Apa itu Sosiologi? ◦ Secara etimologis (asal kata) Sosiologi berasal dari Socius (Bahasa Latin): Teman/kawan Logos (Bahasa Yunani): Kata atau Berbicara Definisi Sosiologi Menurut Tokoh ◦ Pitirim Soroki: Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: 1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial 2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial 3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial ◦ Roucek dan Warren: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok- kelompok. ◦ William F Orburn dan Mayer Nimkoff: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai interaksi sosial dan organisasi sosial ◦ Emile Durkheim: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta sosial ◦ Selo Soemardjan dan Soelamaeman Soemardi: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Latar Belakang Munculnya Sosiologi ◦ Menurut L. Laeyendecker, ada beberapa peristiwa yang melatarbelakangi munculnya Sosiologi: 1. Tumbuhnya Kapitalisme 2. Revolusi Politik di Eropa 3. Revolusi Industri 4. Reformasi Gereja 5. Berkembangnya Individualisme 6. Lahirnnya Ilmu Pengetahuan Ciri Sosiologi sebagai Ilmu dan Objek Sosiologi 1. Empiris : Bisa dibuktikan melalui observasi 2. Teoritis: Menyusun abstraksi 3. Kumulatif: Berdasarkan teori sebelumnya 4. Non-Etis: Tidak mempersoalkan baik dan buruknya fakta, Sosiologi menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
◦ Objek Sosiologi adalah masyarakat
◦ Masyarakat menurut Selo Soemardjan adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ◦ Menurut Koentjaraningrat Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. Sejarah Sosiologi ◦ Auguste Comte adalah orang pertama yang mengenakan konsep Sosiologi dalam bukunya yang berjudul “The Course in Positive Philosophy”. Oleh karena itu, Comte dianggap sebagai “Bapak Sosiologi”. ◦ Akan tetapi jauh pemikiran-pemikiran tentang masyarakat sudah dimulai jauh sebelum masa Auguste Comte, diantaranya adalah: 1. Plato: Plato sudah membahas tentang konsep Negara yang ideal dan menyatakan bahwa mansyarakat adalah refleksi dari individu-individu yang ada didalamnya 2. Aristoteles: Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “Politics” menganalisa tentang Lembaga-Lembaga politik yang ada dalam masyarakat 3. Ibnu Khaldun (1332-1406): Ibnu Khaldu menyatakan bahwa prinsip pokok untuk menganalisa atau menafsirkan kejadian-kejadian sosial adalah sejarah. Ibnu Khaldun juga menjelaskan bahwa faktor utama yang menyebabkan bersatunya suatu kelompok adalah “Solidaritas”. 4. Thomas Hobbes (1588-1679): Hobbes dalam bukunya yang berjudul “Leviathan” menjelaskan bahwa untuk mencapai suatu keadaan yang damai dan tentram , masyarakat harus mempunyai perjanjian atau kontrak dengan pihka yang berkuasa. 5. Mary Wollstonecraft (1759-1797): Mary banyak menulis tentang konidis perempuan dalam masyarakat. Tokoh Sosiologi Klasik ◦ Auguste Comte (1789-1857) ◦ Emile Durkheim (1858-1917) ◦ Karl Mark (1818-1883) ◦ Max Weber (1864-1920) ◦ Herbert Spencer (1820-1903) August Comte (1798-1857) Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; 17 Januari 1798 – 5 September 1857) adalah seorang ilmuwan dari Perancis yang dijuluki sebagai “bapak sosiologi“. Dia dikenal sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial. Pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekretaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam lingkungan intelektual. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi- lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya. Saat itu, Comte mengetahui apa yang ia harus lakukan selanjutnya: meneliti tentang filosofi positivisme. Comte melihat satu hukum universal dalam semua ilmu pengetahuan yang kemudian ia sebut sebagai ‘hukum tiga fase’. Melalui hukumnya ia mulai dikenal di seluruh wilayah berbahasa Inggris (English-speaking world); menurutnya, masyarakat berkembang melalui tiga fase: Teologi, Metafisika, dan tahap positif (atau sering juga disebut “tahap ilmiah”). Hukum Tiga Tahap 1. Teologi: Tahapan manusia ketika menjelaskan segala gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati 2. Metafisik: Manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak 3. Positivistik: Menggunakan deksripsi ilmiah menggunakan kaidah ilmiah Selain hukum tiga tahap, Comte juga berpendapat bahwa Sosiologi memusatkan perhatian pada dua hal 1. Statika Sosial (Struktur Masyarakat) 2. Dinamika Sosial (Perubahan Sosial) Karl Marx (1818-1883) ◦ Karl Marx lahir di Trier, Prusia 5 Mei 1818. ayahnya seorang pengacara menafkahi keluarganya dengan baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya dari keluarga pendeta Yahudi, tetapi menjadi penganut Luther. ◦ Secara garis besar dapat dikatakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja dengan alam. ◦ Konsep dari Karl Marx yang paling digunakan oleh perkembangan ilmu sosiologi adalah tentang konsep “kelas”. ◦ Marx membagi struktur masyarakat Industri ke dalam dua kelas, yaitu Borjuis dan Proletar. ◦ Borjuis adalah kelas pemilik alat produksi (mode of production), semetara Proletar adalah kelas masyarakat pekerja (buruh). ◦ Pada prosesnya terjadi eksploitasi yang dilakukan oleh kelas borjuis terhadap kelas proletar, sehingga kelas proletary mengalami alienasi (keterasingan) ◦ Marx berpikir tentang dampak kapitalisme yang menyebabkan kontradiksi dan konflik. Oleh sebab itu ia menawarkan masyarakat tanpa kelas/komunisme. ◦ Jika Comte, Spencer, Durkheim menganggap perkembangan masyarakat secara bertahap (evolusioner), Karl Marx memulai pandangan bahwa masyarakat berubah secara cepat (revolusioner) dengan konflik. ◦ Karl Marx menyebutnya sebagai konflik kelas. Emile Durkheim (1858-1917) ◦ Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi) ◦ Ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta, sejak saat itu perhatiaannya kepada agama lebih bersifat akademis daripada teologis. ◦ Ia berusaha untuk mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat disumbangkan untuk pedoman / prinsip moral dalam kehidupan masyarakat. Karya Emile Durkheim ◦ Dalam The Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari tentang fakta-fakta sosial. ◦ Dalam bukunya Suicide (1897/1951) Durkheim menghubungkan antara perilaku individu seperti bunuh diri dengan fakta sosial (altruistik, egoistic dan anomic ) ◦ Durkheim juga membedakan antara dua tipe fakta sosial yaitu material (misalnya kultur, institusi sosial) dan non material (birokrasi, hukum). Tetapi perhatiaannya terhadap fakta sosial non material terlihat jelas dalam karyanya The Division of Labor in Society (1893/1964) ◦ Dalam The Elementary Forms of Religious Life, Durkheim memusatkan perhatiannya pada bentuk fakta sosial nonmaterial yaitu agama, buku ini membahas tentang sejarah perkembangan agama dalam masyarakat Max Weber (1864-1920) ◦ Maximilian Weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 - wafat di München, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun) adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. ◦ Esai Weber Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme adalah karyanya yang paling terkenal. Dikatakan bahwa tulisannya ini tidak boleh dipandang sebagai sebuah penelitian mendetail terhadap Protestanisme, tetapi tentang interaksi antara berbagai gagasan agama dan perilaku ekonomi. ◦ Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya. ◦ Dalam Etika Protestan dan Semangant Kapitalisme, Weber mengajukan tesis bahwa etika dan pemikiran Puritan mempengaruhi perkembangan kapitalisme. Bakti keagamaan biasanya disertai dengan penolakan terhadap urusan duniawi, termasuk pengejaran ekonomi, namun hal ini tidak berlaku bagi etika protestan. ◦ Weber juga merupakan sosiolog yang menolak unsur ekonomi sebagai satu-satunya dalam menetapkan stratifikasi sosial ◦ Menurut Weber stratifikasi sosial yang dapat menimbulkan konflik terjadi karena tiga unsur 1. Privilege (hak istimewa) 2. Prestige (bergengsi) 3. Power (kekuatan) Herbert Spencer (1820-1903)
◦ Spencer lahir di Derby, Inggris 27 April 1820. Tahun 1850 ia
menyelesaikan karya besar pertamanya Social Statics. ◦ Spencer sering disamakan dengan Comte terhadap perkembangan teori sosiologi. Kekhasan Spencer sebagai seorang Darwinis Sosial menganut pandangan evolusi, bahwa masyarakat tumbuh secara progresif, bergerak menuju kehidupan yang lebih kompleks. ◦ Ia juga menerima pandangan Darwinian bahwa seleksi alamiah, “survival of the fittest”, juga terjadi dalam kehidupan sosial. Tiga Perspektif Utama Sosiologi 1. Fungsionalisme Struktural 2. Konflik Sosial 3. Interaksionisme Simbolik Fungsionalisme Struktural ◦ Asumsi dasar: Keteraturan, Integrasi ◦ Fungsionslime Struktural melihat masyarakat terdiri dari berbagao elemen sosial yang saling berhubungan dan tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan nilai dan norma yang disepakati ◦ Tokoh: Comte Durkheim, Talcot Parson Fungsionalisme Struktural Talcot Parson Parson Mengembangkan konsep 4 komponen dasar fungsionalisme struktural biasa disebut AGIL. 1. Adaptasi : Penyesuaian diri, mempertahankan sumber-sumber penting dalam menghadapi gangguan dari luar 2. Goal: Tujuan 3. Integrasi: kesatuan untuk keseimbangan 4. Latency: Pemeliharaan pola Perspektif Konflik Sosial ◦ Asumsi Dasar: Konflik dan pertentangan sebagai determinan untuk pengorganisasian kehidupan sosial.
◦ Tokoh : Karl Marx, Ralf Dahrendorf
Teori Konflik Ralf Dahrendorf ◦ Pada masyarakat industri yang menentukan kelas sosial bukan kepemilikan alat produksi, melainkan kontrol terhadap alat-alat produksi . ◦ Jadi menurut Dahrendorf konflik terjadi karena hubungan kekuasaan. Perspektif Interaksionisme Simbolik ◦ Asumsi Dasar: Kenyataan sosial yang muncul melalui proses interaksi dan berkaitan erat dengan kemampuan manusia memahai simbol. ◦ Interaksionisme Simbolik menekankan pentingnya peran individu dalam menafsirkan apa yang ada di lingkungan pergaulannya. ◦ Kata kunci: Interaksi, Penafsiran, Simbol, Tindakan sosial.
◦ Tokoh: John Dewey, Charles Horton Cooley, George Herberth Mead