangsa yang berupa seperangkat tata nilai yang telah dicita-citakan dan harus direalisasikan
dalam kehidupan bermasyarakat. Ideologi ini tentu saja akan memberikan stabilitas arah
terutama dalam hidup bermasyarakat, sekaligus memberikan dinamika atas gerak menuju apa
yang telah dicita-citakan.
Dalam hal ini, ideologi terdapat dua jenis yakni ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
 Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan yang menentukan tujuan-tujuan serta
norma politik dan sosial yang sudah tidak boleh dipermasalahkan lagi serta harus
dituruti. Ideologi tertutup bersifat dogmatis, sehingga tidak dapat diubah atau
dimodifikasi berdasarkan pengalaman yang ada. Oleh sebab itu, ideologi tertutup
tidak menerima pandangan atau nilai-nilai lain
 Ideologi terbuka adalah suatu pemikiran yang terbuka. Maksudnya, ideologi terbuka
ini mampu mengikuti atas perkembangan zaman yang ada sehingga akan bersifat
dinamis. Ideologi terbuka nyatanya banyak diterapkan oleh bangsa-bangsa di dunia,
sebab dinamis akan perkembangan zaman sehingga tidak anteng pada hal itu-itu saja.
Tidak hanya itu saja, ideologi terbuka juga dapat diartikan sebagai suatu sistem
pemikiran terbuka yang pada hasil konsensusnya berasal dari masyarakat itu sendiri.
Nilai-nilai dari cita-cita pada ideologi terbuka tidak dipaksakan oleh hal-hal di luar
masyarakat, melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral, dan
budaya dari masyarakat di suatu negara itu sendiri.
***
Indonesia termasuk salah satu bangsa di dunia ini yang menggunakan sistem ideologi
terbuka, yakni berupa Pancasila.
Ciri-Ciri Ideologi Terbuka
Hanya ada di dalam sistem negara yang demokratis.
Bersifat inklusif, tidak totaliter, dan tidak dapat dipakai untuk melegitimasi kekuasaan
atas sekelompok orang.
Cita-cita bangsa dapat dicapai secara bersama-sama dan telah disepakati secara
demokratis.
Nilai dan cita-cita berasal dari moral budaya yang ada di masyarakat itu sendiri.
Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga
menjadi milik seluruh rakyat dan bahkan dapat ditemukan dalam kehidupan mereka.
Isinya tidak langsung operasional. Maka dari itu, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali atas falsafah tersebut dengan mencari implikasinya dalam situasi
kekinian mereka.
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.
=
Sebelumnya, sudah saya bahas bahwa bangsa Indonesia ini menganut sistem ideologi
terbuka yakni Pancasila. Yap, pasti teman-teman sudah tahu kan jika ideologi bangsa
Indonesia adalah Pancasila. Nah, ternyata Pancasila itu merupakan produk dari sistem
ideologi terbuka.
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan pada seperangkat nilai terpadu yang dianut
dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Dalam hal ini lebih condong sebagai tata nilai
yang dipergunakan untuk acuan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Sebagai ideologi, Pancasila berlaku sebagai pedoman dan acuan oleh setiap warga negara
Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang. Berhubung Pancasila ini adalah
perwujudan dari ideologi terbuka, maka tentu saja Pancasila bersifat terbuka, luwes, dan
fleksibel. Meskipun Pancasila ini berupa sistem ideologi terbuka, tetapi bukan berarti
bahwa nilai-nilai dasarnya dapat diubah atau diganti begitu saja ya… Sebab penciptaan
sila-sila dalam Pancasila telah disesuaikan pada cita-cita dan jati diri bangsa Indonesia.
Dari perspektif para ahli, nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila terdiri atas tiga macam
nilai sebagai ideologi terbuka yang berupa nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
***
Pasti Gteman-teman pernah berpikir mengapa Indonesia menganut Pancasila sebagai
ideologi terbuka? Tentu saja terdapat beragam faktor yang mendorong hal tersebut supaya
dapat terjadi. Faktor-faktor pendorong tersebut berasal dari masyarakat Indonesia itu
sendiri dan ada juga yang berasal dari luar. Nah berikut adalah beberapa faktor yang
mendorong mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka dan dianut oleh
masyarakat Indonesia.
1. Dinamika Masyarakat yang Berkembang Pesat
2. Ideologi Tertutup Tidak Sesuai dengan Ideologi Indonesia
3. Memperkokoh Kesadaran akan Nilai-Nilai Pancasila yang Abadi
***
Meskipun Pancasila memiliki sifat dinamis dan keterbukaan sebab menjadi
produk dari sistem ideologi terbuka, tetapi tetap saja memiliki batasan-batasan
yang tidak boleh dilanggar, yakni:
1. Stabilitas Nasional yang Dinamis
2. Larangan Terhadap Ideologi Marxisme, Leninisme, dan Komunisme
3. Mencegah Berkembangnya Paham Liberal
4. Larangan Terhadap Pandangan Ekstrim yang Menggelisahkan Kehidupan
Bermasyarakat
****
Keberadaan ideologi Pancasila yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini tentu saja memiliki
beragam keunggulan dibandingkan dengan sistem ideologi besar yang dianut oleh sebagian
besar negara di dunia. Berikut adalah keunggulan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
1. Sila Pertama Pancasila
Pada sila pertama Pancasila, dinilai lebih unggul terutama jika dibandingkan dengan paham
Atheisme yang dianut Komunisme, yang berbasiskan ajaran materialisme dialektis dan
materialisme historis versi Marxisme. Pada sila pertama ini nyatanya akan menjiwai sila-sila
yang lainnya misalnya Perikemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.

2. Sila Kedua Pancasila


Pada sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab…” secara
tidak langsung menunjukkan konsep akan “Manusia” yang lebih seimbang dan bijaksana,
apabila dibandingkan dengan paham Liberalisme-Kapitalisme. Pada kedua paham tersebut,
justru memandang manusia sebagai “subjek pelaku bebas yang dapat mendeterminasi dirinya
sendiri.”
Dengan demikian, konsep manusia Pancasila dinilai lebih lengkap, komprehensif, dan
seimbang dalam hal memandang dan memperlakukan manusia dengan tidak sebelah.

3. Sila Ketiga Pancasila


Pada sila ketiga Pancasila yakni “Persatuan Indonesia” dinilai lebih unggul daripada konsep
persatuan ras (NAZI) dan persatuan bangsa yang chauvinis (Fasis). Dalam persatuan ras dan
bangsa secara chauvinis ini lebih mengandung unsur peninggian diri sendiri (misalnya
superioritas ras Arya di India) dan perendahan yang lain (inferioritas).

Sementara pada persatuan model Volksgemeinschaft yang dicetuskan oleh NAZI justru
mengandung kehendak untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaan (dengan cara ekspansi)
sekaligus kehendak untuk menjaga kemurnian dasah dan tanah air dari unsur-unsur yang
dianggap asing. Unsur-unsur yang dianggap asing tersebut misalnya adalah orang Yahudi,
kaum gipsy, kaum homoseksual, dan lain-lain.
Nah, pada prinsip Persatuan Indonesia versi Pancasila ini lebih didasarkan pada
penghormatan atas adanya perbedaan dan keragaman.

4. Sila Keempat Pancasila


Pada sila keempat Pancasila ini dinilai lebih unggul jika dibandingkan dengan paham
kerakyatan yang diusung oleh sosialisme dan fasisme.

Dalam pidato Soekarno pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, menyatakan bahwa “Dasar itu
ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu
negara untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi kita yang mendirikan negara”.

Dengan demikian jelaslah bahwa prinsip kerakyatan pada Pancasila ini lebih unggul dari
prinsip kerakyatan Sosialisme dan Marxisme yang menganut “solidaritas sosial” dengan
bertumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas.

5. Sila Kelima Pancasila


Pada sila kelima Pancasila ini, berimplikasi pada konsep kesejahteraan sosial dan demokrasi
ekonomi. Hal ini tentu saja lebih unggul dibandingkan pada konsep pasar bebas yang diusung
oleh Liberalisme-Kapitalisme, terutama pada bentuk barunya yaitu paham Neoliberalisme.
Menurut Sri Edi Swasono, sistem ekonomi Indonesia ini fokus akan wawasan yang selalu
dikaitkan dengan sila kelima Pancasila. Maka dari itu, kegiatan ekonominya akan
menggunakan asas persamaan demi kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran
perseorangan saja. Hal tersebut juga jelas terwujud dalam konsep koperasi.
Nah, itulah ulasan mengenai apa itu ideologi terbuka dan mengapa Indonesia menggunakan
Pancasila sebagai ideologi terbuka mereka

Anda mungkin juga menyukai