Anda di halaman 1dari 12

LIBERALISME

Menurut DR. Hamid Zarkasyi


 pengertian
Secara terminology : Liberalisme berasal dari kata
lebirale yang berarti bebas dan isme yang menunjukkan
suatu paham. Juga bisa dimaknai dengan Aliran
ketatanegaraan dan ekonomi yg menghendaki
demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan
berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur), atau
usaha perjuangan menuju kebebasan.
Secara etimology : Liberalisme adalah sebuah ideologi,
pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis karena
ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan
secara umum
 Dua Masa Pemikiran Liberal
A. Liberal klasik
Yang pertama adalah liberal classic atau early liberalism yang
kemudian menjadi liberal ekonomi yang menekankan pada kebebasan
dalam usaha individu, dalam hak memiliki kekayaan, dalam polesi
ekonomi dan kebebasan melakukan kontrak serta menentang sistem
welfare state.
Dan asumsi liberalisme klasik adalah bagaimana membentuk
suatu negara konstitusional modern.
B. Liberal sosial
Aliran ini menekankan peran negara yang lebih
besar untuk membela hak-hak individu (dalam
pengertian yang luas), seringkali dalam bentuk hukum
antidiskriminasi. Kelompok ini mendukung pendidikan
bebas untuk umum (universal education), dan
kesejahteraan rakyat, termasuk jaminan bagi
penganggur, perumahan bagi tunawisma dan perawatan
kesehatan bagi yang sakit, semua itu didukung oleh
sistem perpajakan. Dengan kata lain liberalisme awal
(early liberalism) lebih menekankan pada hak-hak
ekonomi dan politik.
 Kelahiran Dan Perkembangan Pemikiran Liberal
a. kelahiran
Sejarahnya paham liberalisme ini berasal dari Yunani kuno, salah satu elemen
terpenting dari peradaban Barat. Namun, jika dilacak hingga Abad Pertengahan, liberalism
dipicu oleh kondisi system ekonomi dan politik yang didominasi oleh sistem feodal. Di dalam
sistem ini, raja dan bangsawan memiliki hak-hak istimewa, sedangkan rakyat jelata tidak
diberi kesempatan secara leluasa untuk menggunakan hak-hak mereka, apalagi hak untuk
ikut serta dalam mobilisasi sosial yang dapat mengantarkan mereka menjadi kelas atas.
b. perkembangan
. Perkembangan awalnya terjadi sekitar tahun 1215, ketika Raja John di Inggris
mengeluarkan Magna Charta, dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan raja
kepada bangsawan bawahan. Charta ini secara otomatis telah membatasi kekuasaan Raja
John sendiri dan dianggap sebagai bentuk liberalisme awal (early liberalism). Liberalisme
awal sendiri ditandai dengan perlawanan dan pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
yang cenderung absolut.
 Liberalisme Dalam Agama
Kebebasan intelektual yang mencoba untuk bebas dari agama dan dari Tuhan itu
secara logis merupakan liberalisme dalam pemikiran keagamaan dan itulah yang
pertamakali dirasakan oleh agama-agama di Barat. Sedangkan sebab munculnya gerakan
liberalisasi adalah disebabkannya proyek sekulerisasi yang disebarkan itu gagal.
Liberalisme dalam pemikiran keagamaan atau yang terkenal dengan
theological liberalism berkembang melalui tiga fase perkembangan :
1. Fase pertama : Dari abad ke 17 yang dimotori oleh filsuf Perancis Rene
Descartes yang mempromosikan doktrin rasionalisme atau Enlightenment
yang berakhir pada pertengahan abad ke 18.
Doktrin utamanya adalah :
a. Percaya pada akal manusia
b. Keutamaan individu
c. Imanensi Tuhan
d. Meliorisme (percaya bahwa manusia itu berkembang dan dapat dikembangkan)
Romanticisme yang menekankan pada individualisme, artinya
individu dapat menjadi sumber nilai. Kesadaran-diri (self-
consciousness) itu dalam pengertian religious dapat menjadi
Kesadaran-Tuhan (god- consciousness). Tokohnya adalah Jean-
Jacques, Immanuel Kant, dan Friedrich Schleiermacher.

3. Fase ketiga/terakhir : bermula pada pertengahan abad ke 19


hingga abad ke 20 ditandai dengan semangat modernisme dan
postmodernisme yang menekankan pada ide tentang
perkembangan (notion of progress). Agama kemudian diletakkan
sebagai sesuatu yang berkembang progressif dan disesuaikan
dengan ilmu pengetahuan modern serta diharapkan dapat
merespon isu-isu yang diangkat oleh kultur modern. Itulah
sebabnya maka kajian mengenai doktrin doktrin Kristen kemudian
berubah bentuk menjadi kajian psikologis pengalaman keagamaan
(psychological study of religious experience), kajian sosiologis
lembaga-lembaga dan tradisi keagamaan (sociological study of
religious institution), kajian filosofis tentang pengetahuan dan
 Pokok pokok pemikiran liberalisme
menurut Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi
1. Percaya pada Tuhan, namun bukan Tuhan dalam masalah
kepercayaan. Karena menurut pengasung pemikir-pemikir
liberal sifat-sifat dan ciri-ciri Tuhan yang khusus dan yang
telah ditetapkan dalam kitab itu mereka tolak karena orang-
orang liberal lebih menyukai konsep tuhan yang diambil dari
akal manusia Tuhan dalam kepercayaan ini dianggap tidak
mengetahui kehidupan manusia secara detail dan tidak
mencampuri urusan individu nanusia.
2. Kaum liberal memisahkan antara keyakinan (aqidah) dan etika.
Dengan mengurangi penekanan pada doktrin atau
kepercayaan, mereka perpegang pada prinsip bahwa sama
agama ataupun berbeda agama harus saling menerima dan
3. Kaum liberal tidak ada yang percaya pada keyakinan keagamaan. Mereka menolak
sebagian atau keseluruhan keyakinan-keyakinan. Baik keyakinan trinitas, ketuhanan Yesus,
perawan yang melahirkan, kitab yang datang adalah dari Tuhan dan itu sebagai perkataan Tuhan
secara literal, takdir, neraka, setan dan lain sebagainya. Doktrin satu-satunya yang mereka
terima setelah akan kepercayaan mereka tentang adanya Tuhan adalah mempercayai keabadian
jiwa.

4. Menerima secara mutlak pemisahan antara tempat beribadah dengan negara. Para
pendiri Negara Amerika menyadari akibat dari pemerintahan negara-negara Eropa yang
memaksakan doktrin suatu agama dan menekan agama lain. Maka dari itu kata-kata Tuhan dan
keagamaan tidak terdaapat dalam undang-undang. Ini tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh
agama liberal dalam konvensi konstitusi tahun 1787.

5. Percaya penuh pada kebebasan dan toleransi beragama. Pada mulanya toleransi
dibatasi hanya sekte-sekte dalam Kristen, namun toleransi dan kebebasan penuh bagi kaum
Atheis dan pemeluk agama non-Kristen hanya terjadi pada masa Benyamin Franklin, Jefferson
dan Madison. Kebebasan beragama sepenuhnya berarti bukan hanya kebebasan dalam
beragama tapi bebas dari agama juga, artinya bebas beragama dan bebas untuk tidak beragama
mengenai pemikiran liberalisme menurut
Dr. Hamid Zarkasyi adalah sama halnya
dengan pemikiran liberalisme menurut F.
Gier. Sebagaimana yang telah penulis
paparkan pada slide yang sebelumnya
Ada yang ingin didiskusikan...........???

Anda mungkin juga menyukai