Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara otodidak, serta bukan hanya diciptakan oleh
seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia,
namun terbentuknya Pancasila, melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila
dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu
perbedaan, di satu sisi terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan tipis,
tetapi disisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda.
Permasalahan tentang Ideologi Pancasila, bukan hanya sebuah
permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan
normatif, namun juga bersifat praktis, karena menyangkut operasionalisasi dan
strategi. Hal ini dikarenakan, ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang
mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh, tentang makna dan nilai-nilai
hidup ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak.
Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun, misalnya agar setiap warga negara
bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama
manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi
Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit.
Sumber : http://armanyuni.blogspot.com/2014/11/resume-pancasila-sebagaiideologi-bangsa.html
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia?
2. Apa fungsi dan peran Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Indonesia?
3. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
4. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia?

1.3 Tujuan
Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1) Untuk

mengetahui

arti

dan

makna

Ideologi

dan

Pancasila.
2) Untuk mengetahui Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
3) Untuk mengetahui fungsi dan peranan Pancasila bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi


Ideologi berasal dari kata idea yang artinya gagasan, pengertian kata
logi yang artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan
tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau
ajaran tentang pengertian pengertian dasar. Istilah ideologi pertama kali di

kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796. Karl
Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial ekonomi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ideologi adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana di kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa ideologi negara
dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi
suatu sistem kenegaraan, untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan,
pada hakikatnya merupakan asas kerohanian, yang antara lain memiliki ciriciri tersendiri.
Ideologi merupakan cerminan, cara berfikir orang atau masyarakat
yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya,
semakin mendalam kesadaran ideologi seseorang, maka akan semakin tinggi
pula komitmennya untuk melaksanakannya.
Sumber : http://armanyuni.blogspot.com/2014/11/resume-pancasila-sebagaiideologi-bangsa.html

2.2 Pengertian Pancasila


Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar
Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad XIV, yaitu terdapat dalam buku Nagarakertagama
karangan Prapanca dan

buku Sutasoma karangan Tantular. Dalam buku

Sutasoma istilah Pancasila di samping mempunyai arti berbatu sendi yang


kelima (dari bahasa Sansekerta, juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan
yang lima (Pancasila Krama). Pancasila secara etimologis, Pancasila berasal
dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Panca dan Syila, Panca artinya
lima dan Syila artinya alas atau dasar. Jadi Pancasila artinya lima dasar
(aturan) yang harus ditaati dan dilaksanakan. Didalam agama Budha juga
3

terdapat istilah Pancasila yang ditulis dalam bahasa Pali yaitu Pancha Sila
yang artinya lima larangan atau lima pantangan sebagai berikut :
1.
Tidak boleh melakukan kekerasan.
2.
Tidak boleh mencuri.
3.
Tidak boleh berjiwa dengki.
4.
Tidak boleh berbohong.
5.
Tidak boleh mabuk minuman keras atau obat-obatan
terlarang.
Sumber:
https://www.academia.edu/9182554/pengertian_fungsi_dan_peran_pancasila
2.3 Perjalanan Pancasila dari Masa ke Masa
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada
tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman
Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya

selaku ketua

BPUPKI

mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar negara


apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan
paling dominan sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah
pembicara yang mengajukan gagasan mereka mengenai dasar filosofis
Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan
gagasannya mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul
Lahirnya Pancasila. Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut
bersifat kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan tajam antara
pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki
dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan
kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan
dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan
Piagam Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap
pemerintahan Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga
masa pemerintahan Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa
Indonesia adalah negara yang terlalu banyak meributkan masalah ideologi
dibandingkan negara-negara lain. Melihat pada perkembangan perumusan
Pancasia sejak 1 Juni sampai 18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa
4

Pancasila mengalami perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni,


Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno
BPUPKI

merupakan

memperjuangkan

dasar

modus
negara

kompromi

antara

nasionalisme

dan

kelompok

yang

kelompok

yang

memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus


1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi
kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup
bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering
dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an,
Pancasila sudah bukan lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi semua
ideologi. Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata ideologis
untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam yang
kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam
terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas
desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli
1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD
1945 sebagai satu-satunya konstitusi legal Republik Indonesia dan
pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang
diharapkan. Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar,
Masyumi, karena dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional
berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan partai politik yang
ada serta mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena
mereka menentang konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam
Pancasila. Soekarno juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan
NASAKOM yang berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan
komunisme. Kepentingan politis dan ideologis yang saling bertentangan
menimbulkan struktur politik yang sangat labil sampai pada akhirnya
melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan
Orde Lama.

Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan


bahwa rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden
pertama. Soeharto mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini
merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai
bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan
dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin mengedepan
dikarenakan Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa
perjuangan Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni
dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang menafsirkan resmi
tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai
adanya jaman baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis
dari Orde Baru yang dianggap menindas dengan konfrimitas ideologinya.
Pada era ini timbul keingingan untuk membentuk masyarakat sipil yang
demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara. Lepas
kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari tragedi besar dan
konflik berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan
ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan
instabilitas politik dan perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk
interpretasi monolitik selama ini cenderung mengaburkan dan menguburkan
makna substansial Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi
sebuah mitos, selalu dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan
kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila menjadi nilai yang distopia, bukan
sekedar utopia
Sumber
:

http://wijayadodyy.blogspot.com/2012/12/makalah-pancasila-

sebagai-ideologi.html
2.4 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil renungan dan pemikiran
seseorang atau sekelompok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di
dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan,
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
6

sebelum membentuk negara, dengan kata lain, unsur-unsur yang merupakan


materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan
oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar
negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup
dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari
bangsa lain. Selain itu, Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau
perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok
atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh
lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif.
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan
hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.Berdasarkan Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan
bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sumber : http://armanyuni.blogspot.com/2014/11/resume-pancasila-sebagaiideologi-bangsa.html
2.5 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila merupakan Ideologi terbuka, hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senantiasa mampu
menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi
Pancasila, bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga
memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah
aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek dan zaman.

Sumber

http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-

tentang-pancasila-sebagai.html
2.6 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberal dan
Ideologi Sosialis
Ideologi pancasila Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya
memiliki ciri khas serta karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan
ciri khas bangsa itu sendiri. Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara indonesia lahir dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa indonesia yang
telah diyakini kebenarannya. Ideologi pancasila mendasarkan pada hakikat
sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh
karena itu dalam ideologi pancasila mengakui atas kebebasan dan
kemerdekaan individu, namun dalam hidup bersama juga harus mengakui hak
dan kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus
mengakui hak-hak masyarakat. Selain itu manusia menurut pancasila
berkedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk tuhan
yang maha esa. Oleh karena itu nilai-nilai ketuhanan selalu menjiwai
kehidupan manusia dalam hidup bernegara.
Ideologi liberal Paham liberalisme berkembang dari akar-akar
rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran
tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi,
empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat
ditangkap dengan indra manusia), serta individualism yang meletakkan nilai
dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat
dan Negara. Manusia menurut paham liberalisme memandang bahwa manusia
sebagai manusia pribadi yang utuh, lengkap dan terlepas dari manusia lainya.
Sedangkan

Negara menurut paham liberalisme harus tetap menjamin

kebebasan individu, dan untuk itu maka manusia secara bersama-sama


mengatur Negara. Berdasarkan latar belakang timbulnya paham liberalisme
yang merupakan sintesa dari beberapa paham antara lain meterialisme,
rasionalisme, empirisme, dan individualisme, maka dalam penerapan ideologi
tersebut dalam Negara senantiasa didasari oleh aliran-aliran tersebut secara

keseluruhan. Rasio merupakan tingkatan tertinggi dalam Negara sehingga


dimungkinkan akan berkedudukan lebih tinggi dari pada nilai religius.
Menurut Hechter (dalam Smith, 2003:87) rasionalita sdalam nasionalisme,
tidak memberikan tempat bagi nilai-nilai, kenangan, simbol dan emosi
kolektif kecuali bagi hal-hal yang tidak tetap seperti kekayaan, status dan
kekuasaan. Paham liberalisme yang dipengaruhi oleh paham rasionalisme,
materialisme, empirisme serta individualisme. Dalam Negara liberal
membedakan dan memisahkan antara Negara dan agama atau bersifat sekuler.
Ideologi sosialisme Paham sosialisme merupakan reaksi atar
perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil dari ideologi liberal.
Ideologi ini mendasarkan pada suatu keyakinan

bahwa manusia pada

hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Hak milik pribad tidak ada
karena hal ini akan menmbulkan kapitalisme pada gilirannya akan melakkan
penindasan pada kaum proletar. Negara dalam ideologi sosialisme adalah
sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk komunal. Mengubah
masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan pada
pihak kelas proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan Negara harus
dipegang oleh orang-orang yang meletakkan kepentingan pada kelas proletar.
Demikian jga hak asasi dalam Negara hanya berpusat pada hak kolektif,
sehingga hak individual pada hakikatnya adalah tidak ada. Negara yang
berpaham sosilisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang
dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam kehidupan Negara
adalah materi, sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.
Sumber:
https://www.academia.edu/8406910/makalah_pancasila_sebagai_ideologi_nas
ional
2.7 Fungsi dan Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Setiap bangsa memerlukan nilai-nilai, norma-norma yang diyakininya
mampu berfungsi sebagai rujukan untuk memperjuangkan cita-citanya. Setiap
bangsa memerlukan pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
serta apa yang benar dan apa yang salah. Setiap bangsa memerlukan
kepercayaan yang diperlukan dalam memotivasi kebersamaan dalam
9

menjamin kelangsungan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia, jawabannya adalah


Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar Negara telah
terbukti memenuhi tuntutan kodrat bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.
Menurut juremi (2006:58-59) ideologi mempunyai peranan yang
sangat penting bagi bangsa indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Mempunyai peran sebgai citra jati diri bangsa, dimana indonesia sebagai
kelompok sosial yang besar, mempunyai kebutuhan untuk memiliki citra
jati dirinya.
b. Mempunyai peran sebagai akan penemu keyakinan dan kebenaran dalam
perjuangan bersama.
c. Mempunyai peran sebagai penghubung antara satu generasi dengan
generasi lainnya, antar pendiri bangsa dan generasi penerus. Sehingga
generasi penrus akan terus melanjutkan perjuangan generasi pendahulunya
untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
d. Mempunyai peran sebagai hukum dasar, dalam artian sebagai pedoman
utama dalam pembuatan aturan perundang-undangan.
Pancasila mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
stabilitas bangsa, karena pancasilamerupakan landasan bagi bangsa indonesia
untuk berpijak dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Pancasila berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan NKRI maupun
dalam proses pencapaian tujuan NKRI. Hal ini berarti tujuan negara yang
dirumuskan sebagai melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, mutlak harus sesuai
dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Secara historis fungsi dan peran
Pancasila, mengalami tahapan-tahapan dan setiap tahapan masing-masing
mencerminkan lingkup permasalahan yang berbeda, sehingga menuntut visi
yang khas pula.
Menurut Tjarsono (2013: 885-886) fungsi pancasila berdasarkan
tahapan nya antara lain sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai ideologi pemersatu
b. Pancasila sebagai ideologi pembangunan
c. Pancasila sebagai ideologi terbuka

10

Berdasarkan tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila


mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa indonesia.
Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadikan pijakan bagi bangsa indonesia
dalam mengambil tindakan serta merupakan filter terhadap perubahan zaman,
sehingga tetap menjaga nilai-nilai dasar yang ada pada masyarakat indonesia.
Sumber:
https://www.academia.edu/8406910/makalah_pancasila_sebagai_ideologi_nas
ional
2.8 Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, merupakan suatu
cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan
secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan, dari kehidupan bangsa
Indonesia. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, serta seluruh
masyarakat Indonesia, harus mampu menjaga nilai- nilai tersebut. Adapun
upayaupaya yang dapat dilakukan antara lain:
1) Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran
khusus Pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke
perguruan tinggi.
2) Lebih memasyarakatkan pancasila.
3) Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memberikan sanks,i kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap Pancasila.
5) Menolak dengan tegas, faham-faham yang bertentangan dengan
Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,dan keadilan, ini merupakan nilai dasar
bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilainilai Pancasila tergolong nilai kerohanian, yang di dalamnya terkandung,
secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
kenyataan, estetis, etis maupun religius.
Sumber : http://armanyuni.blogspot.com/2014/11/resume-pancasila-sebagaiideologi-bangsa.html
2.9 Upaya Menumbuhkan Nilai Ideologi Pancasila dalam Generasi Muda

11

Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai ideologi


pancasila dalam generasi muda adalah dengan menanamkan pemahaman
dalam diri setiap generasi muda bahwa pancasila adalah ideologi yang
merupakan tujuan dan cita-cita serta dasar negara kita yang diperoleh dengan
penuh perjuangan dimana ideologi pancasila digali dan dirumuskan dari nilainilai budaya bangsa yang telah ada dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia

itu sendiri sehingga mengajarkan kita untuk menghargai

keanekaragaman diantara keberagaman kebudayaan, agama, dan adat istiadat.


Melalui kegiatan seminar dan pengarahan kita memberikan
pemahaman mengenai

nilai-nilai pancasila

dan makna yang terkandung

didalamnya serta mengajak generasi muda untuk menyadari betapa pentingnya


menjunjung tinggi etika-etika Pancasila dalam menghadapi masuknya budaya
asing. Dalam hal ini pancasila berperan sebagai penyaring atau filterisasi
terhadap kebudayaan asing yang masuk yang mungkin akan membawa
dampak negatif. Melalui kegiatan seminar kita juga dapat menumbuhkan rasa
mencintai

tanah air dan bangsa yang diwujudkan dengan semangat

patriotisme

dan

nasionalisme

serta

mengimplementasikannya

dalam

kehidupan nyata.
Dalam dunia pendidikan pelajaran Pancasila hendaknya dimasukkan
dalam kurikulum di seluruh jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Pendidikan
Pancasila juga wajib dikembangkan dalam program kurikuler, kokurikuler
maupun ekstrakurikuler. Pendidikan Pancasila sejak usia dini diharapkan
dapat menumbuhan nilai-nilai ideologi pancasila dalam diri generasi muda dan
tidak akan pernah terlepas dan melepas budayanya. Pendidikan dapat
memberikan efek yang baik terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat.
Dunia pendidikan diharapkan dapat mendidik generasi muda bangsa agar
mencintai pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaranya.
Menggiatkan kembali upaya-upaya untuk merevitalisasi ideologi
kebangsaan yaitu Pancasila sebagai pedoman hidup dan cita-cita bangsa serta
menghargai perjuangan para pendiri bangsa sehingga bangsa Indonesia
mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Sosialisasi melalui
media massa juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk

12

menumbuhkan nilai-nilai ideologi pancasila khususnya bagi generasi muda


karena proses penyampaian informasinya yang cepat dan menarik.
Penggunaan media massa sebagai pola pedoman pelaksanaan dan pengamalan
pancasila juga harus tetap dijaga agar tidak merusak mental bangsa.
Penggunaan media massa untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa
yang pancasilais harus seoptimal mungkin digunakan.
Sumber : http://mokaleleo0.blogspot.com/2013/11/makala-pancasila-sebagaiideologi.html

BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah
pikiran(science des ideas). Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat,
bangsa maupun Negara, namun juga membentuk masyrakat menuju citacitanya. Ideologi berfungsi sebagai pemberian identitas nasional dan fungsi
pemersatu. Ideologi dapat dibedakan menjadi dua mcam yaitu:

13

a. Ideologi tertutup dan ideologi terbuka


b. Ideologi particular dan ideologi komprehensif
Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia menggambarkan jati diri
bangsa indonesia serta karakteristik bangsa indonesia. Sebagai sebuah
ideologi, pancasila adalah sebuah gagasan yang berorientasi futuristik yang
berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk diwujudkan atau
berorientasi pada tindakan sesuai dengan fungsi Pancasila tersebut.
Oleh sebab itu pancasila dapat dijadikan sebagai identitas nasional,
dengan ciri, ide, gagasan dan karakteristik yang sama serta dapat menyatukan
perbedaan sehingga pancasila merupakan landasan bagi bangsa indonesia
untuk bertindak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Pancasila sebagai identitas nasional hendaknya mampu membuat
bangsa indonesia disegani didunia internasional. Pengamalan nilai-nilai
pancasila hendaknya diterapkan secara utuh oleh masyarakat indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dikalangan mahasiswa karena
mahasiswa agent of change dalam kehidupan bermasyarakat yang mampu
membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai
pancasila dapat meminimalisir konflik perbedaaan dan menyatukan bangsa
indonesia dalam kesatuan yang utuh sehingga menggambarkan identitas suatu
bangsa.

14

Anda mungkin juga menyukai