Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT

SOSIAL
FILSAFAT
SOSIAL
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari
Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana
merupakan gabungan dari kata “philo” dan
“sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang Filsafat sosial merupakan kajian dari
luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau filsafat yang mempelajari persoalan-
pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini persoalan perilaku sosial
adalah keinginan untuk mencapai cita pada kemasyarakatan secara kritis,
kebijakan. radikal dan lebih komprehensif.
JOHN L O C K E
John Locke dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1632
Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu
merupakan sekolah terkenal di Inggris.
Pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di
Sekolah Gereja Kristus (Christ Church), Oxford.
Pada tahun 1661, Locke diangkat menjadi dosen di sekolah Gereja Kristus
tempatnya belajar dulu
Pada tahun 1667 ia bekerja pada Lord Ashley, Earl dari shaftesbury. Locke menjadi
sekertaris dan dokter pribadinya.
Minatnya akan filsafat timbul karena membaca secara pribadi karya Descartes dan
bukan karena pengajaran di Oxford. Ia menyelesaikan B.A. pada tahun 1656, dan
M.A. pada tahun 1658. Pada tahun 1659 Locke ditunjuk sebagai senior student di
Oxford. Posisi itu dipegang sampai tahun 1684 ketika ia harus berhenti karena
alasan politik. Ia meninggal tanggal 28 Oktober 1704 dan dikuburkan di
High Laver
PENGETAHUAN POLITIK
Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah Pengaruhpemikiran Locke dalambidangpolitikamatbesar di negara-negara Eropa,
mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut Locke, seluruh sepertiInggris, Prancis, Jerman, bahkanhingga Amerika Serikat. Bapak-bapakpendiri negara
pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme Amerika Serikat, seperti Jonathan Edwards, Hamilton, dan Thomas Jefferson dipengaruhi oleh
yang menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia ide-ide politik Locke. Kemudian para filsufPencerahanPrancis, seperti Voltaire dan
yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia. Montesquieu, juga dipengaruhi oleh Locke.Dengandemikian, dapatdikatakanbahwapemikiran-
pemikiranpolitik Locke juga memengaruhimunculnya Revolusi Prancis tanggal 14 Juli 1789

Pemikiran politik Locke yang terkenal adalah pembagian/pemisahan kekuasaan menjadi tiga:
AGAMA eksekutif (menjalankan undang-undang), legislatif (membuat undang-undang), dan federatif
PandanganLocke tentang agama memengaruhiperkembangan deisme atau agama (memerintah daerah-daerah jajahan).
alamiah. Pandangantersebutmeluas di Barat pada abad ke-19 dan ke-20

Terhadap psikologi dan epistemologi


Munculnya negara-negara sekularistik Pemikiran-pemikiran Locke terhadap pikiran manusia telah membawa pengaruh dalam bidang
Pandangan Locke yang memisahkan urusan negara dan urusan agama dengan sangat psikologi dan epistemologi. Beberapa filsuf dan pemikir setelahnya yang dipengaruhi Locke
ketat merupakan awal dari munculnya negara-negara sekularistik di kemudian hari. adalah David Hartley (1705-1757), Joseph Priestley (1733-1804), Francis Hutcheson (1694-
Negara-negara yang menganut paham sekuler memisahkan dengan ketat urusan 1747), James Mill (1733-1836), dan Étienne Condillac (1715-1780). Mereka mendapat
negara dan urusan agama. pengaruh Locke dalam halmenganalisis pengalaman manusia berdasarkan unsur-unsur
pengalaman, kombinasi unsur-unsur tersebut, dan asosiasi-asosiasi yang terjadi.
Kritik terhadap model negara Locke Kritik terhadap pemisahan negara dan agama
Menurut Simon Petrus L. Tjahjadi, gagasan Locke tentang model negara terlalu Locke merumuskan wewenang negara dan agama dengan amat ketat
mengedepankan kepentingan kaum bangsawan dan kaum pemodal dibandingkan sehingga keduanya menjadi terpisah dan tidak boleh saling mencampuri
kepentingan seluruh rakyat. Hal ituterlihat dari model pembatasan kekuasaan negara wewenang yang lain. Urusan agama adalah keselamatan akhirat sedang
yang menggunakan pembagian kekuasaan antara legislatif dan eksekutif, yang mana urusan negara adalah keselamatan di dunia saat ini, ketika manusia
golongan eksekutif dan federatif diduduki oleh raja dan para menteri, sedangkan
masih hidup.
golongan legislatif diisi golongan bangsawan dan orang-orang kaya.Tidak ada
Persoalannya, menurut Simon Petrus L. Tjahjadi, apakah pemisahan
tempat bagi rakyat biasa di dalam model pembagian kekuasaan ini. Jikalau tidak
adatempat bagi rakyat biasa untuk mengawasi jalannya pemerintahan, maka
itusesuai dengan pandangan agama itusendiri? Kebanyakan agama
pembuatan Undang-Undang dan pelaksanaannya dapat saja disalahgunakan bagi memiliki pandangan bahwa agama harus ikut campur dalam soal-soal
kepentingan pemerintah dan kaum bangsawan saja. Bila ini terjadi, rakyat tidak publik, seperti keadilan sosial, wewenang pemerintahan, dan tuntutan
dapat memperjuangkan kepentingannya melalui sistem negara yang ada, dan moral umum. Perwujudan iman setiap pemeluk agama sering kali harus
akhirnya hanya akan membuat negara kembali ke "keadaan perang" karena terjadi berfungsi juga di dalam persoalan-persoalan umum, sehingga pemisahan
ketidakadilan. Padahal situasi "keadaan perang" itulah yang ingin diatasi Locke. antara agama dan agama seperti yang diusulkan Locke dapat melanggar
keyakinan agama-agama tertentu dan tidak dapat diterima.
GIAMBATISTA
Giambattista Vico (Giovan Battista Vico)

Tanggal Lahir: 23 Juni 1668 Itali


Tanggal Wafat: 23 Januari 1744
VICO
Giambattista Vico adalah seorang filsuf, retorikawan, sejarawan, dan ahli hukum
Italia yang hidup pada Zaman Pencerahan (abad 17-18). Ia dikenal karena
kontribusinya dalam mengkritik perkembangan rasionalisme modern, serta
membela nilai-nilai era klasik dalam pemikiran. Vico menciptakan pola pikir
sistematis dan kompleks, yang berlawanan dengan analisis reduksionis yang
diusung oleh filsuf seperti Descartes.

Salah satu konsep penting yang diperkenalkan oleh Vico adalah aforisme "Verum
esse ipsum factum," yang berarti "Sesuatu yang benar adalah sesuatu yang
diwujudkan." Konsep ini menjadi dasar epistemologi konstruktivis. Vico juga
berperan dalam pengembangan filsafat sejarah modern. Meskipun istilah "filsafat
sejarah" mungkin tidak secara eksplisit disebutkan dalam karyanya, Vico
membahas sejarah filsafat secara filosofis.
Meskipun Vico bukan seorang penganut historisisme, karyanya telah
memengaruhi banyak peneliti modern yang menggabungkan gagasan
historisisme dalam analisis mereka. Tokoh seperti Isaiah Berlin,
Edward Said, dan Hayden White terinspirasi oleh pemikiran Vico
dalam bidang sejarah, sastra, dan metasejarah.
Salah satu karya intelektual terbesar Vico adalah buku "Scienza
Nuova" (Ilmu Baru) yang diterbitkan pada tahun 1725. Dalam buku
ini, Vico mencoba menyusun humaniora secara sistematis menjadi
ilmu tunggal yang dapat merekam dan menjelaskan siklus-siklus
sejarah yang melibatkan bangkit dan runtuhnya peradaban.
Giambattista Vico adalah sosok penting dalam sejarah pemikiran
filosofis dan sejarah pemikiran manusia. Kontribusinya terhadap
epistemologi, filsafat sejarah, dan analisis peradaban telah
memengaruhi berbagai disiplin ilmu dan pemikiran modern.

Anda mungkin juga menyukai