Tahapan terformasinya negara dapat di bagi ke dalam beberapa masa sebagai berikut :
• 1. Masa Yunani Kuno
• 2. Masa Romawi Kuno
• 3. Abad Pertengahan
• 4. Abad Renaissance
• 5. Masa Aukflarung
• 6. Masa Berkembangnya Teori Kekuatan
• 7. Masa Teori Positivisme
• 8. Masa Teori Modern
• A. Masa Yunani Kuno
Pada abad 4-8 SM masyarakat Yunani tersebar di banyak tempat seperti Yunani,
Kepulauan Aegean, pesisir Asia Kecil, dan Kepulauan Sicily dan Italia Selatan,
termasuk semenanjung Mediterania termasuk Spanyol dan Prancis, Libya, Mesir, dan
Laut Hitam.
Berbagai polies secara esensial merupakan kesatuan politik yang independen, yang
berhubungan antara satu dengan yang lain, termasuk independensi dalam menetapkan
hukum dan menyusun kebijaksanaan masing- masing.
Pada masa Yunani Kuno ini, khususnya di Athena, telah muncul banyak orator ulung,
termasuk pemikir filosof seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Para filosof itu
kebanyakan tinggal di wilayah Ionia ( kawasan Asia Kecil, kira- kira di Turki
sekarang ).
a. Socrates (469-399 SM) - Efek untuk mencapai tujuan
- Negara bukanlah - Tugas negara yang ditetapkan dan
ketidakpatuhan warga negara
organisasi yang dapat adalah melaksanakan terhadap hukum, akan
dibuat oleh manusia hukum. menimbulkan tiga keadaan:
untuk kepentingan diri seseorang akan melukai orang
sendiri. tuanya, guru, dan mengingkari
janji yang telah dibuat.
Plato mengisyaratkan bahwa berdirinya suatu negara didorong oleh kesadaran manusia
untuk mencukupi kebutuhannya sendiri.
Negara yang pada akhirnya terformasi itu bukanlah entitas yang statis, melainkan dinamis
yang perubahannya dikenal dengan Siklus Plato. Maksudnya, pada awalnya negara
berformasi aristrokrasi. Jika para aristokrat itu mulai mengenal ambisi duniawi, maka
akan berubah menjadi tymokrasi.
- Jika pembesar negara itu kemudian mulai bersekutu dengan orang-
orang kaya, maka akan memicu pemberontakan rakyat dan kemudian
melahirkan negara demokrasi. Akan tetapi, demokrasi dapat lenyap jika
tidak ada keamanan dan ketertiban yang mendorong kelahiran diktator
dalam negara tirani. Lama-lama ada gerakan rakyat yang memberontak
dipimpin para cendekiawan, yang kemudian menggulingkan tirani, dan
negara kembali ke formasi aristrokrasi, demikian seterusnya.
- Plato sendiri menyenangi pendidikan sebagai jalan untuk
menumbuhkan kesadaran kepada rakyat akan cara
mengatasi kesukaran-kesukaran yang ditemui. Oleh sebab
itu, Plato mensyaratkan agar negara dipimpin oleh filosof,
karena mereka lah yang dapat mendidik rakyat seperti itu.
Aristoteles
Karena merupakan murid Plato, maka jalan pikiran Aristoteles (346-322 SM),
sama dengan sang guru tersebut. Dalam argumen Aristoteles, negara yang baik
adalah negara yang memberlakukan hukum-hukum yang baik.
- Sementara itu, keadilan korektif tidak sama dengan keadilan legislatif, tetapi ia
merupakan suatu justice of the courts, keadilan yang ditentukan oleh pengadilan.
formasi pemerintahan yang ditandai dengan dominasi oleh sekelompok Aristokrat. Ada
sebagian pejabat publik yang dipilih dan mempunyai parlemen (Senate) yang terdiri dari
warga negara yang sudah dewasa. Komposisi Senat meliputi para kepala keluarga,
sehingga rekrutmen dilakukan dari golongan kelas atas, dengan kewenangan terbatas di
bidang legislatif, akan tetapi dilekati juga fungsi sebagai penuntut umum.
Fungsi Senate hanya menerima atau menolak usul-usul yang diajukan oleh pemerintah,
yang sebelumnya dipilih olehnya. Pemerintah meliputi: (i) paretors yang bertanggung
jawab terhadap administrasi pengadilan; (ii) quaestors, yang mengelola keuangan; dan
(iii) aediles, yang menjalankan fungsi kepolisian
Kalau bangsa Yunani menggunakan istilah polis untuk mengabstrasikan
alam pikiran mengenai negara, maka Romawi menggunakan istilah
civitas untuk menggambarkan hal yang sama. Para pemikir kenegaraan
yang terkenal pada masa ini antara lain Lucretius (99-55 SM), Polybious
(120-102 SM), dan Cicero ( 106-43 SM).
Lucretius
Ahli kenegaraan ini mengikuti pola pikir Ephicurus, pemikir Yunani
murid dari Aristoteles yang memperkenalkan filsafat individualisme.
Menurut Locretius, manusia hidup tidak dalam suatu masyarakat, akan
tetapi mempertahankan diri dengan ketersediaan pangan dan sandang
yang ada di muka bumi.
Polybius
Pemikiran Polybius mengenai negara yang terkenal adalah Siklus Polybius. Pada mulanya
negara berformasi monarki yang kekuasaan dilaksanakan oleh raja secara turun temurun.
Namun kemudian, raja itu bertindak sewenang-wenang dan tidak memikirkan rakyatnya.
Dengan demikian, pemerintah berubah menjadi tirani yang dikendalikan oleh seorang
diktator.
Cicero
Dalam karya yang berjudul De republica, Cicero mengatakan asal mula kehidupan
bernegara tidaklah sama dengan jalan berpikir Lucretius. Cicero mengatakan bahwa asal
mula negara adalah sebuah kota yang kemudian melalui sebuah kontrak sosial, memformasi
diri menjadi negara. Jadi, motivasi pemformasian negara adalah dorongan rasional untuk
menciptakan ketertiban.
C. Masa Abad Pertengahan
Masa Abad Pertengahan ini terbagi menjadi 2 periode yaitu Masa Abad Pertengahan Awal
(hingga tahun 1100 M) dan Masa Abad Pertengahan Akhir (1100-1350 M).
Masyarakat Abad Pertengahan ini dicirikan oleh struktur sosial yang feodal, kehidupan
sosial dan spritualnya dikuasia oleh Paus dan pejabat-pejabat agama, sedangkan
kehidupan politiknya ditandai oleh rebutan kekuasaan diantara kaum bangsawan.
Dalam masa ini, ajaran Nasrani menunjukkan dominasinya dengan menggeser pengaruh
agama Yahudi dan kebudayaan Romawi.
Gerakan itu berpusat pada 2 kejadian besar yaitu Renaissance dan reformasi.
Para pemikir kenegaraan pada masa Abad Pertengahan paruh pertama
adalah:
1. Agustinus
2. Thomas Aquinas
3. Marsilius
4. Thomas Mores
D. Masa Aukflarung
Masa Aukflarung sering juga disebut sebagai Masa Pencerahan atau Masa
Rasionalisme. Para pemikir kenegaraan pada masa ini antara lain John
Locke, Montesqiue, dan Immanuel Kant.
G. Teori Modern
Gugus pendapat dalam teori modern mengatakan bahwa negara adalah suatu kenyataan.
Negara terikat, waktu, keadaan, dan tempat.
- Oleh sebab itu, teori modern lebih condong kepada hukum tata negara karena
membicarakan negara sebagai kenyataan yang ada.
Menurut Soehino, pemikiran teori modern ini nampak antara lain dari pendapat
Kranenburg dan Logeman.
Kranenburg
Menurut Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
Logeman
Menurut Logeman, negara adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan
kelompok manusia yang disebut sebagai bangsa.
SEKIAN
TERIMA - KASIH