Anda di halaman 1dari 12

TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI BESERTA PEMIKIRANNYA

Pada mulanya, Ilmu sosiologi mulai dikenal dari seorang tokoh intelektual Prancis bernama
Auguste Comte namun, jauh sebelum masa tersebut pada abad ke-4 SM Alexander menaklukkan Negara-
negara Yunani terjadi perubahan besar yang mengubah sistem Negara kota menjadi Negara kekaisaran.
Pada masa tersebut lahirlah beberapa tokoh pemikir (filsuf) yaitu Plato, Aristoteles, Herodotus,
Tucydides, Polybios, dan Cicelo yang kemudian mengedepankan “Alam pikiran Yunani” atau biasa
disebut abad Helenistik. Beberapa biografi tokoh tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Socrates lahir tahun 470 SM dan meninggal tahun 399 SM. Ia anak dari seorang
pematung yang kemudian keahlian itu juga diwarisinya. Ajaran Socrates yang
penting yaitu mengenai ditekankannya logika sebagai dasar bagi semua ilmu
pengetahuan termasuk filsafat.

Bagi Socrates, kecerdasan merupakan dasar dari semua tabiat yang baik. Dengan kecerdasan dan
pengetahuan menjadikan orang bijaksana. Kebijakan adalah sesuatu yang dapat dicapai dengan
kecerdasan manusia. Socrates menganjurkan agar kita “membangun masyarakat” tersebut
berlandaskan ilmu pengetahuan.

2. Plato adalah murid Socrates, yang lahir tahun 429 SM dan meninggal tahun
347 SM. Ia berasal dari keluarga bangsawan. Setelah Socrates meninggal,
plato mengembara ke berbagai negeri seperti Mesir, Asia Minor, Sisilia, dan
Italia.pada tahun 387 SM ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang
diberi nama academia. Karena banyak menarik pemuda-pemuda Yunani,
Academia itu dapat disebut sebagai Universitas pertama di Eropa. Karya Plato
yang terkenal berjudul The republic (Negara) dan The Law (Hukum). Dalam tulisannya The
Republic, Plato menyuguhkan kepada kita karya yang pertama dan terbesar yang bersifat sosiologis.
Ajaran Plato tentang masyarakat menerangkan bahwa pada dasarnya masyarakat itu merupakan
bentuk perluasan dari individu. Dengan kata lain, individu itu parallel dengan masyarakat (Pemikiran
demikian dikenal sebagai pemikiran dari mazhab atau aliran “organis” atau “biologis”. Plato
bertindak sebagai pelopornya). Karena individu menurut Plato memiliki sifat. Tiga sifat atau elemen
itu adalah nafsu atau perasaan-perasaan, semangat atau kehendak, dan kecerdasan atau akal.
Berdasarkan katiga elemen tersebut, Plato membedakan adanya tiga lapisan atau kelas social
masyarakat sebagai berikut. Bagi yang mengabdikan hidupnya untuk memenuhi nafsu dan
perasaannya seperti halnya memelihara tubuh manusia, maka dengan demikian juga akan memelihara
nafsu dan perasaan masyarakat. Mereka itulah “kelas pekerja tangan” seperti buruh dan budak.
Karena semangat atau kehendak berfungsi melindungi tubuh manusia, yang berarti harus pula
melindungi masyarakat, maka yang bisa melaksanakan hal itu adalah militer.karena mereka
mengembangkan akal dan kecerdasan untuk membimbing tubuh manusia, maka mereka juga bertugas
mengembangkan akal guna memerintah dan memimpin masyarakat. Mereka ini masuk dalam kelas
penguasa. Lebih jauh Plato juga menunjukkan bahwa kehidupan yang baik tergantung pada dapat
tidaknya pikiran dan kehendak manusia itu berkembang. Sedangkan pikiran dan kehendak manusia
hanya dapat berkembang jika dalam masyarakat itu terdapat “keadilan”. Akan tetapi, bagaimana
keadilan dapat tercapai? Menurut Plato, keadilan itu dapat dicapai melalui tata tertib social. Jadi,
kehidupan yang baik adalah tujuan dari keadilan dan keadilan adalah tujuan dari organisasi social
(yang bisa menciptakan tertib social).

3. Aristoteles lahir tahun 384 SM di Macedonia dan meninggal tahun 322 SM. Ibunya merupakan ahli
kesehatan Raja Amyntas II (kakek Alexander Agung). Aristoteles adalah murid Plato. Pada akhirnya,
Aristoteles menjadi guru Alexander Agung, raja Macedonia itu. Berkat bantuan Alexander Agung itu
pula, Aristoteles mendirikan perpustakaan dan museum yang pertama kali di yunani. Karyanya yang
terkenal adalah the Politics dan The Nicomachean Ethics. Dalam menganalisis keadaan masyarakat,
Aristoteles menggunakan “metode induktif”, yaitu menarik kesimpulan umum dari fakta-fakta yang
bersifat khusus. Ajaran Aristoteles tentang masyarakat terdapat dalam bukunya The Politics.

Dikatakannya bahwa kelompok manusia yang dasar dan esensial adalah :

 Pengelompokan (asosiasi) antara pria dan wanita untuk memperoleh keturunan, dan

 Asosiasi antara penguasa dengan yang dikuasai.

Kedua bentuk asosiasi ini bersifat alamiah, tidak disengaja. Keduanya akan terlihat dalam hubungan
anyara suami istri, orang tua-anak, serta antara tuan dan budak atau pembantu didalam
keluarga.Kenapa manusia secara ilmiah membentuk kelompok (asosiasi)? Menurut Aristoteles hal
tersebut disebabkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk social. Karena makhluk social,
maka manusia sekaligus adalah makhluk yang bermasyarakat. Berdasarkan pengertian ini, Aristoteles
menyatakan bahwa manusia berasosiasi membentuk keluarga, kemudian keluarga berasosiasi
membentuk dusun atau kampong, dan dusun berasosiasi membentuk Negara. Negara tumbuh secara
alamiah seperti halnya keluarga dan dusun.

Masyarakat Negara yang baik menurutnya dikelola oleh pemerintah yang ada pembagian fungsi
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dengan demikian, dimaksudkan agar terdapat pengawasan satu
dengan yang lain. Orang atau kelompok macam apa yang dinilai Aristoteles pantas memegang
pemerintahan Negara? Aristoteles memberi tiga macam bentuk pemerintahan dilihat dari segi jumlah
pemegang kekuasaan itu.
 Pemerintahan oleh seseorang. Jika seseorang penguasa itu baik, maka ia disebut monarki, dan jika
ia memerintah dengan buruk, maka disebut tirani.

 Pemerintahan oleh sejumlah kecil orang disebut aristokrasi jika baik, dan jika buruk akan disebut
oligarki.

 Pemerintahan oleh orang banyak, untuk yang baik atau yang buruk akan disebut demokrasi.

Kemudian, pada zaman Renaissance (1200-1600), muncul beberapa tokoh yang mengemukakan
tentang ilmu kemasyarakatan diantaranya adalah Ibnu Khaldun, seorang ahli filsafat dari Arab, Thomas
More dan N. Machiavelli.

1. Ibn Khaldun (1332-1406) yang mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menfsirkan
kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama
akan dijumpai bila ingin ingin mengadakan analisis terhadap timbul dan tenggelamnya
negara-negara. Gejala-gejala yang sama akan terlihat pada kehidupan masyarakat-masyarakat
pengembara dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Factor yang menyebabkan
bersatunya manusia di dalam suku-suku klan, negara, dan sebagainya adalah rasa solidaritas.
Factor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan-kagiatan
bersama antara manusia.

2. Thomas More dan Campanella menulis City of the Sun. Mereka masih sangat terpengaruh
oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarat yang ideal. Berbeda dengan mereka adalah
N. Machiavelli (terkenal dengan bukunya II Principe) ysng menganalisis bagaimana
mempertahankan kekuasaan. Untuk pertama kalinya politik dipisahkan dari moral sehingga
terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Pengaruh ajaran Machiavellis
antara lain suatu ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian mekanisme
pemerintahan.

3. Thomas Hobbes (1588-1697) dan Spinozia (1632-1677) memakai istilah “fisika sosial”.
Menurut mereka, kehidupan berasal dari dorongan-dorongan aktif manusia yang mengaraha
pada individualisme ekstrem. Namun, adanya pengaruh akal budi mengimbanginya dalam
membuat kesepakatan dan bentuk kehidupan bersama sesuai kewajiban-kewajiban yang
diakui bersama.

4. Abad ke-17 ditandai dengan munculnya tulisan Hobbes (1588-1679) yang berjudul The
Leviathan. Inti ajarannya diilhami oleh hukum alam, fisika, dan matematika. Dia ber-
anggapan bahwa dalam keadaaan alamiah, kehidupan manusia didasarkan pada keinginan-
keinginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi. Akan tetapi, mereka
mempunyai pikiran bahwa hidup damai dan tentram adalah lebih baik. Keadaan semacam ini
baru dapat tercapai apabila mereka mengadakan suatu perjanjian atau kontrak dengan pihak-
pihak yang mempunyai wewenang, yaitu pihak yang dapat memelihara ketentraman. Supaya
keadaan damai tadi terpelihara, orang-orang harus sepenuhnya mematuhi pihak yang
mempunyai wewenang tadi. Dalam keadaan demikianlah masyarakat dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Dapatlah dikatakan bahwa alam pikiran pada abad ke-17 tadi masih ditandai oleh anggapan-
anggapan bahwa lembaga-lembaga kemasyarakatan terikat pada hubungan-hubungan yang
tetap. Hanya saja perlu dicatat bahwa sebagai akibat dari keterangan-keterangan yang
diperoleh dari para pengembara dan misionaris, mulai tumbuh anggapan-anggapan tentang
adanya relativitas atas dasar lokalitas dan waktu.

Pemikiran sosiologi atau pemikiran mengenai manusia dan masyarakat sudah dirintis oleh
generasi Socrates, Plato, dan Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM. Pada saat itu Yunani mengalami
perubahan-perubahan social yang menyangkut struktur maupun sistem kehidupan yang ada.

Pergolakan social yang kemudian muncul di abad pertengahan, lama setelah Eropa tenggelam
dalam abad kegelapan. Kalau di Yunani ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf seperti Socrates, Plato
dan Aristoteles, maka pergolakan di Eropa ditandai dengan munculnya cerdik-cerdika seperti J.J.
Rousseau, Montesqulieu, dan John Locke termasuk kemudian Auguste Comte.

Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak -
dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah - masalah sosial baru. Hal ini
telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah - kaidah baru yang terkait dengan
perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi
masalah - masalah sosial tersebut, serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di
kemudian hari. Seperti perkembangan kehidupan politik (Revolusi Prancis sejak tahun 1789) menjadi
cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris
telah memacu munculnya pemikiran - pemikiran baru dibidang sosial, salah satunya ialah ilmu sosiologi
yang dikemukakan oleh Auguste Comte. Lahirnya pemikiran Auguste Comte menandakan pula mulainya
pemikiran teori sosiologi klasik. Berikut Teori Klasik menurut para tokoh ternama :

1. AUGUSTE COMTE
Memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste François Xavier Comte. Comte lahir pada tanggal
19 Januari 1789 di kota Monpellier di Perancis Selatan, dari orang tua yang menjadi pegawai
kerajaan dan penganut agama Katolik yang saleh. Auguste Comte mengharapkan bahwa segala
sesuatu harus dibuktikan secara ilmiah atau empiris.
Perjalanan Hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pengetahuan. Auguste
Comte adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah “sosiologi” untuk
memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial atau
kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk memahami masyarakat
dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dalam hal itu, Auguste Comte
diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi.
Auguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus.
Perjalanannya di dalam menimba ilmu tersendat-sendat dan putus di tengah jalan. Berkat
perkenalannya dengan Saint-Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte semakin terbuka,
bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasarnya Auguste
Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial
ekonominya dianggap kurang berhasil. Comte menganut agama Humanitas, dia terpengaruh oleh
Laurence.
A. Sosial Statics Dan Sosial Dynamics
1. Menurut Comte social static adalah suatu studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi
antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial.
Social Static merupakan bagian yang paling elementer dari ilmu sosiologi, namun bukan
merupakan bagian yang paling penting dari studi mengenai sosiologi karena merupakan hasil dari
suatu pertumbuhan. Inilah yang kemudian oleh Comte di definisikan sebagai teori mengenai
perkembangan dan kemajuan masyarakat manusia.
Atas dasar tingkat perkembangan intelegensi manusia yang lebih tinggi dari binatang munculah
dalam sosial dynamics maka adanya perkembangan masyarakat melalui 3 tahap, yaitu:
1) Tahap Theologies : segala sesuatu dikaitkan dengan yang supernatural. Ada tiga
tahap yakni :
a. Fetheism : segala hal yang terjadi bersumber dari supernatural dan semua
benda mempunyai kekuatan jiwa.
b. Polytheism : percaya akan banyaknya dewa dan dipengaruhi oleh animeisme
dan dinamisme.
c. Monotheism : gejala-gegala alam berpusat pada kekuatan tunggal yakni
Yuhan Yanga Maha Esa.
2) Tahap Metaphisik : perantaa dari teologis ke positive.
3) Tahap Positvistis/Rasional/Ilmiah : segala sesuatu dibuktikan dengan data empiris.
Seorang ilmuan tidak boleh dipengaruhi emosionalnya.
2. EMILE DURKHEIM
Lahir di Epinal di propinsi Lorraine di Perancis Timur pada 15 April 1858. Collective
Consiusness merupakan dasar dari setiap teori-teori Emile Durkeim. Durkheim wafat tanggal 15
November 1917. The Diivision of Labor in Society (1893); The Rules of Sociological Method
(1895); Suicede (1897); The Elementari Form of Religious Life (1912). Teori yang dikemikakan
oleh Emile Durkheim:
1) Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Yaitu seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang sama
keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individu.
2) Teori Bunuh Diri (Suicide)
Durkheim memusatkan perhatiannya kepada 3 macam kesatuan sosial yang pokok di dalam
masyarakat, yaitu:

a. Bunuh diri di dalam kesatuan agama: rasa ingin menjadi pahlawan.

b. Bunuh diri di dalam kesatuan keluarga: rasa kolektivitas besar.

c. Bunuh diri dalam kesatuan politik.

Jenis bunuh diri:

1. Bunuh diri egoistis (egoistic suicide) yaitu bunuh diri yang dilakukan oleh
seseorang yang tidak dapat menolak role expectation (peranan yang diharapkan dari
dirinya oleh masyarakat).
2. Bunuh diri altruistik (altruistic suicide) yaitu seseorang melakukan bunuh diri
karena merasa dirinya menjadi beban masyarakat, dan merasa kepentingan
masyarakat lebih tinggi dibandingkan kepentingannya.
3. Bunuh diri anomik (anomic suicide) yaitu bunuh diri yang dilakukan akibat tidak
adanya aturan yang mengatur pola sikapnya.
4. Bunuh diri fatalistik (fatalistic suicide) yaitu bunuh diri yang disebabkan oleh
keadaan putus asa ataupun pasrah pada keadaan disekitarnya. Jika integrasi lemah,
bunuh diri naik. Namun, jika integrasi kuat, bunuh diri rendah..
3) Teori Solidaritas (The Division of Labour in Society)
a. Solidaritas mekanis (tidak terspesialisasi), ada pada masyarakat tradisional.
b. Solidaritas organis (mulai terspesialisasi), ada pada masyarakat modern.
Konsekuensi dari mekanis ke organis yaitu individualisme mulai muncul.
4) Teori Tentang Agama (The Elementary Froms of Religious Life)
Asal mula agama adalah dari masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat selalu membedakan
mengenai hal-hal yang dianggap duniawiyah. Terhadap hal-hal yang dianggap suci manusia
selalu membeda-bedakan dengan yang tidak dianggap suci.
Agama merupakan perwujudan dari Collective Consciousness sekalipun selalu ada
perwujudan-perwujudan yang lain. Dua hal pokok dalam agama menurut beliau yakni apa
yang disebut kepercayaan dan apa yang disebut ritus atau upacara-upacara. Kepercayaan
adalah merupakan bentuk dari pikiran dan upacara-upacara atau ritus merupakan tindakan.
3. KARL MARX
Dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di kota Trier di tepi sungai Rhine, beliau seorang keturunan
orang borjuis. Namun, Marx dikenal sebagai penentang kaum borjuis. Buku Karl Marx yang
tentang pertentangan kelas. Kelas menurutàterkenal yaitu Das Kapital Marx adalah motor dari
segala perubahan serta kemajuan. Hubungan sosial menurut Marx didasarkan posisi masing-
masing terhadap sarana produksi.
Teori-teori Karl Marx:
a. Teori Dialektika. Suatu pandangan mengenai pertentangan antara tesisi dan anti tesisi
titik temunya akan membentuk tesis baru yang bertentangan begitu seterusnya atau
pertentangan antara dus kelas yakni kelas yang memiliki dan menguasai alat produksi dan
kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi, hal ini akan berjalan terus kalau
belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).
b. Dinamika Perubahan Sosial. Perubahan masyarakat melalui revolusioner dimulai dari:
i. Tradisional/property: hunting and fishing
ii. Feodal : tanah sudah mengenal sewa
iii. Kapitalis : kapital majikan yang menguasai alat-alat produksi dengan buruh di
lain pihak.
iv. Sosialis : yang mempunyai hak milik adalah negara (state). Suatu masa transisi
menuju komunis. Pada tahap ini masih ada negara yang mengatur, maka muncul
birokrasi rakyat atau dictator ploretariat setelah negara dilebur, maka munculah
komunis.
v. Komunis : cita-cita tidak mempunyai kuasa dan yang dikuasai. Masyarakat
komunis melihat ini sebagai suatu ideology yang harus dilaksanakan. Komunis
yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa milik, tanpa kekuasaan dan tanpa
perbedaan
c. Teori Kelas yaitu sekelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama
dalam organisasi produksi. Ada tiga kelas masyarakat menurut Marx yaitu:
 Kelas pemilik tanah
 Kelas pemilik modal
 Kelas pekerja
d. Teori Alienasi bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya
tergantung pada kegiatan produktif, dimana orang terlibat dalam mengubah lingkungan
fisiknya tetapi sebagai konsekwensinya bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan
produksinya itu yang membatasinya sebagai manusia walaupun manusialah yang
menciptakan. Empat unsur dasar alienasi:
i. Pekerja di dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produksi mereka.
ii. Pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas produksi tetapi juga dari tujuan
aktivitas tersebut/ produk.
iii. Pekerja dalam kapitalisme teralienasi dari sesama pekerja.
iv. Pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusian mereka
sendiri.
4. MAX WEBER. Weber adalah seorang sosiolog yang ahli kebudayaan, ahli politik, hukum, bahkan
ekonomi. Weber merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara, lahir pada tanggal 21 April 1864 di
Erfurt Jerman. Ia meninggal dunia pada 14 Juni 1920 ketika mengerjakan karya terpentingnya
yakni Economy and Society. Dari sekian banyak karyanya yang termasyur antara lain: Wirtschaft
und Gessellschaft; Gesammelte Aufsatze zur Wissenschaftlehre. Karyanya yang paling fenomenal
yakni Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Teori yang dikemukakan oleh Weber adalah
kelas dan status, kekuasaan, dan rasionalitas.
1. Tindakan Sosial
Beliau menganggap sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan
sosial dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut. Weber
memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya, yaitu apa yang disebutnya dengan:
a. Rasional instrumental (zweck rational) yakni tindakan sosial yang menyandarkan diri
pada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan
eksternalnya.
b. Rasional berorientasi nilai (wert rational) yakni suatu tindakan sosial yang menyandarkan
diri pada suatu nilai-nilai absolut tertentu.
c. Afektif/ affectual: yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena doronan atau motivasi
yang sifatnya emosional.
d. Tradisional yaitu tindakan yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau.
2. Teori Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan menurut weber adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak meskipun
sebenarnya mendapat tentangan atau tantangan dari orang lain.
Tiga jenis legitimasi atau wewenang menurut Weber:
a. Wewenang tradisional : Berlandas pada kepercayaan yang mapan terhadap kekudusan,
tradisi zaman, serta legitimasi status berdasarkan otoritas.
b. Wewenang kharismatik : Mutu luar biasa yang dimiliki seseorang dan tidak dimiliki oleh
orang lain.
c. Wewenang rasional – legal : Berdasar pada komitmen terhadap seperangkat aturan yang
diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal (resmi dan umum).
3. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme
Dimana weber meneliti berbagai agama yang ada di dunia dan menemukan sebuah kesamaan
dimana keluarga atau negara yang mayoritas memeluk agama Protestan memiliki konsep hidup
hemat dan cenderung menjadi lebih kaya dari pada negara yang mayoritas memiliki agama lain.
Di awal periode kapitalisme, agen terpenting adalah orang protestan. Dan ini diteliti oleh Max
Weber khususnya dalam penggerak kapitalisme, yang salah satunya adalah keyakinan agama
mereka yang mengahsilkan motivasi aktivitas pro kapitalis yang berorientasi pada kehidupan
duniawi.

5. GEORG SIMMEL
Lahir tahun 1858 di pusat kota Berlin, ayahnya seorang pedagang Yahudi kaya. Simmel menerima
gelar doctor dari Universitas Berlin tahun 1881 dan mulai mengajar di sana tahun 1885. Selama
lima belas tahun dia tetap sebagai dosen-privat (privatdozent, yakni dosen yang tidak dibayar yang
gajinya berdasarkan pembayaran mahasiswa). Kemudian dia menerima gelar “Profesor Luar
Biasa”, tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi uang. Simmel akhirnya
meninggalkan Universitas Berlin tahun 1914, untuk menerima posisi sebagai profesor penuh pada
Universitas Strasbourg, namun malang kehidupan akademisnya segera terhenti karena pecah
perang.
Karya atau pemikiran-pemikiran Simmel terpengaruh dari beberapa tokoh. Dalam karyanya On
Social Differentiation, Simmel terpengaruh dari model evolusi Spencer. Pembedaan Simmel antara
bentuk dan isi terpengaruh pada Filsafat Kant, yaitu seorang ahli filsafat dari Jerman. Pemikiran
dialektis yang dikemukakan Simmel merupakan pengaruh analisa dialektik dari Hegel.
Teori-teori Simmel yaitu:

a. Pemikiran Dialektis yaitu suatu pemikiran dimana individu memiliki hubungan yang
bersifat dualistis. Disatu pihak dia merupakan anggota masyarakat dan disosialisasikan di
dalam masyarakat tersebut, tetapi pada waktu yang sama dia juga menentang masyarakat
itu sendiri. Pemikiran Dialektik merupakan salah satu teori Simmel yang paling terkenal.
b. Interaksi Sosial yaitu Simmel mencoba membedakan bentuk dan isi dari interaksi.
Bentuk yang dibedakan dari isinya disebut Sosiabilita. Selain sosiabilita, Simmel juga
membedakan tentang Superordinasi dan Subordinasi.

Tiga wilayah masalah dalam sosiologi menurut Simmel yaitu:

a) Sosiologi murni, tentang variabel-variabel sosialisasi dan interaksi.


b) Sosiologi umum yang membahas produk sosial dan cultural.
c) Sosiologi filosofis.
6. HERBERT SPENCER
Dilahirkan di kota Derby Inggris pada 27 April 1820 dan meninggal pada tahun 1930. Spencer
membagi masyarakat menjadi dua tipe yaitu masyarakat industri dan masyarakat militer. Herbert
terpengaruh oleh teori Darwinisme hingga munculah teori Darwinisme Sosial atas perkenalan
Spencer dengan istilah Survival of the Fittest.
A. Teori Darwinisme Sosial (perkembangan masyarakat) :
a. Struggule of life
b. Survival of the vitaes; bagaimana masyarakat dapat bertahan dari tantangan dan situasi.
c. Natural selection; adanya seleksi alam
d. Progress
Dalam perkembangannya dalam masyarakat terjadilah empat tahap dalam proses penggabungan
teori:
a. Penggandaan (penambahan)
b. Kompleksifikasi
c. Pembagian/ diferensiasi
d. Pengintegrasian
B. Kebenaran Universal
a. Adanya materi yang dapat rusak
b. Adanya kesinambungan gerak
c. Adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus.
7. FERDINAND TONNIES
Ferdinand Tonnies lahir pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936. Ia merupakan salah seorang
sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi
Jerman. Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya diantaranya Gemeinschaft dan Gesellschaft
(yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887)
A. Teori Masyarakat
a. Zweckwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan. Zweckwille,
apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional
kearah itu. Lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat-pejabat
umumnya orang tua yang bersikap lebih rasional dan berkepala dingin daripada orang
muda.
b. Kurwille, yaitu dorongan batin berupa perasaan. Triebwille bersumber pada selera
perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi atau keyakinan orang. paling
menonjol dikalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan
generasi muda.
B. Gemeinschaft dan Gesselchaft
a. Teori Gemeinschaft (paguyuban) merupakan bentuk kehidupan bersama di mana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta
bersifat kekal.
b. Teori Gesselschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk
jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
(imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan
sebuah mesin.
C. Teori evolusi tanpa kemajuan
Evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk
ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
D. Teori nilai. Menurut Tonnies, “Kehidupan bersama berasal dari kemauan manusia.” tentang
bagaimana etika yang ada dalam masyarakat dan bagaimana estetika yang di hargai

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-perkembangan-sosiologi-dan.html

http://www.radhitisme.com/2011/03/pengantar-sosiologi-i_9981.html
http://gioakram13.blogspot.co.id/2013/05/teori-sosiologi-klasik.html

http://ebooksociologyliterature.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-singkat-perkembangan-sosiologi.html

http://mohammadhasbi.blogspot.co.id/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

https://koj1r0u.wordpress.com/2011/01/06/7-tokoh-sosiologi-klasik/

http://pensa-sb.info/teori-sosiologi/

Anda mungkin juga menyukai