Anda di halaman 1dari 11

TOKOH-TOKOH

SOSIOLOGI
01
Tokoh sosiologi
Indonesia
A. Selo Soemardjan
Lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1915. Latar
belakang keilmuan yang dimiliki sebelum Studi
Sosiologi adalah pendidikan menegah atas untuk
birokrat pada masa kolonial yang dikenal dengan
nama Mosvia. 

Seperti halnya pandangan seorang sosiolog


Indonesia, Prof Dr Selo Soemardjan bahwa,
perubahan sosial adalah segala perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
prilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.
B. Soerjono Soekanto
Lahir di Jakarta pada 30 Januari 1942, Soerjono
Soekanto dikenal sebagai ahli sosiologi hukum.
Latar belakang pendidikannya adalah sarjana
hukum. Soekanto melanjutkan studi tingkat
master bidang sosiologi di Universitas California,
Berkeley, Amerika

Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial


adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama karena saling
berhubungan di antara mereka secara timbal balik
dan saling memengaruhi.
02
Tokoh sosiologi Dunia
A. Herbet Spencer
Lahir di Derby pada 27 April 1820, Herbert Spencer adalah seorang
filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka.
Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori
politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia
lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial.

1 Menurut Specer, objek sosiologi yang utama adalah keluarga, agama,


politik, industri, serta pengendalian sosial. Termasuk pula di dalamnya yaitu
masyarakat setempat, pembagian kerja, asosiasi, pelapisan sosial, ilmu
pengetahuan, dan penelitian mengenai keindahan dan kesenian.
2 Di tahun 1879, Specer mengemukakan mengenai teori Evolusi Sosial yang
sampai saat ini masih digunakan meskipun banyak mengalapi perubahan.
3 Specer meyakini jika masyarakat mengalami evolusi, dari yang awalnya
merupakan masyarakat primitif dan kemudian menjadi masyarakat Industri.
4 Sebagai organisme, manusia berevolusi sendiri terlepas dari tanggung
jawab dan kemauannya serta dibawah suatu hukum
B.Leopond Von Wiese
lahir, 2 Februari 1876 di Glatz, present-day Ktodzko - meninggal,
pada tahun 1969, adalah seorang sosiolog Jerman dan juga
econom Jerman yang terkenal, serta merupakan profesor dan
pimpinan Sociological Association Jerman. Wiese berasal dari
keluarga militer.

Von Wiese yang merupakan ilmuwan asal Jerman menyatakan jika


sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat empiris dan berdiri
sendiri. Objek sosiologi sendiri merupakan penelitian terhadap hubungan
antara manusia dengan manusia lainnya yang menjadi kenyataan sosial.
Sehingga menurutnya objek khusus dari ilmu sosiologi merupakan proses
sosial atau interaksi sosial.
03
Tokoh sosiologi Islam
A. Ibnu Khaldun
nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-
Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami ‫ـمن‬ ( ‫عبد الرـح‬
‫نخلدوـن لاــحضـرـمـي‬ ‫( ) بــــ‬lahir 27 Mei 1332 – meninggal 19
‫نمحمد بــــ‬
Maret 1406 pada umur 73 tahun) adalah seorang sejarawan
muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak
pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.

Ibnu Khaldun sangat berbeda dengan pakar sosiologi


lainnya seperti comte, Thomas Mann, dan Spencer yang
mana para pakar sosiologi dan filosof melihat manusia lebih
menekankan pada segi kepribadiannya sedangkan Ibnu
Khaldun lebih banyak melihat manusia dalam hubungan,
Dalam konteks sosiologi, Ibnu Khaldun membagi
masyarakat menjadi tiga tingkatan: Masyarakat primitive,
Masyarakat pedesaan dan Masyarakat kota
B. Ali Syariati
Ali Syari'ati (bahasa Persia:‫علی شرـيـعتی‬, lahir di Kahak, Razavi
Khorasan, 23 November 1933 – meninggal di Southampton, 19
Juni 1977 pada umur 43 tahun) adalah seorang sosiolog
revolusioner Iran yang terkenal dan dihormati karena karya-
karyanya dalam bidang sosiologi agama. Ia dikenal sebagai salah
satu cendekiawan Iran termasyhur abad ke-20. dan 'ideolog'
Revolusi Iran.

pemikirannya adalah bahwa agama harus ditransformasikan dari


ajaran etika pribadi ke program revolusioner untuk mengubah
dunia. yang senantiasa menolak gagasan bahwa Islam itu hanya
merupakan persoalan hukum dan ritual yang mengatur hal-hal
teknis seperti wudhu, menstruasi, kelahiran, makanan, dan
sejenisnya. Agama dalam pandangan Syari’ati, dapat
mengantarkan orang kepada komitmen ideologi untuk
membebaskan idividu dari tekanan. Dalam hal ini, dia memiliki
banyak persamaan dengan filosof Mesir kontemporer, Hasan
Hanafi. Agenda kedua pemikir itu ialah menyegarkan pembacaan
Al-Quran untuk merekonstruksi konsep Islam menjadi ideologi
yang modern, orisinal, dan progresif guna membebaskan dan
memberdayakan massa.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai