Anda di halaman 1dari 4

Biografi Tiga Tokoh Sosiologi

“David Emile Durkheim, Maximilian Weber, Clifford Geertz”

A. David Emile Durkheim


Emile Durkheim adalah filsuf dan sosiolog Perancis ternama yang dikenal sebagai Bapak
Sosiologi Modern. Ia merupakan orang pertama yang mendirikan departemen sosiologi di universitas di
Eropa, yakni pada 1895. Setahun setelahnya, Durkheim menerbitkan salah satu jurnal ilmu sosial pertama
berjudul "L'Année Sociologique", yang berisi kumpulan riset tentang sosiologi. itu, Durkheim juga
mengembangkan banyak teori dalam ilmu sosiologi, misalnya tentang tatanan sosial serta fakta sosial.
Dalam penelitiannya, Emile Durkheim menggunakan pendekatan empiris yang digabungkan dengan teori
sosiologi.

Perkenalan dengan ilmu sosial


David Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis, pada 15 April 1858, dari keluarga Yahudi yang
taat. Ayah, kakek, dan kakek buyutnya adalah rabi (pendeta) Yahudi, sehingga ia pun diharapkan
mengikuti jejak mereka. Namun, saat masih kecil, Durkheim memutuskan untuk keluar dari sekolah rabi
setelah menyadari bahwa dirinya memilih menjadi agnostik daripada diindoktrinasi oleh satu agama.
Durkheim tumbuh sebagai siswa yang cerdas dan diterima di Ecole Normale Superieure (ENS),
yakni sekolah pascasarjana terkemuka di Paris, pada 1879 atau di usia 21 tahun. Di sekolah ini, ia satu
angkatan dengan Jean Jaures dan Henri Bergson, yang kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam
kehidupan intelektual Perancis.
Pada periode ini pula, Durkheim banyak membaca karya Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Ketertarikanya pada ilmu sosial juga didorong oleh fenomena politik, salah satunya kekalahan Perancis
dalam Perang Perancis-Prusia. Namun, minatnya pada ilmu sosial sedikit terganjal karena saat itu Perancis
belum memiliki kurikulum ilmu sosial. Pada 1882, Durkheim lulus dengan gelar sarjana filsafat.
Selama beberapa tahun setelahnya, ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah provinsi. Demi
mengejar minatnya, pada 1885, Durkheim memilih meninggalkan Perancis untuk belajar sosiologi hingga
ke Jerman, di mana ia bertemu dan banyak menerima pengaruh dari pelopor psikologi eksperimental,
Wilhelm Wundt

Mereformasi sistem pendidikan Perancis


Ketika di Jerman, Emile Durkheim mempublikasikan beberapa tulisan tentang ilmu sosial dan
filsafat. Berkat tulisannya itulah, ia kembali ke Perancis pada 1887, tepatnya ke Bordeaux, dan akhirnya
mengajar ilmu sosial yang baru dibuka di Universitas Bordeaux. Dari situ, Durkheim kemudian
mereformasi sistem pendidikan Perancis dan memperkenalkan studi ilmu sosial dalam kurikulumnya.
Pada 1893, ia menerbitkan kerya besar pertamanya berjudul "The Division of Labor in Society",
yang berisi tentang pengaruh norma-norma sosial pada individu dalam suatu masyarakat. Dua tahun
kemudian, Durkheim menerbitkan "The Rules of the Sociological Method", yang menjelaskan apa itu
sosiologi dan bagaimana cara kerjanya.
Masih di tahun yang sama, yakni pada 1895, Durkheim akhirnya mendirikan Departemen
Sosiologi di Universitas Bordeaux, menjadi yang pertama di Eropa. Pada 1896, ia mempublikasikan
sebuah jurnal berjudul "L'Année Sociologique", yang berisi tentang penelitian-penelitian sosiologi.
Kemudian pada 1897, Durkheim menerbitkan karya besar ketiganya, "Suicide: A Study in
Sociology," sebuah studi kasus yang mengeksplorasi tingkat bunuh diri yang berbeda di antara umat
Protestan dan Katolik. Dalam karyanya itu, ia juga berargumen bahwa kontrol sosial yang lebih kuat di
antara umat Katolik membuat tingkat bunuh diri lebih rendah. Pada 1902, Durkheim telah menjadi tokoh
sosiologi terkemuka, di mana kuliahnya menjadi satu-satunya kuliah wajib bagi mahasiswa. Ia juga
menjabat sebagai penasihat Kementerian Pendidikan Perancis.
Pada 1912, Durkheim menerbitkan karya besar terakhirnya, "The Elementary Forms of The
Religious Life," sebuah buku yang menganalisis agama sebagai fenomena sosial.
Teori Emile Durkheim
Salah satu misi hidup Emile Durkheim adalah mendorong sosiologi menjadi ilmu yang mandiri
dan terlepas dari pengaruh filsafat dan psikologi. Baginya, sosiologi tidak bisa dipahami dalam keadaan
mental murni, seperti pemikiran Comte dan Spencer yang menempatkan dunia ide sebagai pokok
persoalan.
Salah satu teori yang dikemukakan oleh Emile Durkheim adalah tentang fakta sosial. Fakta sosial
menurut Emile Durkheim harus menjadi pokok persoalan bagi sosiologi dan harus diteliti dengan riset
empiris. Inilah yang kemudian membedakan sosiologi sebagai kegiatan empiris, berbeda dengan filsafat
sebagai kegiatan mental.
Namun, perhatian Durkheim pada fakta sosial membuatnya sering dikritik karena tidak memberi
penekanan pada aspek individu sebagai aktor sosial. Durkheim juga mengkaji konsep tatanan sosial dan
melihat bagaimana masyarakat dapat hidup harmonis dengan konsep ini.
Selain itu, sebagai guru besar ilmu sosial pertama di Perancis, ia memberikan analisis empiris
pada pembagian kerja, kesadaran kolektif, sosiologi agama, dan moral.

Akhir hidup
Perang Dunia I yang dimulai pada 1914 berpengaruh besar bagi kehidupan Emile Durkheim.
Peperangan membuat kehidupannya kacau, terutama setelah mengetahui bahwa banyak siswanya yang
harus terjun membela negara dan tewas dalam perang.
Kondisi ini diperparah dengan meninggalnya sang putra dalam perang. Hancur secara emosional
dan kelelahan bekerja, Durkheim jatuh pingsan dan akhirnya meninggal karena stroke pada 1917.
Ia dimakamkan di Pemakaman Montparnasse. Berkat jasa-jasanya terhadap pembangunan
sosiologi modern, Emile Durkheim dikenal sebagai Bapak Sosiologi Modern.

B. Max Weber
Max Weber memiliki nama lengkap Maximilian Karl Weber. Ia lahir di Erfurt, Saxony, Prussia
pada 21 April 1864. Ia adalah anak dari pasangan Max Weber Sr dan Helene Fallenstein Weber. Ayah
Weber, Max Weber Sr merupakan seorang pengacara aktif dan secara politik cenderung bekerja untuk
kesenangan duniawi. Sementara itu, ibu Weber, Helene Fallenstein Weber, lebih memilih gaya hidup yang
suka bertapa.
Meski terdapat pandangan hidup yang berbeda antara ayah dan ibunya, kehidupan Max Weber
saat kecil sudah dipenuhi dengan intelektual dan wacana. Max Weber kecil suka meremehkan gurunya
ketika di sekolah. Meski demikian, Max Weber melahap segala literatur klasik secara mandiri.
Setelah menyelesaikan sekolahnya, Max Weber belajar hukum, sejarah, filsafat, dan ekonomi di
Universitas Heidelberg. Max Weber kemudian melanjutkan pendidikannya pada 1884 di Universitas
Berlin. Ia lulus ujian pengacara pada 1886 dan meraih gelar Ph.D. Pada 1889, Weber menyelesaikan
tesisnya dan memungkinkan mendapatkan posisi di bidang akademis.

Karier Max Weber


Pada 1893, Max Weber menikah dengan Marianne Schnitger yang merupakan sepupu jauhnya. Ia
kemudian mendapat pekerjaan mengajar ekonomi di Universitas Freiburg pada 1894. Kemudian, pada
1896, Max Weber kembali ke Universitas Heidelberg sebagai seorang profesor. Pada 1897 hingga 1903,
Max Weber mengalami masalah mental, depresi, kecemasan, dan insomnia, sehingga tidak memungkinkan
baginya untuk mengajar. Pada 1903, Max Weber kembali bekerja sebagai editor di sebuah jurnal ilmu
sosial terkemuka. Pada 1904, Max Weber diundang untuk memberikan kuliah di sebuah kongres seni dan
sains di St. Louis, Missouri. Adapun pidato Max Weber saat itu kemudian dikenal luas karena esainya
yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Esai tersebut kemudian diterbitkan pada 1904
dan 1905 yang membahas bahwa kebangkitan kapitalisme modern disebabkan oleh Protestanisme,
khususnya Calvinisme.
Meninggal dunia
Ketika Pecah Perang Dunia I (1914-1919), Max Weber menjadi sukarelawan sebagai pelayan
medis. Saat itu, Max Weber menerbitkan tiga buku tentang agama dalam konteks sosiologis. Adapun
karyanya berupa The Religion of China (1916), The Religion of India (1916), Ancient Yudaism (1917-
1918).
Karya Max Weber tersebut mengontraskan agama dan budaya masing-masing negara dengan
dunia Barat yang menimbang pentingnya faktor ekonomi, agama, hingga sejarah. Pada 1918, Max Weber
kembali mengagajar.
Ia juga ingin menerbitkan volume tambahan tentang Kekristenan dan Islam. Akan tetapi, ketika
wabah Flu Spanyol melanda dunia, Max Weber menjadi korban dan meninggal dunia di Munich, Jerman
pada 14 Juni 1920.
Adapun naskah tentang Ekonomi dan Masyarakat yang belum selesai ditulis Max Weber,
kemudian disempurnakan oleh istrinya dan diterbitkan pada 1922.
Tulisan Max Webber tersebut kemudian membantu membentuk dasar soiologi modern. Pengaruh
pemikiran Max Weber pun menyebar ke seluruh bidang sosiologi, politik, agama, dan ekonomi.

Clifford Geertz
Clifford James Geertz (23 Agustus 1926 – 30 Oktober 2006) adalah seorang
ahli antropologi asal Amerika Serikat. Ia paling dikenal melalui penelitian-penelitiannya
mengenai Indonesia dan Maroko dalam bidang seperti agama (khususnya Islam), perkembangan ekonomi,
struktur politik tradisional, serta kehidupan desa dan keluarga.
Terkait kebudayaan Jawa, ia memopulerkan istilah priyayi saat melakukan penelitian tentang
masyarakat Jawa pada tahun 1960-an, dan mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga
golongan: priyayi, santri dan abangan.[1]
Sejak tahun 1970 hingga meninggal dunia Geertz menjabat sebagai profesor emeritus di Fakultas
Ilmu Sosial di Institute for Advanced Study. Ia juga pernah menjabat sebagai profesor tamu di Departemen
Sejarah Universitas Princeton dari 1975 hingga 2000.

Karya
 "Religion as a Cultural System". In Anthropological Approaches to the Study of
Religion. Ed. Michael Banton. pp. 1–46. ASA Monographs, 3. London: Tavistock
Publications. 1966
 The Religion of Java (1960), University Of Chicago Press 1976 paperback: ISBN 0-
226-28510-3
 Peddlers and Princes: Social Development and Economic Change in Two
Indonesian Towns (1963), University Of Chicago Press 1968 paperback: ISBN 0-
226-28514-6
 Agricultural Involution: the process of ecological change in Indonesia (1964)
 Islam Observed, Religious Development in Morocco and Indonesia (1968), University
Of Chicago Press 1971 paperback: ISBN 0-226-28511-1
 The Interpretation of Cultures (1973), Basic Books 2000 paperback: ISBN 0-465-
09719-7
 Kinship in Bali (1975) coauthor: Hildred Geertz, University Of Chicago Press 1978
paperback: ISBN 0-226-28516-2
 Negara: The Theatre State in Nineteenth Century Bali (1980), Princeton University
Press 2001 paperback: ISBN 0-691-00778-0
 Local Knowledge: Further Essays in Interpretive Anthropology (1983), Basic Books
2000 paperback: ISBN 0-465-04162-0
 "Anti-Anti-Relativism" (1984), American Anthropologist, vol. 86, no. 2, pp. 263–278.
 Works and Lives: The Anthropologist As Author (1988), Stanford University Press
1990 paperback: ISBN 0-8047-1747-8
 After the Fact: Two Countries, Four Decades, One Anthropologist, Harvard
University Press 1995 paperback: ISBN 0-674-00872-3
 Available Light: Anthropological Reflections on Philosophical Topics, Princeton
University Press 2000 paperback: ISBN 0-691-08956-6
 "An inconstant profession: The anthropological life in interesting times"
(2002), Annual Review of Anthropology, vol. 31, pp. 1–19 Viewable at
hypergeertz.jku.at

Anda mungkin juga menyukai