Anda di halaman 1dari 9

A.

BIOGRAFI HERBERT SPENCER


Lahir di Inggris tepatnya di Derby pada 27 April 1820, dialah Herbert
Spencer, tokoh filsuf sosiologi, evolusi, antropologi, psikologi bahkan juga
politik yang mendunia pada masanya. Hingga sekarang pun namanya masih
sering disebut – sebut dalam buku panduan refernsi dalam bidang biolgi,
sosiologi maupun psikologi.
Pria yang tak lulus sekolah ini, mengenyam pendidikan bersama
ayahnya, yang selanjutnya diteruskan oleh pamannya. Di usia 17 tahun, pria
yang kerap dipanggil Spencer ini sudah menjadi insinyur di pembanguan jalan
kereta api. Ketertarikannya pada biologi muncul dari pekerjaannya di
Birmingham sebagai insyinyur jalan kereta api. Hal inilah yang selanjutnya
menarik perhatiannya di bidang evolusi, yaitu ketika ia memulai pemeriksaan
pada fosil yang diambil dari pemotongan kereta api.
Spencer memiliki kemampuan sangat baik dalam mekanika.
Kemampuan itulah yang memengaruhi imajinasinya dalam ilmu pengetahuan,
terutama tentang biologi, masyarakat, dan ilmu sosial. Pada saat menjadi
insinyur inilah Spencer mulai belajar menulis artikel secara serius. Tulisan
pertamanya di bidang sosial dengan judul On the Proper Sphere of
Government pada 1842 dimuat di majalah Non Conformist. Enam tahun
kemudian, 1848, tulisan yang sama dimuat The Economist, majalah ekonomi
terkemuka yang berbasis di London.
Tulisan Spencer mendapat sambutan hangat penggemarnya sehingga
mereka rela membayar lebih dulu tulisan-tulisan Spencer sebelum tulisan itu
diterbitkan. Kondisi inilah yang mendorong Spencer untuk berpikir alih
profesi menjadi penulis ilmu pengetahuan bidang pengetahuan sosial,
khususnya sosiologi. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, saat usianya
menginjak 28 tahun dia pindah menjadi wakil editor majalah The Economist,
berita mingguan yang berbasis di London. Majalah ini merupakan oposisi
pemerintah dan pendukung perdagangan bebas. Melalui majalah ini Spencer
banyak bertemu dengan orang terkenal pada saat itu, seperti Thomas Huxley
dan George Eliot.
Saat usianya memasuki 30 tahun, Spencer telah mampu menerbitkan
buku pertamanya yang berjudul Social Statics. Tiga tahun kemudian,
pamannya (Thomas Spencer) meninggal dunia dan mewariskan harta cukup
banyak kepada Spencer. Berbekal warisan itulah Spencer berani memutuskan
untuk berhenti bekerja dan mencurahkan seluruh kegiatannya untuk menulis.
Keberhasilan Spencer menulis banyak buku karena selain gemar membaca,
Spencer adalah kolektor yang tekun mengumpulkan fakta-fakta mengenai
masyarakat di manapun di dunia ini, seorang yang rajin mengumpulkan
informasi, membuat sistematika atau klasifikasi data. Spencer memang sejak
kecil mempunyai hasrat dan keinginan yang besar untuk menambah dan
mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan memahami
keseluruhannya.
Spencer juga mengembangkan sistem filsafat dengan aspek-aspek
utiliter dan evolusioner. Spencer membangun utiliterisme Jeremy Bentham
yang memelopori aliran gerakan reformasi. Jeremy Bentham berpendapat
bahwa logika ilmiah harus didasarkan pada pengetahuan yang cukup
mengenai kondisi kehidupan sosial yang aktual. Konsep ini mendahului
konsep-konsep Charles Darwin (Sukanto: 1982: 36).
Spencer adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep
Survival of the fittest atau yang kuatlah yang akan menang dalam bukunya
Social Statics yang terbit pada tahun 1850. Konsep ini untuk menggambarkan
kekuatan fundamental ilmu biologi yang menjadi dasar perkembangan
evolusioner. Konsepsi ini dipengaruhi karya Thomas R. Malthus mengenai
tekanan kependudukan, An Essay on the Principle of Population (1798) yang
isinya antara lain adalah perjuangan untuk dapat bertahan bagi suatu
masyarakat atau bagi beberapa masyarakat agar menghasilkan keseimbangan
karena perubahan yang terjadi dari keadaan yang homogen yang tidak terpadu
menjadi heterogen yang terpadu.
Sembilan tahun kemudian teori evolusioner karya Darwin terbit.
Spencer dan Darwin melihat adanya persamaan antara evolusi organisme
dengan evolusi sosial. Evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial
dalam masyarakat yang berlangsung dalam waktu lama yang berawal dari
kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan homogen
kemudian secara bertahap menjadi kelompok suku atau masyarakat yang lebih
maju dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang kompleks.
Tahun 1873 Spencer menulis The Study of Sociology. Dalam karya
ini, dia menjelaskan mengenai tatanan sosial. Selanjutnya buku ini disajikan
sebagai buku rujukan (text book) di Yale. Pun buku ini memiliki dampak yang
kuat di Amerika. Sebelum penerbitan jilid terrakhir The Study of Sociology,
pada 1896, Spencer telh dinobatkan sebagai seorang filsuf dan ilmuan yang
terhormat.
Buku-buku karya spencer banyak dibaca dan pandangan-
pandangannya mendapat perhatian besar di dunia, misalnya buku Principles of
Biology telah diadopsi sebagai buku panduan biologi di Oxford. Principles of
Psychology juga digunakan oleh William James sebagai buku untuk dua mata
kuliah. Pada saat itu Spencer menjadi pusat perhatian di dunia akademik.
Tahun 1867, ia diminta menjadi calon kandidat untuk jabatan guru
filsafat mental dan logika di University College, London, namun ia
menolaknya. Antara tahun 1871 dan 1903 ia mendapat tawaran tidak kurang
dari 32 penghargaan akademis, tapi dengan sebuah pengecualian, dia
menolaknya. Dia pun juga menulis The Man Versus The State, yang isinya
mengenai masyarakat manusia dengan institusi yang bernama negara.
Kemudian, Spencer meninggal di usia 83 tahun di tahun 1903.
B. GRAND THEORY HERBERT SPENCER

a. TEORI EVOLUSI SOSIAL

Spencer sering disamakan dengan Comte dalam arti pengaruh spencer dan Comte
terhadap perkembangan teori sosiologi, namun ada beberapa perbedaan penting
misalnya agak sulit menggolongkan speencer sebagai pemikir konservativ. Spencer
lebih tepat dipandang beraliran politik liberal dan ia tetap memelihara unsur-unsur
liberalisme disepanjang hidup. Kekhasan Spencer sebagai seorang Darwinis Sosial, ia
menganut pandangan evolusi yang berkeyakinan bahwa kehidupan masyarakat
tumbuh secara progresif menuju keadaan yang makin baik dan karena itulah
kehidupan masyarakat harus dibiarkan berkembang sendiri, lepas dari campur tangan
yang hanya akan memperburuk keadaan. Spencer menerima pandangan bahwa
institusi sosial , sebagaimana tumbuh-tumbuhan dan binatang, maupun beradaptasi
secara progresif dan positif terhadap lingkungan sosialnya. Spencer juga menerima
pandangan darwinian bahwa proses seleksi alamiah, “survival of the fittes” juga
terjadi dalam kehidupan sosial.
Evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial dalam masyarakat yang
berlagsung dalam waktu lama, yang berawal dari kelompok suku atau masyarakat
yang masih sederhana dan homogen, kemudian secara bertahap menjadi kelompok
suku atau masyarakat yang lebih maju, dan akhirnya menjadi masyarakat modern
yang kompleks.
Dadang Supardan (155-156) menjelaskan bahwasannya dalam buku yang
berjudul principles of sociology (1876-1896) Herbert Spencer, seorang sosiologi
inggris mengemukakan Teori Evolusi Sosial sebagai berikut:
Ada dua persfektif untuk mengenali evolusioner dalam karya Spencer. Pertama
dari teori-teori tersebut berkenaan dengan ukuran masyarakatyang semakin bertambah
yang diiringi dengan struktur-struktur sosial yang lebih besar dan terdiferensiasi, serta
diferensiasi fungsi yang dilaksanakannya. Masyarakat bertumbuh baik melalui
pelipatgandaan individu maupun penyatuankelompok-kelompok (yang bercampur).
Kedua, masyarakat berevolusi melalui percampuran, yakni dengan menyatukan
kelompok-kelompok yang saling berdekatan. Oleh karena itu Spencer, berbicara
mengenai pergerakan evolusioner dari masyarakatyang rumit, rumit rangkap dua dan
rumit rangkap tiga.
Dadang Supardan (155-156) menjelaskan bahwasannya dalam buku yang
berjudul principles of sociology (1876-1896) Herbert Spencer, seorang sosiologi
inggris mengemukakan Teori Evolusi Sosial sebagai berikut:
1. Masyarakat yang merupakan suatu organisme, berevolusi menurut pertumbuhan
manusia seperti tubuh yang hidup, masyarakat bermula seperti kuman yang
berasal dari massa yang dalam, segala hal dapat dibandingkan dengan massa itu
dan sebagian diantaranya akhirnya dapat didekati.
2. Suku primitif berkembang melalui peningkatan jumlah anggotanya,
perkembangan itu mencapai suatu titik dimana suatu suku terpisah menjadi
beberapa suku yang secara bertahap timbul beberapa perbedaan satu sama lain.
Perkembangan ini dapat terjadi, seperti pengulangan maupun terbentuk dalam
proses yang lebih luas dalam penyatuan beberapa suku. Penyatuan itu terjadi
tanpa melenyapkan pembagian yang sebelumnya disebabkan oleh pemisahan.
3. Pertumbuhan masyarakat tidak sekedar menyebabkan perbanyakan dan
penyatuan kelompok, tetapi juga meningkatkan kepadatan penduduk atau
meningkatkan solidaritas, bahkan massa yang lebih akrab.
4. Dalam tahapan masyarakat yang belum beradab (uncivilised) itu bersifat
homogen karena mereka terdiri dari kumpulan manusia yang memiliki
kewenangan, kekuasaan, dan fungsi yang relatif sama terkecuali masalah jenis
kelamin.
5. Suku nomaden memiliki ikatan karena dipersatukan oleh ketundukan kepada
pemimpin suku. Ikatan ini mengikat hingga mencapai masyarakat beradab yang
cukup untuk diintegrasikan bersama selama “selama 1000 tahun lebih “.
6. Jenis kelamin pria, didentikkan dengan simbol-simbol yang menuntut kekuatan
fisik, seperti keprajuritan, pemburu, nelayan, dan lain-lain.
7. Kepemimpinan muncul sebagai konsekuensi munculnya keluarga yang sifatnya
tidak tetap atau nomaden.
8. Wewenang dan kekuasaan seseorang ditentukan oleh kekuatan fisik dan
kecerdikkan seseorang, selanjutnya kewenangan dan kekusaan tersebut memiliki
sifat yang diwariskan dalam keluarga tertentu.
9. Peningkatan kapasitas pun menandai proses pertumbuhan masyarakat.
Organisasi-organisasi sosial yang mulanya masih samar-samar, pertumbuhannya
mulai mantap secara perlahanlahan, kemudian adat menjadi hukum, hukum
menjadi semakin khusus dan institusi sosial semakin terpisah berbeda-beda. Jadi,
dalam berbagai hal memenuhi formula evolusi. Ada kemajuan menuju ukuran,
ikatan, keanekaragaman bentuk, dan kepastian yang semakin besar.
10. Perkembanganpun ditandai oleh adanya pemisaha unsur-unsur religius dan
sekuler. Begitupun sistem pemerintahan bertambah kompleks, diferensiasipun
timbul dalam organisasi sosial, termasuk tumbuhnya kelas –kelas sosial dalam
masyarakat yang ditandai oleh suatu pembagian kerja.
b. TAHAP EVOLUSI MASYARAKAT

Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri sendiri dan


berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan dibawah
kuasa suatu hukum. Latar belakang dari adanya gerak evolusi ini ialah lemahnya
semua benda yang serba sama. Misalnya dalam keadaan sendirian atau sebagai
perorangan saja manusia tidak mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong dari
dalam untuk bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia akan
dapat melengkapi kekurangannya.

Spencer juga membedakan empat tahap evolusi masyarakat:


1. Tahap Penggandaan atau Pertambahan. Baik tiap-tiap mahluk individual
maupun tiap-tiap orde sosial dalam keseluruhannya selalu bertumbuh dan
bertambah.
2. Tahap Kompleksifikasi. Salah satu akibat proses pertambahan adalah makin
rumitnya struktur organisme yang bersangkutan. Struktur keorganisasian makin
lama makin kompleks.
3. Tahap Pembagian atau Diferensiasi. Evolusi masyarakat juga menonjolkan
pembagian tugas atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian kerja
menghasilkan pelapisan sosial (Stratifikasi). Masyarakat menjadi terbagi kedalam
kelas-kelas sosial.
4. Tahap Pengintegrasian. Dengan mengingat bahwa proses diferensiasi
mengakibatkan bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini perlu
dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian ini
juga merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan spontan
otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif atau berbuat sesuatu
untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif saja, supaya hukum
evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan kerjasama yang seimbang.
C. MASYARAKAT MILITAN DAN MASYARAKAT INDUSTRI

Spencer juga menawarkan teori evolusi masyarakat yang militan


menuju industri. Masyarakat militan awal digambarkan disusun untuk
melakukan peperangan yang ofensif dan defensif. Sementara Spencer bersikap
kritis terhadap peperangan, dia merasa bahwa pada tahap yang lebih awal,
peperangan bermanfaat dalam penyatuan masyarakat (contoh, penaklukan
militer), dimana masyarakat dibangun atas tekanan pada individu, kekerasan
yang tinggi, cara hidup yang dibatasi, peraturan dan perlakuan hukum yang
sewenang-wenang. Dimana latar belakang tersebut, bisa menciptaan
himpunan-himpunan manusia yang lebih besar dan dibutuhkan untuk
pengembangan masyarakat industri. Akan tetapi dengan munculnya
masyarakat industri, peperangan tidak bermanfaat lagi, bahkan dianggap
merintangi proses evolusi selanjutnya. Masyarakat industri lebih didasarkan
pada persahabatan, altruisme, spesialisasi yang rumit, pengakuan atas prestasi-
prestasi daripada sifat-sifat bawaan, kerjasama sukarela dan moralitas yang
kuat diantara par aindividu yang sangat berdisiplin. Meskipun Spencer melihat
evolusi umum menuju masyarakat industri, namun ia juga mengakui bahwa
mungkin akan ada kemunduran-kemunduran periodik menuju peperangan dan
masyarakat-masyarakat yang lebih militan.
Didalam tulisan etis dan politisnya, Spencer menawarkan ide-ide lain
mengenai evolusi masyarakat. Disatu sisi dia melihat masyarakat sedang
bergerak menuju satu keadaan moral yang ideal atau sempurna. Disisi lain, dia
berargumen bahwa masyarakat yang paling kuat akan bertahan dan yang tidak
kuat akan harus diizinkan mati satu demi satu. Dalam dunia sosial, perjuangan
kompetitif itu mungkin antara individu-individu atau antara kelompok-
kelompok yang ada disuatu masyarakat atau antara penduduk yang berbeda ras
dan etnisnya masing-masing dengan pola budayanya sendiri untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Perbedaan diantara mereka yang menguntungkan dan yang tidak
menguntungkan adalah hasil dari perbedaan alamiah yang diwariskan lewat
keturunan. Jadi proses evolusi meliputi suatu seleksi bertahap atas banyak
generasi manusia atau kelompok. Selain dari pada itu, ada bagian atau elemen
penting dari Darwinisme-Sosial adalah tekanan-tekanan atas dasar perbedaan
ini merupakan dasar bagi sejumlah gagasan kaum rasis. Kepercayaan akan
adanya ras-ras yang unggul dan ras rendahan juga memberikan pembenaran
untuk mendominasi masyarakat-masyarakat jajahan.

Menurut pandangan Spencerian, terdapat perbedaan mendasar antara


tipe masyarakat militant dan masyarakat industry, yaitu:

Ciri Masyarakat Militer Masyarakat Industri


Aktivitas Pertahanan dan Menciptakan perdamaian
dominan penaklukan teritorial dan pertukaran barang
dan jasa
Prinsip yang Penggunaan paksaan dan Kerja sama sukarela,
mempersatukan sanksi yang kaku kontrak
Hubungan Dominasi Negara, Negara melayani
antara indvidu pembatas kebebasan kebutuhan individu,
dengan negara bebas
Struktur politik Sentralisasi, otokrasi Desentralisasi.
Demokrasi
Stratifikasi Bawaan (ascription), Prestasi, mobilitas tinggi
mobilitas rendah masyarakat terbuka
masyarakat tertutup
Aktivitas Autarki, proteksionisme, Saling ketergantungan
ekonomi mencukupi kebutuhan ekonomi, perdagangan
sendiri bebas
Nilai dominan Keberanian, disiplin, Inisiatif, daya cipta
kepatuhan kesetiaan, kebebasan, kejujuran
patriotisme
D. KRITIK ATAS TEORI EVOLUSI

1. Asumsi bahwa keseluruhan masyarakat manusia sebagai satu kesatuan


mengalami perubahan evolusioner mulai diragukan berdasarkan bukti
adanya keanekaragaman perkembangan dan heterogenitas populasi
manusia: suku, komunitas lokal, Negara dan peradaban. Ada yang identitas
individualnya kuat, otonom dan terisolasi.
2. Pandangan terhadap perubahan bertahap dan meningkat tak sesuai dengan
langkah kualitatif sejarah manusia yang sering terhenti, terputus, mutasi
atau mengalami bencana.
3. Pengabaian penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar yang
demikian nyata dalam fenomena seperti penaklukan, kolonisasi, difusi
kultural, kontak kurtular, efek demonstrasi, perubahan lingkungan,
kerusakan alam, malapetaka, dan sebagainya, merupakan kelemahan
paling serius dari teori evolusi.

Anda mungkin juga menyukai