Pendekatan ietraksionalisme-simbiolis
Pendekatan ini Berkaca pada interaksi sosial pada tingkat minimal. Pendekatan ini juga bisa disebut sebagai mikro
karena ia melihat manusia pada hubungan yang lebih sederhana. Tokoh pendektan ini antara lain: jhon lock, jhon horton,
robert park dll.
Agama sebagai fenomena sosiologis
Agama sebagai fenomena sosiologis, terkait kepercayaan tentang yang abstrak, dan membentuk perilaku manusia
disebut perilaku agamis dalam kehidupanya. Dalam awal perkembanganya para tokoh sosiolog seperti augus comte
menilai agama sebagai suatu yang rendah. Dan lebih parah lagi karl amx yang menilai agama sebagi alat untuk
menindas kaum atas untuk kaum bawahan dan durkheim juga menilai bahwa agama sebagai sublimasi(pendewaan)
masyarakat yang menyembah diri, kajian-kajian sosial terhadap agama dilihat sebagai kritik terhadap teori-teori abad
ke-19, umumnya untuk mencari asal usul berdasarkan rasionalis dan individualis.
Lanjutan......
Tradisi yang menganggap agama adalah keyakianan yang keliru dan individu-individu
yang pada waktunya akan lenyap ketika pemikiran sudah mapan dalam masyarakat.
Contohnya evolusi darwinisme akan merubah keyakinan agama terhadap sang pencipta,
karena agama dianggap sesuatu yang irasional
Namun bekangan ini kajian- kajian ilmu sosial lebih tertarik pada agama sebagai sesuatu
yang rasional, kolekfif dan simbolik. Agama tidak dilihat dari unsur historis primitif
namun merespon kebutuhan manusia terhadap makna, dalam kajian sosiologis agama
dilihat sebagai salah satu institusi sosial, sebagai subsistem dari sistem sosial yang
mempunyai fungsi sosial tertentu, misalnya sebagai salah satu pranata sosial, dan karena
posisinya sebagai subsistem maka eksistensinya dan peran subsitemnya. Dengan demikian
agama dalam konteks sosilogi tidsk dilihst dari apa dan bagaimana isi ajaran ataupun
doktrin keyakinan, melainkan bagaimana ajaran dan keyakinan itu dilakukan dan
mengendap dalam perilaku pemeluknya dalam sendi-sendi kehidupan
Pendekatan sosiologis dalam tradisi intelektual
islam ibnu Khaldun
Menurut prof. Sati Al-Hasri, bahwa penelitian ibnu Khaldun adalah suatu
percobaan yang berhasil dalam memperbarui ilmu sosial sekaligus menjadikan
ilmu sosial berdiri sendiri, dan oleh karena itu ibnu khaldun telah berbuat begitu
jauh sebelum augus comte lebih dari 450 tahun dari berbagai pendapat ilmuan
sosial mereka menganbil kesimpulan bahwa yang pertama meletakan dasar-dasar
ilmu sosial adalah ibnu khaldun.
Ibnu Khaldun walaupun dia islam tapi dalam penelitianya sangat objektif dan
tidak mempengaruhi mengambil kesimpulan yang bersifat umum apakah
mengenai peradapan masyarakat islam ataupun non islam,namun dalam melihat
manusia, masayarakat dan allah ibnu khaldun tetap dalam koridor moral islam
dan ini berbeda dengan sosolog-sosiolog yang muncul belakangan, mereka
terkadang melepaskan nilai-nilai sosial dan agama yang dianut mereka
Penulis dan karya utama dalam studi slam
dengan pendekatan sosiologi
Dalam ilmu kemasyarakatan bisa kita lihat dari berbagai karya intelektual islam seperti perawi hadist
diantaranya bukhari, abu muslim dan turmuzi. Tujuan mereka adalah agar masyarakat bisa memahami
ajaran islam secara mendalam, humanis dan universal. Dalam karya-karya mereka yang terhimpun dalam
kitab shahih dan sunan, nilai-nilai sosiologis yang dijumpai ketika bukhari, abu muslim hendak
mengelompokan hadist berdasarkan kejujuran, kekuatan hafalan, dan pengakuan masayarakat tentang sikap
terpuji dari perawi.
Dan dalam hal ini kita dapat melihat dari imam abu hanifah, dalam pendapat abu hanifah dipengaruhi
perkembangan yang terjadi di kuffah yang saat itu sudah modern dan masalah yang dihadapi lebih komplek
jika dibanding madinah yang terkesan sederhana. Perbedaan inilah yang mebuat perkembangan hukum
selanjutnya di kedua kota tersebut, jika di Madinah banyak memakai sunah dengan cara ini dapat
menyelesaikan masalah dikota madinah berbeda dengan kufah dikufah sendiri banyak yang yang belum
mengetahui sunah, dalam hal ini dikufah banyak memakai
Lanjutan....
Metode pendapat atau dalam bahasa arabnya al-rayu, serta qiyas dan ihtisan yang merupakan bentuk analogi,
dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan hukum dapat berbeda beda setiap daerah
dan masyarakat tertentu.
Melihat perkembangan zaman yang semakin modern, studi islam dengan pendekatan
sosiologis akan berguna bagi kehidupan masyarakat muslim yang telah jauh tertinggal dari
barat dan kedua sumber hukum islam dijadikan patokan dalam meningkatkan kualitas
kehidupan yang lebih baik bagi kebangkitan islam sekarang dan nanti