Anda di halaman 1dari 9

Mazhab / Teori 

sosiologisesudah Auguste
Comte
1# Mazhab geografi dan lingkungan
Poin utama pemikiran sosiolog pada mazhab ini adalah bahwa masyarakat hanya
memungkinkan untuk timbul dan berkembang ketika terdapat tempat berpijak dan
tempat hidup bagi masyarakat itu sendiri.

Tokoh sosiologi pendukungnya adalah Edward Bukle dan Le Play. Le Play


melakukan analisis mengenai keluarga, di mana ia menyebut keluarga merupakan
satuan unit sosial fundamental yang dimiliki masyarakat. Keluarga sebagai suatu
organisasi keluarga ditentukan melalui berbagai cara mempertahankan hidupnya,
semisal dengan cara mereka bermatapencaharian.

Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa ajaran-ajaran atau teori-teori
sosiologi pada dasarnya menghubungkan faktor keadaan alam dengan faktor-faktor
struktur dan organisasi sosial.

2# Mazhab Organis dan Evolusioner


Tokoh sosiologi pada mazhab organis dan evolusioner yang paling dikenal adalah
Herbet dan WG Summber. Spencer sendiri berperan dalam melakukan analogi
antara masyarakat manusia dengan organisme manusia.

# Mazhab Formal
Tokoh sosiolgo yang utama dalam mazhab formal ini adalah George Simmel.
Simmel menyatakan bahwa elemen-elemen yang ada dalam masyarakat pada
dasarnya dapat mencapai suatu kesatuan.

Untuk mencapai kesatuan ini, masyarakat dapat membentuk suatu bentuk yang
dapat mengatur hubungan di antara elemen-elemen tersebut, seperti lembaga. Agar
lembaga yang dibentuk dapat mengatur hubungan dalam masyarakat dengan baik,
maka sifatnya harus dalam bentuk superioritas, subordinasi dan konflik.

4# Mazhab Psikologi
Tokoh sosiologi yang utama dari mazhab psikologi ini adalah Gabriel Tarde. Tarde
mengulas tentang bagaimana gejala sosial berlangsung dalam kerangka reaksi
psikis seseorang.

Dia menyebutkan bahwa pada dasarnya gejala sosial memiliki sifat psikologis yang
terdiri dari interaksi yang antara jiwa-jiwa individu. Jiwa dari masing -masing individu
harus terdiri dari kepercayaan-kepercayaan serta keinginan-keinginan.
5# Mazhab Ekonomi
Pada Mazhab ekonomi, kita akan banyak membahas tentang ajaran-ajaran dan
pemikiran Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920).

Marx identik dengan pemikirannya mengenai masyarakat kelas. Bagi Marx,


masyarakat yang terbagi atas kelas -kelas akan membuat kekuatan dan kekayaan
hanya terhimpun pada kelas yang berkuasa saja. Sedangkan refleksi status ekonomi
kelas dapat mengacu pada filsafat, agama, hukum, serta kesenian.

Adapun Weber lebih menekankan pada bentuk organisasi sosial. Ia berpandangan


bahwa organisasi sosial yang ada harus diteliti sesuai perilaku warga, di mana
sudah seharusnya motivasi yang dimiliki sesuai dengan harapan rakyat umum.
Gejala sosial pada dasarnya bisa dianalisa dengan mengunakan kriteria tertentu
serasi dengan tipe -tipe ideal dalam masyarakat.

6# Mazhab Hukum
Pendukung dari mazhab sosiologi hukum ini utamanya adalah Emile Durkheim,
serta Max Weber. Emile Durkheim berpandangan bahwa pada dasarnya, hukum
perlu dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas yang bisa ditemukan dalam
masyarakat.
Max Weber sendiri mengusulkan adanya 4 tipe ideal hukum, yang meliputi:

 Hukum irasional dan meteriil, ketika keputusan dari pembentuk undang-undang dan
hakim didasarkan pada nilai-nilai emosional tanpa merujuk suatu kaidah apapun.
 Hukum irasional dan formal, ketika keputusan dari pembentuk undang-undang dan
hakim berpedoman pada kaidah-kaidah yang ada di luar akal, berupa wahyu atau
ramalan.
 Hukum rasional dan materiil, ketika keputusan pembentuk undang-undang dan
hakim merujuk pada kaidah seperti suatu kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan
penguasa atau ideologi.
 Hukum rasional dan formal, hukum dibentuk berdasarkan apda konsep-konsep yang
abstrak dari ilmu hukum.

 Referensi :
 Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

https://portal-ilmu.com/mazhab-mazhab-sosiologi/

SEJARAH PERKEMBANGAN  SOSIOLOGI
Pada awalnya sosiologi lahir karena adanya perubahan dalam masyarakat eropa yang terjadi pada
akhir tahun 1800-an sampai dengan awal tahun 1900-an. Perubahan ini sering disebut era modern.
Era modern muncul karena ada tiga faktor, yaitu munculnya kota, para pemilik modal dan
masyarakat industri, adanya temuan kebudayaan yang berbeda, sereta adanya kekacauan politik dan
intelektual.

1.      Teori sebelum auguste comte

a.       Aristoteles (384-322 SM)

Didalam bukunya  politic, aristoteles mengadakan analisis yang mendalam terhadap lembaga-


lembaga pilitik dalam masyarakat. Pengertian politik dipakainya dalam arti yang luas, yaitu
mencangkup masalah-masalah ekonomi dan sosial. Perhatiannya terhadap biologi menyebabkan dia
mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan organisasi biologis dan manusia. Disamping
itu aristoteles menggarisbawahi kenyataan, bahwa basis masyarakat adalah modal

b.      Plato (429-347 SM)

Seorang filosof barat dari romawi yang pertama kalinya mengupas masyarakat secara sestematis.
Sebetulnya plato bermaksud untuk merumuskan suatu teori tentang bentuk negara yang dicita-
citakan, yang organisasinya didasarkan pada pengalaman yang kritis terhadap sistem-sistem sosial
yang ada pada zamanya. Plato menyatakan, bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari
manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu napsu,
semangat, dan intelegensia.

c.       Renaisance (1200-1600)

Pada zaman renaisance, muncullah thomas more dengan otovia-nyacampanella yang menulis city of
thr sun. mereka masih terpengaruh oleh gagasan-gagasan  terhadap adanya masyarakat-masyarakat
yang ideal.

Berbeda dengan mereka, ialah N. machiavelli yang menganalisis bagaimana mem[ertahankan


kekuasaan. Untuk pertama kalinya politik politik dipisahkan dari moral, sehingga terjadi suatu
pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Pengaruh ajaran N. machiavelli yaitu bahwa teori-
teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintah.

d.      Ibn khaldun (1332-1406)


Ibn khaldun adalah seorang ahli filsapat arab yang mengemukakan beberapa prinsip yang  pokok
untuk memamfaatkan kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama dapat
dilihat jika ingin mengadakan analisis terhadap timbul dan tenggelamnya negara-negara. Gejala-
gejala yang sama dapat dilihat pada kehidupan masyarakat-masyarakat pengembara dengan segala
kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Dan lain-lain adalah rasa solidaritas. Faktor- faktor itulah
yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha kerja sama antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya.

e.       Hobbes ( 1588-1679)

Pada abad XVII muncullah tulisan hobbes yang berjudul  the leviathan, yang ditandai dengan
inspirasi-inspirasi hukum lama, fisika, dan matemeteka. Hobbes berpendapat bahwa dalam keadaan
alamiah kehidupan manusia didasarkan pada keinginan-keinginan yang mekanis, sehingga manusia
selalu saling berkelahi, tetapi mereka mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan tentram adalah
hal yang kebih baik. Keadaan semacam itu baru dapat tercapai jika mereka mengadakan suatu
perjanjian atau kontrak dengan pihak-pihak yang mempunyai wewenang, yaitu pihak mana yang
tentu dapat memelihara ketentraman.

f.       Ajaran john loekoe

Menurut ajaran john loeke, pada dasarnya manusia mempunyai hak-hak asasi yang berupa hak
untuk hidup, kebebasan , dan hak atas harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan
pihak  yang mempunyai wewenang sifatnya atas dasar faktor pamrih.

 Artinya jika yang mempunyai wewenang tadi gagal untuk memenuhi syarat-syarat. Maka warga-
warga masyarakat berhak untuk memilih pihak lainya.

g.      Saint simon ( 1760-1925)

Pada awal abad  abad ke- 19, muncullah ajaran dari saint simon. Dia menyatakan bahwa manusia
hendaknya dipelajarai dalam berkelompok. Didalam  bukunya yang berjudul  memories sur la
science de l’home,saint simon menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu yang positif.

Masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya dianalisis dengan metode-metode yang sering


dipakai terhadap gejala-gejala lain. Dia memikirkan sejarah sebagai suatu fisika sosial, fisiologi dapat
mempengaruhi ajaran ajarannya mengenai masyarakat

B. teori sosiologi auguste comte (1798-1853)


auguste comte merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dengan isi
sosiologi dari pada ruang lingkup dan isi pengetahuan lainnya. Dia menyusunj suatu sistematika dan
filsafat sejarah, dengan kerangka tahap-tahap pemikiran yang berbeda-beda.

Menurut comte ada tiga perkembangan intektual, sebagai berikut.

1.      Tahap pertama

Tahap pertama disebut tahap theologi atau fiktip yaitu suatu tahap dimana manusia menapsirkan
gejala –gejala di sekelilignya secara theologis, yakni dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan
roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa. Penapsiran ini penting bagi manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang memusuhinya dan untuk melindungi diri terhadap
faktor-faktor yang timbulnya secara tidak terduga.

2.      Tahap kedua

tahap kedua merupakan tahap perkembangan dari tahap pertama, yaitu tahap metafisik. Pada tahap
ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu
uang pada hakikatnya akan diungkapkan.

3.      Tahap ilmu pengetahuan positif

Pada tahap ini manisia masih terikat oleh cita-cita tanva verifikasi. Oleh karena adanya kepercayaan
bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan
hukum-hukum alam yang seragam.

Menurut comte ilmu pengetahuan bersufat positif jika ilmu pengetahuan tersebut memusatkan
perhatian pada gejala-gejala yang nyata dan konkret. Dengan demikian ada kemungkinan untuk
memberikan penilaian terhadap berbagai cabang ilmu pengetahuan dengan jalan mengukur isinya
yang positif, serta sampai sejauh mana ilmu tadi dapat mengungkapkan keberadaan yang poositif.
Tingkat-tingkat ilmu pengetahuan menurut tingkat pengurangan generalitas dan penambahan
kompleksitasnya antara lain matematika, astronomi, fisika, ilmu kimia, boilogi, sosiologi. Comte
menilai terhadap sosiologi, bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan
pesat sekali. Sosiologi merupakan study positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial. Comte
kemudian membedakan antara sosiologi stasis dengan sosiologi dinamis.

1.      Mazhab normal

Teori-teori maazhab ini secara formal menyoroti dalam hubungan situasi mental. Situasi-situasi
tersebut tidak dpat dianalisis secara tersendiri, tetapi merupakan hasil perikelakuan yang timbul
akibat interaksi formal antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Penganut mazhab ini,
misalnya alfred vir kandt, dan simmel leopold von wiese.
2.      Mazhab hukum

Teori-teori ini manganalisis masyarakat yang dihubungkan dengan hukum dan jenis-jenis solidaritas
yang terdapat di masyarakat. Penganut mazhab ini ialah durkhem.

3.      Mazhab psikologis

Teori-teori ini menyatakan bahwa gejala sosial mempunyi sifat psikologis yang terdiri dari interaksi
antara jiwa-jiwa individu. Jiwa-jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-
keinginan. Bentuk-bentuk utama dari interaksi  mental individu adalah imitasi, oposisi dan adaptasi
maupaun penemuan baru. Penganut mazhab ini adalah gabriel tarde, albion small, richard horton
colley, dan L.T hobhhouse.

4.      Mazhab geografi dan lingkungan

Teori-teori ini menghubungkan faktor keadaan alam dengan faktor-faktor strukturdan organisasi
sisial. Ajaran dan teorinya menghubungkan adanya adanya hubungan antara tempat tinggal dengan
adanya aneka ragam karakteristik kehidupan sosial, suatu masyarakat tertentu penganut mazhab ini
misalnya Edwar Buckle, dan Le Play.

5.      Mazhab organis dan evolusioner

Teori-teori ini menghubungkan antara masyarakat manusia dengan organisme manusia, suatu
organisme akan bertambah sempurna jika bertambah kompleks dan dengan adanya diferensiasi
antara bagian-bagiannya. Penganut mazhab ini, misalnya, Hebert Spencer W. G . summer.

6.      Mazhab ekonomi

Teori-teori ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk organisasi sosial ahrus diteliti menurut
prikelakuan  warga negaranya, yang memotivasinya serasi dengan harapan warga-warga lainya.
Dalam masyarakat tingkah-laku individu masyarakat ditunjukan pertama kalinya untuk mendapatkan
hasil-hasil yang efisien. Penganut mazhab ini adalah max weber.

http://rizaludin96.blogspot.com/2016/04/perkembangan-sosiologi-sebelum-august.html?m=1
Metode sosiologi

Metode sosiologi tidak terdiri dari seperangkat metode ilmiah


yang tunggal. Terdapat beberapa metode penelitian dalam penelitian sosiologi. Saya
akan membahas lima metode ilmiah yang sering digunakan dalam penelitian
sosiologi. Kelima metode tersebut adalah sebagai berikut:

◊ Metode kualitatif

 Metode historis
 Metode komparatif
 Metode studi kasus

◊ Metode kuantitatif

 Metode statistik
 Metode sosiometri

◊ Metode induktif
◊ Metode deduktif
◊ Metode empiris

Penjelasan metode sosiologi


Berikut ini penjelasan singkat masing-masing jenis metode sosiologi

◊ Metode kualitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pada


pengumpulan dan penggunaan data deskriptif atau naratif. Data tersebut
merupakan rangkaian kata-kata. Terdapat setidaknya tiga jenis metode kualitatif,
yaitu:

Metode historis, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara


mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berupa peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa lampau. Data sejarah tersebut diolah untuk memperoleh gambaran
umum tentang kehidupan sosial di masa silam. Sebagai contoh, penelitian tentang
”Kehidupan Masyarakat Minangkabau pada Era Kolonial Belanda”.

Metode komparatif, yaitu metode riset yang dilakukan dengan cara


membandingkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Perbandingan
fenomena tersebut dapat berupa pembahasan mengenai kondisi sosial di beberapa
kelompok masyarakat yang berbeda atau di zaman yang berbeda. Sebagai contoh,
penelitian tentang ”Industri Budaya di Indonesia di Era Awal Perkembangan Televisi
dan Internet: Sebuah Perbandingan”.

Metode studi kasus, yaitu metode penelitian yang dilakukan dalam rangka
mengleksplorasi isu sosial secara terbatas namun mendalam. Metode ini fokus pada
satu atau dua isu yang digali terus-menerus hingga data menjadi jenuh. Contoh
penelitian studi kasus: ”Jejak Trauma Peristiwa Malari di Tanjung Priok”.

@ Metode kuantitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pada


pengumpulan dan penggunaan data numerik atau angka-angka. Penggunaan angka
dimaksudkan untuk mengukur secara numerik gejala-gejala sosial yang terjadi di
masyarakat. Terdapat setidaknya dua metode kuantitatif, yaitu:

Metode statistik, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melakukan


pengolahan dan analisis fenomena sosial melalui data statistik. Penggunaan data
statistik menjadi kunci penelitian jenis ini. Peneliti dapat menggunakan data set yang
sudah tersedia atau mengumpulkan sendiri melalui survey.

Metode sosiometri, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis


pola hubungan, relasi atau jaringan sosial antar individu atau kelompok. Metode
sosiometri sering disebut juga analisis jejaring sosial atau dalam bahasa
Inggris social network analysis. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
jejaring sosial antarmanusia sebagai bagian dari atau pembentuk fenomena sosial.

@ Metode induktif, merupakan metode sosiologi yang penerapannya dimulai


dengan pencarian data lapangan, kemudian diolah, dianalisis, sampai disimpulkan
menjadi teori-teori yang umum. Proses penelitiannya bersifat induktif, artinya gejala-
gejala sosial yang khusus dan muncul dilapangan dirangkai sedemikian rupa hingga
mencapai kesimpulan umum dan menghasilkan teori.

◊ Metode deduktif, merupakan metode sosiologi yang penerapannya dimulai dari


teori yang berada di kepala peneliti, kemudian teori tersebut digunakan untuk
memandu proses analisis data yang diperoleh di lapangan. Metode ini boleh dibilang
kebalikan dari metode induktif. Peneliti memiliki teori yang berasal dari hasil
penelitian sebelumnya. Teori tersebut kemudian diuji dengan kenyataan (data) di
lapangan.

◊ Metode empiris, merupakan metode sosiologi yang digunakan untuk mencari


data objektif di lapangan. Data objektif tersebut bersifat empiris artinya berasal dari
realitas di lapangan tanpa intervensi kepentingan peneliti. Peneliti adalah manusia
yang dalam ilmu sosial memiliki kemampuan menginterpretasi realitas sesuai
kepentingannya. Metode empiris berupaya menjaga data agar steril dari kepentingan
subjektif peneliti.
http://sosiologis.com/metode-sosiologi

Sejarah teori sosiologi

Sosiologi merupakan studi sitematis dan sebuah interaksi sosial yang dimana kata sosiologi diambil
dari kata Latin yunani yaitu Socius dan Logos yang berarti Studi tentang pendamping. Banyak
metode berbeda untuk mempelajari sebagai subjek untuk diterapkan didunia nyata.

      Awal mulanya sosiologi hanya membahas sesuatu yang menarik saja seperti konflik sosial,perang,
dan kekuasan dalam kalangan kerajaan. Dan dengan berjalannya zaman Sosiologi telah banyak
membahas seperti sebuah norma-norma kehidupan dalam masyarakat. Ada beberapa tokoh yang
sangat berpengaruh dalam Sosiologi yaitu diantaranya Plato,Ma Tuan-Lin,Ibnu khaldum,dan Hidayat.
Pemikir-pemikir awal dulu sudah berfikir bagaimana sistem yang ideal, contohnya Ma tuan-Lin sudah
menjadi titik tolak dan sudah lama berfikir tentang agaimana dinamika kehidupan.

      Zaman kegelapan merupakan zaman dimana orang-orang belum mengetahui selukbeluknya dan
akar-akar dari ilmu dan teori yang ada. Zaman ini dimulai setelah nabi isa dan dia dikenal sebagai
nabi isa bin maryam, Nabi isa juga dikenal sebagai Yesus Kristus dan pada saat inilah muncul agama
Kristen.

      Zaman Pencerahan merupakan zaman yang dimana orang-orang telah berkembang dengan
keilmuannya dan telah muncul ilmu-ilmu sosial dan alam. Dan mulainya banyak orang menciptakan
sesuatu yang baru.

      Sosiologi juga berkembang karena adanya beberapa ancam seperti:

Revolusi politik, Revolusi perancis pada tahun 1789 (abad 19)

Revolusi industri pada tahun 1750-1850 dan munculnya kapitalisme

      Auguste Comte adalah seorang yang memunculkan ilmu sosiologi dan auguste comte juga pada
saat itu dipanggil sebagai Bapak sosiologi. Auguste Comte juga telah banyak belajar dari Emmanuel-
Joseph (1748-1836). Menurut Auguste comte ada tiga fase perkembangan masyarakat yaitu zaman
Teologis, zaman Metafisis, dan zaman Positif

https://www.kompasiana.com/sulfitrahsantoso/570b9106747e61fd098ae21a/awal-mula-teori-
sosiologi

Anda mungkin juga menyukai