0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut merangkum pendapat beberapa ahli sosiologi tentang definisi sosiologi. Sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1838 sebagai ilmu yang mempelajari gejala sosial dalam masyarakat. Karl Marx melihat sosiologi sebagai alat untuk membebaskan masyarakat dari sistem kapitalisme, sementara Emile Durkheim mendefinisikannya sebagai ilmu yang mengkaji fak
Dokumen tersebut merangkum pendapat beberapa ahli sosiologi tentang definisi sosiologi. Sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1838 sebagai ilmu yang mempelajari gejala sosial dalam masyarakat. Karl Marx melihat sosiologi sebagai alat untuk membebaskan masyarakat dari sistem kapitalisme, sementara Emile Durkheim mendefinisikannya sebagai ilmu yang mengkaji fak
Dokumen tersebut merangkum pendapat beberapa ahli sosiologi tentang definisi sosiologi. Sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1838 sebagai ilmu yang mempelajari gejala sosial dalam masyarakat. Karl Marx melihat sosiologi sebagai alat untuk membebaskan masyarakat dari sistem kapitalisme, sementara Emile Durkheim mendefinisikannya sebagai ilmu yang mengkaji fak
Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat. Istilah ilmu sosiologi pertama kali dicetuskan oleh Auguste Comte pada tahun 1842 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sejarah lahirnya sosiologi berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial di masyarakat Eropa Barat pada masa Revoulusi Industri dan Revolusi Prancis. Munculnya revolusi tersebut menimbulkan disharmonisasi antara warga masyarakat. Selain itu, adanya perubahan jangka Panjang di Eropa juga mendorong lahirnya sosiologi.
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte (1789-1857).
Kemudian, dikembangkan oleh Karl Max (1818-1883), Herbert Spencer (1820- 1903), Emile Durkheim (1858-1917), Max Weber (1864-1920), dan tokoh-tokoh sosiologi lainnya. 1. Auguste Comte (1789-1857) Pada tahun 1838, August Comte mengenalkan istilah sosiologi untuk pertama kalinya dalam karyanya yang berjudul Cours De Philosophie Positive. Karena itu juga, Comte dijuluki sebagai The Father of Sociology atau Bapak Sosiologi.
Comte mengartikan sosiologi sebagai ilmu positif yang dapat digunakan
untuk memahami dan mempelajari gejala-gejala sosial dalam hidup bermasyarakat berdasarkan analisa logika yang rasional dan ilmiah. dengan demikian, gejala sosial yang ada di masyarakat dapat dikenali dan dapat diantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuknya sebelum benar-benar terjadi. 2. Karl Max (1818-1883) Meskipun tidak secara eksplisit mendefinisikan apa itu sosiologi, Karl Max dalam karyanya yang berjudul The Communist Manifesto menyatakan bahwa sosiologi dapat dijadikan senjata untuk membebaskan masyarakat dari kurungan sistem kapitalisme sehingga dapat tercapai masyarakat tanpa kelas. 3. Herbert Spencer (1820-1903) Filsuf Inggris ini menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengamati proses sosial dan susunan sosial sebagai sebuah sistem yang memiliki elemen-elemen berkaitan. Menurut Herbert Spencer, objek sosiologi mencakup keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, industri, asosiasi masyarakat setempat. 4. Emile Durkheim (1858-1917) Emile Durkheim merupakan tokoh yang memperluas sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmiah. Ia memandang bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji fakta di masyarakat dan dapat menjadi institusi sosial dalam tatanan kehidupan masyarakat. Dari fakta yang menggambarkan cara berfikir, sikap, dan bertindak masyarakat tersebut, Emille Durkheim menyakini ada satu pola yang dapat digunakan untuk mengendalikan kumpulan individu tersebut. 5. Max Webber (1864-1920) Max Webber memiliki pandangan bahwa sosiologi dapat digunakan sebagai suatu kajian yang dapat melihat tindakan sosial. Dengan demikian, fenomena-fenomena sebab-akibatnya. Sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.