Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH

SOSIOLOGI
muhammad bayu hidayat
PENGERTIAN
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sosiologi mempunyai arti
sebagai “pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan
masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.”
Sementara secara harfiah, sosiologi berasal dari gabungan dua kata, yaitu
“socius” (bahasa Latin) yang berarti kawan dengan “logos” (bahasa Yunani)
yang bermakna ilmu pengetahuan. Maka bisa disimpulkan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat.
SEJARAH SOSIOLOGI
( IBNU KHALDUN)
Sosiologi Islam sudah diketahui sejak abad ke-14. Beberapa pihak menganggap Ibnu Khaldun,
seorang ilmuwan Islam Tunisia dari Afrika Utara; merupakan sosiolog pertama. Dia dinobatkan
sebagai bapak sosiologi. Karyanya yang berjudul Muqaddimah merupakan karya yang
menjelaskan penalaran ilmiah atas kohesi sosial dan konflik sosial. terkenal dengan bukunya
yang berjudul Muqaddimah; yang kemudian diterjemahkan sebagai 'Prolegomena' dalam bahasa
Latin. Ibnu Khaldun menyusun teori dinamika sejarah yang melibatkan konseptualisasi konflik
sosial dan perubahan sosial. Dia mengembangkan dikotomi antara kehidupan yang menetap
dengan kehidupan yang berpindah-pindah, serta konsep "generasi", dan hilangnya kekuasaan
yang tak terelakkan yang terjadi saat para pejuang gurun menaklukkan kota.
sejarah sosiologi
( zaman kuno)
Pemikiran sosiologi dapat ditelusuri hingga era Yunani Kuno. Observasi proto-
sosiologis dapat ditemukan dalam teks-teks pendiri filsafat Barat (Herodotus,
Thukidides, Plato, Polibios dan sebagainya), dan juga pemikiran filsuf non-Eropa
seperti Konfusius. Kecenderungan karakteristik dalam pemikiran sosiologi Yunani
kuno dapat ditelusuri kembali pada lingkungan sosial mereka. Karena jarang ada
organisasi politik yang luas atau terpusat di dalam suatu negara yang
memungkinkan semangat kesukuan atas lokalisme dan permainan bebas. Semangat
lokalisme dan kedaerahan merasuki sebagian besar pemikiran Yunani mengenai
fenomena sosial.
sejarah perkembangan sosiologi

Pada proses perkembanganya, para penggagas ilmu sosiologi menghabiskan puluhan tahun dalam
pencarian orientasi yang tepat bagi bidang studi baru tersebut. Hal uniknya adalah pada awal
kemunculan sosiologi di abad ke-19, banyak terjadi peristiwa bersejarah yang memengaruhi peradaban
manusia. Revolusi politik di Perancis selama abad 18 dan 19 yang menyebabkan pergeseran fokus
sosiologi pada pembentukan ketertiban serta perubahan sosial. Lalu ada Revolusi Industri sebagai tanda
kemunculannya kapitalisme dan sosialisme yang turut memengaruhi perkembangan ilmu sosiologi.
Kedua peristiwa besar tersebut sangat berdampak pada transformasi agama dan juga pertumbuhan kota,
keduanya sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.
Pada periode kemunculannya, Herbert Spencer yang percaya pada teori evolusi milik Charles Darwin menulis
Principle of Sociology sebagai buku pertama dengan penggunaan kata sosiologi. Dalam buku keluaran 1876 itu
Spencer menjabarkan penerapan hukum evolusi biologi pada sosiologi yang mengelaborasikan masyarakat
manusia dan organisme sebagai sebuah analogi. Tujuh tahun setelahnya, Lester F. Ward seorang intelek asal
Amerika menuliskan Dynamic Sociology. Selanjutnya pada 1895 Emil Durkheim menjelaskan perihal metodologi
ilmiah dari sosiologi dalam The Rules of Sociological Method. Masih di abad 19 ada Karl Marx, intelek asal
Inggris, sebagai salah satu tokoh berpengaruh sosiologi yang tidak pernah mendapuk dirinya sebagai seorang
sosiolog dan Max Weber. Memasuki abad 20 ilmu sosiologi mulai berkembang cukup pesat dan menjadi salah satu
ilmu sosial yang paling diminati di Amerika Serikat. Para ilmuwan Amerika tergerak lantaran adanya
industrialisasi serta urbanisasi yang terjadi secara masif di perkotaan Amerika Serikat hingga menyebabkan
perubahan sosial besar-besaran. Pada periode sebelum Perang Dunia I sampai 1930an, mazhab Chicago School
mendominasi. Pada era ini bermunculan para sosiolog asal Amerika ada Albion W. Small, Pitirim Sorokin, C. H.
Cooley, George Herbert Mead, W. E. B du Bois, Talcott Parsons dan masih banyak lainnya.
Jika ada Chicago School di Amerika, maka Eropa juga punya Frankfurt School yang terdiri
dari para pemikir asal Jerman. Pemikiran dari Frankfurt School menjadi yang paling keras
dalam mengkritik sosiologi positivistik Comte dengan dalil tidak berkontribusi banyak pada
sejarah manusia lantaran mengabaikan aspek transformative dan emansipatoris. Merambah
abad ke-21, sosiologi berkembang begitu cepat sampai-sampai muncul aliran sosiologi lain
yang saling mengkritik seperti postmodernisme, poststrukturalisme, postpositivisme, dan
postkolonialisme. Pergerakan ini didukung dengan rumusan George Ritzer tentang sosiologi
sebagai studi yang berparadigma plural. Dengan cakupan awalnya yang sudah luas, sosiologi
kembali "mengekspansi" ruang lingkupnya hingga lahirlah subdisiplin lain di bawah naungan
sosiologi. Contohnya ada Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Hukum,
Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Gender, Sosiologi Agama, dan masih banyak lainnya dengan
tokoh yang tersohornya ada Michel Foucault dan Pierre Bourdieu.

Anda mungkin juga menyukai