by NR
D. JAMAN RENAISSANCE
1. NICCOLO MACHIAVELLI
- Tujuan negara adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan
ketentraman.
2. THOMAS MORUS
- Dalam bukunya yang pertama, thomas menciptakan negara modelnya. Yaitu keadaan dimana
rakyat mengalami tekanan-tekanan baik dari raja maupun dari para bangsawan, yang
menyebabkan kesengsaraan rakyat terutama dalam lapangan ekonomi.
3. JEAN BODIN
- Negara adalah keseluruhan dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya, yang dipimpin oleh
akal dari seorang penguasa yang berdaulat.
- Tujuan negara itu adalah kekuasaan. Kekuasaan negara mengharuskan membatasi kebebasan
bertindak menurut alam.negara merupakan perwujudan daripada kekuasaan.
E. KAUM MONARKOMAKEN
Monarkomaken dalam pengertian yang umum berarti anti raja, atau menentang raja. Sistem
pemerintahan absolutisme ini dalam banyak hal tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh teokrasi yang
menyatakan bahwa segala sesuatu itu berasal dan dikeehendaki oleh tuhan, sebab kalau hanya
mengatakan bahwa negara atau raja itu berdaulat, ini tidak jelas sebabnya apa? Dari mana raja itu
mendapatkan kedaulatan? Jawab mereka tetap, bahwa raja berdaulat karena kehendak tuhan.
1. HOTMAN
- Dasar – dasar yang dipergunakan oleh Hotman untuk mennetang absolutism bukanlah dasar
ajaran agama, tetapi dasar ajaran sejarah
2. BRUTUS
- Buku Vindiciae contra Tyrannos, pengarangnya bersembunyi di belakang nama Brutus. Buku
tersebut salah satu tinjauan yang prinsipel tentang perlawanan terhadap raja – raja yang
mempunyai kekuasaan absolute.
3. SUAREZ
- Negara adalah gabungan daripada orang – orang yang merupakan suatu kesatuan karena
perbuatan yang berdasarkan kemauan atau karena persetujuan umum.
4. MARIANA
- Ajarannya banyak persamaannya dengan ajaran Buchanan, terutama mengenai batas – batas
kekuasaan raja dan pembunuhan terhadap Tyran. Banyak pula persamaannya dengan ajaran
Niccolo Machiavelli, Cuma sifatnya agak samar – samar.
Hukum alam ini tidak bertitik-tolak dari negara, tetapi dari manusia, yakni manusia bebas dalam
status naturalis. Ini artinya, hukum alam bukan merupakan hukum buatan negara, melainkan hukum
yang berlaku menurut keadaan alam. Penganut teori ini menganggap bahwa di dalam alam ini ada
hukum yang berlaku abadi atau universal , yaitu tidak berubah, berlaku dalam setiap waktu dan tempat.
(DR. H. Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam multi
perspektif).
1. ABAD KE XVII
1) GROTIUS (HUGO DE GROOT)
- Negara dan hukum adalah suatu usaha untuk mengatasi segala perpecahan di lapangan agama,
dengan berdasarkan pada akal manusia yang berlaku umum itu.
2) THOMAS HOBBES
- Suatu sistem materialistis yang besar, dalam mana termasuk juga peri kehidupan yang organis
dan rokhaniah. Artinya bahwa tujuan hidup, yaitu kebahagiaan, itu hanya dapat dicapai dengan
cara berlomba, dengan gerak.
3) BENEDICTUS DE SPINOZA
- Terjadinya negara menurut Spinoza apakah itu karena perjanjian masyarakat ataukah tidak,
tidak begitu terang. Karena ia hanya menerangkan secara logis peralihan dari keadaan alamiah
ke keadaan bernegara.
4) JOHN LOCKE
- Tugas negara menurut John adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam.
2. ABAD KE XVIII
1) FREDERIK YANG AGUNG
- Bahwa seluruh Antimachiavelli dari Federik yang Agung berupa tentangan serta bantahan
terhadap isi buku II Principe dari Niccolo Machiavelli, serta merupakan cita – cita serta semangat
dari seorang raja muda dari Prusia itu, yang menjadi dasar dari suatu kebangsaan dan persatuan
pikiran dari seluruh rakyat negara.
2) MONTESQUIEU
- Pencetus ajaran trias politika . diamana kekuasaan negara dibagi atau tegasnya dipisahkan
menjadi tiga, dan masing-masing kekuasaan itu dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri
sendiri. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
3) JEAN JACQUES ROUSSEAU
- Negara sebagai kehendak umum (volonto generale), yaitu kehendak bersama semua individu
yang mengarah pada kepentingan bersama dan umum .
4) IMMANUEL KANT
- Negara adalah suatu keharusan adanya. Karena negara harus menjamin terlaksananya
kepentingan umum di dalam keadaan hukum. Artinya negara harus menjamin setiap warga
negara bebas di dalam lingkungan hukum. Bebas yang dimaksud adalah bebas yang sesuai
dengan undang-undang. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
Teori kekuasaan adalah teori yang menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan asas kekuasaan.
Orang kuatlah yang pertama kali mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu, ia mampu untuk
memaksakan kehendaknya pada orang lain. (DR. H. Deddy Ismatullah,S.H.,M.Hum. dan Asep A. Sahid
Gatara Fh,M.Si. ; ilmu negara dalam multi perspektif).
1. F. OPPENHEIMER
- Negara merupakan suatu alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib
masyarakat, yang oleh golongan yang kuat tadi dilaksanakan kepada golongan yang lemah, dengan
maksud untuk menyusun dan membela kekuasaan dari golongan yang kuat tadi. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)
2. KARL MARX
- Negara merupakan penjelmaan dari pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi. Negara
dipergunakan sebagai alat dari mereka yang kuat untuk menindas golongan-golongan yang lemah
ekonominya. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
3. H.J. LASKI
- Negara adalah suatu alat pemaksa, atau Dwang Organizatie, untuk melaksanakan dan
melangsungkan suatu jenis sistem produksi yang stabil, dan pelaksanaan sistem produksi ini semata-
mata akan menguntungkan golongan yang kuat dan berkuasa. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
4. LEON DUGUIT
- Beranggapan bahwa hukum dan negara yang semata-mata bersifat realistis. Dia tidak mengakui
adanya hak subyektif atas kekuasaan, juga menolak ajaran yang mengatakan bahwa negara dan
kekuasaan itu atas kehendak tuhan, perjanjian masyarakat. Menurutnya kebenaran itu mutlak,
orang-orang yang paling kuat melaksanakan kemauannya pada orang lain yang lemah. (Soehino,S.H.
; ilmu negara)
H. TEORI POSITIVISME
Kegagalan daripada para ahli pemikiri tentang negara dan hukum dalam menyelidiki dan menerangkan
asal mula negara, hakekat negara serta kekuasaan negara, menimbulkan sikap skeptis terhadap negara.
Dan orang lalu lebih suka menentukan sikap positif terhadap negara. Kebanyakan orang telah
kehilangan nafsunya untuk mempelajari atau menyelidiki dasar – dasar negara yang pokok.
Kecenderungan timbul untuk hanya menbatasi dri kepada pelajaran hukum positif, selain hal ini telah
terdapat pada kebanyakan negara, juga hukum positif itu akan lebih mudah dipelajari.
1. HANS KELSEN
- Negara itu sebenarnya merupakan suatu tertib hukum. Tertib hukum dimana timbul karena
diciptakannya peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana orang di dalam masyarakat
atau negara itu harus bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya. (Soehino,S.H. ; ilmu
negara)
I. TEORI MODERN
1. PROF. MR. R. KRANENBURG
- Negara pada hekekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia yang
mempunyai kesadaran untuk mendirikan oraganisasi. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
2. LOGENMANN
- Negara adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi ini memiliki suatu kewibawaan, atau
gezag, dan mana terkandung pengertian dapat memaksakan kehendaknya pada semua orang yang
diliputi oleh negara itu. (Soehino,S.H. ; ilmu negara)
PERANG SALIB 1 DAN PERANG SALIB 2
PERANG SALIB 1
Perang Salib Pertama (1096-1099) merupakan yang pertama dari sejumlah perang salib yang
berupaya untuk merebut Tanah Suci, disahkan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095. Perang ini dimulai
sebagai suatu peziarahan yang meluas dalam Kekristenan Barat dan berakhir sebagai suatu ekspedisi
militer oleh bangsa Eropa Katolik Roma untuk mendapatkan Kembali Tanah Suci yang diambil dalam
penaklukan kaum Muslim atas Levant (632-661). Pada akhirnya menyebabkan direbutnya Kembali
Yerusalem pada tahun 1099.
Perang Salib Pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II untuk merebut kembali kota
suci Yerusalem dan tanah suci Kristen dari penaklukan Muslim. Apa yang dimulai sebagai panggilan kecil
untuk menanti bantuan dengan cepat berganti menjadi migrasi dan penaklukan semuanya wilayah di
luar Eropa.
Benar ksatria dan orang awam dari banyak negara di Eropa Barat, dengan sedikit pimpinan
terpusat, berlanjut menempuh tanah dan laut menuju Yerusalem dan menguasai kota tersebut pada
Juli 1099, mendirikan Kerajaan Yerusalem atau kerajaan Latin di Yerusalem. Meskipun penguasaan ini
hanya habis kurang dari dua ratus tahun, Perang salib merupakan titik balik penguasaan lingkungan
kehidupan Barat, dan satu-satunya yang sukses meraih tujuannya.
Tokoh :
Akibatnya :
Sebagai akibat dari Perang Salib Pertama, tercipta empat negara bentukan Laskar Salib yang
utama : Edessa, Antiokhia, Tripoli, dan Yerusalem. Pada suatu tingkatan popular, Perang Salib Pertama
dianggap melepaskan suatu gelombang amarah Katolik yang saleh dan emosional, yang mana
diungkapkan dalam pembataian orang – orang Yahudi yang mengiringi perang – perang salib tersebut
dan perlakuan kejam atas kaum Kristen Ortodoks “Skismatik”dari timur.
Orang Kristen memenangkan Perang Salib Pertama setelah merebut Kembali Yerusalem. Orang
Muslim selanjutnya memenangkan Perang Salib Kedua setelah Yerusalem direbut Kembali. Orang
Muslim juga memenangkan Perang Salib Ketiga saat Yerusalem dipertahankan
PERANG SALIB 2
Perang Salib Periode kedua berlangsung pada tahun 1144 hingga 1187 Masehi. Pada periode ini
pasukan Muslim mengalami kebangkitan yang signifikan di bawah pimpinan Imadudin Zanki, Nurudin
Zanki, dan Salahuddin Al Ayyubi. Kekalahan pasukan Muslim dalam perang Salib Periode Pertama
menumbuhkan keinginan yang kuat untuk membalas tentara salib.
Tokoh yang terlibat dalam Perang Salib Kedua pimpinan Raja Louis VII, Kaisar, Conrad III, dan
Raja Baldwin III melawan gabungan pasukan muslim pimpinan Nuruddin dan Saifuddin di Damaskus.
Perang Salib sering disebut juga sebagai periode kebangkitan umat islam pasca kekalahan dari kaum
Frank di Perang di Perang Salib Pertama.
Sebab terjadinya Perang Salib Kedua [ada tahun 1140 peta yang menunjukan jatuhnya Edessa
disebelah kanan peta. Edessa adalah negara tentara salib pertama kali didirikan selama perang salib
pertama yaitu ahun (1095-1099), dan juga negara yang pertama kali jatuh.
Berikut ini akibat dari terjadinya Perang Salib pada beberapa bidang.
Selama periode perang durasi waktu yang tidak dipakai untuk bertempur lebih Panjang daripada
konflik peperangan itu sendiri. Bangsa Eropa mulai mengetahui kelemahan dan ketertinggalan mereka
dari orang Islam dan timur.
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Militer
Pengalaman militer perang salib sangat bepengaruh di Eropa misalnya kastil – kastil di Eropa mulai
menggunakan bahan dari batuan selain itu orang Eropa juga belajar mengenai cara melatih merpati pos
dan penggunaan bahan peledak .
Setiap pemeluk agama Kristen merasa bahwa mereka saling dikhianati dan misi Kristen Eropa untuk
menguasai dunia Islam gagal. Perang ini menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan
Eropa pada masa selanjutnya. Akibat dari terjadinya Perang Salib selama berabad-abad adalah :