Dalam bidang sosiologi , terdapat beberapa tokoh yang terkenal , antara tokoh-tokoh yang
terkenal ialah Ibnu Khaldun , Auguste comte , Herbert Spencer, Eile Durkheim , Max Weber dan Karl
Max. Semua tokoh tokoh di atas merupakan tokoh tokoh yang terkenal dengan ilmu sosiologi
mereka.
KARL MARX
Kehidupan awal Karl Marx . Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818, beliau adalah
seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, walaupun begitu
ayahnya cenderung menjadi deis (orang yang menolak pendapat, terutama yang berkaitan kepercayaan
agama), yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama rasmi Prusia, Protestan
aliran Lutheran yang relatif liberal untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya
menjadi Heinrich.Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan
dan artis di masa-masa awal Karl Marx.
Akhir kehidupan Marx , pada tahun 1864 Marx terlibat dalam aktivitas politik dengan
bergabung dengan gerakan pekerja Internasional. Ia segera mengemuka dalam gerakan ini dan
menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Namun disintegrasi yang terjadi di dalam gerakan
ini pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan revolusioner, dan penyakit yang dideritanya menandai
akhir karier Marx. Istrinya meninggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan Marx
sendiri meninggal pada tanggal 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun
Page
1
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
IBNU KHALDUN
Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi
Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun. lahir di
Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M. Beliau dikenali sebagai sejarawan dan bapak
sosiologi Islam yang hafal Al-quran.Beliau juga merupakan ahli politik Islam, beliau pun dikenali
sebagai bapak Ekonomi Islam, kerana pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logik dan
realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823)
mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah
menyebar ke semerata tempat.Beliau wafat(meninggal dunia) di Kairo Mesir pada saat bulan suci
Ramadhan tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 808h. bersamaan 19 mac 1406 M.
AUGUSTE COMTE
Page
2
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Comte lahir di MONTPELLIER, sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara peranciskomen pada 19 februari 1798. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya di COLE
POLYTECHNIQUE di paris. COLE POLYTECHNIQUE saat itu terkenal dengan kesetiaannya
kepada idealis republikanisme dan proses falsafah. Pada tahun 1816, politeknik tersebut ditutup. Comte
pun meninggalkan COLE POLYTECHNIQUE dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran
di montpellier.
Comte mencetuskan suatu sistem ilmiah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru,
iaitu sosiologi. Pandangan Comte atas sosiologi sangat pragmatis. Comte berpendapat bahwa
sesungguhnya analisis untuk membezakan "statika" dan "dinamika" sosial , serta analisa masyarakat
sebagai suatu sistem yang saling tergantung haruslah didasarkan pada konsensus. Paradigma
Fungsionalis dan paradigma ilmiah alamiah yang dirumuskan oleh Comte tetap memberi warna yang
menonjol dalam sosiologi saat ini. Auguste Comte dengan bukunya "Course de Philosophie Positive"
menerangkan bahwa pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui
urutan-urutan tertentu yang kemudian akan sampai pada tahap akhir iaitu tahap ilmiah.
HERBERT SPENCER
Spencer lahir di Derbyshire, Midland, Inggris pada 27 April 1820. Dia adalah salah satu anak
dari sembilan bersaudara yang bertahan hidup dari pasangan William dan Haerriet Spencer, guru
sekolah di Derbyshire. Karena alasan kesihatan, Spencer, dari kecil menjalani pendidikan di rumah. Dia
belajar teknik dan bidang utilitarian. Apabila berusia 17 tahun, Spencer terjun ke dunia kerja sebagai
jurutera awam di sebuah syarikat kereta api London dan Birmingham.Spencer mempunyai sebuah
Page
3
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
kemampuan yang luar biasa dalam bidang mekanik. Hal ini akan ikut serta mewarnai seluruh imaginasi
beliau tentang biologi dan sosial di masa yang akan datang selama tempoh ini Spencer melanjutkan
pengajian atas biaya sendiri. Pada usia 28 tahun,Spencer menjadi wakil editor majalah The Economist,
berita mingguan yang berpusat di London. Majalah ini merupakan pembangkang kerajaan dan
penyokong perdagangan bebas. Melalui majalah ini Spencer banyak bertemu dengan orang terkenal
pada masa itu, seperti Thomas Huxley dan George Eliot. Pada usianya memasuki 30 tahun, Spencer
telah mampu menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Social Statics. Spencer meninggal di
Brighton, 8 Desember 1903 pada umur 83 tahun.
Spencer adalah orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris
yang konkrit. Tindakan ini kemudian diikuti oleh para ahli sosiologi sesudahnya, baik secara sedar atau
tidak sedar. Spencer memperkenalkan pendekatan baru sosiologi iaitu merekonsilkan antara ilmu
pengetahuan dengan agama dalam bukunya First Principle. Dalam bukunya ini Spencer membezakan
fenomena tersebut dalam 2 fenomena iaitu fenomena yang dapat diketahui dan fenomena yang tidak
dapat diketahui. Selanjutnya Spencer memulakan dengan 3 garis besar teorinya yang disebut dengan
tiga kebenaran universal, iaitu adanya bahan yang tidak boleh dirosakkan, adanya kesinambungan
gerak, dan adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus. Di samping tiga kebenaran universal
tersebut di atas, menurut Spencer ada 4 dalil yang berasal dari kebenaran universal, iaitu kesatuan
undang-undang dan kesinambungan, transformasi, bergerak sepanjang garis, dan ada sesuatu irama
dalam gerakan.
EMILE DURKHEIM
Page
4
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis timur, tahun 1858. Ia adalah seorang penganut
Katholik walaupun ayahnya adalah seorang pemimpin Yahudi, tetapi kemudian ia memilih untuk tidak
tahu menahu tentang Katholik. Ia lebih menaruh perhatian pada masalah moral, terutama moral
kolektif. Durkheim terkenal sebagai pakar sosiologi yang cemerlang dan mempunyai latar belakang
akademik dalam ilmu sosiologi. Dengan mengikuti tradisi yang digariskan oleh Saint-Simon (17601825), Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi dari August Comte (1798-1857), perintis
positivisme Perancis yang mencipta kata Sosiologi. Pada usia 21 tahun ia masuk pendidikan di Ecole
Normale Superiure. Dalam masa yang singkat ia membaca Renouvier, Neo Kantian yang sangat
dipengaruhi pemikiran Saint Simon dan August Comte, dan bahkan memakan karya-karya Comte
sendiri. Disertasinya The Division of Labor in Society yang diterbitkan tahun 1893 memaparkan
konsep-konsep evolusi sejarah moral atau norma-norma tertib sosial, serta meletakkan krisis moral
yang hebat dalam masyarakat moden. Itu sebabnya, disertasi itu menjadi karya klasik dalam tradisi
sosiologi.
Pemikiran Durkheim secara umum memberikan landasan asas bagi konsep-konsep sosiologi
melalui kajian-kajiannya terhadap elemen-elemen pembentukan perpaduan sosial, pembahagian kerja
dalam masyarakat, implikasi daripada formasi sosial baru yang melahirkan gejala anomie, dan nilainilai kolekltif, termasuk juga mengenai aksi dan interaksi individu dalam masyarakat. Inilah yang
menjadi asas Durkheim mengembangkan sosiologi dalam bidang sosial keagamaan dan politik.
Durkheim meninggal dunia pada 15 November 1917.
MAX WEBER
Page
5
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Maximilian Weber Lahir di Erfurt, Jerman pada 21 April 1864, dan meninggal dunia di Munich
Jerman pada 14 Jun 1920. Ayahnya adalah seorang ahli jawatan yang menduduki kedudukan Setrategis
dalam pemerintahan, ibunya pula adalah seorang penganut calvinisme yang taat. Kedua peribadi orang
tuanya tersebut secara tak langsung disyaki memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan Weber.
Weber meninggalkan rumah untuk sementara waktu dan melanjutkan pembelajarannya di Universit
Heidelberg. Di sana Max Weber telah mengikuti jejak langkah ayahnya dalam bidang hukum. Setelah
3 Tahun belajar, Weber meninggalkan universitas tersebut, dan pada tahun 1884, ia kembali ke rumah
orang tuanya untuk melanjutkan pembelajarannya di Universitas Berlin.
Weber mendapat gelaran doktor dari University Berlin,beliau menjadi ahli undang-undang dan
salah satu pensyarah di universiti tersebut. Selain itu, ia juga mendalami bidang ekonomi, sejarah dan
sosiologi. Pada tahun 1896, ketekunannya dalam bekerja menghantarkan dirinya pada kedudukan
profesor ekonomi Universiti Heidelberg. Mengikuti jejak ibunya, Weber menjadi seorang yang asketis
dan rajin . Weber juga menjadi salah satu pengasas German Sociological Society (1910). Rumahnya
menjadi salah satu tempat perbincangan bagi para intelektual seperti George Simmel, Robert Michels
dan George Lucas. Selain itu, Weber juga aktif dalam politik dan menulis banyak esei mengenai
pelbagai isu pada masanya. Adapun beberapa tema yang menjadi kajian utama Weber dalam karyakaryanya antara lain; tindakan sosial, konsep mengenai kuasa (autoriti) birokrasi, Protestanisme
(calvinisme) serta kapitalisme.
Page
6
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara
sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fizik secara sah, sebuah
definisi yang menjadi penting dalam pembelajaran tentang ilmu politik Barat moden. Karya Weber
dalam sosiologi agama bermula dari esai Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme dan berlanjut
dengan analisis Agama Tiongkok: Konfusianisme dan Taoisme, Agama India: Sosiologi Hindu dan
Buddha, dan Yudaisme Kuno. Karyanya tentang agama-agama lain terhenti oleh kematiannya pada
1920, hingga ia tidak dapat melanjutkan penelitiannya tentang Yudaisme Kuno dengan penelitianpenelitian tentang Mazmur, Kitab Yakub, Yahudi Talmudi, Kekristenan awal dan Islam. Tiga tema
utamanya adalah kesan pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara stratifikasi sosial
dan pemikiran agama, dan perbezaan karakteristik budaya Barat.
Dalam Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber mengajukan tesis bahwa etika dan
pemikiran Puritan memengaruhi perkembangan kapitalisme. Bukti keagamaan biasanya disertai dengan
penolakan terhadap urusan duniawi, termasuk pengejaran ekonomi. Mengapa hal ini tidak terjadi dalam
Protestanisme? Weber menjelaskan masalah tersebut dalam esainya. Max weber mentakrifkan
"semangat kapitalisme" sebagai gagasan dan kebiasaan yang menyokong pengejaran yang rasional
terhadap keuntungan ekonomi. Weber menunjukkan bahawa semangat seperti itu tidak terbatas pada
budaya Barat, apabila dipertimbangkan sebagai sikap individu, tetapi bahawa individu-individu seperti
itu - para usahawan yang heroik, begitu Weber menyebut mereka - tidak boleh dengan sendirinya
membina sebuah ekonomi yang baru. Di antara kecenderungan-kecenderungan yang dikenal pasti oleh
Weber adalah ketamakan akan keuntungan dengan usaha yang minimum, idea bahawa kerja adalah
kutukan dan beban yang harus dielakkan, khususnya apabila hal itu melampaui apa yang secukupnya
diperlukan untuk hidup yang sederhana. "Agar suatu cara hidup yang teradaptasi dengan baik dengan
ciri-ciri khusus kapitalisme," demikian Weber menulis, "boleh mendominasi yang lain, hidup itu harus
bermula di suatu tempat, dan bukan dalam diri individu yang terpencil semata, melainkan sebagai suatu
cara hidup yang biasa bagi keseluruhan kumpulan manusia. "
Weber membincangkan menganjurkan penyertaan awal, sifat-sifat yang unik dari hubungan
umat Israel dengan Yahweh, pengaruh agama-agama asing, jenis-jenis ekstasi keagamaan, dan
perjuangan para nabi dalam melawan ekstasi dan penyembahan berhala. Ia kemudian menggambarkan
masa-masa perpecahan Kerajaan Israel, aspek-aspek sosial dari kenabian pada zaman Alkitab, orientasi
sosial para nabi, para pemimpin yang sesat dan penganjur perlawanan, ekstasi dan politik, dan etika
serta teodisitas (ajaran tentang kebaikan Allah di tengah penderitaan) dari para nabi. Weber mencatat
bahwa Yudaisme tidak hanya melahirkan agama Kristen dan Islam, tetapi juga memainkan peranan
penting dalam bangkitnya negara Barat moden, kerana pengaruhnya sama pentingnya dengan pengaruh
yang diberikan oleh budaya-budaya Helenistik dan Romawi.
Reinhard Bendix, yang meringkas Yudaisme Kuno, menulis bahwa "bebas dari spekulasi magis
dan esoterik, diabdikan kepada pengkajian hukum, bersungguh dalam melakukan apa yang benar di
Page
7
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
mata Tuhan dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik, para nabi membangunkan sebuah
agama iman yang menempatkan kehidupan seharian manusia di bawah kewajipan-kewajipan yang
ditetapkan oleh hukum moral yang telah diberikan Tuhan. Dengan cara ini, Yudaisme kuno ikut
membentuk rasionalisme moral dari peradaban Barat."
RUJUKAN
Page
8
: SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Page
9