Anda di halaman 1dari 5

JOHN LOCKE

A. Kelahiran dan Wafatnya John Locke

John Locke adalah seorang ahli filsuf yang berasal dari Inggris. John Locke lahir pada
tanggal 29 Agustus 1632 di Wrington, Somerset, Inggris. keluarganya berasal dari kelas
menengah dan ayahnya memiliki beberapa rumah dan tanah di sekitar Pensford, sebuah kota
kecil di bagian selatan Bristol.
Pada usia 72 tahun John Locke menderita penyakit asma sehingga kesehatan John
Locke semakin menurun, ia meninggal pada tanggal 28 Oktober 1704 di kuburkan di High
Laver, London.

B. Pendidikan John Locke

Pada tahun 1647, locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu
merupakan sekolah terkenal di Inggris. pendidikan di sana berpusat pada pelajaran bahasa-
bahasa kuno: yaitu pertama bahasa latin, kemudian bahasa yunani, dan juga bahasa ibrani.
Pada tahun 1652, Locke mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di
Sekolah Gereja Kristus (christ Church), Oxford, dan tinggal di sana sejak Mei 1652. Di
sekolah itu, Locke kurang menyukai metode skolastik dalam berdebat dan juga tema-tema
metafisika dan logika. Karena itu, ia tidak mendapatkan nilai yang mengesankan ketika ia
mendapatkan gelas strata dua. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya unuk membaca
karya-karya sastra, seperti drama, roman, dan sebagainya.
Sejak tahun 1658, locke mulai meminati filsafat alam. Pada awal tahub 1660, ia
berjumpa dengan Robert Boyle yang akan banyak memengaruhinya kelak. Locke menambah
minatnya dengan membaca filsafat mekanis yang baru muncul, yang di mulai dengan
membaca karya Boyle dan ia juga rajin membaca karya-karya Descartes.
Pada tahun 1661, locke diangkat menjadi dosen di sekolah Gereja Kristus tempatnya
belajar dulu. Ia mengajar bahasa Yunani dan bahasa Latin. Kemudian pada tahun 1664, ia
menjadi petugas sensor dalam bidang filsafat moral. Selama periode itu, Locke melanjutkan
minatnya pada bidang pengobatan dan filsafat alam. Kemudian Locke belajar kepada Thomas
Willis selama tahun 1661-1662 dan mempelajari kimia pada tahun 1663 kepada Boyle.

(google,JOHN LOCKE BIOGRAFI:19-10-2019)


C. Karya – karya John Locke

 (1689) "Sebuah Surat Perihal Toleransi" (A Letter Concerning Toleration)


o (1690) "Surat Kedua Perihal Toleransi" (A Second Letter Concerning
Toleration)
o (1692) "Surat Ketiga Perihal Toleransi" (A Third Letter for Toleration)
 (1689) "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of Government)
 (1690) "Essay Perihal Pengetahuan Manusia" (An Essay Concerning Human
Understanding)
 (1693) "Beberapa Pemikiran Perihal Pendidikan" (Some Thoughts Concerning
Education)
 (1695) "Kerasionalan Agama Kristen, sebagaimana Dikatakan di dalam
Alkitab" (The Reasonableness of Christianity, as Delivered in the Scriptures)
o (1695) "Mempertahankan Kerasionalan Agama Kristen" (A Vindication
of the Reasonableness of Christianity

(wikipedia,JOHN LOCKE KARYA:29-10-2019)

D. Bidang Ilmu dan Pemikiran John Locke

1) Tentang pengetahuan

Sampul depan buku "Essay tentang Pemahaman Manusia".


Salah satu pemikiran Locke yang paling
berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai
proses manusia mendapatkan pengetahuan.
Menurut Locke seluruh pengetahuan bersumber dari
pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme
yang menolak pendapat kaum rasionalis yang
mengatakan sumber pengetahuan manusia yang
terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum
seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio
manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi
tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih
(tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari
pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Rasio
manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-
pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga
sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah
pengalaman.
2) Tentang negara

Sampul depan buku "Dua Tulisan tentang Pemerintahan".

Pandangan Locke tentang negara terdapat di dalam


bukunya yang berjudul "Dua Tulisan tentang
Pemerintahan" (Two Treatises of Civil Government). Ia
menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis
tahap-tahap perkembangan masyarakat. Locke membagi
perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni keadaan
alamiah (the state of nature), keadaan perang (the state
of war), dan negara (commonwealth).

Tahap keadaan alamiah

Keadaan alamiah adalah tahap pertama dari


perkembangan masyarakat. Konsep Locke ini serupa
dengan pemikiran Hobbes namun bila Hobbes
menyatakan keadaan alamiah sebagai keadaan "perang
semua lawan semua", maka Locke berbeda. Menurut
Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia
adalah situasi harmonis, di mana semua manusia memiliki
kebebasan dan kesamaan hak yang sama.

Meskipun masing-masing orang bebas terhadap sesamanya, orang hidup berdasarkan


ketentuan hukum kodrat yang diberikan oleh Tuhan. Yang dimaksud hukum kodrat dari
Tuhan menurut Locke adalah larangan untuk merusak dan memusnahkan kehidupan,
kebebasan, dan harta milik orang lain. Dengan demikian, Locke menyebut ada hak-hak
dasariah yang terikat di dalam kodrat setiap manusia dan merupakan pemberian Allah.

Tahap keadaan perang

Tahap kedua adalah keadaan perang. Locke menyebutkan bahwa ketika keadaan
alamiah telah mengenal hubungan-hubungan sosial maka situasi harmoni mulai berubah.
Penyebab utamanya adalah terciptanya uang. Ketidaksamaan harta kekayaan membuat
manusia mengenal status tuan-budak, majikan-pembantu, dan status-status yang hierarkis
lainnya. Untuk mempertahankan harta miliknya, manusia menjadi iri, saling bermusuhan, dan
bersaing. Keadaan alamiah yang harmonis dan penuh damai tersebut kemudian berubah
menjadi keadaan perang yang ditandai dengan permusuhan, kedengkian, kekerasan, dan
saling menghancurkan. Situasi seperti ini berpotensi memusnahkan kehidupan manusia jika
tidak ada jalan keluar dari keadaan perang.

Tahap terbentuknya negara

Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil
menjamin milik pribadi, maka masyarakat sepakat untuk mengadakan "perjanjian asal" atau
yang sering disebut dengan istilah kontrak sosial. Inilah saat lahirnya negara persemakmuran
(commonwealth). Dengan demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan
kesamarataan setiap orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap
warga negara yang mengadakan perjanjian tersebut.
3) Tentang hubungan agama dan negara

Tulisan Locke yang berjudul "Surat-Surat mengenai Toleransi".

Pandangan Locke lain yang penting dan masih


berhubungan dengan konsep negara adalah mengenai
hubungan antara agama dan negara. Pemikiran Locke
mengenai hal ini terdapat di dalam tulisannya yang
berjudul 'Surat-Surat Mengenai Toleransi' (Letters of
Toleration). Locke menyatakan bahwa perlu ada
pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan negara
sebab tujuan masing-masing sudah berbeda. Negara tidak
boleh menganut agama apapun, apalagi jika membatasi
atau meniadakan suatu agama. Tujuan negara adalah
melindungi hak-hak dasar warganya di dunia ini
sedangkan tujuan agama adalah mengusahakan
keselamatan jiwa manusia untuk kehidupan abadi di
akhirat kelak setelah kematian. Jadi, negara berfungsi
untuk memelihara kehidupan di dunia sekarang,
sedangkan agama berfungsi untuk menjalankan ibadah
kepada Tuhan dan mencapai kehidupan kekal.

Agama adalah urusan pribadi, berbeda dengan negara yang merupakan urusan
masyarakat umum. Pemisahan antara keduanya haruslah ditegaskan, dan masing-masing
tidak boleh mencampuri urusan yang lain. Negara tidak boleh mencampuri urusan keyakinan
religius manusia, sedangkan agama tidak boleh melakukan sesuatu yang dapat menghalangi
atau menggagalkan pelaksanaan tujuan negara. Bila negara hendak menghalangi kebebasan
beragama dari warganya, maka rakyat berhak untuk melawan.

Tentang agama

Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Ia menganggap agama Kristen


adalah agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain, karena ajaran-ajaran
Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia. Pengertian tentang Allah juga disusun oleh
pembuktian-pembuktian. Locke berangkat dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk
berakal budi, sehingga pastilah disebabkan karena adanya 'Tokoh Pencipta' yang mutlak dan
maha kuasa, yaitu Allah. Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi, namun ia juga
menyatakan bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji oleh rasio manusia.

(Burhanuddin afid,PEMIKIRAN JOHN LOCKE:21-09-2019)


E. Analisis tentang Pemikiran John Locke
1. Tentang pengetahuan
Berdasarkan hasil analisis kami tentang pemikiran John Locke yaitu kami setuju.
Alasan: menurut John Locke seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman
manusia, John Locke mengibaratkan pengetahuan manusia seperti sebuah kertas putih
atau tabula rasa yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani
oleh manusia itu. Kami sepaham dengan pendapat yang di kemukakan oleh John
Locke, karena pengalaman yang di alami oleh seseorang sangat berpengaruh dalam
pengetahun orang itu sendiri, dari pengalaman-pengalaman yang di alami oleh
seseorang dapat memberikan banyak pengetahuan. Sehingga banyak orang yang
mengatakan bahwa sumber utama dari pengetahuan adalah pengalaman orang itu
sendiri.

2. Tentang negara
Berdasarkan hasil analisis kami tentang pemikiran John Lokce yaitu kami setuju.
Alasan: dalam bukunya yang berjudul” dua tulisan pemerintahan”
Ia menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap perkembangan
masyarakat. Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni keadaan
alamiah, keadaan perang dan negara.
 Tahap keadaan alamiah adalah tahap pertama dari perkembangan masyarakat.
Menurut John Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia adalah
situasi harmonis, dimana semua manusia memiliki kebebasan dan kesamaan
hak yang sama.
 Tahap keadaan perang adalah tahap kedua dari perkembangan masyarakat.
Locke menyebutkan bahwa ketika keadaan alamiah telah mengenal hubungan-
hubungan sosial maka situasi harmoni mulai berubah, karena penyebabnya
adalah uang, status-status yang hierarkis, sehingga berpotensi menimbulkan
permusuhan dan mengarah pada perang.
 Tahap terbentuknya negara, Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan
jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik pribadi, maka
masyarakat sepakat untuk mengadakan “ perjanjian asal” sehingga mendorong
terbentuknya negara.

kami sepaham dengan hasil pemikiran John Locke, karena memang suatu negara
terbentuk karena adanya persamaan latar belakang, tujuan dan kesamaan hak yang sama,
sehingga mereka membuat perjanjian, dan terbentuk suatu negara.

3. Tentang hubungan agama dan negara


Berdasarkan hasil analisis tentang pemikiran John Locke yaitu kami tidak setuju.
Alasan : dalam bukunya yang berjudul “ Surat Surat Mengenai Toleransi “. Locke
menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan negara
sebab tujuan masing masing sudah berbeda. Negara tidak boleh mencampuri urusan
keyakinan religius manusia, sedangkan agama tidak boleh melakukan sesuatu yang
dapat menghalangi atau menggagalkan pelaksanaan negara.
Padahal hubungan negara dan hubungan agama saling berkaitan satu sama lain.
Agama dan negara sama sekali tidak bertentangan seperti yang telah di jelaskan oleh
John locke. Sehingga tidak perluh ada pemisahan secara tegas antara urusan negara
dan urusan agama.

(Analisis pemikiran john locke,KELOMPOK 5:24-10-2019)

Anda mungkin juga menyukai