Dosen Pengampu :
Achmad, S.H., M.H.
NIP 198205062010121001
Disusun Oleh :
Dody Setyawan
NIM E0020153
Pada zaman Yunani Kuno, pemikiran mengenai asal mula negara tumbuh
bukan karena Yunani sudah terformasi sebagai suatu negara yang mandiri. Bangsa
Yunani tersebar di ratusan polies, salah satunya adalah Athena, yang dikenal telah
memenuhi persyaratan sebagai sebuah negara modern, tetapi komposisinya sedikit
lebih besar dibandingkan dengan sebuah desa di negara modern dewasa ini.
Berbagai polies secara esensial merupakan kesatuan politik yang independen,
yang berhubungan antara satu dengan yang lain, termasuk independensi dalam
menetapkan hukum dan menyusun kebijaksanaan masing- masing.
Pada masa Yunani Kuno ini, khususnya di Athena, telah muncul banyak
orator ulung, termasuk pemikir filosof seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Socrates
Plato
Aristoteles
Polybius
Cicero
Cicero mengatakan bahwa asal mula negara adalah sebuah kota yang
kemudian melalui sebuah kontrak sosial, memformasi diri menjadi negara. Jadi,
motivasi pemformasian negara adalah dorongan rasional untuk menciptakan
ketertiban.
1. Agustinus
2. Thomas Aquinas
3. Marsilius
Ciri-ciri pemikiran asal mula negara dalam zaman ini adalah sebagai
berikut :
1. Nicollo Machiaveli
2. Jean Bodin
Nicollo Machiaveli
Pemikiran mengenai negara dituangkan di dalam buku yang berjudul Il
Principle (Sang Penguasa). Menurut Machiaveli, negara merupakan puncak
kesadaran tertinggi. Kesadaran itu dicapai oleh kesadaran manusia itu sendiri dan
tidak diberikan oleh agama. Negara amat ditentukan oleh bagaimana politik
kekuasaan dijalankan. Negara ada bukan karena alasan moral atau hukum, tetapi
karena kebutuhan politik. Politik dan kekuasaan dijalankan oleh negarawan, tetapi
tidak perlu memperhatikan ajaran moral dan pertimbangan hukum. Cita-cita untuk
mewujudkan kesejahteraan secara menyeluruh harus diabaikan.
Jean Bodin
Hukum alam atau hukum kodrat adalah hukum yang tidak dibuat oleh
badan legislatif melainkan hukum kodrat berlaku karena alam dalam arti akal-
budi, manusiawi, berlaku di segala tempat atau universal, sepanjang masa dan
tidak berubah-ubah atau abadi.
1. Thomas Hobbes
2. John Locke
3. J.J. Rousseau
Thomas Hobbes
Thomas Hobbes adalah penganut teori kontrak sosial tentang asal mula
negara. Thomas Hobbes membedakan kehidupan manusia dalam dua suasana,
yaitu, keadaan sebelum/belum ada negara dan kehidupan manusia setelah adanya
negara. Keadaan sebelum adanya negara, disebut keadaan status naturalis
(alamiah). Dalam keadaan alamiah, manusia hidup bebas dan tidak terikat
peraturan hukum. Yang berlaku adalah hukum rimba siapa yang fisiknya kuat
dialah yang menang.
John Locke
Menurut John Locke manusia dalam keadaan alamiah sudah memiliki hak-
hak kodrat (hak-hak azasi), yaitu : hak hidup, hak kemerdekaan, hak milik.
Meskipun keadaan alamiah itu suatu keadaan ideal, namun John Locke juga
merasakan bahwa keadaan itu potensial dapat menimbulkan anarki. Untuk
menjaga hak-hak azasi tersebut, maka diadakan perjanjian masyarakat (kontrak
sosial).
Teori diatas dikemukakan oleh John Locke dalam bukunya Two Treatisis
of Civil Government. Kemudian John Locke dikenal sebagai peletak dasar bagi
konsep negara monarkhi konstitusional.
J.J. Rousseau
Oppenheimer
Seluruh kehidupan ini diliputi oleh suatu kekuatan ialah nafsu memenuhi
hidup (lebensfursoge). Dalam memenuhi kebutuhan hidup, orang dapat
menempuh dua jalan, yaitu jalan ekonomi dan jalan politik.
Karl Max
Harold J. Laski
Leon Duguit
G. Teori Positivisme
Salah satu pemikir yang dikategorikan dalam aliran ini adalah Hans
Kelsen.
Hans Kelsen
H. Teori Modern
Menurut Soehino, pemikiran teori modern ini nampak antara lain dari
pendapat Kranenburg dan Logemann.
Kranenburg
Logemann