Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member
nama pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi
terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai social
statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik
antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana
lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga
menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat
yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah :
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau tak
mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan pengejaran
keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala
sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini menjadi
bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya menentukan berapa banyak staf dan
tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonomi
menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang telah
terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996: 50): semua
masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua perubahan sosial adalah
ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya ekonomi adalah
faktor dominan, perubahan dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi dapat dilihat
dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi, individu dibentuk oleh masyarakat,
tetapi dapat mengubah masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas premis-
premis ilmiah (materialisme historis), bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan
keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik, manusia
dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka.
3. Herbert Spencer (1820-1903)
Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer menguraikan materi
sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok
adalah keluarga, politik,agama,pengendalian social dan industry. Dia juga menekankan
bahwa sosiologi harus menyoroti hubungan timbale balik antara unsure-unsur masyarakat
seprti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga polotik
dan lembaga keagamaan. Hasil karya yang terkenal lainnya :
Georg Simmel (1858-1919) sangat terkenal karena karyanya yang spesifik tentang
tindakan dan interaksi individual, seperti bentuk-bentuk interaksi, tipe-tipe orang
berinteraksi, kemiskinan, pelacuran, dan masalah-masalah berskala kecil lainnya. Karya-
karya Simmel ini nantinya menjadi rujukan tokoh-tokoh sosiologi di Amerika.
Karya yang terkenal dari Simmel adalah tentang Filsafat Uang. Simmel sebagai sosiolog
cenderung bersikap menentang terhadap modernisasi dan sering disebut bervisi pesimistik.
Pandangannya sering disebut Pesimisme Budaya. Menurut Simmel, modernisasi telah
menciptakan manusia tanpa kualitas karena manusia terjebak dalam rasionalitasnya
sendiri. Sebagai contoh, begitu teknologi industri sudah mulai canggih, maka keterampilan
dan kemampuan tenaga kerja secara individual makin kurang penting. Bisa jadi semakin
modern teknologi, maka kemampuan tenaga individu makin merosot bahkan cenderung
malas.
Di sisi lain, gejala monetisasi di berbagai faktor kehidupan telah membelenggu masyarakat
terutama dalam hal pembekuan kreativitas orang, bahkan mampu mengubah kesadaran.
Mengapa? Uang secara ideal memang alat pembayaraan, tetapi karena kekuatannya, uang
menjadi sarana pembebasan manusia atas manusia. Artinya uang sudah tidak dipahami
sebagai fungsi alat, tetapi sebagai tujuan. Kekuatan kuantitatifnya telah mampu mengukur
berbagai jarak sosial yang membentang antar individu, seperti cinta, tanggung jawab, dan
bahkan mampu membebaskan atas kewajiban dan hukuman sosial. Barang siapa memiliki
uang dialah yang memiliki kekuatan.
6. Max Webber(1864-1920)
Le Play mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-
gejala social, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta social dan
analisis induktif. Kemudian ia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-
penelitian social. Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa
lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan dan hal ini mempengaruhi organisasi
ekonomi, keluarga, serta lembaga-lembaga lainnya.
Karangan-karangan yang pernah di buatnya:
Von Wiese, seorang jerman, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengegtahuan empiris
yang berdiri sendiri. Objek sosiologi adalah penelitian terhadap hubungan antarmanusia
yang merupakan kenyataan social. Jadi, menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi adalah
interaksi social atau proses social. Penelitian selanjutnya dilakukan terhadap struktur social
yang merupakan saluran dari hubungan antar manusia. Hasil-hasil karyanya adalah antara
lain :
Ward merupakan salah satu pelopor sosiologi di Amerika. Tujuan utamanya adalah
membentuk suatu system sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum
manusia. Menurutnya sosiologi bertujuan menetili kemejuan-kemajuan manusia. Ia
membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan
perkembangan gejala-gejala social dan applied sociology (sosiologi terapan) yang khusus
mempelajari perubahan-perubahan dinamis dalam masyaraka karena usaha-usaha manusia.
Hasil karyanya adalah :
Charles Horton Cooley (1846-1929) memandang bahwa hidup manusia secara sosial
ditentukan oleh bahasa, interaksi dan pendidikan. Secara biologis manusia tiada beda, tapi
secara sosial tentu sangat berbeda. Perkembangan historislah yang menyebabkan demikian.
Dalam analisisnya mengenai perkembangan individu, Cooley mengemukakan teori yang
dikenal dengan Looking Glass-Self atau Teori Cermin Diri. Menurutnya di dalam individu
terdapat tiga unsur: 1) bayangan mengenai bagaimana orang lain melihat kita; 2) bayangan
mengenai pendapat orang lain mengenai diri kita; dan 3) rasa diri yang bersifat positif
maupun negatif.
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengtahuan khusus, yaitu satu-satunya
ilmu pengetahuan analitis yang abstrak diantara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada
dimana individu mengadakan interaksi dengan indiviu-individu lainnya. hasil katya-
karyanya adalah :
1. Concering Social Differentiation (1890)
2. Sociology, Studies of the Forms of Socialization (1908)
3. Basic Problems of Sociology (1917)
4. Conflic of Modern Culture (1918)
Sistem sosiologi Summer didasarkan pada konsep in-group dan out-group. Masyarakat
merupakan peleburan dari kelompok-kelompok social. Kebiasaan dan tata kelakuan
merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok,
maupun warga-warga dari kelompok lainnya. hasil karyanya misalnya :
1. Collected Essays on Political and Science (1885)
2. What Social Classes Owe to Folksway (1907)
3. Selected Essays of WilliamGraham Summer (1924)
4. The Science of Sociology (dengan A.C Keller, 1927)
5. Essays of William Graham Summer (2 jilid, 1934)
Pokok ajaran Robert Ezra Park adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi
meneliti masyarakat setempat dari sudut hubungan antarmanusia. Namanya terkenal karena
telah mengarang sebuah buku (bersama Burgess) yang berjudul : Introduction to The
Science of Sociology tahun 1921. Hasil karya lainnya :
1. Race and Culture (1950)
2. Old World Traits Transplanted (bersama H.A Miller, 1921)
Antonio Gramsci (1891-1937), seorang sosiolog Italia adalah seorang pemikir kunci dalam
pendefinisian ulang perdebatan mengenai kelas dan kekuasaan. Konsepnya tentang
Hegemoni menjadi diskusi tentang kompleksitas masyarakat modern. Gramsci
menyatakan bahwa kaum Borjuis berkuasa bukan karena paksaan, melainkan juga dengan
persetujuan, membentuk aliansi politik dengan kelompok-kelompok lain dan bekerja
secara ideologis untuk mendominasi masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat berada
dalam keadaan tegang terus-menerus.
Herbert Marcuse (1898-1979) merupakan anggota Mazhab Frankfurt yang setengah hati.
Menjadi terkenal selama tahun 1960-an karena dukungannya terhadap gerakan radikal
dan anti-kemapanan. Dia pernah dijuluki kakek terorisme, merujuk pada kritiknya
tentang masyarakat kapitalis, One Dimensional Man (1964) yang berargumen bahwa
kapitalisme menciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu, kesadaran palsu, dan budaya massa
yang memperbudak kelas pekerja.