Anda di halaman 1dari 7

TOKOH PENDIRI SOSIOLOGI

Sosiologi gak semata-mata lahir karena salah satu atau beberapa tokoh. Sosiologi lahir seiring
dengan perkembangan manusia.
Namun, ada beberapa tokoh yang membuat sosiologi terlihat dan berkembang secara
signifikan. 
Nah, siapa aja sih tokoh yang paling signifikan dalam perkembangan sosiologi dan mengapa
mereka menjadi tokoh yang berperan signifikan?
Auguste Comte

Comte adalah tokoh yang paling terkenal dan dijuluki sebagai Founding Father-nya
sosiologi. Memiliki nama lengkap Isidore Marie Auguste François Xavier Comte, ia lahir
pada tanggal 19 Januari 1798 dan meninggal pada 5 September 1857.
Seperti yang udah gue sebutin sebelumnya, tokoh sosiologi yang dijuluki sebagai bapak
sosiologi dunia adalah Auguste Comte.
Kenapa sih kok Comte ini dijuluki sebagai Bapak Sosiologi? Karena, Comte adalah tokoh
yang paling berusaha untuk membuat sosiologi menjadi “The Science of Social Phenomena”. 
Maksudnya apa? Di artikel sebelumnya udah gue jelaskan mengenai sosiologi sebagai sains.
Jadi, Comte merasa bahwa sains itu gak hanya mempelajari alam, melainkan juga dunia
sosial. 
Ia berpikir bahwa analisis ilmiah juga bisa lho menemukan hukum yang mengatur kehidupan
sosial kita. Dari sinilah muncul mengenai fisika sosial atau Social Physics yang berisi hukum-
hukum atau rumus sosial.
Kemudian, dari fisika sosial muncul yang namanya “The Law of Three Stage”. Menurut
Comte, masyarakat itu melalui tahapan-tahapan perubahan yang berbeda. Masing-masing
tahapan akan menjelaskan fenomena masyarakat di sekitarnya.
Ketiga tahapan tersebut yaitu teologis, metafisis, dan positivis. 
Waduh, apaan tuh? Eitss, elo tenang aja, karena materi The Law of Three Stage ini akan elo
pelajari lebih detail di Kelas 12 pada Bab Perubahan Sosial.
Oh iya Comte berasal dari Prancis ya. Jadi kalau elo ketemu pertanyaan tokoh dari Perancis
yang dijuluki bapak sosiologi adalah…. Elo udah tau lah ya jawabannya.
Max Weber

Yang namanya ilmu sosial itu gak seperti matematika, selalu ada perbedaan pendapat di
antara para ahli yang sama-sama bisa diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Nah, sama halnya dengan tokoh yang kedua asal Jerman ini, yaitu Maximilian Karl Emil
Weber atau yang lebih terkenal sebagai Max Weber (21 April 1864 ー 14 Juni 1920).
Tokoh sosiologi yang mengenalkan tindakan sosial adalah Max Weber. Weber dijuluki
sebagai Understanding Father. Menurutnya, ilmu sosial itu berbeda dengan ilmu alam, jadi
kita gak bisa menggunakan fenomena menggunakan hukum. 
Nah, berbeda kan dengan pendapat Comte sebelumnya? Weber menggunakan pendekatan
sosiologi menggunakan interpretasi. Kalau sekarang elo tahu tentang “tindakan sosial”, nah
itu merupakan hasil pemikiran Weber. 
Elo akan mempelajari tindakan sosial pada Bab Interaksi Sosial di Kelas 10. Selain itu, Max
Weber juga menjelaskan bahwa kajian sosiologi gak hanya pada level makro (masyarakat),
tetapi juga bisa dikaji pada level mikro (individu dalam suatu masyarakat).
Karl Marx

Gue ada pertanyaan nih, siapakah tokoh sosiologi klasik yang dikenal dengan pendekatan
sosiologi konflik? Jawabannya bisa elo temukan di pembahasan tokoh sosiologi yang satu ini.
Karl Marx atau yang biasa dijuluki sebagai Godfather memiliki nama lengkap Karl Heinrich
Marx. Ia lahir pada 5 Mei 1818 dan meninggal pada 14 Maret 1883. 
Kenapa sih kok dijuluki sebagai Godfather? Karena, Karl Marx merupakan tokoh sosiologi
yang sangat penting bagi perkembangan ilmu sosiologi dan ilmu lain seperti ekonomi.
Ia memunculkan perspektif “konflik”, sebuah perspektif yang sangat baru dalam ilmu
sosiologi.
Marx merumuskan “The Have vs Have Not”, maksudnya yaitu pihak yang memiliki (have)
akan selalu konflik dengan pihak yang tidak memiliki (have not). Seperti piramida, pihak
yang memiliki atau berkuasa jumlahnya lebih sedikit, namun posisinya lebih tinggi daripada
pihak yang tidak memiliki. 
Hal itu karena yang have not merasa selalu dieksploitasi oleh pihak have,
sedangkan have membutuhkan pihak have not untuk dieksploitasi supaya bisa
mempertahankan posisinya.
Selama masih ada kelas antara have dan have not, maka konflik akan sulit dihentikan. 
Menurut Marx, salah satu cara menghentikannya yaitu dengan menghilangkan kelas sosial
tersebut. Dari situ, Marx menjadi salah satu tokoh penting yang melahirkan paham
komunisme. Nah, “konflik” ini ternyata merupakan fenomena yang banyak sekali terjadi di
masyarakat. 
Elo akan belajar tentang perubahan sosial menurut Marx di Kelas 12. Dari artikel tentang
tokoh sosiologi dan teorinya ini elo jadi tahu dikit-dikit bocoran materi apa yang akan elo
dapat di kelas 11 atau 12 kan.
Selain itu, Marx juga melahirkan teori materialisme historis, di mana yang namanya
materialisme sudah ada dan bisa dicari secara historis.
Sepanjang peradaban manusia, apa yang dianggap berharga dan gak berharga diukur dari
materinya. Nah, ini nyambung ke have dan have not tadi.
David Emile Durkheim

Ngomong-ngomong tentang materi yang berhubungan dengan ekonomi, ada juga nih tokoh
seperti Karl Marx yang nggak jauh membahas sosial dan ekonomi, yaitu David Emile
Durkheim. \
Ia dijuluki sebagai Professor Father, lahir pada 15 April 1858 dan meninggal pada 15
November 1917.
Durkheim melihat dari sisi revolusi industri, bukan perspektif konflik. Menurutnya, revolusi
industri mengakibatkan perubahan solidaritas di dalam masyarakat.
Solidaritas masyarakat pada awalnya secara mekanik, kemudian berubah menjadi organik. Ini
akan elo pelajari di Kelas 12 pada materi perubahan sosial.
Selain solidaritas, Durkheim juga membahas tentang bunuh diri (suicide). Ini merupakan
pembahasan yang cukup jarang dibahas oleh para ahli lainnya, tapi dibahas oleh Durkheim.
Ia berpikir bahwa perubahan sosial bisa mendorong seseorang bisa melakukan bunuh diri.
Jelas ya, meskipun bunuh diri merupakan tindakan otonom, tetapi ternyata bunuh diri ini ada
kaitannya dengan perubahan sosial.
Ibnu Khaldun

Memiliki nama lengkap Abu Zayd ‘Abd ar-Rahman Ibn Muhammad Ibn Khaldun, lahir pada
27 Mei 1332 dan meninggal pada 17 Maret 1406. 
Sebelumnya, gue mau nanya dulu nih, apakah elo tahu istilah Muqaddimah? Istilah ini
berasal dari Bahasa Arab, yang kalau dalam Bahasa Indonesia sama halnya dengan
pengantar.
Nah, Ibnu Khaldun menulis buku yang berjudul Muqaddimah.
Ibnu Khaldun merumuskan tentang perbedaan warga kota menetap dan nomaden. Ia
menjelaskan perbedaan masyarakat yang menetap di suatu tempat dengan yang hidupnya
nomaden. 
Teori ini penting banget ketika kita akan membahas tentang peradaban manusia. Selain itu,
Ibnu Khaldun juga menjelaskan teori tentang bagaimana suatu negara terbentuk.
Harriet Martineau

Dari tadi kita membahas tokoh sosiologi yang kebetulan pria semua. Nah, pertanyaannya ada
gak sih tokoh wanitanya? Jawabannya ada, yaitu Harriet Martineau atau yang dijuluki
sebagai The Founding Mother (12 Juni 1802 ー 27 Juni 1876).
Harriet Martineau sering sekali dianggap sebagai sosiolog wanita pertama di dunia. Perannya
gak kalah penting lho dari yang pria. Ia menulis buku Society in America yang membahas
tentang posisi perempuan di masyarakat, jauh sebelum masyarakat menggaungkan istilah
feminisme.
Selain itu, Harriet Martineau juga punya peran yang signifikan nih bagi perkembangan
sosiologi. Ia menerjemahkan karya-karya Comte ke dalam Bahasa Inggris.
Yap, Auguste Comte menuliskan karya-karyanya dalam Bahasa Perancis, jadi peran Harriet
Martineau sangat membantu banget nih bagi orang-orang yang mau mendalami dan
memahami sosiologi.
W.E.B. Du Bois

Penulis The Souls of Black Folk ini memiliki nama lengkap William Edward Burghardt Du
Bois (23 Februari 1868 ー 27 Agustus 1963).
Ia merupakan African-American pertama yang mendapatkan gelar Ph.D. Kebayang gak sih,
zaman dulu, masyarakat African-American itu sarat banget dengan yang
namanya slavery atau perbudakan dan rasisme.
Nah, W.E.B. Du Bois bisa mendapatkan gelar Ph.D pada masa itu. Keren banget nggak sih?
Kaitannya dengan ilmu sosiologi, ia membahas tentang relasi antar ras di Amerika Serikat.
Isu-isu relasi antar ras itu menjadi support bagi teori sosiologi.
Meskipun topik bahasan dia pada lingkup Amerika Serikat, namun pemikiran dia sangat
terpakai di berbagai daerah lain, khususnya tentang rasisme.
Satu tahun setelah ia meninggal, pemerintah Amerika Serikat mengesahkan The United States
Civil Rights Act.
Di dalamnya merupakan hal-hal yang diperjuangkan oleh Du Bois semasa hidupnya. Dengan
adanya pengesahan tersebut, relasi antara kulit hitam dan putih mengalami perubahan yang
signifikan di Amerika Serikat.
Herbert Spencer

Tokoh yang kedua adalah Herbert Spencer. Lebih akrab disapa dengan nama Spencer dan
merupakan tokoh filsuf yang sebelum dikenal sebagai salah satu tokoh sosiologi oleh dunia,
pernah berkecimpung di bidang lain. 
Spencer yang lahir pada 27 april 1820 di Derby, Inggris diketahui sempat bekerja sebagai
seorang insinyur di Birmingham. Pernah juga berkarir di perusahaan kereta api sekaligus
menjadi jurnalistik. 
Memasuki tahun 1858, ketertarikan dengan ilmu sosiologi dimiliki dan membuatnya
mempelajarinya dengan seksama. Dalam proses pembelajaran tersebut, Spencer berhasil
mempublikasikan sejumlah buku sosiologi. 
Seperti The Descriptive Sociology yang terbit antara tahun 1873 dan 1881, kemudian ada The
Study of Sociology di tahun 1873 yang menjelaskan tentang tatanan sosial di masyarakat. 
Buku-bukunya kemudian menjadi buku panduan perkuliahan di sejumlah perguruan tinggi
terkemuka di Inggris. Seperti Principles of Sociology yang menjadi panduan beberapa dosen
di Oxford University. 

Emile Durkheim

Tokoh berikutnya di ilmu sosiologi adalah Emile Durkheim yang lahir pada 15 April 1858.
Durkheim lahir di kota Epinal, yang masuk ke dalam wilayah negara Perancis. Selama
menempuh pendidikan dirinya dikenal sebagai siswa yang pintar dan memiliki segudang
prestasi. 
Durkheim juga dikenal dengan sebutan Professor Father dan mencetuskan sejumlah teori
sekaligus karya yang ikut berpengaruh pada ilmu sosiologi. Salah satu pendapatnya yang
dikenal luas adalah tentang perspektif revolusi industri. 
Menurutnya, revolusi industri mempengaruhi solidaritas di masyarakat sehingga terjadi
perubahan sosial. Mengenai perubahan sosial, biasanya akan dipelajari saat masuk ke kelas
12 (SMA kelas 3). 
Sepanjang hidupnya, Durkheim menerbitkan sejumlah buku dan buku pertamanya
berjudul The Division of Labour, kemudian ada The Rule of Sociological Method. Kemudian
di tahun 1897, buku Suicide yang memaparkan tindakan bunuh diri terbit. 

Antonio Gramsci

Berikutnya adalah tokoh sosiologi asal Italia, yakni Antonio Gramsci yang lahir pada 22
Januari 1891. Sosoknya dikenal sebagai seorang intelektual besar kaum kiri yang kemudian
menjadi pencetus berkembangnya paham Marxisme Barat dan dikenal sampai sekarang. 
Meskipun bukan kalangan bangsawan, namun Gramsci berhasil menyampaikan sejumlah
teori yang berhubungan dengan konflik sosial. Cara pandangnya terhadap ilmu sosial tidak
berbeda jauh dengan Karl Marx. 
Namanya kemudian tidak selalu dikaitkan dengan daftar tokoh sosiologi. Namun berkat
kegigihannya dalam memperjuangkan paham Marxisme Barat tadi. Maka mampu memberi
perubahan pada cara pandang masyarakat terhadap hubungan sosial. 
Pemikirannya kemudian tertuang ke dalam sejumlah artikel yang terbit di berbagai media
massa. Meski sempat masuk ke penjara, namun Gramsci tetap terlihat aktif menyampaikan
pemikirannya. 
Pemikirannya juga dituangkan ke dalam bentuk buku. Beberapa diantaranya adalah Prison
Notebook, The Modern Prince and Other Political Writing, Selection from the Prison
Notebooks, dan juga Letters from Prison. 

Anda mungkin juga menyukai