Anda di halaman 1dari 25

3.

Djokosutono,Ilmu Negara, dihimpun oleh Harun Al Rasyid,


Cetakan pertama, (Yakarta:.Ghalia Indonesia, 1982), hlm. 31 – 33;
34 – 35.
4. F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, (Bandung:
Binacipta, 1980), hlm. 26, foot note No. 56.
5. I Dewa Gede Atmadja, Ilmu Negara Sejarah, Konsep Negara, dan
Kajian Kenegaraan, Cetakan 1, (Malang, Setara, 2012), hlm. 1-18.
6. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan 1, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992), hlm. 7- 26.
7. Sjachran Basah, Ilmu Negara, Cetakan ke VIII, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti,.1997), hlm. 1 – 31; 63 – 90.
8. Syaiful Bakhri, Ilmu Negara Dalam Konteks Negara Hukum
Modern, (Yogyakarta, Total Media, 2010), hlm. 11.
9. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Montevideo Convention on the Rights and Duties of States, Signed
at Montevideo, 26 December 1933, Entered into Force, 26
December 1934.

PERTEMUAN VIII: PERKULIAHAN IV


TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA

8.1. Pendahuluan
Perkuliahan keempat membahas materi timbul dan lenyapnya
negara, dimana mahasiswa akan mempelajari bagaimana negara itu timbul
dan bagaimana negara dapat lenyap. Berkaitan dengan materi ini ada

91 Ilmu Negara
beberapa teori yang akan dibahas yakni: terjadinya negara secara primer
(Primaire Staats Wording), terjadinya negara secara secunder (Scundaire
Staats Wording). Sedangkan untuk lenyapnya negara ada beberapa teori
antara lain: teori organis, teori anarkis, dan teori marxis.

8.2. Capaian Pembelajaran dan Indikator Capaian


Setelah mempelajari dan mendiskusikan materi ini, mahasiswa
memahami bagaimana negara itu ada dan bagaimana suatu negara itu dapat
lenyap. Capaian pembelajaran tersebut dnilai berdasarkan indikator
capaian, yakni mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan teori-teori mengenai timbulnya suatu negara.
2. Menjelaskan teori-teori tentang kekuasaan dan bagaimana suatu
negara itu dapat lenyap.

8.3. Timbulnya Negara


Pembicaraan tentang timbulnya negara adalah membahas tentang asal
mula terjadinya negara. Ada berbagai teori atau pendapat bagaimna suatu
negara itu muncul, dimana ada yang mendasarkan pada perioderisasi
(Historis) lahirnya negara, maupun faktor-faktor lainnya
(teoritis).
Berdasarkan perioderisasi timbulnya negara dapat dibagi dalam beberapa
tahap pemikiran yakni:
1. Jaman Yunani Kuno.
2. Jaman Romawi Kuno.
3. Abad Pertengahan.
4. Abad Renaissance.
5. Jaman Monarchomachen.
6. Jaman Berkembangnya Teori Hukum Alam.
7. Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan.
8. Jaman Berkembangnya Teori Positivisme.
9. Jaman Berkembangnya Teori Modern.

92 Ilmu Negara
1. Jaman Yunani Kuno.
Pada jaman Yunani Kono, negara-negara masih bersifat polispolis atau the
greek state yaitu pada mulanya merupakan suatu tempat di atas bukit.108
Lama-lama banyak orang yang bertempat tinggal di daerah tersebut untuk
tinggal bersama. Pelaksanaan pemerintahan pada masa ini berwujud
demokrasi langsung (direct democracy) dimana rakyat dalam polis tersebut
ikut secara langsung memerintah. Dari kata polis inilah nantinya akan
dikenal istilah politeia atau politica. Ada beberapa filsuf yang terkenal pada
masa ini yaitu: Socrates, Plato dan Aristoteles serta berapa filsuf lainnya
seperti epicurus dan Zeno.
Berikut akan diuraikan beberapa pemikiran filsuf tersebut:
1. Socrates.
Socrates ialah filsuf Yunani klasik yang hidup antara 469-399 SM.
Pemikiran Socrates termuat dalam karya-karya muridnya Plato.Ada
beberapa pendapat penting Socrates terkait manusia, masyarakat, dan
negara. Dia mengajarkan tentang mental dan moral manusia sebagai dasar
hukum yang sejati, karena itu disetiap hati manusia ada rasa keadilan
sebagai sesuatu yang obyektif dan dapat dilakukan terhadap setiap orang.
Terkait negara, menurutnya bukanlah organisasi yang dapat dibuat oleh
manusia untuk kepentingan diri sendiri melainkan susunan objektif yang
berdasarkan hakikat manusia. Manusia saling membutuhkan, saling bergaul
dan saling menolong, karena itu tugas negara adalah melaksanakan hukum
objektif yang mengandung keadilan bagi umum dan tidak melulu
kepentingan penguasa yang selalu berganti.
Dengan demikian terbentuknya negara pada masa ini adalah masih berupa
polis atau city state. Asal mula Polis/negara kota berpangkal pada akhlak
manusia.Manusia ada untuk tujuan kebaikan, sedangkan kejahatan manusia
terjadi karena salah pengarahan.Maka manusia perlu mengenal dirinya
sendiri.Karenanya dia percaya bahwa seorang filsuf senantiasa berhasrat
untuk mengejar kebenaran (pursuit of truth, yang dimulai dari dirinya
sendiri.109

108
Syachran Basyah,Op Cit,hlm.92.
109
Pudja Pramana KA, 2009,Op Cit, hlm.35.
93 Ilmu Negara
2. Plato.
Plato hidup antara tahun 427-347 SM, dan merupakan murid dari Socrates.
Ada 3 buku yang memuat ajaran Plato dan berisi pokok-pokok pikirannya
yaitu: Politeia (negara), Politikus (ahli negara) dan Nomoi (undang-
undang).
Plato yang hidup pada masa terjadinya keborokan di masyarakat Yunani
dimana anarchi dan korupsi merajalela berpendapat bahwa suatu negara
tidak akan mencapai kebahagian jika tidak dipegang oleh para ahli filsat,
karena hanya merekalah yang dapat menjadi orang arif dan memahami
tugas-tugas yang dibutuhkan negara. Pendidikan adalah merupakan hal
penting bagi Plato, karena melalui pendidikan menurutnya masyarakat
dapat mengatasi kesulitan yang dihadapainya. Hal tersebut dituangkan
dalam bukunya “Republik”.
Terbentuknya negara menurut Plato adalah karena kebutuhan dan
keinginan manusia, yang mendorong terbentuknya kerjasama untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri karena itu mereka bekerjasama untuk kepentingan
mereka bersama. Dengan demikian asal-usul negara menurut Plato terbagi
dalam beberapa tahap:110
a. Plato mengatakan manusia tidak dapat hidup sendiri, untuk hidup
manusia memerlukan bantuan mahluk lain.
b. Karena tidak dapat hidup sendiri maka mereka berkumpul untuk
memperoleh kebutuhan primer (makanan,tempat dan pakaian), dan
selanjutnya terjadilah pembagian kerja antar mereka , dan
selanjutnya berdirilah desa.
c. Antara desa dengan desa terjadi pula kerjasama dan berdirilah
masyarakat negara. Antara negara dengan negara terjadi juga
kerjasama dan terjadilah hubungan internasional.
Menurut Plato negara yang terbentuk tidaklah statis melainkan
berubah-ubah dalam bentuk siklus yang disebut Cyclus Plato. Dimana
negara pada awalnya merupakan/berbentuk Aristokrasi (negara yang

110
Mochtar Pakpahan,Op Cit,hlm.16-17
94 Ilmu Negara
dipimpin kaum aristokrat=orang bijaksana), selanjutnya akan berubah
berbentuk Tymokrasi (lebih mementingkan nama, pangkat, jabatan, dsb).
Kemudian, jika pembesar negara dipengaruhi oleh orang-orang kaya maka
akan timbullah Oligarkhi yang berakibat kemiskinan pada rakyat. Rakyat
berontak dan mendirikan negara Demokrasi. Demokrasi lenyap karena
kurangnya tata tertib maka munculah anarkhi yang mengakibatkan
munculnya negara Tyrani yang diktator. Selanjutnya dalam negara tirani
para cendikiawan tidak akan tinggal diam maka munculah aristokrasi dan
demikian seterusnya.

3. Aristoteles
Aristoteles merupakan ilmuwan besar pada masa Yunani Klasik yang
dilahirkan di Stagira hidup antara 384-322 SM dan merupakan murid Plato.
Terkait asal mula negara maka pendapatnya tidak jauh berbeda dengan
gurunya Plato. Dalam bukunya Politeia atau Politik ia mengatakan bahwa
polis ( city state) bersifat organik yang asal mulanya adalah perkembangan
keluarga. Bahwa negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga
dalam kelompok (komunitas) yang lebih besar. Kelompok bergabung lagi
dalam kelompok yang lebih besar maka terbentuklah desa, Desa bergabung
lagi dengan desa-desa yang lain, demikian seterusnya maka terbentuklah
polis atau negara kota.
Menurut Aristoteles dalam The Politics dan History of Animals
perkembangan keluarga menjadi negara-kota adalah berdasarkan kodrat
alamiah manusia, manusia adalah anggota keluarga yang hidup bersama
dan berhakekat sebagai zoon politicon atau a political animal hewan politik.
Manusia sanggup bekerjasama dengan makhluk lainnya dengan
menggunakan nalar dan kemampuannya dalam menyelenggarakan
aktifitas kepentingan bersama negara-kota.111
Negara yang baik menurut Aristoteles adalah negara Republik
Konstitusional dengan ciri-ciri pemerintahannya adalah:112
1. Pemerintahan untuk kepentingan umum

111
Pudja Pramana KA, Op Cit, hlm.50.
112
Mochtar Pakpahan, Op Cit .hlm.25
95 Ilmu Negara
2. Pemerintahan yang dijalankan menurut hukum
3. Pemerintahan yang mendapat persetujuan dari warganegaranya.

2. Jaman Romawi Kuno.


Pada masa Romawi Kuno ilmu pengetahuan terkait filsafat, negara dan
hukum tidak berkembang dengan pesat. Negara Romawi dimulai dari
keadaan yang terpecah-pecah melalui berbagai peperangan negara yang
bersifat polis disatukan menjadi bentuk Imperium (kerajaan dunia) Romawi
yang besar.
Perkembangan sejarah politik Romawi mencakup 4 tingkatan masa
yaitu: Masa Kerajaan, Masa Republik (pemerintahan menjalankan
kepentingan umum), masa Prinsipat yaitu masa Caesar yang memrintah
secara mutlak dan masa Dominat yakni masa dimana caesar sudah terang-
terangan menjadi raja mutlak, menyeleweng, bertindak sewenangwenang.
Tokoh yang hidup pada masa ini adalah Polybios dan Cicero.

1. Polybios
Polibios atau Polybios hidup antara Tahun 204-122 SM.
Karyanya yang terkenal adalah The Histories atau sejarah-sejarah yang
memuat pemaparan dan penilaian tentang kebangkitan kekaisaran Romawi.
Mengenai negara ia melanjutkan ajaran Aristoteles bahwa proses
perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentuk-bentuk negara
secara psikologis berkaitan dengan sifat manusia. Bahwa tidak ada bentuk
negara yang abadi hal itu disebabkan adanya benih-benih pengrusakan yang
disebabkan karena sifat manusia yaitu:113
1. Keinginan akan persamaan, yaitu terdapatnya hasrat persamaan
terhadap mereka yang merasa dirinya sama dengan orang-orang
yang lebih beruntung atau lebih kaya daripada mereka, kecuali hal
itu terdapat hasrat sama dengan orang-orang yang memegang
pimpinan negara; dan
2. Keinginan akan perbedaan, yaitu terdapatnya hasrat perbedaan
terhadap mereka yang merasa dirinya berbeda dengan orang-orag

113
Syachran Basah,Op Cit,hlm.124
96 Ilmu Negara
lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada yang lainnya,
sehingga berakibat ingin diperlakukan berbeda dari yang lainnya.
Proses perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan
bentukbentuk negara juga melalui suatu siklus mulai bentuk yang tertua
yakni Monarchi ke Tirani selanjutnya ke Aristokrasi, Oligarchi, Demokrasi
dan Okhlokrasi. Secara lebih rinci pendapat ini akan dibahas dalam materi
Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan.

2. Marcus Tullius Cicero.


Marcus Tullius Cicero atau lebih dikenal dengan nama Cicero hidup antara
Tahun 106-43 SM. Buku yang ditulis yaitu De Republica (tentang negara)
dan De Legibus (tentang hukum). Cicero mengatakan bahwa adanya negara
itu merupakan keharusan, dan keharusan itu didasarkan atas ratio manusia.
Ratio yang dimaksud yaitu ratio murni menurut hukum alam/kodrat, bukan
sekedar negara adalah buatan manusia sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

3. Jaman Abad Pertengahan.


Jaman abad pertengahan ada yang mengatakan dimulai dari Abad ke 5 –
Abad ke 15 yakni ditandai dengan runtuhnya Kerajaan Romawi. Dimana
dengan runtuhnya Kerajaan Romawi terjadi perkembangan baru berkaitan
dengan perkembangan negara dan hukum, bersamaan pula dengan
perkembangan Agama Kristen. Salah satu pengaruh agama Kristen adalah
terkait negara adalah adanya pendapat bahwa negara terbentuk atas
kehendak Tuhan (Teori Teokrasi). Di sini berkembang pula bahwa Gereja
tidak hanya mengurusi persoalan agama semata-mata sebagaimana
sebelumnya, tetapi juga mengurusi persoalan keduniawian/kenegaraan.
Karena itu kemudian menimbulkan 2 pertentangan yang tajam antara
kelompok Logist dan Canonist 114 . Kelompok logist berpendapat bahwa
wakil Tuhan untuk memerintah dunia adalah raja. Sedangkan menurut
penganut paham canonist, berpendapat bahwa wakil Tuhan untuk
memerintah dunia adalah Paus dan Pauslah yang kemudian menyerahkan

114
Muchtar Pakpahan, Op. Cit,hlm.30-31 118
Loc Cit.
97 Ilmu Negara
kekuasaan dunianya kepada Raja. Adanya 2 paham tersebut menimbulkan
pertentangan di antara 2 konsep hukum yakni:118
1. Hukum yang mengatur soal-soal kenegaraan atau keduniawian.
Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga
Raja Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang
dikeluarkan oleh negara. Disebut Corpus Juris Justinianus,

2. Hukum yang mengatur keagamaan atau kerohanian.


Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga
Raja Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang
dikeluarkan oleh Gereja. Disebut Corpus Juris Canonice, yang
terdiri dari 4 bagian yakni:
a. Instituten, sebuah ajaran yang mempunyai kekuatan
seperti undang-undang.
b. Pendecten, Penafsiran dari para sarjana terhadap suatu
peraturan yang berlaku
c. Codex, peraturan-peraturan atau undang-undang yang
ditetapkan oleh Raja.
d. Novellen, tambahan-tambahan dari suatu peraturan atau
undang-undang.
Ada beberapa tokoh terkenal pada masa ini yaitu: Augustinus, Thomas
Aquinas dan Marsillius, hanya ajaran mereka tidak secara khusus
membahas tentang bagaimana timbul/lenyapnya negara tetapai lebih
kepada hubungan antara negara dan hukum.

1. Augustinus.
Aurelius Augustinus atau Santo Augustinus, tokoh yang hidup antara
Tahun 354 – 430 M, ialah ahli ilmu agama dan Bapa Gereja Barat yang
lahir di Tageste Algeria pada 13 Nopember 354 dan penganut paham
Teokrasi. Terkait adanya negara dia mengatakan bahwa adanya negara
merupakan suatu kejelekan, namun terbentuknya negara adalah suatu
keharusan dan yang terpenting adalah terciptanya negara agama, yaitu suatu
negara Kerajaan Tuhan. Jadi setiap negara merupakan suatu organisasi
yang derajatnya lebih rendah dari organisasi agama/gereja. Kedudukan
98 Ilmu Negara
negara duniawi lebih rendah karena disanalah letak segala kejahatan,
keserakahan serta hawa nafsu.
Augustinus berpendapat dalam bukunya yang berjudul De
Civitate Dei, menyebut ada 2 macam negara yaitu :
a. Civitas Dei, atau negara Tuhan, yaitu negara yang dicita-citakan
oleh agama; dan
b. Civitas Terrena atau negara duniawi.
Negara yang baik menurut Augustinus yaitu negara Tuhan, dan
orang dapat mencapainya dengan perantaran gereja sebagai wakil negara
Tuhan di dunia. Menurutnya orang luar gereja dapat mencapai negara
Tuhan, asal mereka mentaati perintah Tuhan.

2. Thomas Aquinas
Hidup pada Tahun 1225 -1274 M, ajarannya dikemukakan dalam
bukunya tentang The Regimene Principium (pemerintahan raja-raja) dan
Summa Theologgica (pelajaran tentang ketuhanan). Inti ajarannya yaitu
bahwa manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial, oleh karena itu
mereka harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya dalam
masyarakat (zoon politicon). Melalui akal dan pikiran mereka menetapkan
apa yang menjadi tujuannya. Dalam kehidupan bermasyarakat itu muncul
keinginan beraneka ragam dan karena itu dibutuhkan seorang penguasa
yang memikirkan kepentingan umum. Tujuan manusia di sini yaitu
mencapai kemulian abadi yang hanya dapat dicapai dengan memenuhi
tuntutan gereja. Dengan demikian maka negara harus menyelenggarakan
keamanan dan perdamaian yang memungkinkan manusia kelak mencapai
kemulian abadi setelah ia meninggal.
Terkait hukum alam, asas-asas hukum alam terbagi menjadi:115
a) Principia Prima (asas-asas umum), yaitu asas-asas yang dengan
sendirinya dimiliki oleh manusia yang berasio sejak saat kelahirannya,
dan mutlak diterima berhubung hal tersebut tidak dapat diasingkan dari
manusia. Oleh karena itu berlaku mutlak dan tidak dapat berubah

115
Syachran Basah, Op Cit, hlm145.
99 Ilmu Negara
dimanapun dan dalam keadaan apapun juga. Manusia diperintahkan
berbuat baik dan dilarang berbuat kejahatan seperti misalnya dalam 10
perintah Tuhan (Tien Geboden).
b) Principia Secundaria (asas-asas yang diturunkan dari asas-asas umum),
yaitu yang diturunkan oleh rasio manusia dari principia prima, sehingga
merupakan tafsiran prima yang dilakukan oleh manusia sendiri, karena
itu principia prima tidak berlaku mutlak dan berubah-ubah sesuai
waktu dan jaman.
Berkaitan dengan hal tersebut maka hukum dibagi menjadi 4 golongan
yaitu:
a. Lex Aeterna (hukum abadi), yaitu rasio Tuhan (eternal reason)
sendiri yang mengatur segala hal yang ada sesuai dengan tujuan
dan sifatnya. Karena itu merupakan sumber dari segala sumber
hukum;
b. Lex Devina (hukum Ketuhanan), yaitu sebagaian kecil rasio Tuhan
yang diwahyukan kepada manusia;
c. Lex Naturalis (Hukum Alam), yaitu bagian dari Lex Devina yang
dapat ditangkap oleh rasio manusia atau merupakan penjelmaan
dari Lex Aeterna di dalam rasio manusia;
d. Lex Positif (lex humania) , yaitu hukum yang berlaku dan
sungguhsungguh di dalam masyarakat, yang dibuat oleh manusia.

3. Marsillius
Hidup antara Tahun 1270-1340 M. Bukunya Defensor Pacis (pembela
perdamaian) yang terdiri dari 3 buku atau dictiones. Buku pertama
membentangkan dasar-dasar negara, buku kedua tentang dasardasar gereja
dan buku yang ketiga mengenai kesimpulan-kesimpulan.
Menurut Marsillius negara adalah organisme yang mempunyai
dasar-dasar hidup dan tujuan tertinggi, yang menyelenggarakan dan
mempertahankan perdamaian. Negara terbentuk bukan semata-mata karena
kehendak Tuhan, melainkan terjadi karena perjanjian dari
orangorang/individu-individu yang hidup bersama untuk membentuk
kerajaan/negara. Dalam perjanjian rakyat menunjuk seorang yang diserahi

100 Ilmu Negara


tugas untuk memelihara perdamaian, memajukan kemakmuran dan
memberi kesempatan kepada rakyat untuk mengembangkan dirinya. Ada
dua perjanjian yang dilakukan yakni:
1. Perjanjian untuk membentuk negara dalam arti menunjuk penguasa;
dan
2. Perjanjian untuk menundukkan diri terhadap penguasa/negara
(Pactum Subjectiones).
Kekuasaan tertinggi dari negara dan pemerintahan ada pada pembuat
undang-undang atau legislator dan pemerintahan hanya merupakan alat dari
pembuat undang-undang. Pembuat undang-undang itu adalah rakyat,
karena itu rakyat adalah pemegang kedaulatan.

4. Jaman Rennaisance (Penemuan Kembali Kepribadian).


Kata Renaissance secara etimologi berasal dari Bahasa Prancis yakni kata
Re berarti kembali, dan naitre berarti lahir, sehingga artinya adalah lahir
kembali. Sudiman Kartihadiprodjo menyebut penemuan kembali
kepribadian.116 Jaman ini berlangsung sesudah perang salib hingga akhir
Abad XVI. Tokoh pada jaman ini antara lain Nicollo Machiavelli dan Jean
Bodin.

Nicolo Machiavelli
Hidup antara Tahun 1469 -1527, Pendapatnya tidak secara khusus
membahas tentang timbulnya negara, tetapi terkait hakekat dan tujuan
negara. Ajaran machiavelli terdiri atas:117
1. pemikiran negara kekuasaan (Machstaatsgedachte);
2. tujuan menghalalkan segala cara;
3. Real politik , yaitu raja boleh mengabaikan sendi-sendi kesusilaan;
4. Staats raison, artinya negara diatas segala-galanya; dan
5. double moral, artinya raja harus bisa bermuka dua terkadang garang
seperti singa terkadang cerdik seperti kancil.

116
Max Bolli Sabon, Op Cit, hlm.48.
117
Ibid,hlm.50
101 Ilmu Negara
Jean Bodin.
Hidup antara Tahun 1530-1595. Karyanya yang terkenal adalah Six Livres
de Republique Tahun 1576 dan Heptaplomeres. Perbedaan pandangannya
dengan Nicollo Machiavelli, yaitu bahwa hukum itu mengandung moral,
dan moral itu tidak boleh diabaikan. Ia merumuskan bahwa Negara itu – la
Republique – sebagai keseluruhan dari keluargakeluarga dengan segala
miliknya yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.118
Keluarga itulah yang merupakan asal dari pada negara baik secara logika
maupun sejarah. Pada mulanya hanya ada satu keluarga, lalu keluarga
lainnya bergabung dan membentuk satu kesatuan.
Menurutnya pemimpin yang pertama bukan dipilih rakyat melainkan dari
militer yang memperlihatkan kekuasaannya dan yang memegang
kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam negara untuk
membuat hukum yang mempuyai sifat: tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat
dibagi. Dengan ajarannya tersebut Jean Bodin terkenal sebagai Bapak
ajaran kedaulatan.119

5. Jaman Monarchomachen.
Istilah ini adalah berarti antiraja. Namun beberapa pandangan mengartikan
Monarchomachen adalah pandangan yang menentang kekuasaan raja atau
pemerintahan yang mutlak . Dengan demikian munculnya kaum
Monarchomachen adalah untuk membatasi kekuasaan raja yang mutlak dan
mencari dasar untuk membatasi kekuasaan raja. Tokohnya adalah Johannes
Althusius.
Terjadinya negara menurut kaum Althusius, hampir sama dengan pendapat
Aristoteteles, bahwa negara adalah kesatuan keluarga dalam bentuknya
yang tertinggi dan mempunyai tujuan yang beraneka ragam, serta secara
berangsur-angsur membentuk suatu kesatuan dan kesatuan itu terus
berkembang dan pada akhirnya membentuk negara. Jadi negara terbentuk
secara organistis.

118
Syachran Bassah,op cit,hlm.163.
119
Max Bolli Sabon, Op Cit,hlm.52.
102 Ilmu Negara
6. Jaman Berkembangnya Teori Hukum Alam.
Perkembangan Negara dan hukum pada masa ini dibagi dalam dua fase
yakni fase perkembangan pada Abad ke XVII dengan tokohnya antara lain
Hugo de Groot, Thomas Hobbes, dan John Locke. Fase kedua yakni
perkembangan pada abad ke XVIII, dengan tokohnya antara lain;
Montesquieu, JJ Rousseau, Imanuel Kant, dan bebrapa tokoh lainnya
seperti F.J. Sthal dan Mac Iver.

Hugo de Groot
Hugo de Groot atau sering disebut Grotius hidup antara Tahun 1583 –
1645 di Belanda. Bukunya yang terkenal adalah De Jure Belli ac Pacis,
artinya hukum perang dan damai. Grotius dianggap sebagai pencipta
Hukum Alam Modern, dimana menurutnya hukum alam itu adalah segala
ketentuan yang benar dan baik menurut rasio. Hukum alam sebagai hasil
dari rasio manusia dapat memimpin manusia itu sendiri. Berbeda halnya
dengan Althusius yang mengatakan hukum alam berasal dari Tuhan ,
maka menurut Grotius hukum alam bukan dari Tuhan tapi dari rasio.
Pendapatnya tentang timbulnya negara adalah bahwa adanya negara karena
adanya perjanjian. Jika Marsillius berpendapat bahwa perjanjian itu karena
terjadinya ilham dari Tuhan, maka menurut Grotius perjanjian itu terjadi
karena manusia adalah mahluk sosial, dan mempunyai rasio sehingga ada
hasrat untuk bermasyarakat.

Thomas Hobbes
Thomas Hobbes berasal dari Inggris dan hidup antara Tahun 1588-1679.
Buku-bukunya nya antara lain: The Elements of Law, Natural and Political
(1950), De Cive (warga negara) ( 1642) dan Leviathan (negara Tahun
1651). Dikemukakan bahwa De Cive atau warga kota terdiri atas 3 bagian
yaitu: Libertas atau kemerdekaan, Imperium atau dominion, dan Religio
atau agama. Bagian pertama memuat penjelasan mengenai orang dalam
status alamiah atau naturalis dan hubungannya dengan hukum alam. Bagian
kedua menunjukkan terjadinya perjanjian masyarakat yang timbul dari

103 Ilmu Negara


kebutuhan untuk mendirikan pemerintahan. Bagian ketiga berisi
pernyataan-pernyataan yang didukung ajaran agama.120
Menurut Hobbes negara itu berasal dari perjanjian masyarakat.
Hobbes mengemukakan pendapatnya bertolak dari adanya manusia
sebelum adanya negara. Bahwa manusia pada awalnya hidup secara
alamiah bebas tanpa ikatan apapun, yang disebut dengan in abstracto.
Dalam keadaan tersebut kemudian terjadi bellum omnium contra omnes,
yaitu permusuhan antara manusia karena sifat egoistis setiap orang. Bellum
omnium contra omnes tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu:125
a. Competition (competitio) atau persaingan
b. Defentio ( defend) atau mempertahankan/membela
c. Gloria (glory), adalah sifat keinginan dihormati, disegani dan
dipuji.
Selain ketiga sifat tersebut, manusia juga memiliki sifat lainnya untuk
menghindari bellum omnium contra omnes yaitu:
a. takut mati;
b. ingin memiliki sesuatu; dan
c. ingin mempunyai kesempatan untuk bekerja agar dapat memiliki
sesuatu tadi.
Karena itulah masyarakat kemudian membuat perjanjian agar
terselenggaranya perdamaian. Menurut Hobbes manusia mengadakan
perjanjian untuk:
1. Membentuk suatu masyarakat yang selanjutnya menjadi negara,
agar setiap orang dalam negara dapat bekerja untuk memiliki
sesuatu tanpa terancam jiwanya;
2. Menyelenggarakan perdamaian, sehingga setiap orang harus
melepaskan kemerdekaan berdasarkan alam, dan selanjutnya
mentaati perjanjian yang berisi:

120
Pudja Pramana KA, Op Cit, hlm.138. 125
Soehino,Op Cit,hlm.99
104 Ilmu Negara
a. Menunjuk seorang raja yang diserahi kekuasaan untuk
menyelenggarakan perdamaian yang memepunyai kekuasaan
absolut;
b. sebaliknya kekuasaan yang diperolehpun kekuasaan langsung
dari rakyat (bukan dari masyarakat atau negara yang didirikan
dengan perjanjian tadi).121
Menurut Hobbes perjanjian tersebut sifatnya langsung dalam arti rakyat
melepaskan haknya untuk diserahkan kepada raja. Raja sendiri bukan pihak
dalam perjanjian dan tidak terikat pada perjanjian tersebut, sehingga
kekuasaan raja adalah mutlak.

John Locke
John Locke adalah merupakan seorang pemikir dari Inggris dibawah
kekuasaan Willem II dengan sistem pemerintahan Monarchi terbatas.
Bukunya yang terkenal adalah Two treaties on Civil Government.
Menurutnya kekuasaan penguasa tidak diturunkan dariTuhan, tetapi dari
alam kodrat berdasarkan rasio. Asal mula negara adalah berasal dari
perjanjian masyarakat, dimana menurtnya bahwa pada awalnya keadaan
alam bebas mendahului adanya negara. Dalam keadaan alam bebas itu
sudah ada perdamaian dan akal pikiran serta manusia telah memiliki hak-
hak alamiah, yaitu hak-hak yang dimiliki secara pribadi yaitu hak hidup,
hak kebebasan atau kemerdekaan dan hak milik.
Untuk menjamin hak-hak tersebut maka diadakan perjanjian
masyarakat dan selanjutnya menjadi negara. Dalam perjanjian masyarakat
orang menyerahkan hak-hak alamiahnya kepada masyarakat,kecuali hak
alamiah yang dikenal kini sebagai hak asasi manusia. Dengan demikian
Manusia membentuk masyarakat dan selanjutnya membentuk negara.
Masyarakat kemudian menunjuk seorang penguasa yang diberi wewenang

121
Max Bolli Sabon,Op Cit,hlm.56
105 Ilmu Negara
untuk menjaga dan menjamin hak-hak tersebut Namun demikian kekuasaan
penguasa tersebut dibatasi dengan HAM.

Montesquieu.
Montesquieu hidup antara Tahun 1688-1755 dan berkebangsaan Prancis.
Ia hidup pada masa pemerintahan Perancis menganut sistem absolut. Dari
sistem pemerintahan tersebutlah ia mendapatkan ide untuk membagi
kekuasaan pemerintahan menjadi 4 yaitu: legislatif, yudikatif, polisionil
dan eksekutif.

J.J. Rousseau.
Rouseau hidup antara Tahun 1712 – 1778, seorang yang berkebangsaan
Swiss. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Contract Social (perjanjian
masyarakat). Terkait adanya negara, dia berpendapat bahwa pada mulanya
manusia hidup dalam keadaan alam bebas dan dalam kekacauan.
Selanjutnya, manusia memerlukan jaminan akan jiwa dan miliknya karena
itu kemudian mengadakan perjanjian masyarakat atau kontrak sosial. Hal
yang pokok dalam perjanjian adalah menemukan suatu bentuk kesatuan
yang membela dan melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan
pribadi dan milik pribadi. Perbedaan antara Jhon Locke dan Rousseau
adalah bahwa Rousseau tidak mengenal hak asasi. Akibat ari perjabjian
masyarakat ini adalah:
1. Volunte Generale (kemauan Umum), yaitu kesatuan dari kemauan
orang-orang yang telah menyelenggarakan perjanjian masyarakat.
Inilah yang disebut kedaulatan atau kekuasaan tertinggi. Karena
berasal dari rakyat maka dsisebut Kedaulatan Rakyat;
2. Gemeinschaft atau kolektivitas (masyarakat, yaitu kesatuan orang-
orang yang menyelenggarakan perjanjian masyarakat).
Gemeinschaft inilah yang memiliki volunte generale. Dengan
kata lain maka manusia yang awalnya hidup bebas secara alamiah
kemudian terikat karena adanya perjanjian, baik secara volunte generalle
maupun gemeinschaft. Karena rakyat adalah pemilik kedaulatan, maka raja
bukan pemilik kedaulatan. Kedaulatan milik rakyat, kekuasaan penguasa

106 Ilmu Negara


hanya melaksanakan kehendak umum sebagai konsekuensi perwakilan
rakyat.
Mengenai kemauan (volonte) dikenal ada 4 (empat) macam
menurut sifat kepentingan yang dituju yaitu:
1. Volonte generale, yaitu kemauan yang ditujukan kepada
kepentingan umum;
2. Volonte de corps, yaitu kemauan yang ditujukan kepada
kepentingan golongan;
3. Volonte de tous, yaitu kepentingan yang ditujukan kepada
kepentingan semua orang, akan tetapi orang-orang itu tidak
merupakan suatu kesatuan sehingga berbeda dengan kepentingan
umum;
4. Volonte particuliere, yaitu kemauan yang ditujuan kepada
kepentingan pribadi.122

Imanuel Kant.
Hidup antara Tahun 1724-1804, merupakan seorang pemikir yang berasal
dari Prusia. Terkait hal terbentuknya negara sebagaimana halnya dengan
pemikir hukum alam lainnya, ia menyatakan bahwa negara terbentuk
karena adanya perjanjian masyarakat. Namun perjanjian masyarakat dalam
arti sebenarnya menurutnya tidak pernah ada melainkan hanya bersifat
konstruksi yuridis agar mengerti bagaimana negara dan kekuasaan itu
terbentuk, dan siapa yang memegang kekuasaan.

7. Teori Kekuatan
Terbentuknya negara menurut teori kekuatan/kekuasaan hampir sama
dengan ajaran dalam Teori Hukum Alam, dimana manusia pada awalnya
hidup dalam keadaan bebas (in abstracto) . Perbedaannya dengan Teori
Hukum Alam adalah manusia disini sudah hidup berkelompok dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Kelompok yang terkecil adalah
“keluarga” yang terdiri dari ibu dan anak dan ibu adalah kepala

122
Max Bollli Sabon,Op Cit.,hlm. 63
107 Ilmu Negara
keluargakarena belum adanya lembaga perkawinan. Selanjutnya
berkembang terbentuk lembaga perkawinan dan ayah adalah merupakan
kepala keluarga.
Selanjutnya terjadi penggabungan antara keluarga yang satu dengan yang
lainnya dan membentuk kelompok yang lebih besar menjadi masyarakat
dan berkembang lagi menjadi negara. Untuk menjaga ketertiban dalam
negara maka dipilih seseorang yang memiliki kekuatan baik fisik, politik,
ekonomi dan sebagainya untuk memegang kekuasaan. Penganut teori ini
antara lain: F.Oppenheimer, Karl Marx, Harold J.Laski, dan Leon Duquit.
Secara singkat pendapat sarjana tersebut adalah sebagai berikut:
F. Oppenheimer.
Hidup di Tahun 1864-1943, ia mengemukakan pendapatnya dalam
bukunya yang berjudul Die Sache, bahwa negara adalah alat bagi golongan
yang kuat untuk menertibkan masyarakat terhadap golongan yang lemah
dengan tujuan untuk membela golongan yang kuat tersebut terhadap orang-
orang baik dari dalam maupun diluar sistem, tertutama sistem ekonomi.

Karl Marx
Hidup pada Tahun 1818-1883, dimana menurutnya negara adalah
penjelmaan dari pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi. Negara di
sini dipergunakan sebagai alat dari golongan yang memiliki ekonomi kuat
terhadap golongan yang ekonominya lemah. Golongan ekonomi kuat
adalah mereka yang memiliki alat-alat produksi. Negara menurut Karl
Marx akan hilang/lenyap dengan sendirinya, jika dalam masyarakat itu
sudah tidak ada lagi perbedaan kelas dan pertentangan ekonomi.

Harold J.Laski
Harold J.Laski dalam bukunya The State in The Theory and Practice,
mengemukakan bahwa negara adalah suatu alat pemaksa Dwang
Organizatie untuk melangsungkan dan melaksanakan jenis sistem produksi
yang stabil. Pelaksanaan produksi ini semata-mata adalah untuk
menguntungkan golongan kuat yang berkuasa.

108 Ilmu Negara


Leon Duquit
Bukunya berjudul Traite de Droit Constitutional , Duquit menolak ajaran
perjanjian masyarakat tentang terjadinya negara dan menurutnya adalah
bahwa orang-orang yang paling kuat memaksakan kehendaknya kepada
aorang lain yang dianggap lemah. Yang kuat memperoleh kekuasaannya
karena keunggulan di bidang ekonomi,fisik,agama dan lainnya.

8.Jaman Teori Positifisme


Berbagai pendapat tentang asal mula, hakikat dan kekuasaan
negara tersebut menimbulkan pandangan yang skeptis terhadap negara.
Muncul kemudian “Zweiseiten Theorie” atau teori yang memandang negara
dari dua sudut yaitu sudut sosial ( Soziales Faktum) dan susut yuridis
(Rechsliche Institution). Dilihat dasudut sosial maka negara dibentuk oleh
pergaulan manusia. Pergaulan antar manusia terjadi karena tinggal dalam
dalam suatu wilayah yang akhirnya menjadi wilayah negara. Pergaulan
tersebut membentuk masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan,
kepentingan dan sebagainya. Untuk mengakomodasi dan mengatur
semuanya maka harus diatur oleh hukum. Tokoh pada jaman ini adalah
Hans Kelsen seorang pemikir dari Austria dengan bukunya antara lain:
Allegemeine Staatslehre Tahun 1925 dan Der Soziologische und der
Juristiche Staatsbegriff Tahun 1922. Ajaran Kelsen disebut dengan Reine
Rechtslehre.
Menurut Hans Kelsen, hukum itu adalah das sollen atau suatu
keharusan bukan das sein atau apa adanya. Hukum ditaati karena memberi
pedoman terhadap tingkah laku manusia. Negara merupakan persekutuan
dari manusia yang mempunyai aturan yang mengatur manusia, karena
itulah negara identik dengan hukum.123
Menurutnya negara adalah hukum atau tertib hukum (zwangs
ordnung) yang timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan hukum
yang menentukan bagaimana orang di dalam masyarakat atau negara harus
bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Hukum bersifat mengikat

123
Sjachran Basah, Op Cit, hlm 1530155
109 Ilmu Negara
artinya bahwa setiap orang harus mentaatinya, menyesuaikan sikap,
bertingkah laku dan perbuatannya dengan hukum yang berlaku. Orang
dapat dipaksa untuk mentaati hukum karena adanya sanksi, sehingga negara
itu adalah suatu tertib hukum yang memaksa.

7. Teori Modern
Menurut pandangan Teori Modern maka negara itu adalah suatu
fakta atau kenyataan yang terikat waktu, tempat, keadaan tertentu. Tokoh
teori ini adalah R Kranenburg dan Logemann.

R. Kranenburg.
Menurut Kranenburg Negara adalah merupakan suatu organisasi
kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut Bangsa.
Dengan demikian maka terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia
yang mempunyai kesadaran bersama untuk mendirikan organisasi, untuk
memelihara kepentingan kelompok tersebut. Jadi yang utama atau primer
adalah bangsa atau kelompok manusia, sedangkan yang sekunder adalah
negara, karena adanya negara berdasarkan atas sekelompok manusia yang
disebut bangsa tersebut.
Pandangannya tersebut mendapat kritikan dari para sarjana bahwa
bangsalah yang menciptakan negara tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada, misalnya Negara Austria,Hongaria dan Polandia terdiri atas beberapa
jenis bangsa yang berdasarkan kepentingannya, nasib, kebudayaan serta
keselamatan mereka bersama memebentuk negara setelah perang dunia
pertama. Sedangkan Korea yang terdiri dari satu bangsa tetapi mendirikan
dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.124

Logemann.
Berbeda dengan Kranenburg, Logemann menyatakan bahwa negara itu
pada prinsipnya adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok

124
Max Bolli Sabon, Op Cit,hlm.69.
110 Ilmu Negara
manusia yang disebut bangsa. Dengan demikian maka yang pertama adalah
negara sebagai organisasi kekuasaan kemudian menyatukan kelompok
manusia (bangsa), organisasi tersebut memiliki kewibawaan (gezag) yang
berarti dapat memaksakan kehendaknya kepada setiap orang yang menjadi
anggota dari organisasi tersebut.
Mochtar Pakpahan menyatakan bahwa Bangsa atau nation bersifat politis,
yaitu adanya segolongan manusia yang dipersatukan oleh perjuangan
senasib dan sepenanggungan sikap dan jiwa berdasarkan satu idea atau juga
ideologi. Selain itu negara juga bersifat politis karena ada tekad yang sama
untuk membentuk satu pemerintahan yang mengatur kehidupan bersama
untuk mencapai cita-cita bersama.125
Selain teori timbulnya negara ditinjau dari periode perkembangan negara,
seperti dipaparkan di atas, ada pula penggolongan teori terjadinya
Negara atas 2 (dua) teori yakni:126
1. terjadinya negara secara primer (Primaire Staats Wording), dan 2.
terjadinya negara secara secunder (Scundaire Staats Wording).
Teori terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas
terjadinya negara dengan titik tolak dari negara yang masih sangat
sederhana dan berkembang menuju tingkat yang lebih tinggi – sempurna.
Perkembangan negara secara primer meliputi 4 (empat) fase, yakni:127
1. Fase Genootshap (Genossenschaft);Fase ini merupakan
pengelompokan dari orang-orang yang mengabungkan dirinya
untuk kepentingan bersama dan disandarkan kepada kebersamaan.
Kepemimpinan disini dipilih berdasarkan Primus Inter Pares (yang
terkemuka diantara yang sama).

125
Mochtar Pakpahan, Op Cit, hlm.65.
126
Soetomo,Op Cit, hlm.102. Lihat juga Pantja Astawa dan Suprin
Na‟a, Op Cit, hlm.88.

127
Pantja Astawa dan Suprin Naa, Loc Cit. Sedangkan menurut Soetomo tipe
ini terbagi menjadi; suku, kerajaan, dan demokrasi. Lihat Soetomo,Op. Cit., hlm
104-105.
111 Ilmu Negara
2. Fase Reich (Rijk); pada fase ini kelompok orang-orang yang
menggabungkan diri tadi telah sadar akan ”hak milik atas tanah”
sehingga muncul orang-orang yang berkuasa atas tanah dan orang-
orang yang menyewa tanah, sehingga timbul ”sistem feodalisme”.
3. Fase Staat; pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak
bernegara menjadi bernegara dan berada dalam satu kelompok.
Jadi pada fase ini ketiga unsur negara yakni bangsa,wilayah dan
pemerintahan yang berdaulat sudah dipenuhi.
4. Fase Democratisce Natie & Dictatuur (Dictatum); pada fase ini
terbagi menjadi dua yaitu; Fase Democratisce Natie merupakan
perkembangan dari fase staats, yang terbentuk atas dasar kesadaran
demokrasi nasional yaitu kesadaran akan kedaulatan rakyat.
Teori Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas tentang
terjadinya negara yang dihubungkan dengan adanya negara yang telah ada
sebelumnya. Artinya bahwa suatu negara terbentuk ketika sudah ada
negara-negara lain sebelumnya. Pada saat Negara Indonesia berdiri melalui
Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 sudah ada negaranegara merdeka
lainnya di dunia. Demikian pula dengan Timor Timur pada saat diakui
secara internasional sebagai negara dan secara resmi merdeka dari
Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002, sudah ada Negaranegara merdeka
sebelumnya. Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia berdasarkan
hasil referendum pada tanggal 30 Agustus 1999, yang disponsori PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) bahwa, mayoritas rakyat Timor Timur
memilih untuk lepas, merdeka dari Indonesia.
Dalam hal terjadinya negara secara sekunder, yang penting yaitu adanya
pengakuan (erkening) dari negara lain. Pengakuan negara ada 3 (tiga) jenis,
yaitu: pengakuan de facto (pengakuan sementara), pengakuan de jure, dan
pengakuan atas pemerintahan de facto.

8.4. Lenyapnya Negara


Ada beberapa teori tentang lenyapnya negara yaitu: teori organis,
teori anarkis, dan teori Markxis. 128

128
Max Bolli Sabon, Op Cit, hlm.79.
112 Ilmu Negara
a. Teori Organis.
Teori ini memandang negara sebagai suatu organisme yang diliputi oleh
hukum perkembangan hidup yakni lahir, selanjutnya berkembang ke masa
kanak-kanak, kemudian dewasa, tua dan akhirnya mati. Namun tidak semua
mati karena tua, demikian pula halnya dengan negara. Penganutnya antara
lain: Bluntchi, Herbert Spencer. b. Teori Anarkis.
Menurut teori ini negara adalah suatu bentuk tata paksa yang sebenarnya
hanya sesuai untuk masyarakat primitif dan tidak sesuai untuk
masyarakat beradab. Oleh karena pada suatu saat negara ini akan lenyap
dan akan datang masyarakat tanpa paksaan, tanpa pemerintahan dan
tanpa negara. Penganutnya: Joseph Proudhon, Leo Tolstoy.
c. Teori Marxis.
Menurut terori ini bahwa negara sebagai suatu tata paksa,tidak perlu
diperangi dan tidak perlu dihapus, karena ia datang dan lenyap dengan
sendirinya menurut syarat-syarat obyektifnya sendiri. Negara pada
saatnya akan lenyap dengan sendirinya, akan mati tua jika syaratsyarat
bagi adanya dan hidupnya negara sudah tidak ada lagi. Penganutnya:
Karl Marx, Freidrich Engels dan Lenin.
Sedangkan menurut Soehino, lenyapnya negara dapat disebabkan karena
faktor alam, faktor sosial (seperti penaklukan, kudeta, dsb), karena adanya
perjanjian maupun karena adanya penggabungan. 129 Faktor alam
merupakan salah satu alasan yan dapat menyebabkan suau negara lenyap.
Ada banyak kasus yang menunjukkan, sebuah dataran di Bumi tiba-tiba
menghilang. Hal itu dapat terjadi karena air laut naik, bahkan sudah terjadi
setiap tahun sebaga akibat pemanasan global yang dapat menenggelamkan
suatu Negara. Negara Kiribati diprediksi akan hilang dari peta pada 2115.
Pejabat setempat juga tengah berupaya mengantisipasi naiknya air laut dan
mengevakuasi warganya. Bahkan sudah mengajuka permohonan kepada
Australia, Selandia Baru dan Fiji agar dapat menerima penduduknya
sebagai pengungsi. Menyadari akan hal itu, Kiribati bahkan membeli tanah

129
Soehino, Op Cit,hlm.89
113 Ilmu Negara
seluas lebih dari 5.000 hektar di Fiji, yang dijadikan lokasi pengungsian jika
negara itu tenggelam. Hal serupa dengan Kiribati akan dialami oleh
Belanda, salah satu Negara yang daratannya erada di bawah permukaan
laut. Pada tahun 1953, sebuah badai pernah menghantam Belanda dan
Belgia sehingga mengakibatkan banjir sedalam 5,5 meter di bagian selatan
negara tersebut. Para peneliti di Eropa telah memprediksi wilayah Belanda
dapat terancam oleh bencana alam, salah satunya adalah Badai Katrina130.
Faktor sosial, perjanjian dan penggabungan sebagai penyebab
lenyapnya suatu Negara telah menerpa Yugoslavia, Jerman Barat dan
Jerman Timur, Yaman, dan Uni Soviet. Negara Jerman terbelah mnejadi
dua, yakni Jerman Timur dan Jerman Barat sebagai akibat perbedaan paham
komunitas dan idiologi sekitar ahjn 1962 dengan dibangunnya tembok
Berlin oleh Republik Demokratik Jerman. Dengan demikian, Negara
Jerman lenyap, sebaliknya timbul Negara baru yaitu Jerman Timur dan
Jerman Barat. Kemudian, sekitar November 1989, Uni Soviet dibawah
kepemimpinan Mikhail Gorbachev mengubah haluan politik Jerman Timur
untuk bisa berdamai dan kembali bersatu dengan Jerman Barat. Akhirnya
terjadilah reunifikasi Jerman, tembok Berlin dihancurkan sebagai pertanda
jika Jerman sudah bersatu. Dalam hal ini, ada dua Negara yang lenyap,
yakni Jerman Timur dan Jerman Barat.
Hal yang serupa dengan Jerman dialami oleh Yaman Utara dan
Yaman Selatan. Yaman pecah pada tahun 1967 menjadi Yaman Utara
(Republik Arab Yaman) dan Yaman Selatan (Republik Demokratis Rakyat
Yaman). Pada tahun 1990 keda Negara Yaman tersebut bersatu kembali
menjadi Yaman, sehingga Yaman Utara dan Yaman Selatan lenyap.
Yugoslavia mengalami konflik internal pada tahun 1990-an. Nasionalisme
kedaerahan menimbulkan perang saudara yang mengakibatkan Yugoslavia
dipecah menjadi 6 negara yang merdeka yaitu: Slovenia, Bosnia, Kroasia,
Serbia, Montenegro, dan Macedonia, sehingga Yugoslavia menjadi lenyap.
Kejadian serupa dialami oleh Uni Soviet. Negara ini berdiri setelah
runtuhnya kekaisaran Rusia di tahun 1917. Pemerintahan sementara Rusia

130
Teddy Tri Setio Berty; 19 Jul 2017, “6 Negara Ini Diprediksi Akan Hilang
dari Peta pada 2115”, http://global.liputan6.com/read/3028217/6-negaraini-
diprediksi-akan-hilang-dari-peta-pada-2115 , hlm.1-2.
114 Ilmu Negara
yang ditugaskan untuk melanjutkan pemerintahan tidak dapat mencegah
perang sipil yang malah dimenangkan oleh Kaum Bolshevik, sehingga Uni
Soviet resmi berdiri pada 30 Desember 1922. Kemudian pada Desember
1991, sebagai akibat mundurnya Boris Yeltsin dan serangan simpatisan
Partai Komunis semakin meluas kepada Mikhail Gorbachev. Presiden Uni
Soviet itu pun akhirnya mengundurkan diri yang mengakibatkan Uni Soviet
dipecah menjadi 15 negara yang berdaulat. Kemudian, ke-15 negara-negara
baru itu mengikatkan diri dalam organisasi Commonwealth Of Independent
States (CIS). Dengan demikian, Uni Soviet lenyap karena factor social dan
perjanjian.

8.5. Penutup Resume.


Dari uraian materi tentang timbul dan lenyapnya negara dapat disimpulkan
bahwa suatu negara dapat timbul/muncul karena faktor yang bersifat primer
yakni melalui beberapa fase seperti: fase Genootschap, fase reich, fase staat
dan Fase Democratisce Natie & Dictatuur (Dictatum). Sedangkan faktor
yang bersifat secunder adalah adanya pengakuan dari negara lain. Suatu
negara dapat lenyap karena berbagai sebab menurut teori organis, anarkis
dan marxis. Selai itu, negaa juga dapat lenyap karena factor alam, factor
sosial, perjanjian dan pecah atau penggabungan.

Latihan:
1. Berdasarkan teori yang ada, bagaimana lahirnya negara Indonesia?
2. Jelaskan faktor-faktor penyebab lenyapnya negara, dan apakah
relevansi teori lenyapnya Negara terhadap kontinyuitas eksistensi
Negara.

Bahan Bacaan

115 Ilmu Negara

Anda mungkin juga menyukai