Anda di halaman 1dari 5

Latihan Soal Pendidikan Pancasila Hukum

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar
dan menyeluruh.

Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

a. Ontologi
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Bidang
ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) pada manusia,
benda, alam semesta (kosmologi), ataupun metafisika.

Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya


untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang
Berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah
manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa,
jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara
hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya.
b. Kosmologi
Kosmologi, merupakan sebuah filsafat Pancasila yang bersifat statis dan dinamis
sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Hal ini berarti, Pancasila selalu relevan dan dapat
berinteraksi/menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada. Pancasila yang kita
kenal sebagai ideologi terbuka dapat menjadi cerminan bangsa Indonesia yang dalam
realita selalu terbuka dalam setiap dimensi kehidupan. Sehingga dapat di katakan bahwa
Kosmologi sebagai sebuah cabang filsafat yang membicarakan asal mula dan susunan
alam semesta.

c. Etika
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung
jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Etika umum mempertanyakan prinsip-
prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas
prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia.

Akualisasi pancasila sebagai dasar etika, tercermin dalam sila-silanya, yaitu sebagai
berikut:
 Sila pertama: menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai
kebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Sila kedua: menghormati setiap orang dan warga negara sebagai pribadi.
 Sila ketiga: bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi segmentasi.
 Sila keempat: kebebasan, kemerdekaan, kebersamaan, dimiliki dan dikembangkan
dengan dasar musyawarah.
 Sila kelima: membina dan mengembangkan masyarakat yang berkeadilan sosial.

a. Orde Lama
Pada masa orde lama, Indonesia menjalani proses peralihan dari masyarakat terjajah
menjadi masyarakat merdeka. Saat itu adalah proses pencarian penerapan bentuk
Pancasila. Pada masa kepemimpinan Soekarno ini Pancasila mengalami ideologisasi,
dimana Pancasila berusaha dibangun, dijadikan sebagai keyakinan, dan kepribadian
bangsa Indonesia.

Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam
sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada
masa orde lama. Era orde lama ditandai dengan dikeluarkannya dekrit Presiden pada
tanggal 5 Juli 1959. Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan
pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang
bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. Pada masa orde lama ini banyak terjadi
penyimpangan dalam badan UUD dan Pancasila. Juga terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan harapan seperti munculnya liberlaisme dan komunisme.

b. Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde
Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh
Soekarno pada masa Orde Lama.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela di negara ini. Penanaman nilai-nilai Pancasila pada saat itu
dilakukan tanpa sejalan dengan fakta yang terjadi di masyarakat, berdasarkan perbuatan
pemerintah. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap ke dalam kehidupan
masyarakat, tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam masyarakat.

Meskipun pada awalnya Pancasila begitu diagung-agungkan, dan masa Orde Baru ini
menunjukkan kinerja positif, tetapi lama kelamaan hanya menjadi alat untuk orang yang
berkepentingan. Sehingga Indonesia mencapai masa terburuk pada tahun 1998. Peristiwa
lengsernya Soeharto membawa Indonesia pada era reformasi.
c. Era Reformasi
Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan
pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan
ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang
diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas. Kebebasan yang mewarnai kehidupan
masyarakat Indonesia saat ini meliputi berbagai macam bentuk mulai dari kebebasan
berbicara, berorganisasi, berekspresi dan sebagainya. Kebebasan tersebut di satu sisi
dapat memacu kreativitas masyarakat, tapi disisi lain juga bisa mendatangkan dampak
negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak hal negatif yang timbul sebagai
akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, seperti munculnya pergaulan
bebas, pola komunikasi yang tidak beretika dapat memicu terjadinya perpecahan, dan
sebagainya.

Tantangan lain dalam penerapan Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa
persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang ditandai
dengan adanya konflik di beberapa daerah, tawuran antarpelajar, tindak kekerasan yang
dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan dan sebagainya.

Salah satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain adalah melalui
penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kewaspadaan dan
kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak
sesuai dengan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai