NPM : 202207556
Lokal : 5D reguler
No Absen : 05
Mata Kuliah : Teori Sosial
Dosen : Ahmad Baihaqi, S.Sos., M.A
Talcott Parsons
Idenntitas Filsuf Talcott Parsons
Talcott Parsons (13 Desember 1902 – 8 Mei 1979) adalah seorang sosiolog yang cukup
terkenal dengan pemikiran-pemikirannya. Talcott Parsons adalah seorang sosiolog yang lahir
pada tahun 1902 di Colorado. Dia lahir dalam sebuah keluarga yang memiliki latar belakang
yang saleh dan intelek. Ayahnya adalah seorang pendeta gereja Kongregasional, seorang
profesor dan presiden dari sebuah kampus kecil. Parsons mendapat gelar sarjana dari Amherst
College tahun 1924 dan melanjutkan kuliah pascasarjana di London School of Economics. Pada
tahun berikutnya, dia pindah ke Heidelberg, Jerman. Max Weber menghabiskan sebagian
kariernya di Heidelberg, dan meski dia wafat lima tahun sebelum kedatangan Parsons, Weber
tetap meninggalkan pengaruh mendalam terhadap kampus tersebut dan jandanya meneruskan
pertemuan-pertemuan di rumahnya, yang juga diikuti oleh Parsons. Parsons sangat dipengaruhi
oleh karya Weber dan sebagian disertasi doktoralnya di Heidelberg membahas karya Weber.
Parsons menjadi pengajar di Harvard pada tahun 1927, dan meskipun ia berpindah jurusan
beberapa kali, Parsons tetap berada di Harvard sampai dengan ia wafat tahun 1979. Perjalanan
kariernya tidak pesat ia tidak memperoleh posisi tetap sampai dengan tahun 1939. Dua tahun
sebelumnya, ia mempublikasikan buku the structure of social action, satu buku yang tidak hanya
memperkenalkan teoritisi-teoritisi sosial utama semisal Weber kepada sosiolog lain, namun juga
menjadi dasar bagi pengembangan teori Parsons sendiri.
Sesudah itu karier akademis Parsons maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di
Harvard pada 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan Departemen Hubungan Sosial, yang
tidak hanya memasukkan sosiolog, tetapi juga berbagai sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949,
ia terpilih menjadi Presiden The American Sociological Association. Tahun 1950-an dan
menjelang tahun 1960-an, dengan diterbitkannya buku seperti The Social System pada tahun
1951 Parsons menjadi tokoh dominan dalam sosiologi Amerika.
Tetapi, di akhir 1960-an Parsons mendapat serangan sayap radikal sosiologi Amerika yang
baru muncul. Parsons dinilai berpandangan politik konservatif dan teorinya dianggap sangat
konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorisasi yang rumit. Akan tetapi, pada tahun
1980-an timbul kembali perhatian terhadap teori Parsons, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi
juga di seluruh dunia. Pemikiran Parsons tidak hanya memengaruhi pemikir konservatif, tetapi
juga teoritisi neo-Marxian, terutama Jurgen Harbemas.
Setelah kematian Parsons, sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog sangat
terkenal, merenungkan arti pentingnya teorinya maupun pencipta teori itu sendiri. Dalam
renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parsons dan
karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parsons yang direproduksi di sini bukan
dimaksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi dimaksudkan untuk
mengemukkan pandangan selintas yang provokatif mengenai Parsons dan karya-karyanya.
Robert Merton adalah seorang mahasiswanya ketika Parsons baru saja mulai mengajar di
Harvard. Merton yang menjadi teoritisi terkenal karena teori ciptaanya sendiri, menjelaskan
bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvard, pada tahun-tahun itu bukan hendak
belajar dengan Parsons, tetapi juga dengan Sorokin, telah menjadi anggota senior jurusan
sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons. Celaan Merton mengenai kuliah pertama
Parsons dalam teori juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis untuk
salah satu buku teori yang paling berpengaruh pada sosiologi. Pemikiran Parsons di dalam
perkembangan ilmu sosiologi dikenal dengan teori fungsionalis.
Teori Talcott Parsons
Teori Talcott Parsons yaitu masyarakat sebagai suatu sistem saling berhubungan dan saling
bergantung. Teori Parsons yang paling dikenal yaitu fungsionalisme struktural yang mana prinsip
AGIL sebagai syarat fungsional begitu sistematis dan memfokuskan kepada tercapainya
equilibrium (keseimbangan pada masyarakat maju), sehingga mendatangkan kritik bahwa teori
Parsons tidak siap untuk menghadapi perubahan. Melalui kritik tersebut Parsons membantah
kritik ini karena Parsons telah menjelaskan dalam salah satu bab pada karyanya yang berjudul
Social System (1951). Konsep perubahan Parsons bersifat perlahan-lahan dan selalu dalam
usaha untuk menyesuaikan diri demi terciptanya equilibrium. Parsons memiliki perspektif teori
perubahan sosialnya bersifat evolusioner, bukan revolusioner. Langkah-langkah evolusioner ini
tertib dan dibagi menjadi tiga tingkatan utama.
1. Primitif
2. Intermediate
3. Modern
Ditemukannya tulisan sebagai simbol penunjang kemunikasi merupakan salah satu contoh
transisi dari masa primitif ke intermediate. Kemudian ditemukannya hukum formal merupakan
contoh perpindahan dari masa intermediate ke masa modern seperti apa yang saat ini kita jalani.
Evolusioner berarti perubahan bertahap, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada
masyarakat seperti halnya pertumbuhan dan perubahan fisik yang mengikutinya pada makhluk
hidup.
Teori perubahan sosial yang dicetuskan Parsons sedikit banyak dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran terdahulu yaitu pada masa klasik. Seperti teori tiga tahap perkembangn
berpikir manusia manusia yang dicetuskan oleh Auguste Comte, perbedaan yang signifikan
mengenai dua pemikiran pada era klasik dan modern ini ketika Comte berbicara mengenai tiga
tingkatan pemikiran manusia yang notabenenya berarti berbicara mengenai internal manusia
yang dibagi ke tiga masa tahap berpikir yaitu teologosi, metafisik, dan positivis. Parsons lebih
menelisik kepada faktor eksternal perubahan yang terjadi pada manusia dan lingkungannya.
Kemudian teori yang dicetuskan oleh Herbert Spencer mengenai perubahan organisme biologis,
serta pemikiran Emile Durkheim mengenai pembagian kerja.
Pemikiran perubahan sosial yang dicetuskan oleh Parsons ini mulanya didasari adanya
proses diferensiasi, dimana masyarakat selalu memiliki berbagai sub sistem yang berbeda pada
setiap masyarakat yang lebih luas. Kemudian ketika masyarakat tumbuh berkembang, lahir
berbagai sub sistem yang baru dan memiliki fungsi masing-masing yang berbeda pada setiap
masyarakat. Contoh proses diferensiasi dalam perubahan sosial pada masyarakat adalah
ditemukannya inovasi terhadap teknologi yaitu pada masa globalissi ini masyarakat mengenal
internet. Berbeda dengan masyarakat sebelumnya yang hanya mengenal teknologi sebatas media
elektronik dan semacamnya, adanya inovasi internet ini memfasilitasi masyarakat untuk
kemudahan mengakses informasi.
Ketika sub sistem ini meluas maka sistem sosial secara keseluruhan akan beradaptasi
lanjut dengan perubahan yang terjadi, baik internal maupun eksternal. Contoh dari penggunaan
internet pada tahap ini adalah manusia mulai beradaptasi dengan segala perubahan yang ada
dengan semakin mudahnya mengakses internet, misalnya mengirim dokumen sebelumnya
menggunakan cara manual melalui media pos, kemudian setelah dikenalnya internet beralih
menggunakan email yang hanya memerlukan hitungan detik untuk mengirim dokumen berupa
digital file. Demikian masyarakat beradaptasi dengan segala kemudahan yang ada.
Setelah beradaptasi dengan perubahan, masyarakat sebagai sistem dan struktur akan
berintegrasi kembali terhadapa siste dan sub sistem yang ada. Seperti saat ini penggunaan
internet pada berbagai bidang pekerjaan dan penunjang segala kegiatan manusia seperti sebuah
kesatuan yang terintegrasi. Baik tua maupun muda, pelajar maupun pegawai sangat bergantung
pada kemudahan mengakses informasi melalui teknologi internet.
Perubahan ssial dengan bertambahnya berbagai sub sistem baru tentunya membutuhkan
sistem nilai yang mempu melingkupi keseluruhannya. Diperlukan hal-hal yang baik secara
formal maupun non formal yang mampu mengatur serta menjaga kesinambungan antara sistem
dan sub sistem. Jika diaplikasikan kepada contoh sebelumnya, kita mengenal adanya Undang-
undang yang mengatur penggunaan IPTEK, sehingga dalam pelaksanaannya penggunakaan
internet sebagai media berbagi informasi dan mengakses segala kebutuhan masyarakat tetap
terdapat kontrol didalamnya agar tercipta keselarasan, atau dalam hal ini bila dikaitkan secara
meluas maka akan sampai pada asumsi dasar teori fungsionalisme strultural yaitu keteraturan
sosial dan tercapainya equilibrium.
Robert King Merton
Identitas Filsuf Robert King Merton
Robert K Merton (4 Juli 1910 – 23 Februari 2003) adalah seorang Sosiolog yang
mengembangkan konsep keseimbangan bersih. Robert K Merton lahir pada tanggal 4 Juli 1910
di pemukiman kumuh di Philadelphia. Merton banyak menimba ilmu dari guru-gurunya selama
menempuh pendidikan Sarjana seperti P.A Sorokin, yang mengorientasikan lebih luas pada
pemikiran sosial Eropa. Disamping itu Merton juja banyak dipengaruhi oleh pemikiran gurunya
Talcott Parson, yang terkenal dengan idenya Structure of Social Action. L.J Henderson
mengajarkan Merton tentang bagaimana melakukan penyelidikan berdisiplin terhadap sesuatu
yang terasa sebagai ide yang menarik.